Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ACS STEMI
DPJP : dr. Ramang Napu SpJP. FIHA
Pembimbing : dr. Edward & dr. Fenny
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Swasta
Suku/bangsa : Indonesia
No. RM : 43-37-93
OS dibawa ke RSUD Kota bogor dengan keluhan nyeri dada sejak 1 hari SMRS.
Awalnya 2 hari SMRS OS mengalami nyeri dada dan sempat berobat ke IGD RSUD,
keluhan berkurang dan OS diperbolehkan pulang. Namun keluhan nyeri dada muncul
kembali dirasakan tiba-tiba keesokan harinya saat OS sedang dalam keadaan tidur. OS
baru pertama kali mengalami keluhan nyeri dada seperti ini. Keluhan terasa seperti
tertimpa beban berat menjalar sampai ke punggung dan bahu kiri. Saat keluhan muncul
OS juga mengaku sulit untuk bernafas, berdebar-debar, telinga berdenging,
terasa melayang dan keringat dingin. OS mengaku pernah memiliki riwayat kolesterol
tinggi dan merupakan perokok aktif 1 bungkus sehari.
Batuk (+) tenggorokan perih (+)
Pusing (-) mual (-) muntah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan ini sebelumnya, HT, DM, Jantung, Asma, Alergi disangkal
Keadaan Umum
Tampak sakit
Suhu : 360C sedang
RR : Kesadaran
26x/menit Composmentis
Nadi : TD : 90/60
100x/menit mmHg
Kepala
Bentuk : normochepal
Posisi : simetris
Mata
Konjungtiva anemis : -/-
Sklera ikterik : -/-
Telinga
Pendengaran : Baik
Darah & cairan : Tidak ada
Mulut
Faring : Dalam batas normal
Uvula : letak ditengah, tidak deviasi
Leher
Trakea : Tidak deviasi
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
JVP : Tidak meningkat
Paru-paru
Inspeksi
Pergerakan dinding dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis kanan kiri
Tidak tampak retraksi sela iga dan pelebaran sela iga
Tidak terlihat luka, kulit kemerahan dan penonjolan tulang
Palpasi :
Fremitus vocal dan fremitus taktil simetris kanan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
Perkusi :
Terdengan sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi
Suara dasar nafas vesikular +/+
Suara tambahan : wheezing -/-, rhonki -/-
Jantung
Inspeksi :
Perkusi :
Palpasi :
Auskultasi :
Palpasi : Teraba supel,nyeri tekan ulu hati (+), hepar dan lien tidak teraba membesar.
Refleks hepatojugular tampak tidak meningkat
Ekstremitas
Akral hangat pada keempat ekstremitas
Hematologi
Hemoglobin 15,2 g/dL
Hematokrit 44,7 %
Leukosit 22.670
Trombosit 310.000
KIMIA DARAH
Glukosa sewaktu 162
Kreatinin 1,5
Ureum 44
SGPT 64
SGOT 38
EKG
Rontgen Thorax
Diagnosa
ACS
STEMI
Tata Laksana
O2 4 lpm
IVFD RL 20 tpm
ISDN 3 x 5 mg SL
Aspilet 80 mg 0-0-1
Clopidogrel 75 mg 1-0-0
Ondansentron 3 x 4 mg IV
Tata laksana (2)
Ondansentron stop
Concor 1 x 2,5 mg
Atorvastatin 1 x 20 mg
Ceftriaxone 2 x 1gr
Prognosa
Ad
vitam Dubia ad bonam
Ad
functionam Dubia ad malam
Ad
sanationam Dubia ad bonam
Follow Up
23-8-2017 23-8-2017
09.00 16.00
Angina pektoris
tidak stabil
(UAP)
Infark miokard
dengan non
elevasi segmen
ST (NSTEMI)
Infark miokard
dengan elevasi
segmen ST
(STEMI)
Indikator kejadian oklusi total pembuluh darah koroner
Memerlukan tindakan revaskularisasi untuk mengembalikan aliran darah dan reperfusi secepatnya
Agen fibrinolitik atau secara mekanis, Intervensi koroner perkutan primer
STEMI Diagnosis ditegakkan bila terdapat angina disertai elevasi segmen ST yg persisten di 2 sadapan bersebelahan
UAP
Jika pemeriksaan EKG normal,
sementara angina masih berlangsung,
pemeriksaan diulang 10-20 mnt
kemudian.
Sering didahului oleh serangan angina pektoris pada sekitar 50% pasien.
Nadi biasanya cepat dan lemah, pasien juga sering mengalami diaphoresis (keringat
berlebihan), mual/muntag, nyeri abdominal, sesak nafas, dan sinkop.
Pada sebagian kecil pasien (20% sampai 30%) IMA tidak menimbulkan nyeri dada.
Silent AMI ini terutama terjadi pada pasien dengan diabetes mellitus dan hipertensi
serta pada pasien berusia lanjut.
STEMI ECG
Tata laksana Umum
Oksigen.
Nitrogliserin (NTG)
Aspirin
Mengurangi/menghilangkan nyeri dada
160-320 mg, segera pada semua pasien
Terapi reperfusi
Agen spesifik fibrin (tenekteplase, alteplase, reteplase lebih disarankan dibanding dengan
agen yang tidak spesifik terhadap fibrin
Antikoagulasi disarankan untuk pasien STEMI yang diberikan agen fibrinolitik hingga
revaskularisasi (bila dilakukan) atau selama pasien dirawat di rumah sakit hingga hari ke 8.
Pilhan antikoagulan: 1. Enoksaparin i.v. diikuti s.c. ; 2. Heparin tidak terfraksi, diberikan
secara bolus intravena sesuai berat badan dan infus
Pada pasien yang diberikan streptokinase, berikan fondaparinuks bolus i.v. diikuti dengan
dosis s.c. 24 jam kemudian
Setelah diberikan fibrinolisis, semua pasien perlu dirujuk ke
rumah sakit yang dapat menyediakan IKP