Вы находитесь на странице: 1из 31

AMELOBLASTOMA

LAPORAN KASUS

KELOMPOK 2

Cut Gusti Ayu 101610101036


Maharja Jathi P 111611101027
Mahardhika S. P. 111611101049
Fitria Krisnawati 111611101064
Mahda Meutiah D 111611101070
Yunita Saskia 111611101078
Erfin Ramadana P 111611101093
Ariska Chintya 111611101098

Pembimbing
drg. M. Ilyas Erdiansyah

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2017
PENDAHULUAN

Tumor/neoplasma secara harfiah berarti pertumbuhan


baru. Neoplasma adalah pembentukan jaringan baru yang
abnormal.
Ada dua tipe neoplasma:
Neoplasma jinak (benign neoplasm) pembentukan
jaringan baru yang abnormal dengan proses pembelahan sel
yang masih terkontrol dan penyebarannya terlokalisir
Neoplasma ganas (malignant neoplasm) pembelahan sel
sudah tidak terkontrol dan penyebarannya meluas. Pada
neoplasma ganas, sel tidak akan berhenti membelah selama
masih mendapat suplai makanan.
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny. B
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Dusun Krajan RT/RW 1/1 Banjarsari
- Banyuwangi
Pekerjaan : Wiraswasta
Anamnesa
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan ada benjolan sejak 2 tahun yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengeluhkan ada benjolan di wajah sebelah kiri bawahnya.
Pasien juga mengeluhkan sering keluar nanah dibagian tersebut.

Riwayat Penyakit dahulu


Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik maupun alergi.

Riwayat Penyakit keluarga


Tidak memiliki riwayat seperti dikeluhkan pasien.
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan fisik status generalis
Vital sign:
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 68/menit
- Respirasi : 18/menit
b. Pemeriksaan rontgenologis
Resume

Pasien mengeluhkan adanya benjolan pada wajahnya,


sebelah kiri bawah dan sering keluar nanah sejak 2
tahun yang lalu.
Vital sign:
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 68/menit
- Respirasi : 18/menit
Diagnosa

Diagnosa
Diagnosa klinis : Ameloblastoma
Diagnosa topik : Ameloblastoma

Penatalaksanaan
Pada pasien ini diberikan terapi sebagai berikut:
Bedah dengan teknik dredging
Medikasi
PEMBAHASAN

Ameloblastoma
Tumor jinak rongga mulut yang berasal dari jaringan
organ enamel yang tidak menjalani diferensiasi
membentuk enamel.
Tumor jinak odontogen, yaitu tumor yang berasal dari
sel epitelial odontogenik.
Pertumbuhannnya lambat, secara lokal invasif dan
sebagian besar tumor ini bersifat jinak.
Epidemiologi

Ameloblastoma biasanya timbul pada kelompok usia dewasa,


paling sering terjadi pada usia 20-50 tahun dengan hampir
setengahnya berada pada dekade ketiga dan keempat masa
hidupnya dan dua pertiganya berusia kurang dari 40 tahun

Tidak ditemukan adanya predileksi gender yang signifikan,


namun menurut Gorlin (1970) persentase laki-laki lebih
besar dibandingkan wanita, yaitu 52% berbanding 48%.
Etiologi

1. Sisa sel dari enamel organ atau sisa-sisa dental lamina.


2. Sisa-sisa dari epitel Malassez, baik sisa dari dental lamina
maupun selubung Hertwig pada ligamen periodontal.
3. Epitelium dari kista odontogenik, terutama kista dentigerous
dan odontoma.
4. Basal sel dari epitelium permukaan dari tulang rahang.
5. Sisa epitel serres pada gingival.
6. Sel basal mukosa oral, hasil dari invaginasi sel basal epitel
tulang rahang yang sedang berkembang.
7. Epitel heterotropik dari bagian tubuh yang lain terutama
kelenjar hipofisis (pituitari) yang bermigrasi ke rahang.
Patofisiologi

Lesi dimulai didalam tulang kanselus dan secara lambat


lesi meluas menyebabkan resorbsi tulang. Seiring dengan
pembesaran lesi maka akan terjadi ekspansi tulang baik
dibagian bukal maupun lingual.
Bersifat infiltratif, tumbuh lambat, tidak berkapsul,
berdiferensiasi baik. Lebih dari 75% terjadi di rahang
bawah, khususnya regio molar dan sisanya terjadi akibat
adanya kista folikular.
Muncul setelah terjadi mutasi-mutasi pada sel normal yang
disebabkan oleh zat-zat karsinogen.
Karsinogenesisnya terbagi menjadi 3 tahap :
1. Inisiasi kontak pertama sel normal dengan zat
Karsinogen yang memancing sel normal tersebut
menjadi ganas.
2. Promosi sel yang terpancing tersebut membentuk
klon melalui pembelahan (poliferasi).
3. Progresi sel yang telah mengalami poliferasi
mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma
ganas.
Mekanisme ameloblastoma tumbuh membesar dan
mengivasi terlihat pada ekspresi TNF-, protein anti apoptotik
(Bel-2,Bcl-XL) dan protein interfase (faktor pertumbuhan
fibroblas [FGF]), matriks metaloproteinase [MMP].
Ameloblastoma mengalami proliferasi terlihat dalam siklus sel
yang berhubungan dalam Ki-67. Mutasi gen p53 tidak terlihat
pada perkembangan atau pertumbuhan ameloblastoma.
Tipe Ameloblastoma

A B C

Ameloblastoma subtipe klinis:


A.Tipe multikistik/solid
B.Tipe unikistik
C.Tipe ekstraosseus/periferal
a. Ameloblastoma multikistik (solid)
Pada penderita lanjut usia
Laki-laki dan perempuan
Perkembangan lambat
Asymptomatis
Pembesaran tumor ekspansi rahang tidak sakit
dan tidak disertai parastesia
85% pada mandibula daerah ramus ascendens
(regio molar)
15% pada region posterior maksila.
Rontgenologis menunjukkan
adanya gambaran radiolusen
yang unilokuler, sebagian
besar menyerupai tipe
multikistik. Gambaran
radiolusen berbentuk skallop
tidak teratur.
b. Ameloblastoma Unikistik
Umumnya pada usia muda
90% didapatkan pada mandibula region
posterior
Asymptomatik
Menimbulkan pembengkakan pada rahang
Pertumbuhan lambat
Lokalis
Rontgenologis : Tampak gambaran radiolusen berbatas jelas mengelilingi
mahkota gigi yang tidak erupsi.
c. Ameloblastoma ekstraosseus/ periferal
Muncul dari sisa-sisa epitelial odontogen di bawah
mukosa Rongga mulut atau dari epitel basal.
Symptomatis
Bertangkai
Ulserasi atau berupa lesi mukosa alveolar/ berupa
gingiva peduculated.
Diameter lesi < 1,5 cm
Ditemukan pada pasien usia lanjut
Sering ditemukan pada gingiva posterior/ mukosa
alveolar, sering terjadi pada mandibula.
Perubahan menjadi ganas jarang terjadi.
Rontgenologis: Tampak radiolusen, permukaan tulang
alveolar sedikit erosi
Penatalaksanaan Ameloblastoma

a. Kuretase

b. Enukleasi

c. Eksisi Blok

d. Hemimandibulektomi

e. Hemimaksilektomi

f. Cryosurgery

g. Dredging methode
a. Kuretase
Kuretase pengangkatan tumor dengan memotongnya dari
jaringan normal di sekitar.
Teknik ini dapat digunakan untuk lesi kecil ameloblastoma unikistik
di mandibula.
Kuretase pembuatan flap mukoperiosteal (envelope flap)
Insisi dibuat pada sulkus gingiva (untuk pasien bergigi) dan pada
alveolar crest (untuk pasien tidak bergigi) flap mukoperiosteal
full thickness dibuka kuretase : kuret digunakan untuk
mengangkat lesi dari kavitas tulang pembuangan tulang, margin
tulang normal juga dibuang dengan pengerokan/scraping untuk
memastikan seluruh tumor dibuang penutupan defek tulang,
defek tulang kecil primary closure; defek tulang besar
secondary intention.
Kegagalan kuretase tertinggalnya pinggiran tumor pada jaringan.
b. Enukleasi

Teknik enukleasi diawali dengan insisi


pembuatan flap mukoperiostal jika dinding lesi
melekat pada periosteum dipisahkan (dengan
pembukaan yang cukup, lesi biasanya dapat
diangkat dari tulang) menggunakan sisi yang
konveks dari kuret ujung tulang yang tajam
dihaluskan irigasi
c. Eksisi Blok

Insisi pada mukosa (semua bagian yang terlibat tumor) Insisi


dibuat menjadi flap Lubang bur ditempatkan pada outline
osteotomi, dengan bur leher panjang Osteotom digunakan untuk
melengkapi pemotongan segmen tulang yang terlibat tumor
dibuang dengan tepi yang aman dari tulang yang normal dan tanpa
merusak border tulang meletakkan flap untuk menutup tulang
penjahitan untuk mempertahankan posisinya
d. Hemimandibulektomi

Merupakan pola yang sama dengan


eksisi blok yang diperluas yang
mungkin saja melibatkan pembuangan
angulus, ramus atau bahkan pada
beberapa kasus dilakukan pembuangan
kondilus.

Pola insisi pada hemimandibulektomi

A B
Tipe umum dari reseksi mandibula. A. Keterlibatan kondilus. B. Tanpa pembuangan kondilus
e. Hemimaksilektomi

Pola Insisi Weber Fergusson Pemotongan tulang pada subtotal maksilektomi


f. Cryosurgery

Cryosurgery memaparkan temperatur dingin yang


ekstrim ke jaringan yang telah diseleksi
menggunakan alat yang mengandung nitrogen cair
untuk mengeliminasi sel-sel yang abnormal.
g. Dredging methode

Metode dredging tindakan enukleasi dan kuretase pada


jaringan tumor untuk mengambil jaringan tumor pada
tulang.
Tujuan dredging mengangkat sisa-sisa sel tumor dan
merangsang pertumbuhan tulang yang baru.
Tahapan metode dredging :
1.Deflasi
2.Enukleasi
3.Dredging
Keuntungan bila enukleasi meninggalkan sisa-sisa
epitel, kuretase bisa mengangkat sisa-sisa tersebut
rekurensi menurun
Kerugian kuretase bersifat lebih destruktif
terhadap tulang sekitar dan jaringan lainnya
(misalnya saraf dan pembuluh darah)
Kesimpulan
Perawatan ameloblastoma tergantung pada tipe ameloblastoma, usia
penderita, dan besanya lesi. Metode dredging sangat tepat bila diterapkan
pada ameloblastoma tipe kistik mengingat tingkat keberhasilan yang telah
dicapai pada perawatan-perawatan yang dilakukan peneliti sebelumnya.
Pemilihan metode ini dikarenakan pada kasus ini merupakan
ameloblastoma tipe unikistik, tulang masih kompak dan cukup tebal, usia
pasien masih muda, dan pasien cukup kooperatif. Keberhasilan pada kasus
ini dengan menggunakan metode dredging tetap harus diobservasi sampai
beberapa tahun kedepan, untuk mengetahui apakah terjadi adanya
rekurensi dari ameloblastoma.
Terimakasi
h...

Вам также может понравиться