Вы находитесь на странице: 1из 63

Subur Prajitno , dr., MS., AKK.

PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
PENDAHULUAN
1) Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, & kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.
2) Perlu Pedoman Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan berupa :
Dokumen Perencanaan & Metode / Cara Penyelenggaraannya.
3) UU No.17 / 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa
Indonesia , arah Pembangunan Kesehatan 20 tahun ke depan sampai
dengan tahun 2025. UU tersebut menetapkan bahwa Pembangunan
Kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan &
manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,
anak, manusia usia lanjut (manula), & keluarga miskin.
4) Harapan SKN 2009 ini terkait dan mengacu pada arah & tahapan
Pembangunan Kesehatan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005-2025.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
PENGERTIAN SKN
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah acuan bentuk & cara
penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya
Tujuan Pembangunan Kesehatan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana dimaksud dalam UUD1945.

Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua


komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan Derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada :
1) Perikemanusiaan,
2) Pemberdayaan dan kemandirian,
3) Adil dan merata, serta
4) Pengutamaan dan manfaat.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
RPJPK Tahun 2005-2025 merupakan arah Pembangunan Kesehatan yang
berkesinambungan. RPJPK 2005-2025 dan SKN 2009 merupakan
Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan sebagai acuan dalam
penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan .
SKN 2009 disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi :
1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,
2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,
3) Kebijakan Pembangunan Kesehatan , dan
4) Kepemimpinan.
SKN 2009 juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam
penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan secara luas, termasuk
penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan dasar secara
global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai
kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan
yang responsif gender.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
LANDASAN SKN
1) Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
2) Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya:
Pasal 28 A, setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan
hidup dan kehidupannya;
Pasal 28 H ayat (1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan ; ayat (3), setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat;
Pasal 34 ayat (2), Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan ; ayat (3), Negara
bertanggung-jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak;
Pasal 28 B ayat (2), setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang; Pasal 28 C ayat (1), setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak
mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan demi kesejahteraan umat manusia.

3) Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan


perundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan. Beberapa peraturan perundangan tersebut
terdapat dalam Lampiran-1 dari RPJP-K Tahun 2005-2025.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
ASAS SISTEM KESEHATAN NASIONAL
A. DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN
Sesuai dengan UU No. 17 /2007 tentang RPJPN 2005-2025,
Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya
dapat terwujud , dengan mendasarkan pada:
1) Perikemanusiaan
Pembangunan Kesehatan harus berlandaskan pada prinsip
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga
kesehatan perlu berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan
selalu menerapkan prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan .
2) Pemberdayaan dan Kemandirian
Setiap orang & masyarakat bersama dengan pemerintah berperan,
berkewajiban, & bertanggung-jawab untuk memelihara &
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat,
& lingkungannya. Pembangunan Kesehatan harus mampu
membangkitkan & mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan
Kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan
atas kemampuan & kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa &
semangat solidaritas sosial serta gotong-royong.

3) Adil dan Merata


Dalam Pembangunan Kesehatan setiap orang mempunyai hak yang
sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
tanpa memandang suku, golongan, agama, & status sosial
ekonominya. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh-kembang, serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
4) Pengutamaan & Manfaat
Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dengan
mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
perorangan atau golongan. Upaya kesehatan yang bermutu
diselenggarakan dengan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan & teknologi serta harus lebih mengutamakan
pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Pembangunan Kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada
dasar kemitraan atau sinergisme yang dinamis & tata
penyelenggaraan yang baik, sehingga secara berhasil guna &
bertahap dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi
peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat, beserta
lingkungannya.
Pembangunan kesehatan diarahkan agar memberikan perhatian
khusus pada penduduk rentan, antara lain : ibu, bayi, anak,
manusia usia lanjut, & masyarakat miskin.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
DASAR SKN
1. Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai dengan tujuan Pembangunan Nasional dalam Pembukaan UUD
1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan
rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN 2009 berdasarkan pada
prinsip hak asasi manusia.
UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain menggariskan bahwa setiap
rakyat berhak atas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan Derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa membedakan
suku, golongan, agama, jenis kelamin, & status sosial ekonomi. Setiap
anak & perempuan berhak atas perlindungan dari kekerasan &
diskriminasi.
2. Sinergisme & Kemitraan yang Dinamis
SKN 2009 akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi
Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar
pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem
lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor
terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu
berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan
nasional.
Pembangunan Kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang
kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan
masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang
dimiliki masing-masing. Kemitraan tersebut diwujudkan dengan
mengembangkan jejaring yang berhasil guna dan berdaya guna, agar
diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai Derajat
Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan,
dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata
penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang baik (good governance).
Pembangunan Kesehatan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional, profesional, serta
bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat (akuntabel).
4. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi berupa
adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya (law enforcement).
5. Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku Pembangunan Kesehatan harus mampu melakukan
antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada
pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku Pembangunan
Kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis
baik yang bersifat internal maupun eksternal.
6. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana kebijakan dan
program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus menerapkan
kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan / keadilan gender dalam
pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
Pembangunan Kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh manfaat
Pembangunan Kesehatan .

7. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan menggunakan
potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil guna dan daya
guna Pembangunan Kesehatan , yang dapat diukur secara kuantitatif dari
meningkatnya peran serta masyarakat dan secara kualitatif dari
meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian
kebijakan pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan
SKN.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
TUJUAN SKN
Terselenggaranya Pembangunan Kesehatan oleh semua potensi bangsa,
baik masyarakat, swasta, pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan
berdaya guna, sehingga terwujud Derajat Kesehatan Masyarakat yang
setinggi-tingginya.

KEDUDUKAN SKN
1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional , untuk mencapai
Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan keadilan
sosial.
2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya
SKN dapat bersinergis secara dinamis dengan berbagai sistem nasional
lainnya, seperti:
a. Sistem Pendidikan Nasional,
b. Sistem Perekonomian Nasional,
c. Sistem Ketahanan Pangan Nasional,
d. Sistem Hankamnas, dan
e. Sistem nasional lainnya.
3. Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di
Daerah
SKN merupakan acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di daerah / Sistem Kesehatan Daerah (SKD)
4. Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan, termasuk
Swasta
Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat
dalam berbagai upaya kesehatan.
Sistem
Sistem
Perekonomian
Hankamnas Nasional
Sistem
Ketahanan Pangan
Sisdiknas Nasional

SJSN
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
SK SK
Daerah Daerah

SK SK
Daerah Daerah

SK SK
Daerah Daerah
Manajemen &
Informasi Pemberdayaan
Kesehatan Masyarakat
Sediaan
Upaya Farmasi
Kesehatan Alkes
Makanan
Sumberdaya
Pembiayaan Manusia
Kesehatan Kesehatan
SUBSISTEM SKN
1. Subsistem Upaya Kesehatan
Berbagai Upaya Kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa
Indonesia diselenggarakan dengan upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan.
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan Kesehatan bersumber dari berbagai sumber : Pemerintah,
Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu
sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan public
good yang menjadi tanggung-jawab pemerintah, sedangkan untuk
pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat private, kecuali
pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi
tanggung-jawab pemerintah. Pembiayaan pelayanan kesehatan
perorangan diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan
dengan mekanisme asuransi sosial yang pada waktunya diharapkan akan
mencapai universal coverage sesuai dengan UU No.40 / 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).
3. Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) :
Pengembangan & pemberdayaan SDMK meliputi :
1) perencanaan kebutuhan SDMK,
2) pengadaan , pendidikan & pelatihan SDMK,
3) pendayagunaan & peningkatan kesejahteraan SDMK,
4) pembinaan & pengawasan SDMK.

4. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, Makanan (SFAM)


SFAM meliputi berbagai kegiatan untuk :
menjamin : aspek keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar ;
ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat, terutama obat
esensial;
perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan
penyalahgunaan obat ;
penggunaan obat yang rasional;
upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan
sumber daya dalam negeri.
5. Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan (SIMK)
SIMK ini meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi / manajemen
kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan.
Manajemen kesehatan berperan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, serta
penyerasian berbagai subsistem SKN dan efektif, efisien, serta
transparansi dari penyelenggaraan SKN tersebut.
Dari segi pengadaan data dan informasi dapat dikelompokkan
kegiatannya sebagai berikut :
1) Pengumpulan, validasi, analisa, dan diseminasi data dan informasi,
2) Manajemen sistem informasi,
3) Dukungan kegiatan dan sumber daya untuk unit-unit yang
memerlukan, dan
4) Pengembangan untuk peningkatan mutu sistem informasi
kesehatan.
6. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat & swasta bukan semata-mata sebagai sasaran
Pembangunan Kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau
penyelenggara dan pelaku Pembangunan Kesehatan.
Dalam pemberdayaan masyarakat meliputi pula upaya peningkatan
lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri. Upaya pemberdayaan
masyarakat akan berhasil pada hakekatnya bila kebutuhan dasar
masyarakat sudah terpenuhi. Pemberdayaan masyarakat dan upaya
kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari Pembangunan
Kesehatan
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
1. Pengertian
Subsistem Upaya Kesehatan adalah bentuk & cara penyelenggaraan
Upaya Kesehatan yang paripurna, terpadu, dan berkualitas.
Paripurna : peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan, (promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif) yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. Tujuan
Tujuan Subsistem Upaya Kesehatan : terselenggaranya Upaya Kesehatan
yang adil, merata, terjangkau, bermutu untuk menjamin terselenggaranya
Pembangunan Kesehatan guna meningkatkan Derajat Kesehatan
Masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Unsur-unsur
a. Upaya Kesehatan
Meliputi :
pelayanan kesehatan konvensional ,
pelayanan kesehatan / pengobatan tradisional & komplementer .
Upaya Kesehatan diutamakan yang mempunyai daya ungkit tinggi
dalam pencapaian sasaran utama Pembangunan Kesehatan yaitu
penduduk rentan (ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, masyarakat
miskin)
b. Sumber Daya Upaya Kesehatan
Terdiri dari SDM kesehatan, biaya, sarana & prasarana, termasuk
fasilitas Upaya Kesehatan , sediaan farmasi & alat kesehatan, serta
manajemen & sistem informasi kesehatan .
Fasilitas Upaya Kesehatan merupakan alat &/ tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan , baik yang dilakukan oleh
pemerintah &/ masyarakat, termasuk swasta.
c. Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan
Upaya Kesehatan harus diberikan berdasarkan standar pelayanan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan
masukan dari organisasi profesi.
Pembinaan dan pengawasan Upaya Kesehatan dilakukan secara
berjenjang melalui standarisasi, sertifikasi, lisensi , akreditasi,
penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan
organisasi profesi dan masyarakat.

d. Penelitian & Pengembangan Upaya Kesehatan


Penelitian & pengembangan dilakukan untuk mendukung peningkatan
mutu Upaya Kesehatan yang berhasil guna & berdaya guna.
Penelitian & pengembangan didasarkan pada masalah kesehatan
prioritas, sumber daya kesehatan, serta aspek terkait lainnya dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan & teknologi yang sesuai.
4. Prinsip
a. Berkesinambungan dan Paripurna
Upaya Kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan secara
berkesinambungan dan paripurna meliputi pencegahan, pengobatan
hingga pemulihan, serta rujukan antar tingkatan Upaya Kesehatan .
b. Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan
Upaya Kesehatan bagi masyarakat harus berkualitas, terjamin
keamanannya bagi penerima dan pemberi Upaya Kesehatan , dapat
diterima masyarakat, efektif dan sesuai, serta mampu menghadapi
tantangan global dan regional.
c. Adil dan Merata
Pemerintah wajib menyediakan fasilitas Upaya Kesehatan yang
berkeadilan dan merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di
bidang kesehatan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan di luar negeri dalam kondisi tertentu.
d. Non diskriminatif
Setiap penduduk harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
kebutuhan medis, bukan status sosial ekonomi dan tidak membeda-
bedakan suku/ras, budaya dan agama, dengan tetap memperhatikan
pengarus-utamaan gender.
e. Terjangkau
Ketersediaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang bermutu
harus terjangkau oleh seluruh masyarakat.
f. Teknologi Tepat Guna
Upaya Kesehatan menggunakan teknologi tepat guna yang berbasis
bukti. Teknologi tepat guna berasas pada kesesuaian kebutuhan dan
tidak bertentangan dengan etika, moral, dan nilai agama.
g. Bekerja dalam Tim secara Cepat dan Tepat
Upaya Kesehatan dilakukan secara kerjasama tim, melibatkan
semua pihak yang kompeten, dilakukan secara cepat dengan
ketepatan/presisi yang tinggi.
Penyelenggaraan
a. Upaya Kesehatan
Tiga tingkatan :
1) Upaya Kesehatan Primer,
2) Upaya Kesehatan Sekunder, dan
3) Upaya Kesehatan Tersier.
Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dimana terjadi kontak
pertama secara perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan
melalui mekanisme rujukan timbal-balik, termasuk penanggulangan
bencana dan pelayanan gawat darurat.
Upaya Kesehatan Sekunder dan Tersier adalah upaya kesehatan tingkat
rujukan maupun rujukan tingkat lanjut.
Upaya Kesehatan diselenggarakan secara berkesinambungan, terpadu,
dan paripurna melalui sistem rujukan.
Rujukan Upaya Kesehatan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung-
jawab secara timbal balik, baik horisontal & vertikal maupun struktural &
fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau
permasalahan kesehatan.
Rujukan dibagi dalam :
1) Rujukan Medik yang berkaitan dengan pengobatan & pemulihan
berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen, dan pengetahuan tentang
penyakit;
2) Rujukan Kesehatan dikaitkan dengan upaya pencegahan &
peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi, dan operasional.
Upaya
Kesehatan

I. Upaya Kesehatan Primer


A. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
II. Upaya Kesehatan Sekunder
A. Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)
III. Upaya Kesehatan Tersier
A. Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)
Upaya Kesehatan Primer
Upaya Kesehatan Primer terdiri dari Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
(PKPP) dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) .
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)
PKPP adalah pelayanan kesehatan dimana terjadi kontak pertama
secara perorangan sebagai proses awal pelayanan kesehatan.
PKPP memberikan penekanan pada pelayanan pengobatan,
pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan,
termasuk di dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat
(healthy life style).
PKPP diselenggarakan oleh tenaga kesehatan yang dibutuhkan dan
mempunyai kompetensi seperti yang ditetapkan sesuai ketentuan
berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun
fasilitas kesehatan perorangan primer baik Puskesmas dan
jaringannya, serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah,
masyarakat, maupun swasta.
PKPP dilaksanakan dengan dukungan pelayanan kesehatan
perorangan sekunder dalam sistem rujukan yang timbal balik.
PKPP diselenggarakan berdasarkan Norma, Standar, Prosedur & Kriteria
(NSPK) pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan
masukan dari organisasi profesi & masyarakat.
PKPP dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang bergerak
(ambulatory) atau menetap ; dapat dikaitkan dengan tempat kerja, seperti
klinik perusahaan; dan dapat disesuaikan dengan lingkungan atau kondisi
tertentu (kesehatan matra, seperti : kesehatan haji, kesehatan kelautan,
kesehatan penerbangan, kesehatan wisata).
Pemerintah wajib menyediakan PKPP di seluruh wilayah NKRI sesuai
kebutuhan, terutama bagi masyarakat miskin, daerah terpencil, perbatasan,
pulau-pulau terluar & terdepan, serta yang tidak diminati swasta.
Pembiayaan PKPP untuk penduduk miskin dibiayai oleh pemerintah,
sedangkan golongan ekonomi lainnya dibiayai dalam sistem pembiayaan
yang diatur oleh pemerintah.
Dalam PKPP termasuk pula pelayanan kesehatan berbasis masyarakat
dalam bentuk seperti Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) , pengobatan
tradisional , pengobatan alternatif yang secara ilmiah telah terbukti aman &
berkhasiat.
b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)
PKMP adalah pelayanan peningkatan , pencegahan , tanpa
mengabaikan pengobatan & pemulihan dengan sasaran keluarga /
kelompok / masyarakat.
Penyelenggaraan PKMP menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota , pelaksanaan operasionalnya dapat didelegasikan ke
Puskesmas.
Masyarakat termasuk swasta dapat menyelenggarakan PKMP sesuai
peraturan yang berlaku dan berkerjasama dengan pemerintah.
Pembiayaan PKMP ditanggung oleh pemerintah bersama masyarakat,
termasuk swasta. Pemerintah wajib melaksanakan & membiayai PKMP
yang berhubungan dengan prioritas pembangunan kesehatan melalui
kegiatan perbaikan lingkungan, peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit dan kematian serta paliatif.
Pelaksanaan PKMP didukung kegiatan lainnya, seperti surveilans,
pencatatan, dan pelaporan.
Pemerintah dapat membentuk fasilitas kesehatan yang secara
khusus ditugaskan untuk melaksanakan upaya kesehatan
masyarakat sesuai keperluan.
Penyelenggaraan PKMP mendukung upaya kesehatan berbasis
masyarakat dan didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat
sekunder.
Upaya Kesehatan Sekunder
Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan, yang
terdiri dari Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS) dan
Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS)
PKPS adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima rujukan
dari PKPP, yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu
pengetahuan serta wajib merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang
merujuk.
PKPS dilaksanakan oleh dokter spesialis atau dokter yang sudah
mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai ijin praktik serta
didukung tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.
PKPS dilaksanakan di tempat kerja maupun fasilitas kesehatan
perorangan sekunder baik Rumah Sakit setara kelas C serta fasilitas
kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.
PKPS harus memberikan pelayanan kesehatan yang aman, sesuai,
efektif, efisien dan berbasis bukti (evidence based medicine) serta
didukung pengembangan IPTEK kesehatan.
PKPS yang bersifat tradisional & komplementer dilaksanakan dengan
berafiliasi dengan atau di rumah sakit pendidikan.
PKPS dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)
PKMS menerima rujukan kesehatan dari PKMP dan memberikan
fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan SDM Kesehatan serta
didukung oleh Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier.
Penyelenggaraan PKMS menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan atau Provinsi sebagai fungsi teknisnya, yakni
melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup
atau tidak memadai dilakukan pada PKMP.
Dalam penanggulangan penyakit menular yang tidak terbatas pada
suatu batas administrasi pemerintahan (lintas kabupaten/ kota),
maka tingkat yang lebih tinggi (provinsi) yang harus menanganinya.
Fasilitas kesehatan penyelenggara PKMS dibangun sesuai dengan
standar. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat milik swasta
harus mempunyai izin sesuai peraturan yang berlaku serta dapat
bekerjasama dengan unit kerja Pemerintah Daerah, seperti
laboratorium kesehatan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL),
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), dan lain-lain.
Upaya Kesehatan Tersier
Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri
dari Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT) dan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT) .
a) Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)
PKPT menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan di
bawahnya, dan wajib merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang
merujuk.
Pelaksana PKPT adalah dokter sub-spesialis atau dokter spesialis yang
telah mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan mempunyai
izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang
diperlukan.
PKPT dilaksanakan di Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus setara
kelas A dan B, baik milik pemerintah maupun swasta yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan sub-spesialistik dan juga termasuk
klinik khusus, seperti pusat radioterapi.
Pemerintah mengembangkan berbagai pusat pelayanan unggulan
nasional yang berstandar internasional untuk memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan dan menghadapi persaingan global dan
regional.
Fasilitas PKPT dapat didirikan melalui modal patungan dengan pihak
asing sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
PKPT wajib melaksanakan penelitian dan pengembangan dasar
maupun terapan dan dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan dan
pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
b) Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)
PKMT menerima rujukan kesehatan dari PKMS dan memberikan
fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia
kesehatan, dan rujukan operasional.
Pelaksana PKMT adalah Dinas Kesehatan Provinsi, Unit kerja
terkait di tingkat Provinsi, Departemen Kesehatan, dan Unit kerja
terkait di tingkat nasional.
Pelaksanaan PKMT menjadi tanggung-jawab Dinas Kesehatan
Provinsi dan Departemen Kesehatan yang didukung dengan kerja
sama lintas sektor.
Institut pelayanan kesehatan masyarakat tertentu secara nasional
dapat dikembangkan untuk menampung kebutuhan pelayanan
kesehatan masyarakat.
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SISTEM SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
Sediaan
Sumberdaya
Pembiayaan Farmasi
Manusia
Kesehatan Alkes
Kesehatan Makanan
Pembangunan
Kesehatan

Masukan Proses Luaran

Lingkungan Manajemen &


Upaya Pemberdayaan
Informasi
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
CARA PENYELENGGARAAN SKN
Pemerintah dan masyarakat termasuk swasta bertanggung-jawab atas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai peran dan fungsinya
masing-masing. Di sektor publik, SKN tidak bisa dijalankan hanya oleh
Departemen Kesehatan atau Dinas yang mengurus kesehatan di daerah.
Penyelenggaraan SKN dapat berjalan dengan baik apabila melibatkan,
antara lain:
sektor pendidikan,
pembangunan fasilitas umum,
sektor pertanian,
sektor keuangan,
sektor perdagangan,
sektor keamanan,
sektor perikanan dan kelautan, dan
sektor terkait lainnya.
Pelaku penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan adalah:
1. Individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat,
lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi,
akademisi, praktisi, serta masyarakat luas, termasuk swasta yang
berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan
berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan
kemampuan masing-masing.
2. Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah berperan
sebagai penanggung-jawab, penggerak, pelaksana, dan pembina
pembangunan kesehatan dalam lingkup wilayah kerja dan kewenangan
masing-masing. Untuk Pemerintah, peranan tersebut ditambah dengan
menetapkan
Kebijakan, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang digunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.
3. Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan
melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-
produk hukum dan mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif.
4. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
berperan menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku di bidang kesehatan.
5. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri
kesehatan, seperti: industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu,
makanan sehat, asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya.
Industri pada umumnya berperan besar dalam memungut iuran dari
para pekerja dan menambah iuran yang menjadi kewajibannya.
6. Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat
perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar
masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman.
Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan
berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
KERJASAMA INTERNASIONAL

SKN merupakan bagian dari sistem nasional, maka wajib berperan aktif
sesuai dengan bidangnya guna mewujudkan tujuan SKN. Kewajiban
berbagai sektor mencakup pemenuhan logistik yang diperlukan sebagai
masukan dalam SKN, pemenuhan SDM dengan kompetensi yang sesuai,
penyediaan insentif finansial dan non finansial, koordinasi
penyelenggaraan, peniadaan atau pengurangan bahan-bahan ataupun
kondisi yang dapat menimbulkan risiko kesehatan, dan peran lainnya yang
berkembang sesuai perubahan lingkungan strategis.

Para pelaku SKN berkewajiban mengembangkan diri agar mampu


berperan di tingkat internasional dalam rangka menjaga agar SKN dapat
berjalan dengan baik. Perubahan lingkungan strategis regional maupun
global dapat mengancam keberhasilan SKN.
Sistem
Kesehatan
Negara lain

Sistem
Kesehatan
Negara lain

Sistem
Kesehatan
Negara lain Sistem
Kesehatan
Negara lain
LAMPIRAN
Alur Pikir
Rencana Pembangunan Kesehatan &
Sistem Kesehatan Nasional
Paradigma Nasional
(Pancasila, UUD 45, Wasantara, Tannas)
UU 23/1992 Kesehatan, UU 17/2007 RPJPN

Kondisi sat ini


Derkesmas rendah
RPJPK & Derkes Rakyat
Sehat
Tujuan
Masalah mendasar mas yg Produk
Nasio
Bangkes SKN setinggi tif nal
tingginya
Ketidakpastian
Hukum
Perilaku
masyarakat buruk Lingkungan strategis
Lingkungan buruk Ideologi, Politik,
Rawan pangan & EkSosBud, Hankam
Rawan Gizi
Akses pelayanan Global, Regional,
publik buruk Nasional, Lokal
Sumberdata kes
terbatas Peluang, Kendala
GAMBARAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN KESEHATAN & SUBSISTEM SKN
SERTA TATA HUBUNGANNYA
DAN LINGKUNGAN STRATEGIS YANG MEMPENGARUHI SKN

Lingkungan Lingkungan
Ilmu & Teknologi Sosial, Agama
Fundamen
& Budaya
Moral :
Penelitian & Kemanusiaan
Pengembangan
Kesehatan

Derajat
Lingkungan Sumberdaya Pemberdayaan Upaya
Kesehatan
Ekonomi Kesehatan Masyarakat Kesehatan
Masyarakat

Lingkungan
Manajemen
Sehat
Kesehatan
Lingkungan Perubahan Sosial Lingkungan
Fisik & Biologi Budaya Politik & Hukum
Catatan : 1) Meliputi : Penelitian & Pengembangan Kesehatan
2) Meliputi : Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan,
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan & Makanan
3) Meliputi : Manajemen & Informasi Kesehatan
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SKN
MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN
LANDASAN SKN
ASAS SKN
DASAR SKN
BENTUK POKOK SKN
TUJUAN SKN
KEDUDUKAN SKN
SUBSISTEM SKN
SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN
TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA
CARA PENYELENGGARAAN SKN
1. Departemen Kesehatan RI ; Sistem Kesehatan Nasional ; Jakarta ,
1984, 1991 , 2004, 2009.

Вам также может понравиться

  • KMS Baru
    KMS Baru
    Документ91 страница
    KMS Baru
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • PP Referat IPD Suwandi
    PP Referat IPD Suwandi
    Документ26 страниц
    PP Referat IPD Suwandi
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Daftar Pertanyaan Audit Internal
    Daftar Pertanyaan Audit Internal
    Документ33 страницы
    Daftar Pertanyaan Audit Internal
    kamto susilo
    100% (1)
  • Referat Interna Sindroma Nefrotik
    Referat Interna Sindroma Nefrotik
    Документ16 страниц
    Referat Interna Sindroma Nefrotik
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Gizi AUD Oke 27 Desember 2013
    Gizi AUD Oke 27 Desember 2013
    Документ89 страниц
    Gizi AUD Oke 27 Desember 2013
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • CM Gizi
    CM Gizi
    Документ58 страниц
    CM Gizi
    quman
    Оценок пока нет
  • Review Aritmia
    Review Aritmia
    Документ40 страниц
    Review Aritmia
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • 03 Klinik & Praktek Dokter
    03 Klinik & Praktek Dokter
    Документ40 страниц
    03 Klinik & Praktek Dokter
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Jantung
    Jantung
    Документ47 страниц
    Jantung
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Makalah Gagal Jantung
    Makalah Gagal Jantung
    Документ17 страниц
    Makalah Gagal Jantung
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Status Gizi
    Status Gizi
    Документ22 страницы
    Status Gizi
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Power Point Refrat Jantung
    Power Point Refrat Jantung
    Документ17 страниц
    Power Point Refrat Jantung
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Kasus Jantung
    Kasus Jantung
    Документ13 страниц
    Kasus Jantung
    Mimin
    Оценок пока нет
  • KMS Baru
    KMS Baru
    Документ36 страниц
    KMS Baru
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Dokumen - Tips - Makalah Laporan Kasus Gnaps
    Dokumen - Tips - Makalah Laporan Kasus Gnaps
    Документ56 страниц
    Dokumen - Tips - Makalah Laporan Kasus Gnaps
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • CM Gizi Dr. Hardjono
    CM Gizi Dr. Hardjono
    Документ29 страниц
    CM Gizi Dr. Hardjono
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Porto Ortho
    Porto Ortho
    Документ20 страниц
    Porto Ortho
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • CM Gizi Dr. Hardjono
    CM Gizi Dr. Hardjono
    Документ29 страниц
    CM Gizi Dr. Hardjono
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Asuhan Dan Skrining Gizi
    Asuhan Dan Skrining Gizi
    Документ2 страницы
    Asuhan Dan Skrining Gizi
    Mahresya Kamajaya
    100% (1)
  • Referat Dakriosistitis
    Referat Dakriosistitis
    Документ20 страниц
    Referat Dakriosistitis
    Roza Insanil Husna
    Оценок пока нет
  • Lab
    Lab
    Документ3 страницы
    Lab
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • LHK Hiv
    LHK Hiv
    Документ4 страницы
    LHK Hiv
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Документ5 страниц
    Cara Kerja
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Panduan Klinis Puskesmas
    Panduan Klinis Puskesmas
    Документ5 страниц
    Panduan Klinis Puskesmas
    Budi Alan
    100% (1)
  • BP
    BP
    Документ9 страниц
    BP
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Gangguan Menstruasi
    Gangguan Menstruasi
    Документ7 страниц
    Gangguan Menstruasi
    Zidni Arifa Luthfi
    100% (1)
  • Responsi RM Bell Palsy
    Responsi RM Bell Palsy
    Документ13 страниц
    Responsi RM Bell Palsy
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Haemorrhoid Fix
    Haemorrhoid Fix
    Документ49 страниц
    Haemorrhoid Fix
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • RESPONSI
    RESPONSI
    Документ72 страницы
    RESPONSI
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет
  • Anatomi Lensa
    Anatomi Lensa
    Документ1 страница
    Anatomi Lensa
    Mahresya Kamajaya
    Оценок пока нет