Вы находитесь на странице: 1из 38

K3L

Good Mining
Practice
Okki Verdiansyah, M.T.

KULIAH BAHAN GALIAN INDUSTRI STTNAS TGS 301


SEMESTER GANJIL- 2015
PERATURAN KESELAMATAN
&
KESEHATAN KERJA
LANDASAN HUKUM

DASAR HUKUM - K3 PERTAMBANGAN

UU NOMOR 11 TH 1967 (Pasal 29)


UU NOMOR 1 TH 1970 (Menimbang, Ps.3 ayat 1a-z)
UU NOMOR 13 TH 2003 (Pasal 86 & 87)
PP NOMOR 32 TH 1969 (Pasal 64 & 65)
PP NOMOR 19 TH 1973 (Pasal 1, 2, & 3)
MPR NOMOR 341 LN 1930
KEPMEN NOMOR 2555.K/201/M.PE/1993
KEPMEN NOMOR 555.K/26/M.PE/1995
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 1

KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)

Pasal 1 ayat (6)


KTT adalah seseorang yang memimpin dan bertanggung
jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan
perundang-undangan K3 pada suatu kegiatan usaha
pertambangan di wilayah yg menjadi tanggung jawabnya.

Pasal 4 ayat (7)


Pengusaha harus menghentikan pekerjaan usaha
pertambangan apabila KTT atau petugas yang di tunjuk tidak
berada pada pekerjaan usaha tersebut.
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 2

KEPALA TEKNIK TAMBANG (KTT)

Pasal 5 ayat (1)


Kegiatan eksplorasi atau eksploitasi baru dapat dimulai
setelah pemegang Kuasa Pertambangan memiliki KTT.

Pasal 5 ayat (2)


Pengusaha wajib menunjuk KTT dan mendapat pengesahan
Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang.
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 3

Pasal 3) ; Larangan Masuk Wilayah KP


Dilarang Masuk atau berada di lokasi KP kecuali bekerja atau
dpt izin.
Orang yang diizinkan hrs disertai KTT atau petugas yg ditunjuk
Jalan yg ditetapkan KTT sbg Jalan Khusus KP apabila diberikan
hak kpd Umum untuk mempergunakan, maka keselamatan
menjadi tanggung jawabnya.
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 4

Pasal 4) ; Pengusaha
Memberitahukan ke KAPIT sebelum Kegiatan Usaha
Pertambangan baru, dimulai
Menyediakan segala peralatan , perlengkapan, APD,
fasilitas dan biaya untuk peraturan ini
Menyediakan Cuma-Cuma APD yg sesuai bagi karyawan
& orang yg memasuki tempat kerja
Menyediakan Akomodasi yg patut utk PIT selama tugas
Membantu sepenuhnya kepada PIT yang sedang
bertugas
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 5

Pasal 11 ; Pengawasan Operasional


KTT dalam melakukan tugas dan fungsinya dibidang K3 dibantu oleh
petugas yang berkompetensi pada pekerjaan tambang, permesinan dan
perlistrikan serta peralatannya

KTT dibantu oleh petugas yang bertanggung jawab


KTT dapat menunjuk atau mengangkat petugas tersebut
apabila pengusaha belum mengangkat
Petugas tersebut adalah Pengawas Operasional dan
Teknis bertanggung jawab kepada KTT
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 6

PENGAWAS OPERASIONAL (Pasal 12)


Pengawas operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT dan diberi
tanggung jawab untuk mengawasi setiap pekerjaan, orang atau
peralatan di area tambang yang menjadi tanggung jawabnya

Bertanggung jawab atas keselamatan pekerja

Melaksanakan Inspeksi, Pemeriksaan, Pengujian


Bertanggung jawab atas keselamatan, Kesehatan dan
Kesejahteraan semua orang yang ditugaskan kepadanya
Membuat dan menandatangani laporan
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 7

PENGAWAS TEKNIS (Pasal 13)


Pengawas Teknis, adalah orang yang memiliki kompetensi dalam
bidang pertambangan, permesinan atau perlistrikan yang bertanggung
jawab kepada KTT terhadap keselamatan dan kesehatan kerja semua
pekerja tambang di area yang menjadi kewenangannya

Bertanggungjawab untuk keselamatan peralatan


Mengawasi dan memeriksa permesinan dan perlistrikan
Merencanakan dan menjamin dilaksanakannya pemeliharaan
peralatan
Melaksanakan pengujian
Membuat laporan
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 9

BUKU TAMBANG (20)


Ada pada setiap tambang yang ada KTT
Disyahkan oleh PIT
Diberi nomor
Media intraksi PIT dan KTT
Disimpan di kantor KTT
Duplikatnya di Kantor KAPIT
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 10

DEPARTEMEN K3 (24)
Mengumpulkan data, menganalisis Kec.
Mengumpulkan data daerah yg berbahaya
Memberikan penerangan/Petunjuk K3
Membentuk dan melatih Tim Rescue
Menyusun statistik
Mengevaluasi K3
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 11

STATISTIK KECELAKAAN TAMBANG (47)


Tingkat kekerapan Kecelakaan (Frekuensi Rate) dlm
1.000.000 jam
Tingkat keparahan Kecelakaan (severity rate) dlm
1.000.000 jam
Dilaporkan oleh KTT ke KAPIT paling lambat 1 bulan
setelah tahun kalender
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 12

PEKERJA TAMBANG (32)


Hak :
Pemeriksaan Kesehatan berkala (27)
Diklat (28-30)
Keberatan bekerja apabila tidak aman (32)
Kewajiban :
Mematuhi peraturan K3 & kerja sesuai SOP
Melaporkan penyimpangan pekerjaan/timbul bahaya kepada
Pengawas
Memakai dan merawat APD
Memberikan keterangan yg benar Kepada PIT (32-6) dan (UU No. 1
th 1970)
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 13

PERSYARATAN PEKERJA TAMBANG (Pasal 26)

1. Sehat Jasmani & Rohani, dan Sesuai sifat pekerjaan


2. Pekerja Wanita tdk boleh di Underground
3. Tdk ditugaskan sendirian pada tempat terpencil/ada
bahaya tak terduga kecuali tersedia alat komunikasi
langsung dgn pekerja lain yg dekat
4. Dalam kondisi Sakit/tdk mampu kerja secara normal,
tdk boleh dipekerjakan
5. Apabila pekerja tambang melanggar, maka dapat
dikenakan sanksi
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 14

PENDIDIKAN & PELATIHAN (28 - 30)


KTT wajib mengadakan diklat :
Pekerja Baru,
Pekerja Tugas Baru,
Penyegaran, dan
Diklat lain yg ditetapkan KAPIT
Diklat diselenggarakan Sendiri atau Kerja Sama
dgn Instansi Pemerintah atau Badan Resmi lainnya.
Setiap Program Diklat tersebut harus mendapat
persetujuan dari KAPIT
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 15

KECELAKAAN TAMBANG (39)


Benar terjadi
Cidera menimpa pekerja tambang atau orang yang diberi izin
Akibat kegiatan usaha pertambangan
Pada Jam kerja
Dalam wilayah KP/ KK
KEPMEN NO:555.K/26/M.PE/1995 16

PENGGOLONGAN CIDERA (40)


1. Ringan (lebih 1 hari s.d. kurang 3 minggu)
2. Berat
lebih 3 minggu; atau
Cacat tetap; atau
Cidera retak tulang ( lengan, kaki, kepala, punggung,
pinggul), pendarahan dalam/ pingsan kurang oksigen,
persendian lepas.
3. Mati
Meninggal 24 jam atau kurang setelah terjadi kecelakaan
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI

KOMUNIKASI LAPANGAN DAN KONSULTASI

Tata cara komunikasi dan konsultasi diterapkan sebagai berikut :


Panitia Pembina K3 (Safety Committee)
Tool Box Meeting
Safety Talk
Safety Meeting
Papan Pengumuman (Site Notice Board)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

ALAT PELINDUNG DIRI YANG WAJIB GO

Baju lengan panjang Kacamata pengaman


& Celana panjang

Sepatu/boot Jaket High-Visibility


pengaman

Helm pengaman

Pengaman telinga
(bila dibutuhkan)

Sarung tangan
pengaman
APD (PPE) .

PPE - HELMET

Helm pengaman harus selalu dipakai di lokasi kerja,


kecuali di tempattempat yang diperkenankan untuk
tidak memakainnya.
Pastikan Helm Pengaman terpakai dengan nyaman
Kencangkan tali helm seperlunya sesuai kebutuhan
Pasanglah ikatan dagu (Chin strap) bilamana
diperlukan misalnya angin kencang,
Ganti dengan segera bilamana helm pengaman
sudah
rusak atau sudah pernah terkena benturan keras
APD (PPE) .

PPE SEPATU SAFETY


Sepatu Safety harus dipakai setiap saat di
tempat kerja.
APD (PPE) .

PPE KACAMATA SAFETY


Kacamata pengaman harus dipakai setiap saat di
lokasi kerja di mana ada resiko menciderai mata
dan:

Pilih sesuai dengan bahaya kerja yang


dilakukan.

Pakai secara benar.

Pilih kacamata pengaman yang memberikan


perlindungan yang sesuai.
APD (PPE) .

PPE SARUNG TANGAN PELINDUNG


Sarung tangan pelindung harus dipakai setiap saat bilamana ada resiko cidera pada
tangan dan :

Sesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.


Pakai dengan benar.
Pilih sarung tangan yang memberikan perlindungan yang sesuai.
Rawat sarung tangan dan jangan diletakkan disembarang tempat
APD (PPE) .

PPE PELINDUNG NAFAS


Pelindung pernapasan harus dipakai dalam keadaan yang dapat menimbulkan bahaya
di mana debu, asap dan uap dapat membahayakan dan :

Terpasang dengan nyaman, pas dan benar.

Pilihlah dengan tepat untuk memberikan


perlindungan yang sesuai dengan potensi
bahayanya.

Back
HOUSEKEEPING

HOUSEKEEPING

Back

Definition
Definition

Good Mining Practice


Good Mining Practice (GMP) adalah pengembangan kegiatan
pertambangan yang baik, kriteria, norma, dan prinsip sehingga
penggunaan dari sumber daya mineral yang dapat memberikan manfaat
yang optimal dan memberikan dampak negatif minimum. Termasuk disini
perijinan, teknik penambangan, keselamatan dan kesehatan kerja,
lingkungan, hubungan antara kegiatan hulu dan hilir, konservasi, dan
nilai tambah, pengembangan masyarakat lokal, dalam kerangka
perundang-undangan, peraturan dan standar yang berlaku .
Semua ini dalam upaya menuju ke Pembangunan yang berkelanjutan.

Good Mining Practice (GMP) is the development of good mining activities, criretia,
norms and principles so that the utilization of mineral resources can provide optimal
benefit and minimal negative impact. This include licensing, mining techniques, safety
and occupational health, environment, relation between upstream and downstream,
conservation and added value and development of the local community in the framework
of existing laws, regulations and standards.

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


Characteristic
Characteristic

Good Mining Practice


a. Komitmen terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

b. Perencanaan yang komprehensif dan menyeluruh dari pengembangan tambang


berdasarkan standar yang berlaku

c. Aplikasi teknologi penambangan yang baik dan benar berdasarkan standar


teknologi yang dapat diterima.

d. Aplikasi prinsip effisiensi dan effektivitas dalam operasi penambangan.

e. Aplikasi prinsip konservasi, nilai tambah, dan keterhubungan hulu dan hilir.

f. Kepedulian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

g. Penerapan prinsip perlindungan lingkungan.

h. Memberikan dan menciptakan perhatian dan dukungan terhadap program


pemberdayaan masyarakat lokal.

i. Memberikan keuntungan yang raional kepada perusahaan.

j. Mencapai prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


Optimasi dan Implementasi

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


PERHAPI
Aplikasi Good Mining
Practice

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


Tambang
Tambang sebagai
sebagai Modal
Modal Pembangunan
Pembangunan

Paradigma Baru

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


PERHAPI
Tahapan Usaha
Pertambangan

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


Definition
Definition

Good Mining Practice


Good Mining Practice (GMP) adalah pengembangan kegiatan
pertambangan yang baik, kriteria, norma, dan prinsip sehingga
penggunaan dari sumber daya mineral yang dapat memberikan manfaat
yang optimal dan memberikan dampak negatif minimum. Termasuk
disini
perijinan, teknik penambangan, keselamatan dan kesehatan kerja,
lingkungan, hubungan antara kegiatan hulu dan hilir, konservasi, dan
nilai tambah, pengembangan masyarakat lokal, dalam kerangka
perundang-undangan, peraturan dan standar yang berlaku .
Semua ini dalam upaya menuju ke Pembangunan yang berkelanjutan.

Good Mining Practice (GMP) is the development of good mining activities, criretia,
norms and principles so that the utilization of mineral resources can provide optimal
benefit and minimal negative impact. This include licensing, mining techniques, safety
and occupational health, environment, relation between upstream and downstream,
conservation and added value and development of the local community in the framework
of existing laws, regulations and standards.

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


Characteristic
Characteristic

Good Mining Practice


a. Komitmen terhadap perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

b. Perencanaan yang komprehensif dan menyeluruh dari pengembangan tambang


berdasarkan standar yang berlaku

c. Aplikasi teknologi penambangan yang baik dan benar berdasarkan standar teknologi
yang dapat diterima.

d. Aplikasi prinsip effisiensi dan effektivitas dalam operasi penambangan.

e. Aplikasi prinsip konservasi, nilai tambah, dan keterhubungan hulu dan hilir.

f. Kepedulian terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

g. Penerapan prinsip perlindungan lingkungan.

h. Memberikan dan menciptakan perhatian dan dukungan terhadap program pemberdayaan


masyarakat lokal.

i. Memberikan keuntungan yang raional kepada perusahaan.

j. Mencapai prinsip pembangunan yang berkelanjutan.


Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat
Optimasi dan Implementasi

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


PERHAPI
Aplikasi Good Mining
Practice

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


Tambang
Tambang sebagai
sebagai Modal
Modal Pembangunan
Pembangunan

Paradigma Baru

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat


PERHAPI
Tahapan Usaha
Pertambangan

Sumber : Irwandy Arif, Mining Law Essentials 2012, Diklat

Вам также может понравиться