Вы находитесь на странице: 1из 16

Amonia merupakan asam lemah, dibandingkan dengan air, amonia memiliki

kemampuan lebih rendah untuk memprotonasi solut atau dapat dikatakan amonia
bersifat lebih basa daripada air.

Asam lemah dalam air, dalam amonia menjadi asam kuat.


CH3COOH + NH3 CH3COO- + NH4+

Molekul netral dalam air, dalam amonia menjadi asam lemah.


NH2-CO-NH2 + NH3 NH4+ + NH2-CO-NH-
Garam NH4+ akan bertindak sebagai asam, sedangkan amida, imida maupun
nitrida akan bertindak sebagai basa dalam NH3(l)
Spesi kimia basa yang lebih kuat dari ion amida, dalam amonia menjadi
basa kuat.

H- + NH3 NH2- + H2
O2- + NH3 NH2- + OH-
Amonia dapat digunakan sebagai pelarut asam-asam HF, HCl, dan CH3COOH.
Ketiga asam tersebut dalam amonia akan mengalami ionisasi sempurna
menghasilkan NH4+ . Maka amonia merupakan pelarut penyetara (levelling
solvent) untuk asam-asam tersebut, karena amonia tidak bisa digunakan untuk
membedakan tingkat keasaman dari HF, HCl, dan CH3COOH. Pelarut basa
seperti amonia umumnya cenderung untuk menyetarakan kekuatan asam-asam.
HX + NH3 NH4+ + X-
KELARUTAN AMONIA

Kelarutan yaitu banyaknya zat terlarut dalam satu liter larutan jenuh pada suhu tertentu.
Dalam suatu reaksi kimia, tidak semua reaksi transfer proton berada pada medium air.
Pelarut non air juga termasuk reaksi molekul yang terhidrolisis untuk menambah
kelarutan dari zat terlarut. Pelarut non air biasanya dilihat dari keencerannya, sifat
autoionisasinya dan nilai permitivitas relatifnya (r). Salah satu contoh pelarut non air
adalah amonia.
Amonia cair banyak digunakan sebagai pelarut non air. Amonia mendidih pada suhu
33C pada satu atmosfer. Meskipun memiliki permitivitas relatif lebih rendah dari air,
amonia baik digunakan sebagai pelarut untuk senyawa anorganik seperti garam
amonium, nitrat, sianida, dan tiosianida, dan senyawa organik seperti amina, alkohol,
dan ester. Ammonia mirip dengan air bila dilihat dari autoionisasinya. Amonia cair
adalah pelarut yang lebih basa daripada air dan meningkatkan keasaman pada banyak
senyawa yang merupakan asam lemah dalam air.
2NH3(l) NH4+(sol) + NH2-(sol)
KELARUTAN AMONIA

Kelarutan amonia dan garam-garamnya sangat besar di dalam air, meskipun


kelarutannya menurun tajam dengan kenaikan suhu. Amonia bereaksi dengan
air secara reversibel menghasilkan ion amonium (NH4+) dan ion hidroksida
(OH-) menurut persamaan reaksi (1) berikut :

Amonia merupakan senyawa yang relatif stabil. Jika dipanaskan dengan kuat
atau dinyalakan maka akan terurai menjadi elemen unsurnya :
2NH3 N2 + 3H2
KELARUTAN AMONIA

Nilai konstanta kesetimbangan (Kb) untuk


persamaan (1) dinyatakan dengan persamaan (2) :
DISOSIASI ELEKTROLIT

Arrhenius mengemukan teorinya tentang disosiasi elektrolit (1887). Menurut teori ini,
molekul-molekul elektrolit, bila dilarutkan dalam air, berdisosiasi menjadi atom-atom
atau gugus-gugus atom yang bermuatan, yang sesungguhnya adalah ion-ion
menghantarkan arus dalam elektrolit dengan migrasi

Disosiasi ini merupakan suatu proses dapat-balik (reversibel), dimana derajart


disosiasinya berbeda-beda menurut derajat pengenceran.

Derajat disosiasi elektrolit kuat dan lemah, dimana derajat disosiasi adalah sama dengan
fraksi molekul yang benar-benar berdisosiasi
DISOSIASI AMONIA

Dalam larutan, amonia bertindak sebagai basa, karena memperoleh ion hidrogen
dari H2O untuk menghasilkan ion amonium dan hidroksida. Sebaliknya, ion
amonium bertindak sebagai asam lemah dalam larutan karena berdisosiasi
membentuk ion hidrogen dan amonia.
Reaksi disosiasi Amonia
NH3 + H2O NH4+ + OH-

Derajat dsosiasi dari elektrolit Amonia dalam larutan 0,1 M adalah 0,013
(Shevla, 1985)
ELEKTROKIMIA AMONIA

Umumnya, potensial elektroda yang diukur dalam amonia cair kurang positif
dibandingkan dengan media air yang sesuai, namun urutan potensial elektroda
sama dengan air (tabel 18)
Elektroda merkuri klorida merkuri yang jenuh merkuri adalah elektroda referensi
kerja yang untuk titrasi potensiometri dalam amonia cair (Watt, 1955). Selain itu,
seri pengganti berikut telah ditetapkan dalam amonia cair dengan menggunakan
metode kimia: Pb, Bi (?), Sn, Sb, As, P (?), Te, Se, S, I (Bergstrom, 1925) .
POTENSIAL ELEKTRODA
DALAM CAIRAN AMONIA
POTENSIAL ELEKTRODA
DALAM CAIRAN AMONIA
Pengurangan polargrafik beberapa spesies dalam larutan amonia cair telah diamati (Tabel
19), walaupun pelarut ini tidak terlalu diinginkan sebagai media polarografi dengan
menggunakan elektroda merkuri tetes karena Kisaran suhu yang sempit tersedia di antara
titik didih amonia dan titik beku merkuri.
POTENSIAL ELEKTRODA
DALAM CAIRAN AMONIA
Kesulitan ini telah diatasi, bagaimanapun, dengan menggunakan konsentrasi
larutan amonia dari zat (mis., NH4NO, NH4SCN, NH4I) yang bersifat
ammono-deliquescent, karena solusinya memiliki titik didih yang jauh lebih
tinggi dari -33. Pengurangan asam dalam amonia cair pada elektroda platina
telah dilaporkan.
prosesnya difusinya susah dikontrol, namun, kurva tegangan arus tidak dapat
direproduksi karena pembentukan platinum hitam pada Permukaan elektroda,
kondisi yang sejauh ini tak dapat dijelaskan.
PERBEDAAN SIFAT FISIK
ANTARA AMONIA VS H2O
SIFAT FISIK AMONIA CAIR
SIFAT COMBUSTIBILITY

Amonia adalah zat yang tidak mudah terbakar dan merupakan zat pengoksidasi kuat

reaksi amonia dalam oksigen


amonia murni tidak terbakar tetapi dengan adanya oksigen, ia terbakar dengan nyala
kuning yang menghasilkan nitrogen dan uap air

4NH3 + 3O2 2N2+ 6H2O

Reaksi dengan CO2


Dibawah tekanan dan temperatur tinggi CO2 yang dicampur dengan amonia akan
membentuk urea

2NH3 + CO2 NH2.CO.NH2 + H2O

Вам также может понравиться