Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KF 428 J.City
PENGERTIAN
Nyeri: suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan atau
ancaman kerusakan jaringan (IASP, 1979).
Nyeri ringan
Berdasarkan Nyeri sedang
derajat nyeri Nyeri berat
FISIOLOGI NYERI
Tiga komponen fisiologi nyeri sebagai berikut:
1. Resepsi : proses perjalanan nyeri
2. Persepsi : kesadaran seseorang terhadap nyeri
3. Reaksi : respon fisiologis & perilaku setelah
mempersepsikan nyeri
Pengukuran Intensitas Nyeri
Metoda yang umumnya digunakan untuk menilai
intensitas nyeri, antara lain (Benzon, 2005):
Antiinflamasi
1. Dewasa (PO) : 2,6 6,2 gram/hari dalam dosis
terbagi.
2. Anak-anak (PO) : 60 110 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi.
Natrium Diklofenak
MERK DAGANG :
Klotaren, Kamaflam, Atranac, Berifen 100 SR, Berifen, Deflamat 100 CR, Deflamat
75, Voltadex, Voltadex Retard, Voltaren, Voltaren Retard, Voltaren SR, Volten, Voren,
Xepathritis, Zegren, Arthrotec, Ostelox, Dolofenac.
KONTRAINDIKASI
Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita asma, urtikaria
atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAID lain.
Penderita tukak lambung.
PERINGATAN DAN PERHATIAN
Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi
jantung atau hipertensi, karena diklofenak dapat
menyebabkan retensi cairan dan edema.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi
ginjal, jantung, hati, penderia usia lanjut dan penderita
dengan luka atau perdarahan pada saluran
pencernaan.
Hindarkan penggunaan pada penderita porifiria hati.
Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena
diklofenak dapat menembus plasenta.
Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena
diklofenak diekskresikan melalui ASI.
Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum
diketahui dengan pasti.
EFEK SAMPING
Efek samping yang umum terjadi seperti
nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi cairan,
diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada
hasil uji hati, indigesti, tukak lambung, pusing,
ruam, pruritis dan tinitus.
Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT,
SGPT) hepatitis.
Dalam kasus terbatas gangguan hematologi
(trombositopenia, leukopenia, anemia,
agranulositosis).
IBUPROFEN
(brufen, ibufen)
Obat ini merupakan derivat asam propionat
Obat ini merupakan golongan NSAID yang paling banyak
digunakan, berkat efek sampingnya yang relatif ringan dan
status OTC-nya di kebanyakan negara.
Daya analgetis dan antiradangnya cukup baik. (Tjay dan
Kirana, 2007). Obat ini biasanya digunakan untuk
mengatasi demam, tapi bisa juga dipakai sebagai anti nyeri
pada sakit gigi.
Absorbsi ibuprofen cepat melalui lambung dan kadar
maksimum dalam plasma dicapai setelah 1-2 jam. Waktu
paruh dalam plasma dicapai sekitar 2 jam. 90% ibuprofen
terikat dalam protein plasma.
Dosis sebagai analgesik 4 kali 400 mg sehari
tetapi sebaiknya dosis optimal pada tiap orang
ditentukan secara individual. Ibuprofen dosis 200
mg dijual sebagai obat generik bebas di beberapa
negara seperti di Indonesia ( Wilmana, 2012).
Aturan Pemakaian:
Dewasa : 1 tablet 200 mg, 2 4 kali sehari,.
Diminum setelah makan
Anak :
1 2 tahun : tablet 200 mg, 3 4 kali sehari
3 7 tahun : tablet 200 mg, 3 4 kali sehari
8 12 tahun : 1 tablet 200 mg, 3 4 kali sehari
Asam Mefenamat
(Topgesic, Mefinal)
Derivat-anthranilat (o-aminobenzoat) ini banyak
digunakan sebagai obat antinyeri dan anti-rematik,
walaupun dapat menimbulkan gangguan lambung-usus,
terutama dispepsia dan diare pada orang orang yang
sensitif. Tidak dianjurkan untuk anak-anak (Tjay dan
Kirana , 2007).
Bentuk Sediaan
Kaplet 250 mg dan 500 mg, Kapsul 250 mg dan 500 mg
Tablet 250 mg dan 500 mg
Efek samping
Mual, muntah, diare, pusing dan perdarahan lambung
Aturan Pemakaian
Dewasa dan anak-anak > 14 tahun
Dosis awal 500 mg lalu dilanjutkan 250 mg setiap 6
jam bila diperlukan
Dosisnya 3 kali sehari 1 tablet (500 mg) setelah makan, digunakan sampai
nyerinya hilang. Selain Ponstan masih banyak merek yang lain seperti
Pondex, Mefinal, Licostan, dan lain-lain
Metampiron (Antalgin)
MERK DAGANG
Baralgin M, Camidon, Caranal, Cornalgin, Defamidon, Duralgin, Emmer,
Erlidon, Erpha Vitalgin, Expogin, Foragin, Ginifar, Hufanal, Iphalgin,
Iphamidon, Kokogin, Mepron, Nalget, Neonovapyron, Neupharalgin,
Neuroval, Novalgin, Oralgin, Panstop, Pronto, Rapidon, Ronalgin, Samtalgin,
Scanalgin, Sohogin, Suwalgin, Trovinal, Vardiksia, Wiolgin, Yekalgin.
KANDUNGAN
antalgin / Methampyrone 500mg
INDIKASI
Sakit kepala, skiatika (rasa sakit pada pinggul/pangkal paha dan paha), nyeri
otot, sakit gigi, neuralgia (nyeri pada saraf), nyeri.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitifitas
Hamil dan menyusui
Gangguan perdarahan
PERHATIAN
Sindroma neuropati (pada penggunaan jangka panjang).
Gangguan ginjal dan hati.
Interaksi obat : antikoagulan, kortikosteroid, antireumatik.
EFEK SAMPING
Reaksi hipersensitifitas
Urtikaria (biduran)
Gatal-gatal
Agranulositosis
DOSIS
3-4 kali sehari 1 kaplet. Maksimal : 4 kaplet/hari
Terapi Analgesik Narkotik
1. Turunan Morfin
Mekanisme Kerja:
Berikatan dengan reseptor opioid pada SSP,
menghamba jalur nyeri, mengubah persepsi
dan respon terhadap rasa sakit menghasilkan
depresi umum SSP (Taketomo, 2002-2003).
Indikasi:
Khusus pada nyeri hebat, akut dan kronis.
Seperti pada fase terminal dari Kanker (Tjay
dan Rahardja, 2010)
ESO: (Farmakoterapi, 2009)
-Alergi (seperti mual, muntah, tremor, delirium,
konvulsi, insomnia, urtikaria, eksantem,
dermatitis kontak, pruritus dan bersin.
-Intoksikasi akut (seperti tidur, koma, frekuensi
napas lambat, tekanan darah menurun, syok,
pupil mengecil, suhu badan rendah, kulit
dingin,tonus otot rangka rendah,depresi napas
dan kematian.
2. Turunan Kodein (Codipront, Codikaf)
Mekanisme Kerja:
Lihat mekanisme kerja hidromorfon
Indikasi:
Memiliki khasiat sama seperti induknya, tetapi
lebih lemah, misalnya 6-7 kali kurang kuat.(Tjay
dan Rahardja, 2010).
ESO:
Pada dosis yang lebih tinggi ( >3 dd 20 mg)
menimbulkan obstipasi dan mual (Tjay dan
Rahardja, 2010).
3. Turunan Meperidin (Dolantin, pethidin)
Durasi analgesinya pada penggunaan klinis 3-5 jam
Mekanisme Kerja:
Lihat mekanisme kerja morfin
Indikasi:
Analgesik (Hardjosaputra et.al.,2008)
ESO:
Pusing, mual, muntah, keringat dingin, mulut kering.
Pemberian secara suntikan dapat menyebabkan
penurunan tekanan darah (Hardjosaputra et.al.,
2008).
4. Fentanil
Mekanisme Kerja:
Berikatan dengan reseptor stereospesifik opioid
terhadap banyak tempat dalam SSP, meningkatkan
ambang nyeri,mengubah persepsi
nyeri,menghambat jalur nyeri (Taketomo, 2002-
2003)
Indikasi:
Penanganan nyeri dan penatalaksanaan nyeri kronik
(Taketomo, 2002-2003).
ESO:
Depresi pernafasan, kekakuan otot, hipotensi,
bradikardia, laryngospasme, mual, muntah,
menggigil, kelelahan, halusinasi pasca bedah
(Hardjosaputra et.al., 2008).
4. Turunan Lain (Tramadol)
Mekanisme Kerja:
Sebagian dari efek analgesiknya dihasilkan oleh
inhibisi intake serotonin dan norepinefrin
(Farmakoterapi 2009)
Indikasi:
nyeri yang tidak terlampau hebat (Tjay dan Rahardja,
2010).
ESO:
Termangu-mangu, berkeringat, pusing, mulut kering,
mual dan muntah juga obstipasi, gatal-gatal, rash
nyeri kepala dan letih (Tjay dan Rahardja, 2010),
ketergantungan fisik dan konvulsi (Farmakoterapi
2009)
Tindakan Non Farmakologi
Menurut Tamsuri (2006), selain tindakan farmakologi
untuk menanggulangi nyeri ada pula tindakan
nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri terdiri dari
beberapa tindakan penaganan berdasarkan :
Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan
untuk mengobati nyeri. Jarum jarum kecil yang dimasukkan pada kulit,
bertujuan menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang
dapat memblok transmisi nyeri ke otak.
Intervensi perilaku kognitif meliputi :
Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan
merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi
mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar mencapai hasil optimal. Dengan
relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.
Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai
sedang. Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio
(mendengar musik), distraksi sentuhan (massase, memegang mainan),
distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)