Вы находитесь на странице: 1из 7

PERANAN SERANGGA BAGI MANUSIA,

EKOSISTEM DAN AGROEKOSISTEM

Oleh:
RAHMANA (D1F1 16 023)
HASRIANI (D1F1 16 004)
NOVIA (D1F1 16 0

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
Peranan Serangga Pada Manusia, Ekosistem dan Agroekosistem

1. Sebagai Bahan Konsumsi Bagi Manusia


Indonesia maupun di negara lain, telah menggunakan serangga
sebagai bahan konsumsi karena serangga memiliki protein yang tinggi,
energi, dan sejumlah vitamin dan mineral. Di Thailand, masyarakat disana
biasanya memakan serangga dalam bentuk telur, larva, atau dewasa baik
dimakan mentah maupun olahan yang dapat meningkatkan aroma dan cita
rasa dari serangga. Di Indonesia, hanya beberapa masyarakat yang
mengkonsumsinya. Serangga yang biasanya dikonsumsi seperti laron,
capung, belalang,jangkrik, rayap dan ulat sagu.
2. Sebagai Bagian Penting Dalam Ekosistem
Serangga pada umumnya mempunyai peranan yang sangat penting
bagi ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung. Tanpa
kehadiran suatu serangga, maka kehidupan suatu ekosistem akan
terganggu dan tidak akan mencapai suatu keseimbangan. Peran serangga
dalam ekosistem diantaranya adalah sebagai :
1
1. Polinator

Serangga secara tidak langsung berperan dalam proses polinasi, karena


serangga hanya bertujuan untuk mendapatkan nektar yang merupakan sumber
makanannya. Terjadinya polinasi, karena secara tidak sengaja serbuk sari
menempel dan terbawa pada tubuh serangga (Satta et al, 1998).

2. Dekomposer

Serangga memeliki peranan yang sangat penting dalam proses


dekomposisi terutama di tanah. Misalnya kumbang tinja dan rayap. Kotoran atau
feses dari hewan dapat mengakibatkan pencemaran terhadap padang rumput. Tinja
sapi yang dibiarkan dipermukaan tanah dapat mematikan atau memperlambat
pertumbuhan tanaman rumput, serta menyebabkan tanaman di sekitarnya kurang
disukai ternak sapi. Selain itu kotoran atau tinja tersebut dapat pula sebagai tempat
meletakan telur bagi vektor pembawa penyakit, dan merupakan tempat hidup bagi
larva parasit pada saluran pencernaan ruminansia. Namun dengan keberadaan
beberapa spesies kumbang pendekomposisi tinja, maka hal tersebut dapat
diminimalisir

2
3. Predator
Dalam kehidupan di suatu ekosistem, serangga juga berperan sebagai agen
pengendali hayati, kaitannya dalam predasi. Serangga berperan sebagai predator
bagi mangsanya baik nematoda, protozoa, bahkan sesama serangga lain. Contohnya
adalah laba-laba. Laba-laba adalah pemangsa lain yang dikenal secara umum.
Beberapa jenis ini membuat jaring. Laba-laba tersebut menunggu di jaringnya
sampaiserangga yang terbang terperangkap. Laba-laba mendekati serangga itu
dengan cepat, menggigit dan langsung memakannya. Kadang-kadang
menyimpannya untuk dimakan kemudian. Beberapa jenis laba-laba lainnya tidak
membuat jaring, tetapi berpindah-pindah dalam kebun untuk memburu mangsa.
4. Parasitoid
Serangga parasitod merupakan serangga yang berperan sebagai parasit
serangga lain. Spalangia endius dan S. nigroaenea serta Pacchyrepoideus vindemiae
merupakan parasitoid yang menyerang pupa lalat rumah dan lalat kandang untuk
kehidupan larva dan pupanya, sedangkan dewasanya hidup bebas. Pada
kehidupan parasitoid secara umum makanannya berupa nektar dan
haemolim inang. Haemolim inang digunakan dalam pembentukan dan
pematangan telur sedangkan nektar dipelukan sejak awal sebagai sumber
energi.
3
4. Bioindikator Suatu Ekosistem
Bioindikator atau indikator ekologis adalah taksa atau kelompok
organsime yang sensitif terhadap dan memperlihatkan gejala terpengaruh terhadap
tekanan lingkungan akibat aktifitas manusia atau akibat kerusakan sistem biotik.
Penggunaan serangga sebagai bioindikator kondisi lingkungan atau ekosistem yang
ditempatinya telah lama dilakukan. Jenis serangga ini mulai banyak diteliti karena
bermanfaat untuk mengetahui kondisi kesehatan suatu ekosistem. Serangga akuatik
selama ini paling banyak digunakan untuk mengetahui kondisi pencemaran air
pada suatu daerah, Larva Odonta juga berpotensi sebagai bioindikator pencemaran
air, karena larva ini sangat sensitif terhadap perubahan kualitas air.
5. Penentu Waktu Kematian Mayat
Pada perkembangannya, kelompok-kelompok serangga nekrofagus
yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi umur mayat berasal dari
ordo Diptera, Coleoptera, Hymenoptera (terutama semut), dan beberapa
Lepidoptera (Jiron & Cartin, 1981). Serangga-serangga tersebut diklaim
dapat menentukan waktu kematian mayat dengan sangat pas, bahkan
melebihi teknik lain.

4
4. Serangga Parasitoid
Serangga parasitoid merupakan serangga yang larvanya hidup
dalam jaringan tubuh serangga lainnya. Serangga parasitoid berfungsi
sebagai musuh alami serangga hama serta meningkatkan keanekaragaman
tanaman. Atau dengan kata lain keberadaan serangga parasitoid dapat
mengurangi resiko serangan hama pada ekosistem sawah serta
meningkatkan stabilitas ekosistem.

5. Serangga Detrritifor
Serangga detritivor merupakan serangga yang berkontribusi
dalam peruraian material organik di ekosistem sawah.

Вам также может понравиться