Вы находитесь на странице: 1из 57

KEBUTUHAN ELIMINASI URINE

DEWI HARTINAH, S.Kep., Ners, M.Si.Med


Eliminasi urine

Eliminasi adalah pengeluaran,


penghilangan, penyingkiran, penyisihan
Eliminasi proses pembuangan sisa-sisa
metabolisme tubuh
Miksi /berkemih adalah proses
pengosongan kandung kemih bila kandung
kemih telah terisi.
Organ yang Berperan dalam Eliminasi
Urine

Ginjal
Ureter
Kandung Kemih
Uretra
Fungsi Masing2 Organ:

Ginjal memindahkan air dari darah dalam


bentuk urin
Ureter mengalirkan urin ke blader,
Dalam blader urin ditampung sd mencapai
batas t3
Dikeluarkan melalui uretra
Ginjal
organ retroperitoneal (dibelakang selaput perut)
terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa.
Di bagian atas (superior) terdapat kelenjar adrenal (juga disebut
kelenjar suprarenal).
Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk
memberi tempat untuk hati.
Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan
duabelas.
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan
lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula
fibrosa
Bagian-bagian Ginjal :

Korteks
Medula
Pelvis Renalis
Calyces
Arteri Renalis
Vena Renalis
Korteks

Fungsi korteks adalah


sebagai tempat terjadinya
filtrasi dan ultrafiltrasi
Di dalam korteks terdapat
jutaan nefron yang terdiri
dari badan malphigi.
Setiap badan malphigi itu
sendiri tersusun :
glomerulus, kapsula
Bowman, tubulus
kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distal.
Medula

Disebut juga sumsum ginjal yang


bentuknya seperti pyramid
Terdiri dari 8-12 piramida renalis,
Berfungsi untuk menyalurkan sisa hasil
filtrasi dari tubulus kolektivus ke kaliks.
Di dalam medula terdapat nefron yang
memanjang dari bagian korteks.
Bagian nefron yang ada di medula
adalah lengkung henle dan tubulus
kolektivus.
Pelvis Renalis

Disebut juga rongga ginjal,


yaitu bagian atas ureter yang melebar.
Pelvis sendiri adalah tempat penampungan
urine dan selanjutnya akan mengalirkan urin
menuju ke kandung kemih atau vesika urinaria
melalui saluran ureter.
Calyces

adalah suatu penampung berbentuk cangkir


dimana urin terkumpul sebelum mencapai
kandung kemih melalui ureter.
Arteri dan Vena
Vena ginjal adalah pembuluh balik yang
berfungsi untuk membawa darah keluar dari
ginjal menuju vena cava inferior kemudian
kembali ke jantung.
Arteri ginjal adalah pembuluh nadi yang
berfungsi untuk membawa darah ke dalam
ginjal untuk disaring di glomerulus
Vena cava inferior (pembuluh balik besar
bawah) adalah pembuluh darah yang
menerima darah dari badan dan kedua kaki
yang mengandung banyak CO2.
Fungsi ginjal

Memegang peranan penting dalam


pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
Mempertahankan suasana keseimbangan
cairan
Mempertahankan keseimbangan kadar
asam dan basa dari cairan tubuh
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir
dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
Ureter

suatu saluran mUskuler berbentuk silider yang


menghantarkan urine dari ginjal menuju
kandung kemih.
Panjang ureter adalah sekitar 20 30 cm
dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm
didekat kandung kemih dan berjalan dari hilus
ginjal menuju kandung kemih.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-
gerakan peristaltik yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:

Dinding luar jaringan ikat (jaringan


fibrosa)
Lapisan tengah lapisan otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan
mukosa
Vesika Urinaria/Kandung Kemih
Sebagai penampung urin.
Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi)
Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul.
Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis
seperti balon karet
Dinding kandung kemih terdiri dari:

Lapisan sebelah luar (peritoneum).


Tunika muskularis (lapisan berotot).
Tunika submukosa.
Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)
Di dalam kandung kemih, terdapat lapisan jaringan otot yang
memanjang ditengah dan melingkar disebut sebagai detrusor,
dan berfungsi untuk mengeluarkan urine.
Pada dasar kandung kemih terdapat lapisan tengah jaringan otot
yang berbentuk lingkaran bagian dalam atau disebut sebagai
otot lingkaran yang berfungsi menjaga saluran antara kandung
kemih keluar tubuh.
Penyaluran rangsangan ke kandung kemih dan rangsangan
motoris ke otot lingkar bagian dalam diatur oleh system saraf
simpatis.
Akibat dari rangsangan ini, otot lingkar menjadi kendur dan
terjadi kontraksi sphingter bagian dalam sehingga urine tetap
tinggal di dalam kandung kemih.
System para simpatis menyalurkan rangsangan motoris kandung
kemih dan rangsangan penghalang ke bagian dalam otot lingkar.
Rangsangan ini dapat menyebabkan terjadinya kontraksi otot
detrusor dan kendurnya sphingter.
Uretra
Saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar Saluran perkemihan
dilapisi membrane mukosa, dimulai dari meatus uretra
hingga ginjal.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari :
Urethra pars Prostatica
Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra
externa)
Urethra pars spongiosa
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira :
3,7-6,2 cm (Taylor),
3-5 cm (Lewis).
Sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara
clitoris dan vagina)
uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi.

Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan :


Lapisan otot polos, Mengandung jaringan elastis dan
otot polos
Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung
pembuluh darah dan saraf.
Lapisan mukosa
Berkemih

Berkemih merupakan proses pengosongan


vesika urinaria (kandung kemih).
Kandung kemih terisi secara progresif hingga
tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas (170-230 ml
urin),
Vesika urinaria dapat menimbulkan rangsangan
saraf bila urinaria berisi 250 400 cc (pada
orang dewasa) dan 200 250 cc (pada anak
anak).
Mekanisme Berkemih/ Miksi
Distensi kandung
kemih(Vesika Urinaria terisi
urine) timbul
rangsangankorteks
serebral melalui medula
spinalisotak memberi
impuls melelalui medula
spinalis ke neuromotoris di
daerah sakralkoneksasi
otot detrusorrelaksasi otot
sfingter internalmiksi.
Proses Pembentukan Urine

Proses Filtrasi ,di glomerulus


Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian
cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen
yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal.
Glomerulus akan memfiltrasi kira-kira 125 ml/mnt.
Tdk semua hasil filtrasi akan dikeluarkan sebagai urin,
tetapi sebagaian zat berupa glukosa, asam amino, Uric
acid, sodium dan potasium akan kembali ke plasma
Cairan yang disaring disebut filtrate glomerulus.
Proses Reabsorbsi, ditubulus-tubulus ginjal
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian
besar dari glukosa, sodium, klorida, fospat dan
beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di
tubulus proximal
Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan
tubuh.
Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif)
dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus
distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan
ke luar
Urin (Air Kemih)
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari
pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya.
Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan
menjadi keruh.
Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan
dan sebagainya.
Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau
amoniak.
Berat jenis 1,015-1,020.
Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga
tergantung dari pada diet (sayur menyebabkan reaksi
alkalis dan protein memberi reaksi asam).
Ciri-Ciri Urin Normal

Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi


berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk.
Warnanya bening oranye tanpa ada endapan
Baunya tajam.
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus
dengan pH rata-rata 6
Komposisi air kemih

Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air


Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme
protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat,
fospat dan sulfat.
Pigmen (bilirubin dan urobilin).
Toksin.
Hormon.
Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

Diet dan Asupan (in take) :


Protein dan natrium dapat menentukan jumlah urine yang
dibentuk. minum kopi juga dapat meningkatkan
pembentukan urine.
Respons Keinginan Awal untuk Berkemih :
Kebiasaan mengabaikan keinginan awal untuk berkemih
dapat menyebakan urine banyak tertahan di dalam vesika
urinaria, sehingga mempengaruhi ukuran vesika urinaria
dan jumlah pengeluaran urine.
Tingkat Perkembangan :
lansia dan bumil frekwensi berkemih sering
Anak memiliki kesulitan untuk mengontrol buang air kecil
Gaya Hidup :
Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas toilet.
Stres psikologis : stress & cemas menstimulasi
frekwensi berkemih
Tingkat aktivitas :
Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika
urinaria yang baik untuk fungsi sphincter.
Kemampuan tonus otot didapatkan dengan
braktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat
menyebabkan kemampuan pengontrolan berkemih
menurun.
Kondisi Penyakit : Diabetes Mellitus
Sosiokultural :
adanya kultur pada masyarakat tertentu yang
melarang untuk buang air kecil di tempat tertentu.
Kebiasaan Seseorang :
Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di
toilet, biasanya mengalami kesulitan untuk
berkemih dengan melalui urineal/pot urine bila
dalam keadaan sakit.
Tonus Otot :
otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis.
Ketiganya sangat berperan dalam kontraksi sebagai
pengontrolan pengeluaran urine.
Pembedahan : anastesi menurunkan filtrasi
glomerulus
Pengobatan :
pemberian diuretik dapat meningkatkan jumlah
urine, sedangkan pemberian obat antikolinergik
dan anthipertensi dapat menyebabkan retensi
urine
Pemeriksaan Diagnostik :
IVP pembatasan intake sblm prosedur.
Cystoscopy edema lokal uretra dan spasme
spincter.
Gangguan Eliminasi Urine
Retensi urine
Inkontinensia Urine
Enuresis
Perubahan Pola Eliminasi Urine
Frekuensi
Urgensi
Disuria
Poliuria
Urinaria Supresi
Retensi urine
Retensi urine merupakan penumpukan urine dalam
kandung kemih akibat ketidakmampuan kandung
kemih untuk mengosongkan kandung kemih.
Hal ini menyebabkan distensi vesika urinaria
merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap.
Dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat
menampung urine sebanyak 3000 4000 ml urine.
Inkontinensia

Inkontinensia urine merupakan


ketidakmampuan otot sphincter eksternal
sementara atau menetap untuk mengontrol
ekskresi urine.
Secara umum, penyebab dari inkontinensia
urine adalah proses penuaan, pembesaran
kelenjar prostat, penurunan kesadaran, serta
penggunaan obat narkotik.
Jenis Inkotinensia

Inkotinensia Dorongan
Inkontinensia total
Inkontinensia stress
Inkotinensia Refleks
Inkontinensia fugsional
Inkotinensia Dorongan
keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine
tanpa sadar, terjadi segera setelah merasa dorongan yang
kuat untuk berkemih
Kemungkinan penyebab
Penurunan kapasitas kandung kemih
Iritasi pada reseptor regangan kandung kemih yang
menyebabkan sepasme
Minum alkohol atau caffeine
Peningkatan cairan
Peningkatan konsentrasi urine
Distensi kandung kemih yang berlebihan
Tanda-tanda inkotinensia dorongan:
Sering miksi (miksi lebih dari 2 jam sekali)
Spasme kandung kemih
Inkontinensia total
keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang terus-
menerus dan tidak dapat diperkirakan
Kemungkinan penyebab:
Disfungsi neurologis
Kontraksi independent dan refleks detrusor karena pembedahan
Trauma atau penyakit yang mempengaruhi syaraf medula spinalis
Fistula
Neuropati
Tanda-tanda inkontinensial total:
Aliran konstant yang terjadi pada saat tidak diperkirakan
Tidak ada distensi kandung kemih
Nocturia
Pengobatan inkontinensia tidak berhasil
Inkontinensia stress
keadaan seseorang yang mengalami kehilangan urine kurang dari 50 ml,
terjadi dengan peningkatan tekanan abdomen.
Kemungkinan penyebab:
Perubahan degeneratif pada otot pelfis dan struktur penunjang yang
berhubungan dengan penuaan.
Tekanan intra abdominal tinggi (obesitas)
Distensi kandung kemih
Otot pelfis dan struktur penunjang lemah
Tanda-tanda inkontensia setres:
Adanya urine menetes dengan peningkatan tekanan abdomen
Adanya dorongan berkemih
Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali)
Inkotinensia Refleks
keadaan dimana seseorang mengalami pengeluaran urine yang tidak
dirasakan, terjadi pada interval yang dapat diperkirakan bila volume
kandung kemih mencapai jumlah tertentu.
Kemungkinan penyebab:
Kerusakan neurologis (lesi medula spinalis)
Tanda-tanda Inkontinensia refleks:
Tidak ada dorongan berkemih.
Merasa bahwa kandung kemih penuh.
Kontraksi atau spasme kandung kemih tidak di hambat pada interval
teratur.
Inkontinensia fugsional

keadaan seseorang yang mengalami


pengeluaran urine secara tanpa disadari dan
tidak dapat diperkirakan
Kemungkinan penyebab:
Kerusakan neurologis(lesi medula sepinalis)
Tanda-tanda inkontinensial fungsional:
Adanya dorongan untuk berkemih
Kontraksi kandung kemih cukup kuat untuk
mengeluarkan
Enuresis

Enuresis merupakan ketidaksanggupan


menahan kemih yang diakibatkan tidak
mampu mengontrol sphincter eksternal.
Biasanya, enuresis terjadi pada anak atau
orang jompo.
Umumnya enuresis terjadi pada malam hari.
Frekuensi
Frekuensi merupakan banyaknya jumlah
berkemih dalam sehari.
Peningkatan frekuensi berkemih dikarenakan
meningkatnya jumlah cairan yang masuk.
Frekuensi yang tinggi tanpa suatu tekanan
asupan cairan dapat disebabkan oleh sistisis.
Frekuensi tinggi dapat ditemukan juga pada
keadaan stres atau hamil.
Urgensi

Urgensi adalah perasaan seseorang yang takut


mengalami inkontinensia jika tidak berkemih.
Pada umumnya, anak kecil memiliki
kemampuan yang buruk dalam mengontrol
sphincter eksternal.
Biasanya, perasaan segera ingin berkemih
terjadi pada anak karena kurangnya
pengontrolan pada sphincter.
Disuria

Disuria adalah rasa sakit dan kesulitan dalam


berkemih.
Hal ini sering ditemukan pada penyakit infeksi
saluran kemih, trauma, dan striktur uretra.
Poliuria

Poliuria merupakan produksi urine abnormal


dalam jumlah besar oleh ginjal, tanpa adanya
peningkatan asupan cairan.
Biasanya, hal ini dapat ditemukan pada
penyakit diabetes mellitus dan penyakit ginjal
kronis.
Urinaria supresi

Urinaria supresi adalah berhentinya


produksi urine secara mendadak.
Secara normal, urine diproduksi oleh ginjal
pada kecepatan 60 120 ml/jam secara
terus menerus.
Bila produksi urine kurang dari 100 ml/hari
dapat dikatakan anuria,
tetapi bila produksiya atara 100 500
ml/hari dapat dikatakan sebagai oliguria.
Jumlah/Hari

Usia

1
1 2 hari 15- 60 ml
2
3 10 hari 100 300 ml
3
10 2 bulan 250 400 ml
4
2 bln 1 tahun 400 500 ml
5
1 3 tahun 500 600 ml
6
3 5 tahun 600 700 ml
7
5 8 tahun 700 1000 ml
8
8 13 tahun 800 1400 ml
9
14 dewasa > 1500 ml
10
Dewasa tua 1500 ml
ASUHAN KEPERAWATAN
300
290
280
270
260
250
240
230
220
210
200
190

Pengkajian
180
170
160
150
140
130
120
110
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10

1. Riwayat keperawatan : pola berkemih, gx dr


perubahan berkemih, faktor yg mempeng
berkemih
2. Px Fisik,
abdomen : pembesaran, pelebaran PD vena,
distensi blader, pembesaran ginjal, nyeri tekan.
genetalia Wnt : inflamasi, lesi skret dr meatus,
getalia laki2 = kebersihan, adanya lesi,
pembesaran skrotum.
3. Intake dan output cairan=
Kaji intake dan output cairan dlm sehari (24 jam),
kebiasaan minum di rumah,
intake (cairan infus, oral, makanan, NGT
Kaji perubahan volume urin u/ mengetahui ketidak
seimbangan cairan,
Output urin dari urinal, cateter bag, drainage ureterostomy,
karakteristik urin = warna, kejernihan, bau, kepekatan.
4. Pemeriksaan diagnostik =
urinalisis =
warna (N=jernih kekuningan), penampilan (N=jernih),
bau(N=beraroma), PH(N=4.5 8.0), BJ(N=1.005 1.030),
Glukosa = (N=negatif), Keton (N = negatif).
Kultur urin (N ; kuman patogen negatif)
Diagnosa Keperawatan

1. G3 pola eliminasi urin = inkontinensia


(def: kondis dimana seseorang tdk mampu
mengendalikan pengeluaran urin)
Kmk berhubungan dg : g3 neuromuskuler, spasme blader,
trauma pelvic, ISK
Kmk data yg ditemukan : inkontinensia, keinginan
berkemih yg segera, sering ke toilet, menghindari
minum, spasme blader, setiap berkemih krg dr 100
ml/lbh 550 ml.
Tujuan yg dihrpkan : klien dapat mengontrol pengeluaran
urin /4 jam,tdk ada tanda inkontinensia/retensi urin,
klien berkemih dlm kead rileks.
Intervensi :

1. Monitor kead blader/2jam


2. Tingkatkan aktivitas (kolab dg fisiotx)
3. Kolaborasi dlm blader training
4. Hindari faktor pencetus inkontinensa spt
cemas
5. Kolab dg dr dlm tx dan kateterisasi
6. Jelaskan ttg pengobatan, kateter, penyebab
dan tindakan lainya.
Diagnosa Keperawatan

2. Retensi urin
(def : kondisi dimana seseorang tdk mampu
mengosongkan blader scr tuntas)
Kmk bd : obstruksi mekanik, pembesaran
prostat, trauma, pembedahan, kehamilan
Kmk ditemukan data : tdk tuntasnya
pengeluaran urin, distensi blader, hipertropi
prostat dan kangker, ISK, pembedahan besar
abdomen
Intervensi
1. Monitor kead blader/2 jam
2. Ukur ntake dan ourput cairan/4 jam
3. Berikan cairan 2000 ml/hari dg kolaborasi
4. Kurangi minum setelah jam 6 malam.
5. Kaji dan monitor analisis urin elektrolit dan BB
6. Lakukan latihan pergerakan
7. Lakukan relaksasi ketika duduk berkemih
8. Ajarkan tehnik latihan dg kolaborasi
dokter/fisioterapi
9. Kolaborasi dlm pemasangan kateter.
SEKIAN-TERIMAKASIH

Вам также может понравиться