Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
THT-KL
Disusun oleh : Wilda Iqrima
Sejak pertengahan tahun 1990-an, istilah sinusitis diganti
menjadi rinosinusitis.
Dengan alasan:
Inervasi
1. Hidung luar diinervasi oleh divisi oftalmika.
Berdasarkan teori struktural, teori revolusioner
dan teori fungsional, maka fungsi fisiologis hidung
dan sinus paranasal adalah :
1. Air conditioning
2. Sebagai penahan suhu
3. Membantu keseimbangan kepala
4. Membantu resonansi suara
5. Sebagai peredam perubahan tekanan udara
6. Membantu produksi mukus
Inflamasi hidung dan sinus paranasal yang
ditandai adanya dua atau lebih gejala, salah satunya
harus termasuk sumbatan hidung/ obstruksi nasi/
kongesti atau pilek (sekret hidung anterior/
posterior).
Di Eropa
Di Indonesia
Dentogen
Infeksi gigi molar, infeksi gigi premolar
Infeksi Tenggorokan
Tonsilitis, infeksi faring, adenoiditis
1. Obstruksi ventilasi dan drenase sinus.
4. Lingkungan.
6. Bakteriologi
KOM terinfeksi, oedem
Tumbuh bakteri/virus/jamur
Hipertrofi jaringan
Menurut The Rhinosinusitis Task Force (RSTF):1,2
1. RS akut : 4 minggu
Pemeriksaan Penunjang
1. Evaluasi Endoskpoik
2. Foto polos sinus paranasal
3. Pemeriksaan Laboratorium
Medikamentosa
Rinosinusitis Kronis
Rinosinusitis Akut
Terapi tambahan meliputi cuci hidung
Pemilihan AB tergantung beratnya
hidung dan irigasi, analgesik, mukolitik,
penyakit dan riwayat pemakaian AB
dekongestan oral
dalam 4-6 minggu
Antimikroba.
1. Ringan dan tidak ada riwayat
Kortikosteroid.
pemakaian AB.
Penatalaksanaan alergi.
2. Sedang dan ada riwayat pemakaian
Terapi tambahan. Irigasi nasal dan
AB.
mukolitik (guaifenesin).
Terapi tambahan meliputi cuci hidung
dekongestan oral
Sinusitis jamur meliputi:
1. Sinusitis jamur invasif
Descending
Orbital
Infection
Komplikasi
Fokal Intakranial
Prognosis Rinosinusitis akut adalah sangat baik, kira-
kira 70%