Вы находитесь на странице: 1из 13

Review Jurnal

Extraction of Sunflower Oil Using Ethanol as Solvent


Karya: Erica R. Baumler, Maria E. Carrin dan Amalia A. Carelli

Kelompok 5:
Intannisa Nur A. 240210140073
M. Fadillah Z.P. 240210140080
Ramadanti Fitra 240210140081
Febrin E. E. S. 240210140085
Rizki Lutfiani 240210140086
Vina Fitriani 240210140088
Pendahuluan

Ekstraksi Sebelumnya Digunakan Tujuan:


minyak bunga digunakan pelarut etanol mengetahui cara
matahari pelarut alcohol dimana etanol kerja etanol
(daya ekstraksi,
umumnya namun mahal ini murah
jumlah dan
dengan cara dibandingkan dapat kualitas dari
pengepresan dengan heksan. diproduksi dari minyak yang
mekanik Akan tetapi hasil diekstraksi, dan
kemudian pelarut heksan fermentasi kinetika ekstraksi
ekstraksi kurang aman dengan oleh etanol)
kembali terhadap material bahan
dengan heksan lingkungan. beragam.
Metode
1. Karakterisasi Sampel
Amati kadar minyak dan padatan sampel

2. Analisis Komponen Minor


Materi yang diekstrak menggunakan etanol,
komponen minor seperti tokoferol, fosfolipid, zat lilin
dan gula, dinyatakan berdasarkan bahan baku yang
diekstrak dan kemudian dirujuk sebagai massa collets
tanpa adanya kandungan air.

3. Studi Ekuilibrium
Jumlah bahan yang diekstraksi dalam fase cair
diukur secara gravimetri dengan penguapan pelarut.
Sisa bahan yang dapat diekstrak di ditetapkan sebagai
perbedaan antara maksimal bahan yang dapat diekstrak
oleh Soxhlet dan bahan yang diekstraksi di fase ca
Metode

4. Eksperimen Ekstraksi Pelarut


Untuk menentukan parameter kinetic ekstraksi.

5. Pemodelan Matematika
Pengukuran keseimbangan selama ekstraksi
pelarut, Kinetika ekstraksi minyak

6. Analisis Statistik
Metode ini digunakan untuk membandingkan
cara pasang perawatan dengan Tingkat signifikansi
Hasil dan Pembahasan
1. Karakterisasi Sampel
Bunga matahari dikarakterisasi secara fisik dan
kimia. Berdasarkan hasil analisis tersebut
didapatkan hasil sebagai berikut:

Panjang sampel : 49.17 7.57 mm


Jari-jari: 9.56 0.34 mm
Kadar air awal : 6.0 0.6% d.b
Kadar lemak : 22.8 0.6% d.b
Karbohidrat total : 44.56 4.60 mg/g d b.

Dapat diperkirakan bahwa jumlah ekstrak yang


didapat ketika sampel diekstrak dengan pelarut
etanol lebih banyak daripada ketika sampel
diekstrak dengan menggunakan n-hexana.

Hasil keseluruhan bahwa dapat disimpulkan


bahwa etanol dapat mengekstrak 38% lebih baik
daripada n-hexana.
Tabel 1. Hasil Ekstraksi dan Komposisi Kimia Material yang diekstraksi dengan Ethanol dan Heksana

(Sumber: Baumler, 2016)


2. Equilibrium Constant
Didefinisikan sebagai rasio jumlah residu yang dapat
diekstrak pada fase solid dan pada misella serta merupakan
tingkat kesulitan untuk mengekstrak zat terlarut pada
matriks solid
Suhu mempengaruhi ekstraksi dengan menggunakan ethanol.

Semakin tinggi suhu maka hasil ekstraksi oleh ethanol semakin


banyak.

Namun, suhu tidak mempengauhi ekstraksi dengan menggunakan


heksana.

Perbedaan dari bentuk kurva pada grafik diatas, dipengaruhi oleh


kelarutan minyak pada pelarut yang digunakan. Pada level
molekular ada yang disebut driving force (atau potensial) yang
menyebabkan minyak dapat terlarut dalam pelarut.
3. Kecepatan ekstraksi minyak menggunakan pelarut etanol

Material yang diekstraksi dengan ethanol


difraksinasi dengan menggunakan n-hexana.
Material yang terlarut dalam heksana perlu
diketahui untuk mengetahui kecepatan ekstraksi
minyak.

Dikarenakan minyak hanya terlarut sebagian dalam


ethanol, driving force berkurang dan konsentrasi
minyak dalam pelarut meningkat dan menjadi 0
ketika konsentrasi telah jenuh.

Rasio sampel : pelarut (1:18) digunakan untuk


mempertahankan driving force agar tetap besar.
Grafik 2. Kinetika ekstraksi minyak pada suhu 50 dan 60oC
menggunakan pelarut ethanol

Berdasarkan grafik, kecepatan ekstraksi meningkat seiring


meningkatnya temperature.
Hanya koefisien B yang hasilnya dipengaruhi oleh temperatur. Baik hasil
koefisien A maupun B dipengaruhi oleh jenis pelarut yang digunakan.
Berdasarkan hasil data eksperimen, pada saat equilibrium constant, hasil
ekstraksi minyak dengan heksana 45% lebih banyak daripada dengan ethanol.
Selain itu, kemampuan ekstraksi ethanol meningkat 10% setiap peningkatan
suhu 10o C, tapi peningkatan suhu tidak mempengaruhi ekstraksi dengan
heksana.
Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan penggunaan etanol sebagai


subtitusi heksan sebagai pelartu pada ekstraksi minyak bunga
matahari.
Pada ekstraksi dengan pelarut ethanol didapatkan 2 fraksi:
fraksi larut heksan yang mengandung minyak bunga matahari
degummed dan tidak larut heksan yang memiliki PL tinggi.
Dengan pengunaan pelarut etanol dapat diperoleh gula dari
hasil ekstraksi.
Dengan pelarut ethanol didapatkan senyawa selain trigliserida
yang dapat diteliti untuk menentukan kualitas minyak.

Вам также может понравиться