bronkus yang biasanya mengenai trakhea dan laring, sehingga sering dinamai dengan laringo tracheobronchitis. Radang ini dapat timbul sebagai kelainan jalan nafas tersendiri atau sebagai bagian dari penyakit sistemik misalnya pada morbili, pertusis, difteri, dan tifus abdominalis. ..................
Istilah bronchitis kronik menunjukkan kelainan
pada bronchus yang sifatnya menahun (berlangsung lama) dan disebabkan oleh beberapa factor, meliputi factor yang berasal dari luar bronchus maupun dari bronchus itu sendiri. Bronchitis kronis merupakan keadaan yang berkaitan dengan produksi mukus trakheabronkhial yang berlebihan, sehingga menimbulkan batuk yang terjadi paling sedikit selama 3 bulan dalam waktu 1 tahun untuk lebih dari 2 tahun secara berturut-turut. Infeksi: staphylococcus (stafilokokus), streptococcus (Streptokokus), Pneumococcus (pneumokokus), Haemophilus influenzae. Alergi Rangsangan lingkungan, misalnya : asap pabrik, asap mobil, asap rokok, dll. Serangan bronchitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembali sebagai Eksaserbasi akut dari bronchitis kronis. Serangan bronchitis disebabkan karena, tubuh terpapar agen infeksi maupun noninfeksi (terutama rokok).iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan menyebabkan timbulnya respon inflamasi yang akan menyebabkan vasodilatasi, kongesti, edema mukosa, dan bronkospasme. Penampilan umum: cenderung overweight, sioanosis akibat pengaruh sekunder polisitemia, edema (akibat CHF kanan), dan barrel chest. Usia: 45-65 tahun Pengkajian: o Batuk persisten, produksi sputum seperti kopi ,dispnea dalam beberapa keadaan,variable wheezing pada saat ekspirasi,serta seringnya infeksi pada sistem resirasi. o Gejala biasanya timbul pada waktu yang lama. Jantung : pembesaran jantung ,cor pulmonal,dan Hematokrit > 60%. Riwayat merokok positif (+) Intralumine o Akibat infeksi dan iritasi yang menahun pada lumen bronkus, sebagian bronkus tertutup oleh secret yang berlebihan o Intramular Dinding bronkus menebal, akibatnya: Kontraksi otot-otot polos bronkus dan bronkiolus seperti pada asma Hipertrofi dari kelenjar-kelenjar mucus Edema dan inflamasi (peradangan), sering terdapat pada bronkhitis dan asma. o Ekstramular o Kelainan terjadi di luar saluran pernapsan.Destruksi dari jaringan paru mengakibatkan hilangnya kontraksi radial dinding bronkus ditambah dengan hiperinflamasi jeringan paru menyebabkan penyempitan saluran napas. COPD merupakan penyakit obstruksi saluran napas, terjadi sedikit demi sedikit, bertahun tahun, biasanya dimulai pada seorang penderita perokok berumur 15-25 tahun produktivitasnya menurun dan timbul perubahan pada saluran pernapasan kecil dan fungsi paru mulai berubah pula.Umur 35-45 tahun timbul batuk produktif.Umur 45-55 tahun timbul sesak napas, hipoksemia dan perubahannya pada pemeriksaan spirometri. Umur 55-65 tahun sudah ada kor pulmonal yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan meninggal dunia. Semua penyakit pernapasan dikarakteristikkan oleh obstruksi kronis pada aliran udara. Penyebab utama obstruksi bermacam-macam., misalnya ; oJalan napas oPelengketan mukosa oPenyempitan lumen jalan napas oKerusakan jalan napas oTakipnea dan ortopnea Pemeriksaan Radiologis Pemeriksaan radiologis sangat membantu dalam menegakan atau menyokong diagnosis dan menyingkirkan penyakit- penyakit lain. Pemeriksaan Faal Paru Pada pemeriksaan fungsi paru FVC (kapasitas vital kuat) dan fev folume ekspirasi kuat mengalami penurunan menjadi kurang dari 20 %. Analisis Gas Darah pemeriksaan gas darah arteri PH <> 45 mmHg, sedangkan yang normal PH 7,35- 7,45 dan PaCO2 35-45 mmHg, serta pO2 75-100 mmHg. Penatalaksanaan pada penderita COPD prinsipnya adalah untuk meringankan keluhan simptomatik, memperbaiki serta mempertahankan fungsi paru dan usaha pencegahan harus dilakukan seperti penghentian merokok, menghindari polusi udara. Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah : 1. Pemberian bronkodilator Teoillin Golongan teofilin biasanya diberikan dengan dosis 10-15 mg/kg berat badan per oral. Agonis B2 Sebaiknya diberikan scara aerosol atau nebulizer. Dapat juga diberikan kombinasi obat secara aerosol maupun oral, sehingga diharapkan mempunyai efek bronkodilator lebih kuat. Pemberian kortikosteroid Pada beberapa penderita pemberian kortikosteroid akan mengurangi obstruksi saluran pernapasan. Usaha untuk mengeluarkan dan mengurangi mukus, merupakan pengobatan yang utama dan penting pada pengelalaan COPD. Untuk itu dapat dilakukan : Minum air putih yang cukup agar tidak dehidrasi. Ekspektoran.Yang sering digunakan gliserilquaiakolat, kalium yodida dan ammonium klorida Nebulizasi dan humidifikasi dengan uap air menurunkan viskositas dan mengencer sputum. Mukolitik. Dapat digunakan asetil sistein atau bromheksin. Berguna untuk : Mengeluarkan mukus dari saluran pernapasan Memperbaiki efisiensi ventilasi Memperbaiki dan meningkatkan kekiatan fisis. Komplikasi yang sering terjadi dengan berlanjutnya penyakit, yaitu : Kegagalan respirasi yang ditandai dengan sesak napas dengan manifestasi asidosis respirasi. Retensi co2 Menurunnya saturasi O2 Hematologik : polisitemia Ulkus peptikum, terjadinya sukar diketahui Penyakit paru-paru obstruktif kronis ( chronic obstructive pulmonary diseases-COPD ) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Ketiga penyakit yang membentuk satu kesatuan yang dikenal dengan COPD adalah : Bronkhitis Kronis, Emfisema Paru-Paru, dan Asma Bronkhial.