Вы находитесь на странице: 1из 41

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

W (35TAHUN)
DENGAN KEHAMILAN 12 MINGGU KOMPLIKASI
ABORTUS INKOMPLETUS DI RUANG SERUNI LT.III RSUD
TARAKAN JAKARTA

Oleh: RINNA SEPTIANY SUPENDI


NIM : 07044

AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA


JAKARTA
2010
Latar Belakang
Data WHO: terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar
1540% angka kejadian, pada ibu yang sudah
dinyatakan positif hamil (>35Tahun) dan 6075%
angka abortus terjadi sebelum usia kehamilan
mencapai 12 minggu
Menurut Affandi (2000). Abortus di Indonesia diperkirakan
2,3 juta/tahun. Sebanyak 600.000 kasus: kegagalan
penggunaan kontrasepsi, sebanyak 720.000 kasus: masalah
ekonomi, dan sebanyak 1.000.000 kasus abortus spontan.
AKI di Indonesia masih di dominasi perdarahan 42 %,
ekslamsi 13% & infeksi 10 % ( BKKBN, 2005 ).

Terbesar Riau: 35,96%, Terendah Papua : 7,72%. (Siti Mulyati, 2002).


Di RSUD Tarakan Jakarta, abortus 34 kasus dari 407Ibu hamil, 6 bulan terakhir
Februari-JulI 2010.Ibu hamil komplikasi 89orang, abortus: 34 orang (38.2%), abortus
imminens 4 orang (4.49%), abortus insipiens 8 orang (17%%), abortus kompletus 1
orang (1.12%) dan abortus inkompletus 21 orang (23.6%). Kasus abortus
urutan ke-1 dan komplikasi lainnya: pre eklampsi 24 orang (27%), hiperemesis
gravidarum 21 orang (23.5%), KET 10 orang (11.2%)
(Medical record RSUD Tarakan Jakarta, 2010).
Peran Perawat

Promotif melakukan penyuluhan mengenai gizi baik untuk ibu hamil dan
tanda-tanda resiko ibu hamil.

Preventif melakukan pemeriksaan USG secara berkala : 1 kali sebulan (sampai bulan
ke-6), 2 kali sebulan (dari bulan ke-7 sampai bulan ke-9), 1 kali seminggu pada bulan
terakhir. (Wahyu Purwaningsih, 2010: hal.52), dengan memeriksakan klien ke
petugas kesehatan

Kuratif harus mencari pusat pelayanan kesehatan untuk dilakukan


pengobatan seperti diberikan obat anti perdarahan, diberikan tranfusi
darah dan cairan-elektrolit, dan dilakukan curretage

Rehabilitative harus banyak istirahat, tidak boleh stress, makan-makanan


yang tinggi karbohidrat dan protein dan memberikan konseling mengenai
alat kontrasepsi pasca abortus untuk mencegah kehamilan karena kurang
lebih 3 bulan ibu tidak dianjurkan untuk hamil. (Rukiyat, 2010: hal.154).
TINJAUAN TEORI
ABORTUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia
gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500
gram (Mitayani, 2009: hal. 22)

Abortus inkompletus : perdarahan pada kehamilan muda dimana


sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui
kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta.(
Rukiyat, 2010: hal.143)

Jadi kesimpulan dari abortus inkompletus adalah pengeluaran


sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu yang
bisa menyebabakan perdarahan pada kehamilan muda dimana
sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui
kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta.
Adaptasi fisiologi kehamilan

Perubahan sistem kardiovaskuler

Perubahan sistem endokrin Perubahan sistem reproduksi

Perubahan sistem pernapasan Perubahan dinding perut dan kulit

Perubahan sistem gastrointestinal Perubahan sistem gastrointestinal


Adaptasi Psikologi kehamilan

1. Sressor pada kehamilan 2. Perubahan psikologi kehamilan

a. Pengaruh hormonal 1. Perubahan trimester 1


b. Hubungan suami istri
(1-3bulan)
c. Ingin support berlebihan
d. Perubahan hubungan 2. Perubahan trimester 2
e. Ketidaknyamanan fisik (4-6bulan)
f. Keluarga 3. Perubahan trimester 3
g. Perubahan body image (7-9bulan)
h. Khawatir keadaan bayi
i. Emosi
PENYEBAB Manifestasi klinis

Perdarahan banyak/sedikit
Faktor janin, faktor ibu,
(stosel),amenorhea, sakit perut,
faktor bapak, faktor genetic,
mulas mulas, sudah keluar fetus
faktor anatomi genital,
atau jaringan, terjadi infeksi alat
faktor endokrin, faktor
genital: demam, nadi cepat,
infeksi, faktor imunologi,
berbau, uterus membesar dan
penyakit-penyakit kronis,
lembek, nyeri tekan, leukositosis.
obat-obat rekreasional dan
Pada PD abortus baru saja
faktor nutrisi
didapati serviks terbuka, diraba
sisa sisa jaringan dalam kanalis
servikalis atau kavum uteri.

.

Kelainan pertumbuhan Kelainan traktus


hasil konsepsi Kelainan plasenta
genitalis

Oksigenasi plasenta Toksin, bakteri virus


terganggu

Perdarahan dalam desidua basalis

Nekrosis jaringan sekitar

Hasil konsepsi lepas (aborsi)


Villi korialis menembus lebih
Villi korialis menembus desidua (<
dala (8-14minggu)
8 minggu)

Lepas seluruhnya

Nyeri
Resiko infeksi Anxietas. ketakutan
Penatalaksanaan Medis
Tes Diagnostic
Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium berupa tes
kehamilan,hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan,
trombosit., dan GDS.Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak
utuh, ada sisa hasil
konsepsi.

Terapi
1. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang infuse
dan transfuse darah.
2. Diikuti kerokan:
3. Pengobatan : berikan uterotonika, antibiotika untuk menghindari infeksi.
Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan


vaskuler dalam jumlah berlebih.
2. Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia
3. Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri sendiri
dan janin
4. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan, dan
kontraksi uterus.
5. Resiko tinggi terjadi infeksi b/d penahanan hasil
konsepsi, perdarahan, kondisi vulva lembab.
6. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik, penurunan
sirkulasi
TINJAUAN KASUS

A. Identitas Klien
Klien bernama Ny. W, berumur 35tahun , masuk pada tanggal 28- Juli-2010, jam masuk
pada pukul 19.15 WIB di ruang Seruni RSUD Tarakan Jakarta di kamar 303, agama Islam,
suku Sunda, pendidikan SD, status perkawinan kawin, dan merupakan kawin ketiga.
B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan
1. Kurangnya volume cairan b/d kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebihan
DS: Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet, masih
ada keluar darah sedikit sedikit 1 softex dan warna darah merah terang

DO: Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan


pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama teratur denyut kuat,
TD=100/60mmHg, S=36,5C, RR= 20x/menit., Konjungtiva anemis, Membran
mukosa kering, bibir pecah-pecah, minum 500cc dalam, 6jam (2000cc=24jam),
Klien mengganti pembalut 2x/hari, darah masih keluar, 120cc, warna merah,
bau khas,Klien tampak lemas, Terpasang infuse RL 30tpm,Hasil lab Hb= 6.6
gr/dl, Ht= 20.9 5%, Eritrosit = 2.12 jt,Hasil USG = Adanya kantong kehamilan,
terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa.
2. Resiko penyebaran infeksi b/d Penahanan hasil konsepsi
dan perdarahan.

DS:
a). Klien mengatakan masih ada keluar darah sedikit sedikit 1
softex dan warna darah merah terang

DO:
a).Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat
dilakukan pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama teratur denyut
kuat, TD=100/60mmHg, S=36,5C, RR= 20x/menit.
b).Klien mengganti pembalut 2x/hari, darah masih keluar, 120cc,
warna merah, bau khas
c). Klien tampak lemas dan pucat
d). Hasil Lab: Leukosit 16.800/mm3
e). Hasil USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat perdarahan
pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa.
3. Resiko kekurangan nutrisi b/d intake in adekuat

DS:
a). Klien mengatakan kurang nafsu makan
b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan, yaitu telor, udang, ikan asin
c). Klien mengatakan selama hamil nafsu makan berkurang walaupun setiap hari klien
makan 3x.
d). Klien mengatakan BB sebelum hamil 47kg, dengan TB 160cm. tetapi BB saat ini
menjadi 46kg. Akibat kurang nafsu makan.

DO:
a). Konjungtiva anemis
b). Ada pantangan dan toleransi makanan yaitu telor,udang, ikan asin, klien
menghabiskan 1/4porsi dari makanan yang disediakan.
c). BB sekarang 46 kg, TB 160 cm, LLA 15.2cm. IMT (bb/tb2(cm-m))=
(46/1.602=46/2.56=17.9=kurus). (N= 18-24)
d). Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl
4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

DS:
a). Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet.
b). Klien mengatakan masih merasa lemas
c).Klien mengatakan selama dirumah sakit tidak beraktivitas karena
mengalami abortus dan tidur kurang 3jam.

DO:
a). Klien tampak lemas, muka klien tampak pucat.
b). Konjungtiva anemis
c). Hasil lab Hb= 6.6 gr/dl
d).Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan
pemeriksaan TTV N=96x/menit, irama teratur denyut kuat,
TD=100/60mmHg, S=36,5C, RR= 20x/menit.
5. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi

DS
a). Klien mengatakan saat ini tidak tahu sedang hamil karena klien
terbiasa setiap bulannya siklus menstruasi tidak teratur, bisa lebih
cepat bisa lebih lambat.
b). Klien mengatakan pernah menggunakan KB suntik tahun 2002 sampai
2004, selama menggunakan alat kontrasepsi klien memiliki masalah
tidak mendapat haid, kurang nafsu makan dan berat badan menjadi
turun.
c). Klien mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi lagi tetapi
masih bingung harus menggunakan kontrasepsi seperti apa yang
sesuai dengan kondisinya saat ini
d). Klien mengatakan ada alergi obat, dan sudah tidak mempunyai
keinginan untuk hamil kembali
DO:
Klien sering bertanya-tanya tentang KB, tampak klien ingin dilakukan
penyuluhan tentang KB.
6. Kerusakan Integritas kulit b/d alergi obat dan
makanan

DS:
a). Klien mengatakan ada alergi obat (penicillin),
b).Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan,
yaitu telor, udang, ikan asin.
c). Klien mengatakan kadang tanpa sadar suka menggaruk
lukanya karena gatal.

DO:
a). Turgor kulit sedang, warna kulit kemerahan, kebersihan
kulit kotor apalagi kulit terdapat lesi dibagian lengan dan
betis akibat alergi obat dan makanan (Tampak seperti
koreng)
C. Perencanaan
Diagnosa Pertama:
a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien.
b). Observasi tanda-tanda vital/TTV
c). Observasi perdarahan: Jumlah, warna, bau.
d). Observasi hasil USG dan Lab (Hb,Ht, Eritrosit)
e). Observasi tetesan infuse RL 30pm
f). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000-2500cc)
g). Monitor Intake dan output 24 Jam
h). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan.
Kolaborasi :
i). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage.
j). Kolaborasi dalam pemberian obat : Oksitosin IV
k). Kolaborasi dalam Pemberian sujmlah cairan pengganti : tranfusi darah :
Jenis, jumlah.
Diagnosa kedua

Mandiri:
a). Observasi perdarahan: jumlah, warna, bau.
b). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan
oleh dokter spesialis kandungan.
c). Terangkan pada klien pentngnya perawatan vulva hygne selama masa
perdarahan
d). Lakukan perawatan vulva
e). Anjurkan pada suami agar tidak melakukan hubungan senggama selama
masa perdarahan.
f). Terangkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh
meningkat, merasa panas.
Kolaborasi :
g). Berikan obat antibiotic : Amoxicilin
h). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage
Diagnosa ketiga

Mandiri:
a). Beri makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat
b). Beri makan sedikit tapi sering
c). Beri makanan kesukaan
d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi
e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah
makan
f). Hindari makanan yang membuat mual
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian Diit TKTP
(Tinggi kalori dan Tinggi Protein).
Diagnosa keempat

Mandiri:
a). Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan
aktivitas
b). Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi
uterus/kandungan
c). Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas
sehari-hari
d). Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan
kemampuan/kondisi klien.
e). Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.
Diagnosa kelima

Mandiri:
a). Jelaskan tentang keadaan dan prognosis klien tentang Abortus
b). Lakukan penyuluhan tentang KB (keluarga berencana)
c). Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
d). Berikan pujian yang tepat atas usaha dan keputusan yang tepat untuk
dilakukan program KB kembali
Diagnosa keenam
Mandiri:
a). Anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi
b). Anjurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada
c). Anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih
berdarah atau basah
d). Anjurkan pada klien menggunakaan salep :Ketanomidazole
D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai rencana yang dibuat

E. Evaluasi
Diagnosa 1 :
Evaluasi pada pukul 16.00 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.
S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sedikit, menggunakan softex biasa,
warna sudah kecoklatan.
O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, konjungtiva anemis, klien masih tampak pucat,
lemas, masih keluar darah sedikit, warna kecoklatan, bau khas, menggunakan softex ukuran biasa,
mukosa bibir sedikit lembab dan tidak terlalu pecah-pecah. Hasil TTV: TD 100/70mmHg, N=
86x/menit, RR=20x/menit, S= 36.5C. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010: Hb= 6.8gr/dl, Ht= 20.9%,
Eritrosit= 2.12jt. Klien meminum obat tanpa resep dokter (Sangobion, Amoxcillin 3x1 tab)
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi: Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien.
b). Observasi suhu tubuh dan perdarahan: jumlah, warna, bau.
c). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000-2500cc/ 8-10gelas)
d). Anjurkan pada klien untuk tetap meminum obat penambah darah sesuai aturan
e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk periksa kedokter atau klinik terdekat
Diagnosa kedua

Evaluasi pada pukul 16.20 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.


S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sudah sedikit, menggunakan softex
biasa, warna sudah kecoklatan.
O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, masih lemas,dan pucat, masih ada darah tapi
sedikit keluarnya, warna sudah kecoklatan, bau khas, menggunakan softex ukuran biasa. Hasil
TTV: TD 100/70mmHg, N= 86x/menit, RR=20x/menit, S= 36.5C. Hasil Lab tanggal 30-Juli-2010:
Leukosit= 16.800/ul.
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Kaji kondisi keluaran darah : Jumlah, Warna, Bau.
b). Mengingatkan pada klien pentingnya perawatan vulva hygne selama masa perdarahan
dengan melakukan perawatan vulva 2x/hari
c). Ingatkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat, merasa panas
bagian vagina.
d). Anjurkan klien tetap meminum obat antibiotic : Amoxcilin
e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk segera bawa ke dokter atau klinik terdekat.
Diagnosa ketiga

Evaluasi pada pukul 16.30 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.


S= Klien mengatakan sudah tau caranya untuk meningkatkan BB tapi nafsu makan masih
kurang baik dan akan tetap mencoba mengikuti saran dari perawat.
O= Keadaan umum sedang, konjungtiva anemis, klien pucat dan masih terlihat lemas,
tampak klien beristirahat. Klien memakan kue kering 2 potong. Hb masih pada
tanggal 29-07-2010 yaitu 6.8gr/dl
A= Masalah teratasi sebagaian
P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah
a). Anjurkan makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat
b). Anjurkan makan sedikit tapi sering TKTP(Ikan, Tahu, tempe, sayur hijau)
c). Makan makanan kesukaan
d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi
e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan
f). Hindari makanan yang membuat mual: Pedas, bergas.
Diagnosa keempat

Evaluasi pada pukul 16.40 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli


2010.
S= Klien mengatakan aktivitas masih dikurangi, masih
banyak istirahat.
O= Kondisi klien masih lemas, tetapi aktivitas dilakukan
sendiri.
A= Masalah teratasi sebagian
P= Lanjutkan intervensi : Libatkan keluarga untuk memantau
klien dirumah
a). Bantu klien dalam melakukan aktivitas
b). Anjurkan klien untuk banyak istirahat
Diagnosa kelima

Evaluasi pada pukul 16.00 hari/tanggal= Jumat, 30 Juli 2010.


S= Klien tampak terlihat sudah tenang, klien sudah tau akibatnya dan
pasrah dan klien akan memium jamu-jamuan untuk mengeluarkan sisa
janinya dirahim, klien mengatakan sudah tidak cemas, dan tau tentang
manfaat penggunaan KB yang tepat dan klien memutusakan kembali
untuk menggunakan KB suntik.

O=Klien terlihat tenang, tidak bertanya-tanya, dan sudah mengerti


tentang penjelasan dari evaluasi yang sudah dilakukan.
A= Masalah teratasi

P= Pertahankan intervensi : anjurkan klien untuk melihat leaflet/brosur


dan dibaca kembali apabila ada yang kurang dipahami.
Diagnosa keenam

Evaluasi pada pukul 16.50 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010.


S= Klien mengatakan tidak menggaruk lukanya kecuali sedang gatal, dan klien
menggunakan salep untuk mengobatinya.
O= Luka/ bekas garukan bagian lengan dan betis sudah banyak yang kering, tetapi
masih ada luka yang masih basah dan darah sdikit keluar akibat garukan
(kemungkinan gatal yang tidak tertahankan),
A= Masalah teraasi sebagian
P =.Lanjutkan intervensi: Libatkan pada keluarga atau teman terdekat klien
a). Tetap anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi
b). Tetap njurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada
c). Tetap anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih
berdarah atau basah
d). Tetap anjurkan pada klien menggunakaan salep ketanomidazole Sesuai yang
yang dibutuhkan.
PEMBAHASAN
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
1. Penyebab Faktor janin, faktor janin, -faktor bapak yang Terdapat data
faktor ibu, faktor faktor ibu, merupakan infeksi yang lengkap,
bapak, faktor resiko dari sperma dan faktor klien
genetic, faktor
faktor genetic,: karena tidak kooperatif,
anatomi genital,
faktor endokrin, endokrin dan dilakukan pengecekan dan waktu
faktor infeksi, faktor nutrisi. laboratorium tentang cukup untuk
faktor imunologi, kualitas sperma dan Menganalisa.
penyakit-penyakit kelainan kromosom.
kronis, obat-obat
rekreasional dan -Faktor anatomi: karena
faktor nutrisi. ibu baru pertama kali
mengalami abortus dan
biasanya faktor ini
akibat dari abortus
berulang - dari ibu.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
1. Penyebab Faktor janin, faktor janin, - Faktor infeksi :tidak Terdapat data
faktor ibu, faktor faktor ibu, dilakukan pemeriksaan yang lengkap,
bapak, faktor resiko dari TORCH ( toxoplasma, klien
genetic, faktor
faktor endokrin rubella, kooperatif,
anatomi genital,
faktor endokrin, dan faktor cyitomegalovirus,) dan dan waktu
faktor infeksi, nutrisi. malaria saat masa cukup untuk
faktor imunologi, kehamilan. Menganalisa.
penyakit-penyakit
kronis, obat-obat -Faktor immunologi:
rekreasional dan biasanya terdapat pada
faktor nutrisi. abortus spontan
yangberulang.
Inkompatibilitas
golongan darah A,B,O
dengan reaksi antigen
antibody karena
pelepasan histamine
mangakibatkan
vasodilatasi dan
peningkatan fragilitas
kapiler.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
Manifestasi Perdarahan pusing, lemas, tidak - klien sakit perut (-), adanya
banyak/sedikit nafsu makan, keluar mulas (-), uterus
klinis stosel , warna darah
kerjasama
(stosel),amenorhe membesar (-), nyeri tekan antara
merah terang, tidak
a, sakit perut, (-), perdarahan berbau (-),
nyeri perut dan mules penulis
mulas mulas, (-). TTV N=96x/mnt, perdarahan mendadak (-),
sudah keluar dikarenakan sudah ada dengan klien
TD= 100/60mmHg,
fetus atau S= 36,5c, sebagian konsepsi yang yang
jaringan, terjadi konjungtiva anemis. keluar 3hari yang lalu kooperatif
infeksi alat Hasil lab HB= 6.6 sehingga kontraksi uterus dan adanya
genital: demam, gr/dl, HT= 20.9 5%, menurun.
Eritrosit = 2.12 jt,
pemeriksaan
nadi cepat, Leukosit = penunjang
berbau, uterus 16.800/mm3. USG = -klien kurang nafsu yang terdapat
membesar dan Adanya kantong makan karena sebelum
pada rekam
lembek, nyeri kehamilan, terdapat masuk rumah sakit
tekan, perdarahan pada mengalami nyeri perut medic klien
leukositosis. Pada uterus dan masih ada akibat dari kontraksi
PD abortus baru jaringan yang tersisa. uterus sehingga klien
saja didapati lebih memperioritaskan
serviks terbuka, menghilangkan nyeri
diraba sisa sisa daripada makan.
jaringan dalam
kanalis servikalis
atau kavum uteri.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung
Komplikasi -Perdarahan - perdarahan tidak terjadi perforasi Terdapat
-Perforasi uterus - infeksi uterus karena tidak hambatan:
- infeksi - Resiko syok dilakukan kerokan
- Syok hipovolemik
/curretage pada klien penentuan
Hipovolemik
umur
kehamilan
Penatalaksan -Diagnostik: Diagnostik: Tidak dilakukan pada klien,
aan medis a. Anamnese -Sama sesuai pemberian tranfusi penghitungan
b. Pemeriksaan teori darah dan obat karena HPHT
fisis tidak tau prosedur menurut
c. Pemeriksaan Terapi: perawatan di rumah Naegele usia
lab: Hb, Ht, Cairan infus
sakit , tidak ada sodara kehamilan
Eritrosit, tes
kehamilan terdekat datang, dan klien saat ini
Terapi: saat temannya datang, 12 minggu,
a. Cairan infus temannya menolak tetapi di buku
b. Tranfusi untuk membantu status pasien
darah karena tidak ingin 8 minggu.
c. Obat terlibat dengan
uertonika: masalah klien.
infeksi
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung

Diagnosa 6 dignosa 2 diagnosa - Perubahan perfusi jaringan : adanya


keperawatan keperawatan keperawatan tidak ada penurunan kesadaran kerjasama
sesuai teori: akibat syok hipovolemik. klien antara
- Kekurangan diberikan terapi cairan yaitu RL penulis
volume cairan 30/Tpm , dianjurkan minum dengan klien
-Intoleransi banyak untuk menggantikan yang
aktivitas cairan yang hilang. kooperatif
dan adanya
Sesuai kasus: -Ketakutan b/d ancaman pemeriksaan
-Resiko kematian pada diri sendiri dan penunjang
penyebaran janin tidak diangkat: mekanisme yang terdapat
Infeksi koping klien adaptif, klien tidak pada rekam
- kekurangan gelisah, klien tampak tenang dan medic klien
nutrisi menerimanya dengan pasrah,
- kurangnya tidak ada disorientasi.
pengetahuan
-Kerusakn Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma
integritas kulit jaringan, dan kontraksi uterus
tidak diangkat menjadi diagnosa
karena sebagian hasil konsepsi
sudah keluar dan mengalami
perdarahan sehingga kontraksi
uterus menurun
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung

Diagnosa 6 dignosa 2 diagnosa -Resiko tinggi infeksi b/d


keperawatan keperawatan keperawatan penahanan hasil konsepsi:
sesuai teori: perdarahan; kondisi vulva lembab.
- Kekurangan Diangkat. Karena Masih
volume cairan mengalirnya darah melalui jalan
-Intoleransi lahir akan menyebabkan daerah
aktivitas tersebut dalam kondisi lembab
apabila tidak diberihkan beresiko
Sesuai kasus: untuk masuknya mikroorganisme
-Resiko dari luar yang memicu untuk
penyebaran terjadinya infeksi
Infeksi
- kekurangan - Kekurangan nutrisi b.d intake in
nutrisi adekuat. Intake in adekuat
- kurangnya mempengaruhi metabolisme
pengetahuan dalam tubuh, karena tubuh
-Kerusakn memerlukan keseimbangan antara
integritas kulit energy, karbohidrat, protein,
lemak yang ada pada makanan
4sehat 5sempurna. Akibat dari
intake in adekuat terjadilah
penurunan metabolisme dan
darah salah satunya Hb.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor
pendukung

Diagnosa 6 dignosa 2 diagnosa -Informasi kesehatan penting


keperawatan keperawatan keperawatan untuk kehidupan, informasi bisa
sesuai teori: dilihat dari media visual maupun
- Kekurangan audiovisual. Bagi yang
volume cairan mempunyai latar belakang
-Intoleransi pendidikan dan tingkat
aktivitas kepedulian kesehatan kurang,
memerlukan informasi.
Sesuai kasus:
-Resiko -Alergi salah satu penyebab
penyebaran reaksi simpang makanan, terjadi
Infeksi proses peradangan lama Pada
- kekurangan alergi terdapat gangguan
nutrisi metabolisme sulfat, Bahan
- kurangnya makanan mengandung sulfur
pengetahuan yang masuk ketubuh melalui
-Kerusakn konjugasi fenol menggannggu
integritas kulit saluran cerna, diduga juga terjadi
proses gangguan. Metabolisme
sulfur berubah menjadi sulfit,
sulfit mengakibatkan gangguan
kulit (gatal) pada penderita.

-
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung
Perencanaan Disesuaikaan Disesuaikan -Pada diagnosa 1,2,3,5,6 adanya kerjasama
dengan dengan kondisi disesuaikan dengan antara penulis dan
perencanaan klien untuk kondisi klien perawat/ bidan
masing- dilakukan perencanaanya. diruangan, penulis
masing perencanaan tidak mendapatkan
diagnosa mengacu pada -Pada diagnosa 4 sesuai hambatan dalam
masing-masing dengan teori. perumusan
diagnosa perencanaan
karena
perencanaan
disesuaikan dengan
teori dan kondisi
klien
Pelaksanaan Melakukan Melakukan Pada diagnosa 1,2 tidak
sesuai tindakan sesuai dilakukan tindakan Faktor penghambat:
dengan dengan kondisi kolaborasi yaitu: tranfusi klien pulang paksa
perencanaan klien yang darah, tindakan karena kehendak
masing- mengacu pada curretage, pemberian klien sendiri
masing perencanaan dari obat karena klien sehingga harus
diagnosa masing-masing menolak, dikuatkan dilakukan
diagnosa dengan surat penolakan, pelaksanaan
dan klien pulang paksa. keperawatan secara
Dan dilakukan homecare home care dalam 1
hari dirumahnya.
Dal letaknya jauh.
Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung

Evaluasi Disesuaikaan Disesuaikan Pada keenam diagnosa adanya kerjasama


dengan dengan kriteria yang teratasi hanya satu antara penulis dan
Kriteria hasil hasil dari yaitu diagnosa kelima : perawat/bidan
dari masing- perencanaan kurangnya pengtahuan diruangan dan klien
masing yang mengacu mengenai abortus dan yang cukup
diagnosa pada masing- keluarga berencana kooperatif untuk
masing diagnosa dilakukan
Kelima diagnosa lainnya homecare,
teratasi sebagin karena
perawatan tidak Faktor penghambat:
dilakukan secara melakukan
maksimal akibat dari homecare
klien pulang paksa. . tempatnya terpencil
jauh dari jalan,

ssolusinya
menanyakan
alamat yang dituju
dan menelpon klien
untuk menunjukan
arah jalan.
.
Kesimpulan
Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari ibu, faktor
nutrisi, resiko kelainan hormone endokrin. Pada manifestasi klinis yaitu pusing, lemas,
tidak nafsu makan, keluar stosel yang tidak terlalu banyak, warna darah merah
terang, klien tidak nyeri bagian perut dan mules sudah berkurang.
Pada komplikasi yaitu terjadi perdarahan dan infeksi dan beresiko terjadisyok
hipovolemik.

Pada penatalaksanaan terapi diberikan cairan infuse RL 30 tpm.


Pada tahap perumusan diagnose keperawatan, penulis mendapatkan kesenjangan
antara teori dan kasus. Diagnose keperawatan secara teori ada 6 diagnosa,
sedangkan pada kasus ada 2 diagnosa yang sesuai dengan teori, dan ada 4
diagnosa ditegakan tetapi tidak ada pada teori

Pada tahap perencanaan penulis menyusun intervensi sesuai dengan diagnose prioritas
yang sudah ditegakan, didalam penyusunan intervensi penulis mengacu pada intervensi
yang sudah terdapat pada teori dan ditambah intervensi yang sesuai dengan kondisi
klien
Pada tahap pelaksanaan tindakan secara mandiri dari masing-masing
diagnosa dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan tetapi
terdapat hambatan untuk melakukan rencana tindakan pada diagnosa
pertama dan kedua dari segi kolaborasi, yaitu klien menolak untuk
dilakukan tindakan curettage, pemberian transfuse dan klien pulang
paksa. Sehingga dilakukan homecare satu hari untuk pelaksanaan
agar tercapai 3x24jam.

Pada tahap evaluasi disesuaikan dengan perencanaan yang sudah


disusun. Dari 6 diagnosa yang penulis tegakan hanya 1 yang teratasi,
yaitu klien sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang tepat pasca
abortus dan 5 diagnosa lainnya teratasi sebagian
Saran
Diharapkan klien mau melakukan pemeriksaan USG
ulang untuk mendeteksi konsepsi apakah masih
tersisa atau sudah habis semua, dan kliem mau
melakukan pola hidup sehat dengan memakan
makanan bergizi dan melakukan pemasangan alat
KB pasca abortus, dan mengurangi aktivitas.
Diharapkan perawat ruangan selalu melengkapi
data sesuai masalah yang timbul pada klien
sehingga masalah yang timbul pada klien sesuai
dengan kondisi dan perkembangan kesehatan.
Foto home care
( me and my patient)
JAGA DAN
RAWATLAH IBU
DAN CALON
BAYINYA

TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA..

Вам также может понравиться