Вы находитесь на странице: 1из 57

ASTHMA

Farida Adiningrum
130112160546
Identitas Pasien
Nama : Tn. N
Umur : 73 tahun
Alamat : Mekarsari RW 17/RT 08
Pekerjaan : Tidak Bekerja (sebelumnya tukang kusen)
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku : Sunda
Tanggal Datang ke Puskesmas: 21/10/2017
Tanggal Homevisit : 23/10/2017
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : sesak napas

Sejak 3 bulan sebelum datang ke puskesmas, pasien merasakan sesak. Sesak


dirasakan semakin lama semakin bertambah berat. Sesak napas dirasakan
hilang timbul hanya muncul saat pagi hari, saat pasien kedinginan maupun
ketika pasien terpapar oleh debu. Keluhan sesak dirasakan membaik jika
pasien berbaring dan dirasakan semakin bertambah berat jika pasien duduk
dan beraktivitas. Keluhan sesak napas dirasakan terkadang mengganggu
aktivitas.

Keluhan juga disertai dengan batuk yang bersamaan dengan sesak napas.
Batuk dirasakan semakin hari semakin bertambah parah. Batuk yang dialami
pasien tanpa disertai dengan dahak. Batuk dirasakan muncul saat pasien sesak
napas.

Keluhan juga disertai dengan bunyi napas mengi saat sesak napas muncul.
Keluhan mengi terjadi hilang timbul.

Keluhan nyeri dada saat bernapas (-). Keluhan penurunan berat badan dalam
beberapa bulan terakhir (-). Keluhan keringat malam (-). Keluhan jantung
berdebar dan nyeri dada (-). Keluhan sesak napas saat berbaring (-). Keluhan
terbangun di malam hari karena sesak napas (-). Keluhan bengkak di kedua
tungkai, perut, atau wajah (-).
Karena keluhan sesak napas tersebut pasien berobat ke
Puskesmas Babakan Sari dan pasien disarankan diperiksa
dahaknya, untuk tes dahak dinyatakan negatif. Lalu
dikatakan bahwa pasien memiliki penyakit asma dan
pasien diberikan obat Aminophillin yang diminum 2x1
bila sesak. Pasien merasa keluhannya membaik setelah
meminum obat tersebut.
Keluhan sesak napas seperti ini pernah dirasakan pasien
sebelumnya 3 tahun yang lalu, saat pasien dinyatakan memiliki
sakit TBC. Pasien menjalani pengobatan untuk TBC selama 9
bulan hingga tuntas dan dinyatakan sudah sembuh. Pasien juga
memiliki riwayat vertigo 8 bulan yang lalu dan sedang diobati
hingga sekarang. Keluhan yang serupa di keluarga ada, yaitu ibu
pasien memiliki riwayat penyakit asma dan meninggal karena
penyakit asma tersebut. Dan ayah pasien meninggal karena
stroke.
Riwayat sering bersin-bersin (-). Riwayat gatal-gatal dan bentol-
bentol (-). Riwayat asma ketika masih kecil (-).
Pasien memiliki riwayat merokok sekitar 10 tahun, dan sudah
berhenti merokok 3 tahun yang lalu dikarenakan riwayat
penyakit TBC nya.
Keluarga Tn N, GENOGRAM 23 Oktober 2017
1969
2007 1949 asma 1985
strokel bronch Tn E,
Tn O, Ny M
Ny N itis 75 th
83 th 70 th
50 th

Asthma 1950 1950

Tn N, 1978 Ny
73 th T,64 th
asthma

Legenda :
Indeks Pasien DM Diabetes Melitus
Laki-laki Stroke
Perempuan Hipertensi
Meninggal Bercerai
Tinggal Serumah Dys Dyspepsia
RIWAYAT KELUARGA
Bentuk keluarga: core family.

Tahapan keluarga: Stage VII duvalls life cycle yaitu orangtua setengah baya

Family map:
o Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien tinggal bersama istrinya.
Pasien tidak memiliki anak, sehingga pasien mengadopsi satu orang anak perempuan
yang sekarang sedang bekerja di Irak sebagai TKW. Anak pasien sudah menikah dan
memiliki 3 orang anak. Suami dari anak pasien dan cucunya tinggal tidak bersama
dengan pasien. Namun, sesekali menantunya menitipkan cucunya di rumah pasien.
o Hubungan antara anggota keluarga baik dari pihak pasien maupun dari pihak suami
baik. Sampai saat ini tidak ada masalah yang berarti. Keluarga pasien masih sering
berkomunikasi dengan saudara-saudaranya dan serimg berkunjung ke rumah adik-
adiknya.
o Cucu pasien yang pertama dikatakan memiliki kekurangan IQ sehingga
hanya bisa bersekolah di SLB.
o Sumber penghasilan keluarga berasal dari uang yang diberikan anak pasien.
Walaupun anak pasien mengirimkan uangnya tidak tentu. Penghasilan
dikatakan pasien kurang mencukupi karena pasien tidak memiliki simpanan
uang dan anak pasien kadang-kadang tidak mengirimkan uang, sehingga
untuk makan pasien dan istrinya hanya mengandalkan makanan yang
diberikan dari tetangga atau mesjid. Sebelumnya pasien bekerja sebagai
tukang becak dan tukang kusen, namun 3 bulan yang lalu berhenti karena
sering sesak napas nya kambuh.
o Apabila ada masalah dalam keluarga, selalu di bahas bersama sama dan
pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama.
Tidak
No Pernyataan Selalu Kadang
pernah
Saya puas karena saya dapat kembali
1. pada keluarga saya jika saya 2
menghadapi masalah

Saya puas dengan cara keluarga saya


2. membahas serta membagi masalah 1
dengan saya

Saya puas bahwa keluarga saya


menerima dan mendukung keinginan
3. 2
saya melaksanakan kegiatan dan
ataupun arah hidup yang baru

Saya puas dengan cara-cara keluarga


4. saya menyatakan rasa kasih sayang 1
dan menanggapi emosi.
Saya puas dengan cara-cara keluarga
5. 2
saya membagi waktu bersama
SKOR APGAR: 8 (Highly Functional Family)
Aspek Keterangan
Hubungan pasien beserta istri dengan tetangga baik. Diakui pasien bahwa pasien sering
Social
bercakap-cakap dan bertegur sapa dengan tetangganya setiap hari. Sehingga lingkungan
mampu membantu pasien apabila pasien menghadapi masalah. Bahkan tetangganya sering
membantu dengan memberikan makanan kepada pasien.
Pasien dan keluarga merupakan suku Sunda. Tidak ada masalah dalam penyesuaian budaya
Culture
pasien karena pasien tinggal di tanah kelahirannya.
Pasien dan keluarga memeluk agama Islam. Pasien selalu shalat 5 waktu. Jika ada masalah,
Religion
pasien selalu berdoa kepada Allah SWT. Tidak ada hubungan antara agama dan penyakit
pasien.
Sumber penghasilan berasal dari pemberian anak pasien walaupun tidak tentu pemberian
Economy
uangnya. Penghasilan dikatakan kurang memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga karena
pasien tidak memiliki simpanan uang dan anak pasien terkadang tidak mengirim uang.
Pendidikan terakhir pasien yaitu SMP namun cukup mampu untuk memahami dan
Education
memecahkan masalah.
Tersedia sarana pelayanan kesehatan yang mudah diakses oleh semua anggota keluarga,
Medical
yaitu di Puskesmas Babakan Sari. Pasien dan keluarga masih menggunakan BPJS.
Nama : Tn. N BMI : 17,3 Kg/m2

Usia : 73 th

BB : 40 Kg

TB : 153 cm
Riwayat penyakit sebelumnya yang berhubungan dengan masalah gizi: tidak
ada
Obat-obatan yang biasa dikonsumsi: Betahistine Mesilate 2x1
Riwayat penyakit di keluarga: Asma
Perubahan berat badan: dalam 6 bulan terakhir; tidak ada, dalam 2 minggu
terakhir; tidak ada, keluhan pencernaan menetap lebih dari 2 minggu; tidak
ada
Dibandingkan dengan keadaan sehat

Ada perubahan asupan makanan: tidak ada

Konsistensi: makanan biasa

Tabel 24 Hour Recall Bahan


No. Waktu Jenis makanan Jumlah
makanan

09.00 Nasi Nasi 1 porsi: 204 kkal


1.
Ayam rebus kecap Ayam 1potong: 50 kkal
15.00 Kue bolu 2 potong Tepung beras 2 porsi: 60 kkal
2.

19.00 Nasi Nasi 1 mangkok: 204 kkal


3. Ayam rebus kecap Ayam 1 potong: 50 kkal

4. 09.00 Energen sereal 1 gelas: 45 kkal


Total Kalori 613 kkal
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: Kepala:
Kesadaran: compos mentis
Bentuk :Simetris, deformitas
Kesan sakit: tampak sakit (-), lesi (-)
sedang
Rambut : Warna hitam, halus,
Status gizi:
tidak mudah rontok
Berat badan: 40 Kg
Mata : Kongjungtiva tidak
Tinggi badan: 153 Cm anemis, sklera tidak ikterik, pupil
BMI : 17.3 kg/m2 bulat dan isokhor, GBM baik ke
(Underweight) segala arah
Hidung : PCH (-)
Telinga : Deformitas (-/-),
Tanda vital:
sekret (-/-), serumen (+/+)
TD : 120/80 mmHg
Mulut : Perioral sianosis (-)
Nadi : 80x/ menit
Gusi : tidak ada pendarahan
Respirasi: 16x/ menit
Faring : tidak hiperemis
Suhu : 36.5o C
Tonsil :T1-T1 tenang
Leher:
Trakea di tengah, tidak ada
deviasi, KGB tidak teraba
membesar, JVP 5+2 cmH2O
Jantung:
Thorax: Bunyi jantung normal, S1 S2
murni, regular, murmur (-)
Paru: bentuk dan gerak simetris
Thorax depan Thorax Belakang Abdomen:
Inspeksi : bentuk dan gerak Inspeksi : bentuk dan gerak Inspeksi : Bentuk
simetris, retraksi intercostal -/- simetris, retraksi intercostal -/- datar, retraksi epigastrium
Palpasi : Vocal fremitus ki = ka Palpasi : Vocal fremitus ki = ka (-)
Perkusi : Sonor ki=ka, BPH ICS 6 Perkusi : Sonor ki=ka Auskultasi : Bising
peranjakan 3 cm. Auskultasi : Vesicular breath sound
usus (+) normal
Auskultasi : Vesicular breath sound kanan = kiri
Palpasi : h/l tidak
teraba membesar
kanan = kiri Crackles -/-, rhonchi-/-
Perkusi : PS/PP -/-
Crackles -/-, rhonchi -/- Wheezing -/-
Timpani, ruang traube
Wheezing -/- kosong

Ekstremitas: akral hangat,


CRT <2, deformitas (-)
HOME VISIT
Alasan dilakukan home visit:
1. Follow-up kesehatan pasien
2. Mencari faktor resiko yang ada di lingkungan pasien
3. Edukasi kepada pasien dan keluarga
DEMOGRAFI

Masalah Medis
No Nama Usia Kedudukan Pekerjaan Pendidikan dan
Biopsikososial

1. Tn. N 73 th Suami Tidak bekerja SMP Asma

Ibu Rumah
2. Ny. T 64 th Istri SMP Asma
Tangga
Kepemilikan : Milik sendiri

Daerah Perumahan: Padat bersih

Bangunan :

L. Tanah : 6x6 m2

L. Bangunan: 6x6 m2

Lantai : Plester

Atap : Asbes

Dinding : Batu bata, dilapisi semen, dan dicat

Dapur : Ada, pasien memasak menggunakan gas LPG.

Jml Kamar: 2, yang terdiri dari kamar tidur.

Jendela : ada 1, yang berfungsi sebagai pencahayaan dan ventilasi


SUMBER AIR:
LIMBAH AIR:
Minum air galon isi
ulang, langsung diminum, Dialirkan langsung ke
kualitas cukup baik got atau sungai
Mandi & cuci sumur
Jarak sumber pencemaran
dengan sumber air <10 m:
tidak ada

BINATANG
SAMPAH: PELIHARAAN:
Terdapat pembuangan Tidak ada
sampah diluar rumah dan
tertutup
PUSKESMAS BABAKAN SARI

Jarak : 1 Km

Angkutan umum : jalan kaki

Lama Perjalanan : 5 menit

Pelayanan : Memuaskan

Harga : Gratis
Rumah berada di lingkungan padat bersih. Ukuran rumah cukup untuk
menampung 2 orang.

Ventilasi & Kurang, karena ventilasi yang sedikit dan


pencahayaan pencahayaan yang kurang. Hanya ada 1
jendela yang biasa dibuka.

Sumber air Tersedia air bersih sepanjang tahun

Kebersihan Kondisi rumah gersang dan berdebu,


jamban kurang bersih
Diagnosis banding
Asthma

PPOK
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah rutin

Pengukuran IgE serum

Pemeriksaan sputum

Spirometri
FAKTOR RISIKO
1. Pasien

Pola hidup kurang sehat (makan tidak teratur)

Pengetahuan mengenai kesehatan kurang.

2. Keluarga

Tidak ada faktor risiko dari keluarga.

3. Lingkungan

Lingkungan rumah yang gersang dan berdebu.

Kurangnya sirkulasi udara di rumah pasien karena ventilasi yang kurang dan
pencahayaan yang kurang, sehingga mudah terjadi penularan penyakit.
DIAGNOSIS HOLISTIK
Aspek personal
Alasan kedatangan: ingin mengobati keluhan sesak napas yang
sering terjadi.
Harapan: keluhan dapat disembuhkan
Kekhawatiran: takut TBC pasien yang dulu kambuh lagi.

Aspek klinik
Asthma

Aspek risiko internal


pola makan yg tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik.

Aspek risiko eksternal


Lingkungan gersang dan sirkulasi kurang.
Banyaknya debu di rumah dan lingkungan pasien.
PENATALAKSANAAN
Farmakologis: Non Farmakologis:
Istirahat yang cukup dan konsumsi
Aminophilline 2x200 mg makanan bergizi serta olahraga teratur.
Edukasi mengenai pengetahuan tentang
Dexamethasone 2x0,5 mg
penyakit dan hindari paparan dari allergen
Hindari merokok dan terpapar asap rokok
Edukasi kepada pasien dalam pemilihan
makanan.
Latihan jasmani bersifat aerobik dgn
frekuensi 3-4 x/mingu selama 30 mnt
Edukasi kepada pasien mengenai higenitas;
bersihkan kamar, buka jendela setiap
harinya agar sirkulasi udara cukup dan
masuknya cahaya matahari cukup.
Kontrol rutin ke dokter
PENATALAKSANAAN GIZI
INTERVENSI GIZI
Diagnosis status gizi klien : Underweight

BBI : (153-100)- (10%(TB-100))= 47.7Kg

Kalori Basal : 30 kkalxBBI= 1431 kkal

Total kalori :
KB+aktivitas fisik-faktor koreksi
1431+(10%x1431)-(20%x1431)=1317.9 kkal
TOTAL = 1317.9 kkal

Komposisi :
Protein (20% x total kalori) = 263.58 kkal
Lemak (25% x total kalori) = 329.47 kkal
Karbohidrat =724.85 kkal
ANJURAN
Nutrien anjuran:
Makan teratur dengan nasi dan sayur, diselingi dengan
buah diantara makan berat. Hindari makanan yang tinggi
gula, tinggi lemak, berpengawet, mengandung MSG.
Pilih bahan makanan karbohidrat kompleks (glikemik indeks
rendah), seperti nasi, kentang rebus, jagung rebus.
Pilih bahan makanan rendah lemak, seperti putih telur,
daging ayam tanpa kulit, daging tanpa gajih dan ikan.
Pilih bahan makanan protein nabati seperti, tempe , tahu,
kacang polong dan kacang merah segar.
Pilih buah yang kandungan airnya banyak, jangan di jus
Konsistensi anjuran: padat
Pengolahan anjuran: direbus, dikukus, kurangi digoreng
Cara pemberian: oral
Frekuensi anjuran: sarapan, makan siang, makan malam,
dan selingan diantara makan berat yaitu buah
Meal Planning
Jadwal Jenis makanan Jumlah Kalori
Pagi Nasi 100 gr 175 kkal
Daging ayam tanpa kulit 1 potong (40 gr) 50 kkal
Sayur bayam 1 gls (100 gr) 25 kkal
Tempe 2 potong (50 gr) 80 kkal

Cemilan pagi Semangka 2 potong sedang (180 gr) 50 kkal


Jagung rebus 125 175 kkal
Siang Nasi 100g 175 kkal
Telur rebus 1 butir 75 kkal
Tumis sawi 1 gls 25 kkal
Tahu 2 potong sedang (100gr) 80 kkal

Cemilan sore Pepaya 2 potong sedang (180 gr) 100 kkal


Malam Nasi 100g 175 kkal
Tumis sawi 1 gls 25 kkal
Tempe 2 potong (50 gr) 80 kkal

Total Kalori 1290 kkal


Aktifitas Fisik
Intensitas ringan-sedang

Tipe aerobik

Lama 3-4x seminggu selama 30 menit

Contoh: jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.


RENCANA PEMELIHARAAN
KESEHATAN KELUARGA
Keluarga Tn. N, 23 Oktober 2017.
No Nama Status Skrining Konseling Imunisasi Profilaksi
Kesehatan s
1 Tn. N, 73 Asma TD, BMI, PHBS, Influenza Kalsium
th gula, pofil Edukasi
lipid, hidup
pendengar sehat, pola
an, makan,
penglihata aktivitas
n fisik
2 Ny. T, 64 Asma TD, BMI, PHBS, Influenza Kalsium
th. gula, pofil Edukasi
lipid, hidup
pendengar sehat, pola
an, makan,
penglihata aktivitas
n, IVA test fisik
Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad bonam


TERIMA KASIH
CSS Asthma
Definisi

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernafasan


yang menyebabkan terjadinya hipereaktivitas bronkus
sehingga terjadi trias asma yaitu : 1) edema mukosa, 2)
bronkokontriksi, 3) peningkatan sekresi, yang ketiganya
mengakibatkan gejala episodik seperti sesak nafas, batuk dan
mengi biasanya di malam hari akibat obstruksi saluran nafas
yang luas, bervariasi dan bersifat reversible dengan atau tanpa
pengobatan.
Epidemiologi
Menurut WHO (World Health
Di Indonesia, berdasarkan Riset
Organization) tahun 2011, 235 juta
Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
orang di seluruh dunia menderita
tahun 2013 didapatkan hasil
asma dengan angka kematian lebih
prevalensi nasional untuk penyakit
dari 8% di negara-negara
asma pada semua umur adalah 4,5 %
berkembang yang sebenarnya dapat
.
dicegah

National Center for Health Statistics


(NCHS) pada tahun 2011,
mengatakan bahwa prevalensi asma
menurut usia sebesar 9,5% pada
anak dan 8,2% pada dewasa,
sedangkan menurut jenis kelamin
7,2% laki-laki dan 9,7% perempuan.
Faktor Pencetus
Diduga, ada beberapa faktor pencetus yaitu faktor
Ekstrinsik, terdiri dari reaksi antigen antibodi dan alergen
(debu, serbuk serbuk, bulu bulu binatang) dan faktor
Intrinstk, yang meliputi :
(1). Infeksi berupa Influenza virus, pnemonia,
mycoplasma,
(2). Fisik (cuaca dingin, perubahan temperatur),
(3). Iritan : Kimia, polusi udara (CO, asap rokok,
parfum/ minyak wangi),
(4). Emosional termasuk rasa takut, cemas dan tegang
dan aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor
Klasifikasi
Asma diklasifikasikan atas asma saat tanpa serangan dan
asma saat serangan (akut) :
1. Asma saat tanpa serangan
Pada orang dewasa, asma saat tanpa atau diluar
serangan, terdiri dari:
1) Intermitten;
2) Persisten ringan;
3) Persisten sedang; dan
4) Persisten berat
Derajat Gejala Gejala Malam Faal Paru
Intermiten Bulanan 2 kali sebulan APE 80%
Gejala <1x/minggu - VEP1 80%
tanpa gejala diluar nilai prediksi
serangan APE 80%
Serangan singkat nilai terbaik
- Variabiliti
APE <20%
Persisten ringan Mingguan >2 kali sebulan APE > 80%
Gejala<1x/minggu
- VEP1 80%
tetapi <1x/hari
nilai prediksi
Serangan dapat
APE 80%
menganggu aktivitas
nilai terbaik
dan tidur
- -Variabiliti
APE 20-30%
Persisten sedang Harian >2 kali sebulan APE 60-80%
Gejala setiap hari. - VEP1 60-80%
Serangan nilai prediksi
mengganggu APE 60-80%
aktivitas dan tidur. nilai terbaik
Bronkodilator setiap - Variabiliti
hari. APE >30%
Persisten berat Kontinyu Sering APE 60%
Gejala terus menerus - VEP1 60%
Sering kambuh nilai prediksi
Aktivitas fisik APE 60%
terbatas nilai terbaik
- Variabiliti
APE >30%
2. Asma saat serangan
Klasifikasi derajat asma berdasarkan frekuensi
serangan dan obat yang digunakan sehari-hari, asma
juga dapat dinilai berdasarkan berat-ringannya
serangan. Global Initiative for Asthma (GINA)
membuat pembagian derajat serangan asma
berdasarkan gejala dan tanda klinis, uji fungsi paru,
dan pemeriksaan laboratorium. Derajat serangan
menentukan terapi yang akan diterapkan. Klasifikasi
tersebut meliputi asma serangan ringan, asma serangan
sedang dan asma serangan berat. Perlu dibedakan
antara asma (aspek kronik) dengan serangan asma
(aspek akut).
Patogenesis
Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas
dan disebabkan oleh hiperreaktivitas saluran napas yang
melibatkan beberapa sel inflamasi terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel
yang menyebabkan pelepasan mediator seperti histamin
dan leukotrien yang dapat mengaktivasi target saluran
napas sehingga terjadi bronkokonstriksi, kebocoran
mikrovaskular, penebalan dinding saluran napas dan
hipersekresi mukus.
PATOGENESIS
1. Exposure allergen pertama :
Aktivasi naive Tcell menjadi
TH2 cell
2. TH2 cell produksi sitokin IL-3,
IL-4: Bcell -> IgE
3. IgE menempel pada mast cell
4. Exposure allergen kedua : Mast
cell pecah mengeluarkan
histamin, sitokin, dan kemokin.
Patofisiologi
DIAGNOSIS
Anamnesis
Mengik
Sesak napas
Chest tightness
Batuk

Pemeriksaan fisik : barrel chest, wheezing pada auskultasi


terutama saat forced expiration
Pemeriksaan Laboratorium
Darah (terutama eosinofil, Ig E), sputum (eosinofil, spiral
Cursshman, kristal Charcot Leyden).
Pemeriksaan spirometri
FEV1/FVC <70%
Perbaikan saat diberi
bronkodilator
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal
tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Pengobatan non-medikamentosa

Penyuluhan

Menghindari faktor pencetus

Pengendali emosi

Pemakaian oksigen

Pengobatan medikamentosa

Pengobatan ditujukan untuk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi


jalan napas, terdiri atas pengontrol dan pelega.
INITIAL CONTROLLER TREATMENT

Reguler low dose ICS: (Step 1-2)


Gejala asthma >2x/bulan
Bangun di malam hari karena asthma >1x/bulan
Gejala asthma ditambah resiko eksaserbasi (Konsumsi
OCS untuk asthma dalam 12 bulan terakhir, FEV1
rendah, pernah dirawat di ICU karena asthma)
Pertimbangkan medium/high dose ICS atau LABA
(Step 4)
Gejala asthma muncul hampir setiap hari
Bangun di malam hari karena asthma >1x/minggu

! Cek respon setelah 2-3 bulan menggunakan controller


STEP UP
Sudah pernah datang dan minum obat sebelumnya
Uncontrolled
Partly controlled

Harus perhatikan cara pakai ICS, terpapar allergen


(rokok), kepatuhan minum obat
STEP DOWN
Controlled dalam 3 bulan
Prognosis
Kurang dari 5000 kematian setiap tahun dari populasi berisiko
yang berjumlah kira-kira 10 juta. Sebelum dipakai kortikosteroid, secara
umum angka kematian penderita asma wanita dua kali lipat penderita
asma pria. Juga kenyataan bahwa angka kematian pada serangan asma
dengan usia tua lebih banyak, kalau serangan asma diketahui dan dimulai
sejak kanak kanak dan mendapat pengawasan yang cukup kira-kira
setelah 20 tahun, hanya 1% yang tidak sembuh dan di dalam pengawasan
tersebut kalau sering mengalami serangan common cold 29% akan
mengalami serangan ulang.

Pada penderita yang mengalami serangan intermitten angka


kematiannya 2%, sedangkan angka kematian pada penderita yang dengan
serangan terus menerus angka kematiannya 9%.
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться