Вы находитесь на странице: 1из 37

NSTEMI

DENGAN KOMPLIKASI EDEMA


PARU
*Amanda Nofita Dewi, S.Ked
**dr. Taka Mehi, Sp.JP
BAB I PENDAHULUAN
ACS injury dinding pembuluh, agregasi platelet dan
pelepasan isi granuler vasokonstriksi dan akhirnya
pembentukan trombus.
Angka kematian karena PJK di seluruh dunia tiap tahun
didapatkan 50 juta, sedangkan di negara berkembang
terdapat 39 juta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diberbagai tempat
di Indonesia, penyakit jantung koroner merupakan
penyebab utama dari gagal jantung.
BAB II LAPORAN KASUS

Tn. S/ 75 thn/ laki-laki/ pensiunan / simp. III sipin


MRS 19 Okt 2017
KU : sesak hebat sejak 2 jamSMRS
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan
keluhan sesak hebat sejak 2 jam SMRS, sesak dirasakan
mendadak saat pasien sedang mengambil wudhu. Sesak
dirasakan terus menerus dan menetap. Keluhan sesak
disertai dengan nyeri seluruh lapang dada. Nyeri pada
dada dirasakan seperti terhimpit, menjalar ke punggung.
Nyeri dirasakan tidak hilang dengan istrirahat dan tidak
dipengaruhi oleh gerakan tertentu.
Cont..
Pasien juga mengeluhkan keringat dingin saat terjadi sesak
napas. Keluhan tidak disertai mual maupun muntah.
Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi yang
terkontrol sejak muda dan rutin mengkonsumsi obat
antihipertensi. Pasien juga memiliki riwayat sakit jantung
sejak tahun 2005. Obat obatan rutin yang dikonsumsi saat
ini adalah aspilet, candisartan tablet, ISDN 5 mg dan
allopurinol tablet.
Pasien tidak merokok dan tidak pernah minum alkohol
Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah dirawat di RS Harapan Kita dengan keluhan
nyeri dada dan dilakukan pemasangan balon pada tahun
2005

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama (-)
Riwayat hipertensi di keluarga (-)
Riwayat sakit jantung di keluarga (-)
Riwayat DM di keluarga (-)
Pemeriksaan Fisik
K/u : Tampak sakit berat
Kesadaran : Komposmentis, GCS: 15
TTV :
TD : 141/90 mmHg
Nadi : 143 x/menit
RR : 38 x/menit
Suhu : 37,80C
SpO2 : 92%
Kepala dan leher
Rambut : Warna hitam - abu abu, tidak mudah dicabut,
alopesia (-)
Kepala : Bentuk simetris, tidak ada trauma maupun
memar.
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), edem
pelpebra (-/-), Reflek cahaya (+/+)
Hidung : Nafas cuping hidung (-), secret (-), epistaksis (-)
Mulut : Bentuk normal, bibir sianosis (-), mukosa anemis
(-), gusi berdarah (-), bau nafas dbn.
Leher : JVP 5-1 cmH2O, pembesaran kelenjar getah
bening (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)
Paru
Inspeksi : Bentuk simetris , pergerakan dada simetris,
jejas (-)
Palpasi : Pergerakan dada simetris, fokal fremitus dada
kiri = kanan
Auskultasi : vesikuler, Ronkhi basah basal (+/+),
Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis teraba pada ICS VI di linea
axilaris anterior sinistra.
Perkusi : Batas Jantung
Atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Kanan : ICS V-VI linea parasternalis dextra
Kiri : ICS VI linea aksilaris anterior sinistra

Auskultasi : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)


Abdomen
Inspeksi : Datar, sikatrik (-), venetasi (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+), defans
muskuler (-), Hepar/lien tidak teraba
Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Superior : Akral hangat, edema (-/-), clubbing finger (-),
Palmar eritema (-/-), Palmar anemis (-/-), motorik 5/5,
sensorik (+/+)
Inferior : Akral hangat, pitting edema pretibial (-/-),
motorik 5/5, sensorik (+/+)
Darah Rutin (19 Oktober 2017) di IGD

WBC : 16.95 x103/mm3 (4.0-10.0)


RBC : 3,77 x106/mm3 (3.5-5.5)
HGB : 10.7 g/dl (11.0-16.0)
HCT : 33,3 % (35.0-50.0)
PLT : 532x103/mm3 (100-300)
Kimia Darah (20 Oktober 2017) di ICCU
Faal Hati
Bilirubin direk : 0,3 mg/dl (< 2 )
Bilirubin indirek : 0,7 mg/dl (< 2 )
Albumin : 3,0 g/dl ( 3,5-5,0 )

Faal Ginjal
Ureum : 44 mg/dL (15 39 mg/dL)
Creatinin : 1,8 mg/dL (0,9 1,3 mg/dL)
Asam urat : 7,3 mg/dL (3,5 7,2 mg/dL)
Cont..
Faal Lemak
Kolesterol : 225 mg/dL ( < 200 mg/dL)
Trigliserid : 175 mg/dL ( < 150 mg/dL)
HDL : 70 mg/dL ( > 34 mg/dL)
LDL : 120 mg/dL (< 120 mg/dL)

Elektrolit (20 Oktober 2016) di ICCU


Natrium (Na): 154,31 mmol/L (135 148 mmol/L)
Kalium (K) : 4,03 mmol/L (3,5 5,3 mmol/L)
Chlorida (Cl) : 104,44 mmol/L (98 110 mmol/L)
Calsium (CA): 1,38 mmol/L (1,19-1,23 mmol/L)
Enzim Jantung (19 Oktober 2017) di IGD
CKMB : 3,95 ng/ml (0.0 3.74 mg/ml)
Troponin I : 0.00 ng/ml (< 0,1 mg/ml)

Enzim Jantung (20 Oktober 2017) di ICCU


CKMB : 51,27 ng/ml (0.0 3.74 mg/ml)
Troponin I : 13,84 ng/ml (< 0,1 mg/ml)
Urin Rutin (21 Oktober 2017) di ICCU
Warna : kuning muda
Berat jenis : 1015
Protein :-
Albumin :-
Reduksi glukosa : -
Leukosit : 12 - 14/LPB
Eritrosit : 3 - 4/LPB
19 0kt 2017

Irama : sinus
Heart rate : 100x/menit
Axis : normal
Interval PR: normal
ST segmen : tidak ditemukan ST elevasi dan ST depresi
20 okt 2017

Irama : sinus
Heart rate : 125x/menit
Axis : deviasi aksis ke kiri
Interval PR : normal
ST segmen : tidak ditemukan ST elevasi dan ST depresi
21 Okt 2017

Irama : sinus
Heart rate : 136x/menit
Axis : deviasi aksis ke kiri
Interval PR : normal
ST segmen : tidak ditemukan ST elevasi
19 okt 2017

Kesan : Kardiomegali HHD, Edema paru


Diagnosis Kerja
NSTEMI
ALO
Hipertensi

AKI
CAD

Diagnosis Banding
STEMI
perikarditis akut
emboli paru
diseksi aorta akut
Tatalaksana

Non farmakologi Farmakologi

Bed rest, posisi semi O2 NRM 15 liter/menit


IVFD RL 20 cc/jam
fowler
Drip lasix 3mg/jam
Batasi cairan Drip cedocard 1 mg/jam
Inj. Ranitidin 2 x 20 mg IV
Ceftriaxone 1 x 265
Arixtra 1 x 2,5 mg IV
Aspilet tab 1 x 80 mg per oral
Clopidogrel 1 x 75 mg per oral
Simvastatin 1 x 20mg per oral
Laxadyn syr 1 x 1 cth
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad malam


Quo ad functionam : dubia ad malam
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Ustable Angina Pektoris (UAP) /Non ST Elevation Myocardial
Infarction (NSTEMI)

Angina pektoris tidak stabil (UAP) dan infark miokard


akut tanpa elevasi ST (NSTEMI) diketahui merupakan
suatu kesinambungan dengan kemiripan patofisiologi dan
gejala klinis.
Diagnosis NSTEMI ditegakkan jika pasien dengan
manifestasi klinis UAP menunjukkan bukti adanya nekrosis
miokard berupa peningkatan biomarker jantung.
Epidemiologi

Pasien NSTEMI memiliki angka mortalitas jangka pendek


yang lebih rendah dibanding dengan pasien STEMI.
Meskipun pada 1 2 tahun follow up tingkat mortalitas
menjadi sebanding.
Patofisiologi
Angina pektoris ketidakadekuatan suplay oksigen ke
sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekakuan
arteri dan penyempitan lumen arteri koroner
(arteriosklerosis koroner).
Penegakan diagnosis
Angina pada pasien NSTEMI memiliki presentasi sebagai
berikut :9

Angina dengan durasi lama (>20 menit) saat istirahat.


Angina yang dirasakan pertama kali atau de novo angina (
angina kelas II atau kelas III).
Destabilisasi baru dari angina yang sebelumnya stabil
dengan karakterikstik angina kelas III (cresendo).
EKG dan BIOMARKER
Penatalaksanaan
1. Obat anti-iskemia
Nitrat : dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh vena
dan arteriol perifer, dengan efek mengurangi preload
dan afterload sehingga dapat mengurangi wall stress dan
kebutuhan oksigen. Dalam keadaan akut nitrogliserin
atau isosorbid dinitrat diberikan secara sublingual atau
infus intravena. Dosis pemberian intravena : 1-4 mg/jam.
2. Obat anti-agregasi trombosit
Tiga gologan obat anti platelet yang terbukti bermanfaat
seperti
aspirin dosis awal oral 150-300 mg/ hari dan dosis
intravena 150 mg,
klopidogrel dimulai 300 mg/hari dan selanjutnya 75
mg/hari
inhibitor GP Iib/IIIa.
3. Obat anti-trombin
Unfractionated Heparin
Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
Direct Thrombin Inhibitors
BAB IV ANALISA KASUS
Sesak hebat dan nyeri angina
ANAMNESIS Fc resiko hipertensi, operasi pasang
balon

Kerdiomegali, edema paru


Pemeriksaan Peningkatan enzim jantung

NSTEMI dengan komplikasi edema


Diagnosis paru
Hipertensi, AKI.
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться