Вы находитесь на странице: 1из 31

TANIN

TIM DOSEN FARMAKOGNOSI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TANIN
is i
ef en
D Tannin merupakan senyawa kimia yang
kompleks terdiri dari senyawa polifenol yang
tersebar luas pada daun dan buah yang belum
masak. Senyawa tanin ini banyak di jumpai
pada tumbuhan.
Tanin secara umum didefinisikan sebagai
senyawa polifenol yang memiliki berat
molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan
dapat membentuk kompleks dengan protein.
i m ia Tan in
sik a da n K
Sifat Fi

Sifat Fisika
a. Jika dilarutkan kedalam air akan
membentuk koloid dan memiliki rasa
asam dan sepat.
b. Jika dicampur dengan alkaloid dan
glatin akan terjadi endapan
c. Mengendapkan protein dari
larutannya dan bersenyawa
dengan protein tersebut sehingga
tidak dipengaruhi oleh enzim
protiolitik.
1. Umumnya tanin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung
mudah dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tanin
bentuknya amorf dan tidak mempunyai titik leleh
2. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat terang,
tergantung dari sumber tanin tersebut
3. Tanin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau
khas dan mempunyai rasa sepat (astrigent)
4. Warna tanin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau
dibiarkan di udara terbuka
5. Tanin mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik dan
merupakan racun
Sifat Kimia

a.Merupakan senyawa
kompleks dalam bentuk
campuran polifenol yang
sukar dipisahkan sehingga
sukar mengkristal.
b.Tanin dapat diidentifikasikan
dengan kromotografi.
c. Senyawa fenol dari tanin
mempunyai aksi
.
d Tanin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus
fenol dan bersifat koloid.
e. Semua jenis tanin dapat larut dalam air.
Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar
apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tanin
akan larut dalam pelarut organik seperti metanol,
etanol, aseton danpelarut organik lainnya
f. Dengan garam besi memberikan reaksi warna.
Reaksi ini digunakan untuk menguji klasifikasi tanin,
karena tanin dengan garam besi memberikan warna
hijau dan biru kehitaman.
g. Tanin dapat dihidrolisa oleh asam, basa dan enzim
a nin
a s i T
s i f k
K l a
Tanin
Terkondensasi

Berdasarkan
Strukturnya

Tanin
Terhidrolisis
Tanin Terkondensasi

Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis,


tetapi dapat terkondensasi meghasilkan asam
klorida.
Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin.
Proanthocyanidin merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8
dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum
procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang
tersusun dari epiccatechin dan catechin.
Salah satu contohnya adalah Sorghum
procyanidin, senyawa ini merupakan trimer yang
tersusun dari epiccatechin dan catechin.

Sorghum
procyanidin
Senyawa ini jika dikondensasi maka akan
menghasilkan flavonoid jenis flavan dengan
bantuan nukleofil berupa floroglusinol.
Tanin Terhidrolisis

Tanin ini biasanya berikatan dengan


karbohidrat dengan membentuk jembatan
oksigen, maka dari itu tanin ini dapat
dihidrolisis dengan menggunakan asam
sulfat atau asam klorida. Salah satu contoh
jenis tanin ini adalah gallotanin yang
merupakan senyawa gabungan dari
karbohidrat dengan asam galat
Selain membentuk gallotanin, dua asam galat akan
membentuk tanin terhidrolisis yang bisa disebut
Ellagitanins. Ellagitanin sederhana disebut juga ester
asam hexahydroxydiphenic (HHDP). Senyawa ini dapat
terpecah menjadi asam galic jika dilarutkan dalam air
a Tan in
as i Se nyaw
k
Identif

Untuk analisis secara kualitatif dapat dilakukan dengan mengunakan metode :


a. Larutan FeCl3 : berwarna biru tua-kehitaman (Gallotanin dan ellagitanin)
: berwarna hijau kecoklatan (Tanin terkondensasi)
b. Diendapkan dengan garam Cu, Pb, Sn, dan larutan Kalium Bikromat
berwarna coklat.
c. Dengan menggunakan larutan gelatin. Sedikit sampel
ditambahkan beberapa tetes larutan gelatin, reaksi positif bila
terbentuk endapan.
d. Dengan menggunakan air brom. Sedikit sampel ditambahkan
beberapa tetes air brom, reaksi positif bila terbentuk endapan.
Sedangkan untuk menganalisis secara kuantitatif dapat dilakukan dengan
mengunakan metode :
a. Metode analisis umum phenolik, karena tanin merupakan senyawa
phenolik (Metode blue prussian dan Metode Folin).
b. Metode analisis berdasarkan gugus fungsinya
c. Dengan menggunakan HPLC, dan UV-Vis
d. Metode presipitasi menggunakan protein
BIOSISTESIS
Jalur biosintesis tanin melalui jalur asam
sikimat, yang diawali dengan pembentukan
asam galat.

Asam galat merupakan suatu senyawa


yang sering menjadi pembentuk berbagai
jenis tanin lain : katekin, asam elagat,
prosianidin, epikatekin dan
pentagaloilglukosa ( galotanin yag
digunakan untuk penyamakan kulit hewan).
PENETAPAN KADAR TANIN
Perludiperhatikan adanya senyawa
fenol lain yang dapat mengganggu
penetapan.

CaraTITRIMETRI dapat digunakan untuk


menetapkan kadar tanin total pada
simplisia dan menggunakan
spektrofotometer.

Ekstraksidilakukan dengan metanol,


etanol, air serta campuran dari
PENETAPAN KADAR TANIN
Kadar setara asam tanat

darah segar manusia (setelah


diencerkan) ditambahkan kedalam
larutan tanin, kemudian disentrifugasi
untuk memisahkan endapan tanin-
protein. Kelebihan hemoglobin ditentukan
kadarnya dengan mengukur serapan
pada panjang gelombang 576 nm. Asam
tanat sebagai pembanding
PENETAPAN KADAR TANIN
Kadar Eligitanin

pengukuran warna biru yang terjadi(setelah


15 menit) pada penambahan larutan asam
nitrit ke dalam larutan tanin. Pengukuran
dilakukan dengan spektrofotometer pada
panjang gelombang 600 nm.
PENETAPAN KADAR TANIN
Kadar Protocianidin (tanin terkondensasi)

warna yang terbentuk dengan penambahan


asam klorida pekat diekstraksi menggunakan
butanol. Pemanasan dengan asam akan
membebaskan bentuk monomernya, yaitu
antosianidin atau sianidin. Serapan diukur pada
panjang gelombang 545 nm untuk sianidin.
Apabila monomer yang dihasilkan sianidin dan
delfnidin, pengukuran juga dilakukan pada
panjang gelombang560 nm untuk delfnidin.
PENETAPAN KADAR TANIN
Dihitung sebagai katekin

ekstrak air tanin 10 ml dimasukkan kedalam


labu tentukur 100 ml, lalu volume dicukupkan
hingga tanda batas. Larutran dipipet 1 ml,
selanjutnya dimasukkan kedalam labu tentukur 25
ml, kemudian ditambahkan 1 ml pereaksi vanilin
10% dalam asam, 95% etanol, dan 1 ml asam
klorida pekat, lalu dihangatkan dalam penangas
air. Selanjutnya, larutan ditambahkan etanol 95%
hingga batas tanda. Serapan diukur pada panjang
gelombang 530 nm, dengan pembanding katekin.
PENETAPAN KADAR TANIN
Gravimetri

dilakukan dengan penambahan serbuk kulit


sapi ke dalam ekstrak tanin, lalu setelah
menegendap sempurna, disaring. Filtrat
dikeringkan hingga bobot tetap. Kelarutan serbuk
kulit ditentukan dengan mencampurnya dengan
air, kemudian disaring hingga bobot tetap. Kadar
tanin dikewtahui dengan menghitung bobot
fltrat sebelum dan sesudah diberi serbuk kulit,
dengan koreksi blanko, dibagi berat simplisia.
PENETAPAN KADAR TANIN
Titrimetri

metode ini lebih sederhana, yaitu


titrasi terhadap sari air tanin
menggunakan larutan KMnO4 dan
indikator larutan indigosulfonat
dengan perubahan warna dari biru
menjadi kuning terang.
Persebaran pada
Simplisia
Galotanin (tanin terhidrolisis)
terdapat pada :
Rhubarb (Rheum sp.)
Cengkeh
Hammamelis sp.
Chesnut (Anacardsium occidentale)
Turkis galls (jenis Quercus)
Elagitanin terdapat pada :
Delima, Eukaliptus, Castanea spp.
Tanin Terkondensasi
Tanin terkondensasi menyebar pada
seluruh bagian tumbuhan seperti
akar, rimpang, kulit kayu, daun dan
bunga.
Yang mengandung dua jenis
Tanin :Daun Teh
Nama Simplisia : Theae Folium
Nama Lain : Daun teh
Tanaman Asal: Camellia sinensis (L) O.K yang
disebut juga Thea sinensis
Keluarga : Theaceae
Kegunaan : Antidotum, Keracunan alkaloida
dan logam-logam berat, Analeptika,
Stimulansia
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться