Вы находитесь на странице: 1из 27

CASE REPORT I

DIABETES MELITUS Tipe 2 DENGAN ANEMIA DAN ULKUS


PEDIS
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendi dikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Stase Ilmu Penyakit Dalam

Pembimbing :
dr. Rosa Priyambodo, Sp.PD

Diajukan Oleh :
Lisa Sriaji Purboningrum
J510170061

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya (Purnamasari, 2009). Gejala yang ditimbulkan oleh
diabetes melitus adalah poliuri, polidipsi, polifagi, penurunan
berat badan dan kesemutan

berdasarkan studi penelitian Riskesdas tahun 2007 dan


2013 bahwa proporsi penderita DM pada tahun 2013
meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2007
(Kementrian Kesehatan, 2017). Berdasarkan riset 15% -
25% penderita DM memiliki resiko terjadi ulkus pedis
diabetikum, dan 40 %-80% kasus berkembang menjadi
ulkus pedis diabetikum. Sedangkan prevalensi penderita
diabetes melitus yang mengalami anemia sebanyak 8%.
BAB II
FOLLOW UP
A. Identitas Pasien
B. Anamnesis
Keluhan utama : Lemas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki 42 tahun datang ke IGD RSUD
Sukoharjo dengan keluhan Lemas sejak 2 hari yang lalu
SMRS sampai tidak bisa beraktivitas, Lemas disertai
dengan mual, keluar keringat dingin, nafsu makan
menurun dan nyeri pada luka dikaki kanan. BAB (+),
BAK (+), Pada saat dilakukan pemeriksaan Gula Darah
Sewaktu (GDS) didapatkan hasil 66 mg/Gl. pada saat
dilakukan pemeriksaan darah lengkap jumlah HB 4,9
mg/dl. Pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes sejak
5 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Keluhan Serupa : diakui


Riwayat Diabetes Melitus : diakui
Riwayat konsumsi OHO : diakui
Riwayat operasi : diakui (operasi ulkus 2 kali)
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat sakit jantung : diakui 5tahun yang lalu
Riwayat penyakit asma : disangkal
Riwayat penyakit TB paru : disangkal
Riwayat gastritis : disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
Riwayat Penyakit Mata :diakui (penglihatan penderita sering kabur)
Riwayat Obesitas : diakui (pasien mengaku dahulu BB: 90 t:176)
Riwayat Dirawat Di RS : diakui (dengan keluhan serupa)
Riwayat Alergi Obat : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Keluhan Serupa : disangkal
- Riwayat Diabetes Melitus : diakui (Nenek dan adik pasien),
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Sakit Jantung : disangkal
Riwayat Pribadi
- Riwayat Merokok : diakui
- Riwayat Konsumsi Alkohol : disangkal
- Riwayat Konsumsi Narkotik : disangkal
- Riwayat Pola Makan :Pasien mengaku sebelum sakit Senang
mengkonsumsi makanan manis,
konsumsi santan (+), konsumsi sayur
kurang, sering mengkonsumsi
minuman penambah energi
Anamnesis Sistem

Sistem cerebrospinal : lemas (+), pusing (-), gelisah (-), Demam(-),


Penurunan kesadaran(-), Kejang(-), nyeri
kepala(-).
Sistem cardiovaskular :anemis(+),Palpitasi(-),Nyeri dada(-)
Sistem respiratorius : Sesak (-), SDV (+/+), Batuk(-),
Sistem genitourinarius : BAK lancar tidak ada keluhan
Sistem gastrointestinal : Nyeri perut(-),mual(+)muntah(-), BAB
lancar tidak ada keluhan
Sistem muskuloskeletal :Badan lemas (+),ulkus pada pedis dextra,
atrofi otot(-), kaku (-), nyeri (pada ulkus
pedis dextra), edem (-)Hambatapergerakan
(-).
Sistem integumentum : Pucat (+), keringat dingin (+)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Pasien tampak lemas
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Suhu : 36,3C
- Nadi : 87x/menit
- RR : 20x/menit

Status Generalis
Kepala : Bentuk normocephal, Rambut rontok (-).
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),edema palpebra (-).
Telinga : Ukuran normal, sekret (-), bau (-), perdarahan (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), eritem(-), Perdarahan (-)
Mulut : mulut kering dan mukosa anemis
Leher : Retraksi supra sterna (-/-), deviasi trachea (-), peningkatan Jugular Venous
Pressure (-), pembesaran kelenjar limfe (-).
Thorax
Paru
- Inspeksi : simetris, tidak terdapat ketinggalan gerak.
- Palpasi : tidak terdapat ketinggalan gerak, fremitus normal.
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : sDV(+),tidak terdapat ronki maupun wheezing.
Jantung
- Inspeksi : iktus cordis tak tampak
- Palpasi : iktus cordis kuat angkat
- Perkusi : dalam batas normal
- Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung (-)
Abdomen
- Inspeksi : Lebih rendah dari dada, simetris
- Auskultasi : Peristaltik (+), bising usus (-)
- Perkusi : Timpani (+)
- Palpasi :Massa (-)benjolan(-), supel(+),Ascites(-),Nyeri tekan epigastrium (-)
Hati : Tak teraba membesar
Limpa : Tak teraba membesar
Ekstremitas : Akral hangat, oedem (-/-), Ulkus pedis Dextra, CRT: >2
detik,koilonikea(-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
PEMERIKSAAN HASIL
Leukosit 11,7H
Eritrosit 2,13L
HB 4,9L
Ht 15,6L
MCV 73,2L
MCH 23,0L
MCHC 31,4H
Trombosit 662 H
Neutrofil 81,2 H
Limfosit 12,9 L
GDS 66 L
Pemeriksaan Radiologi

Kesan
a. Soft tissue swelling reg. Pedis Kesan
dextra dengan pneumatisasi a. Pulmo dalambatas normal
subcutis (+).
b. Destruksi ossa metatarsal pedis
b.Besar cor normal
dextra dengan tanda osteomyelitis (+).
Diagnosa Kerja
- Diabetes Melitus tipe II
- Ulkus Diabetikum
- Anemia Terapi
- Infus D5 % 20tpm
- Ceftriaxone 1 gram/12 jam
- Omeprazol 20 mg/12 jam
- Ondancentron 4 mg/8jam
- Sukralfat Syrup 3x1C
- PRC 2 kolf
Follow UP
23 Mei 2017
Follow UP
24 Mei 2017
Follow UP
24 Mei 2017
Follow UP
24 Mei 2017
BaB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit
gangguan metabolik menahun, menurut American
Diabetes association (ADA) 2010, diabetes melitus
tipe 2 memiliki karakteristik hiperglikemi yang terjadi
akibat kelainan kerja insulin atau sekresi insulin
atau keduanya (Purnamasari, 2009).
B. Epidemiologi
International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa
prevalensi DM di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM
sebagai penyebab kematian urutan ketujuh di dunia sedangkan
tahun 2012 angka kejadian DM didunia adalah sebanyak 371 juta
jiwa dimana proporsi kejadian DM tipe 2 adalah 95% dari populasi
dunia yang mrnderita diabetes melitus tipe 2 (fatimah, 2015).
Klasifikasi
DM Tipe I
DM Tipe 2
DM Tipe Gestasional
DM Tipe Lain

Faktor Resiko
faktor resiko yang tidak dapat diubah faktor resiko yang dapat diubah
IMT 25kg/m2
keluarga dengan DM (First degree relative)
lingkar perut >80 cm pada wanita
umur 45 tahun
pada laki-laki>90,
Etnik
kurangnya aktivitas fisik
riwayat melahirkan bayi >4000 gram
hipertensi
riwayat diabetes gestasional
dislipidemia
riwayat lahir berat badan rendah (<2500gram
diet yang sehat
faktor resiko lain
PCOS
penderita sindrom metabolik dgi riwayat penyakut kardiovaskuler seperti stroke, PJK, PAD
konsumsi alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, konsumsi kopi dan kafein
PATOGENESIS
- Rusaknya sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia dll) - -
- Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas
- Desensitasi atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer

GEJALA KLINIS
Gejala akut : Poliphagia ,polidipsia ,Poliuria , nafsu makan bertambah namun berat
badan turun dengan cepat
Gejala kronik : Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa
kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai
kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual
menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil sering
terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau dengan
bayi berat lahir lebih dari 4kg
DIAGNOSIS
a.Keluhan klasik DM: poliuria,polidipsia, polifagia dan penurunan
beratbadan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
b. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
Komplikasi
Komplikasi Akut
- Hipoglikemia
- Hiperglikemia : KAD, KHNK, Kemolakto asidosis

Komplikasi Kronik
- Komplikasi Makrovaskuler: Trombosit otak, PJK,
Jantung Kongestif Stroke
-Komplikasi
Mikrovaskuler:Neuropati,Nefropati,Retinopati
TATALAKSANA
HIPOGLIKEMIA RINGAN

Pemberian konsumsi makanan tinggi glukosa(karbohidratsederhana)


Glukosa murni merupakan pilihan utama, namun bentuk karbohidrat
lain yang berisi glukosa juga efektif untuk menaikkan glukosa darah.
Makanan yang mengandung lemak dapat memperlambat respon
kenaikkan glukosa darah.
Glukosa 1520 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan dalam air adalah
terapi pilihan pada pasien dengan hipoglikemia yang masih
sadar
Pemeriksaan glukosa darah dengan glukometer harus dilakukan
setelah 15 menit pemberian upaya terapi. Jika pada monitoring
glukosa darah 15 menit setelah pengobatan hipoglikemia masih tetap
ada, pengobatan dapat diulang kembali.
Jika hasil pemeriksaan glukosa darah kadarnya sudah mencapai
normal, pasien diminta untuk makan atau mengkonsumsi snack
untuk mencegahberulangnya hipoglikemia.
Pengobatan pada hipoglikemia berat:
Jika didapat gejala neuroglikopenia, terapi parenteral diperlukan
berupa pemberian dekstrose 20% sebanyak 50 cc (bila terpaksa bisa
diberikan dextore 40% sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau
D10%.
Periksa glukosa darah 15 menit setelah pemberian i.v tersebut. Bila
kadar glukosa darah belummencapai target, dapat diberikan ulang
pemberian dextrose 20%.
Selanjutnya lakukan monitoring glukosa darah setiap 12 jam kalau
masih terjadi hipoglikemia berulang pemberian Dekstrose 20% dapat
diulang.
Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien laki-laki 42 tahun datang ke IGD RSUD Sukoharjo dengan keluhan lemas sejak 2 hari
yang lalu SMRS, lemas disertai dengan mual, keluar keringat dingin, nafsu makan menurun dan nyeri
pada luka dikaki kanan. BAB (+), BAK (+).
Pada saat dilakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS) didapatkan hasil 66 mg/Gl. pada
saat dilakukan pemeriksaan darah lengkap jumlah HB 4,9 mg/dl.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini adalah Infus D5 % 20tpm
Ceftriaxone 1 gram/12 jam, Omeprazol 20 mg/12 jam, Ondancentron 4 mg/8jam, Sukralfat
Syrup 3x1C, PRC 2 kolf. Pemberian D5% pada pasien bertujuan untuk menaikkan kadar gula darah
pasien dalam kasus yang mengalami hipoglikemia, pemberian ceftriaxone pada pasien dalam kasus
sangat diperlukan disebabkan terdapat ulkus, Terapi antibiotik yang rasional diharapkan dapat
mengurangi terjadinya resistensi bakteri dan mencegah terjadinya ganggren. Jumlah HB pasien <10
g/dl sehingga harus dilakukan transfusi PRC, penggunaan sukralfat dan omeprazol bertujuan untuk
mengurangi mual yang dialami pasien
BAB V
kESIMPULAN
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya,Gejala yang ditimbulkan oleh
diabetes melitus adalah poliuri, polidipsi, polifagi, penurunan berat
badan dan kesemutan. Penyakit Diabetes melitus yang menahun dapat
mengakibatkan komplikasi kronik dan akut, salah satu komplikasi
kronik yaitu terjadinya nefropati yang akan menyebabkan anemia akibat
terganggunya produksi eritropoitin, pasien anemia dengan nilai HB <10
harus segera dilakukan transfusi untuk mencegah gangguan pasokan
oksigen , sedangkan komplikasi akut pada diabetes melitus adalah
hipoglikemia, hipoglikemia pada pasien diabetes melitus harus segera
diatasi untuk mencegah terjadinya koma diabetikum.
ALHAMDULILLAH

Вам также может понравиться