Вы находитесь на странице: 1из 64

MESIN LISTRIK

NAMA:M.IKHSAN
NIM :150150075
MESIN LISTRIK I

Mengukur Kecepatan Putaran


Kecepatan putaran motor sama dengan jumlah putaran
motor dalam periode tertentu, misalnya putaran per menit
(Rpm) atau kecepatan per detik (Rps). Alat ukur yang
digunakan adalah indikator kecepatan sering disebut
tachometer Tachometer di tempelkan langsung pada
poros sebuah motor dan dibaca putarnnya pada skala
yang ada. Tachometer yang modern menggunakan prinsip
sinar laser, bekerjanya lebih sederhana berkas sinar laser
ditembakkan pada poros dan display digital akan
menunjukkan putaran poros motor.
Kecepatan motor diukur dengan alat
tachometer, pengukuran dilakukan pada poros
rotor, ada tachometer analog dan tachometer
digital
MENGUKUR TORSI

Torsi sering disebut momen (M) merupakan


perkalian gaya F (Newton) dengan panjang
lengan L (meter)
M = F. L (Nm)Gaya F yang dihasilkan dari
motor listrik dihasilkan dari interaksi antara
medan magnet putar pada stator dengan
medan induksi dari rotor.
F = B. I. L
HUBUNGAN KECEPATAN, TORSI DAN DAYA
MOTOR
Pengukuran hubungan kecepatan, torsi dan
daya motor dilakukan di laboratorium Mesin
Listrik M
P =tF.LP =t
sedangkan M= F. L (Nm)
Lkecepatan v =t
Dalam satu putaran poros jarak ditempuh L =
2.r., sehingga kecepatan v = n. 2. r.
PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI
Motor induksi adalah alat listrik yang mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Listrik yang diubah adalah listrik 3 phasa. Motor induksi sering juga disebut
motor tidak serempak atau motor asinkron. Prinsip kerja motor induksi lihat gambar-
5.4.
Ketika tegangan phasa U masuk ke belitan stator menjadikan kutub S (south=selatan),
garis2 gaya mahnet mengalir melalui stator, sedangkan dua kutub lainnya adalah N
(north=utara) untuk phasa V dan phasa W. Kompas akan saling tarik menarik
dengan kutub S.

Gambar 5.4 : Prinsip kerja motor induksi


induksi dengan dua kutub, memiliki tiga belitan yang masing-
masing berbeda sudut
1200 gambar-5.5. Ujung belitan phasa pertama adalah U1-U2,
belitan phasa kedua adalah V1-V2 dan belitan phasa ketiga yaitu
W1-W2.

Prinsip kerja motor induksi dijelaskan dengan gelombang sinusoidal


gambar5.6, terbentuk-nya medan putar pada stator motor induksi.
Tampak stator dengan dua kutub, dapat diterangkan dengan empat
kondisi.

Gambar 5.6 : Bentuk gelombang


Gambar 5.5 : Belitan sinusoida dan timbulnya medan putar
stator motor induksi 2 pada stator motor induksi
kutub
Rotor ditempatkan didalam rongga stator, sehingga garis medan
magnet putar stator akan memotong belitan rotor. Rotor motor
induksi adalah beberapa batang penghantar yang ujung-ujungnya
dihubung singkatkan menyerupai sangkar tupai, maka sering
disebut rotor sangkar tupai gambar-5.7, Kejadian ini
mengakibatkan pada rotor timbul induksi elektromagnetis. Medan
mahnet putar dari stator saling berinteraksi dengan medan
mahnet rotor, terjadilah torsi putar yang berakibat rotor berputar

Gambar 5.7 : Bentuk


rotor sangkar
KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI
Konstruksi motor induksi secara detail terdiri atas dua bagian, yaitu: bagian
stator dan bagian rotor gambar-5.8. Stator adalah bagian motor yang diam
terdiri : badan motor, inti stator, belitan stator, bearing dan terminal box.
Bagian rotor adalah bagian motor yang berputar, terdiri atas rotor sangkar,
poros rotor. Konstruksi motor induksi tidak ada bagian rotor yang
bersentuhan dengan bagian stator, karena dalam motor induksi tidak
komutator dan sikat arang.

Gambar 5.8 : Fisik


motor induksi
RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI
Motor induksi gambar-5.9 memiliki rugi- rugi yang terjadi karena dalam motor
induksi terdapat komponen tahanan tembaga dari belitan stator dan
komponen induktor belitan stator. Pada motor induksi terdapat rugi-rugi
tembaga, rugi inti dan rugi karena gesekan dan hambatan angin.

Gambar 5.9 : Rugi-rugi


daya motor induksi
PUTARAN MOTOR INDUKSI
Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah jarum
jam (kanan) gambar-5.12, dan putaran berlawanan jarum jam (kekiri)
dilihat dari poros motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah
kutubnya, motor induksi berkutub dua memiliki putaran poros sekitar 2.950
Rpm, yang berkutub empat memiliki putaran poros mendekati 1450 Rpm.

Gambar 5.12 : Putaran motor dilihat dari


sisi poros
KARAKTERISTIK TORSI MOTOR INDUKSI
Karakteristik torsi motor induksi gambar-5.13, disebut torsi fungsi dari slip (T=f(slip).
Garis vertikal merupakan parameter torsi (0100%) dan garis horizontal parameter slip
(1,00,0). Dikenal ada empat jenis torsi, yaitu :
1. MA, momen torsi awal,
2. MS, momen torsi pull-up,
3. MK, momen torsi maksimum
4. MB, momen torsi kerja.
Karakteristik motor induksi lainnya lihat gambar-5.15 mencakup parameter efisiensi,
faktor kerja, ratio arus dan ratio putaran. Dengan membaca karakteristik motor induksi
dapat diketahui setiap parameter yang dibutuh kan. Saat torsi mencapai 100% dapat
dibaca ratio arus I/Io = 1; faktor kerja cos :
0,8, efiseiensi motor 0,85 dan ratio putaran n/ns : 0,92.
PENGASUTAN MOTOR SLIPRING

Motor slipring gambar-5.28 atau sering disebut motor rotor lilit termasuk
motor induksi 3 phasa dengan rotor belitan dan dilengkapi dengan slipring
yang dihubungkan dengan sikat arang ke terminal. Motor slipring dirancang
untuk daya besar.Motor slipring pada terminal box memiliki sembilan terminal,
enam terminal terhubung dengan tiga belitan stator masing-masing ujungnya
(U1-U2, V1-V2 dan W1-W2), tiga terminal (K-L-M) terhubung ke belitan rotor
melalui slipring. Ada tiga cincing yang disebut slipring yang terhubung
dengan sikat arang. Sikat arang ini secara berkala harus diganti karena akan
memendek karena aus

Gambar 5.28 : Bentuk fisik


Motor Induksi Rotor Slipring
MOTOR DUA KECEPATAN (DAHLANDER)
Motor dua kecepatan (Dahlander) dirancang khusus memiliki dua kelompok belitan
yang berbeda. Belitan pertama memiliki delapan pasang kutub ( p=8, kecepatan 370
Rpm) dengan ujung terminal 1U, 1V dan 1W yang dihubungkan dengan sumber listrik
tiga phasa L1,L2 dan L3. Belitan kedua memiliki enam pasang kutub (p=6, kecepatan
425 Rpm) dengan ujung belitan 2U, 2V dan 2W.
Penjelasan cara kerja motor dua kecepatan terletak pada cara pemasangan belitan
statornya. Perhatikan belitan stator yang memiliki empat kutub atau 2 pasang kutub
utaraselatan (p=2, kecepatan 1450 Rpm), belitan stator dihubungkan secara seri.
Aliran arus listrik dari L1 menuju terminal 1U memberikan arus pada koil pertama,
secara seri masuk ke koil kedua menghasilkan dua pasang kutub, terminal 1V
terhubung dengan L2
PRINSIP KERJA MOTOR AC SATU PHASA

Motor AC satu phasa berbeda cara kerjanya dengan motor AC


tiga phasa. Pada motor AC tiga phasa, belitan stator terdapat
tiga belitan yang menghasilkan medan putar dan pada rotor
sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang
menghasilkan putaran. Pada motor satu phasa memiliki dua
belitan stator, yaitu belitan phasa utama (belitan U1-U2) dan
belitan phasa bantu (belitan Z1-Z2) gambar-5.38.

Gambar 5.38 : Prinsip Medan


Magnet Utama dan Medan magnet
Bantu Motor Satu Phasa
MOTOR KAPASITOR

Motor kapasitor satu phasa banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga
seperti motor pompa air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor air conditioning
Konstruksinya sederhana dengan daya kecil dan bekerja dengan suplay PLN 220 V
menjadikan motor kapasitor banyak dipakai pada peralatan rumah tangga.
MOTOR SHADED POLE
Motor shaded pole atau motor phasa terbelah
termasuk motor satu phasa daya kecil, banyak
digunakan untuk peralatan rumah tangga sebagai
motor penggerak kipas angin, blender.
Konstruksinya sangat sederhana, pada kedua ujung
stator ada dua kawat yang terpasang dan dihubung
singkatkan fungsinya sebagai pembelah phasa
Belitan stator dibelitkan sekeliling inti membentuk
seperti belitan transfor mator. Rotornya berbetuk
sangkar tupai dan porosnya ditempatkan pada
rumah stator ditopang dua buah bearing.
MOTOR UNIVERSAL
Motor Universal termasuk motor satu phasa dengan menggunakan belitan stator dan belitan rotor.
Motor universal dipakai pada mesin jahit, motor bor tangan. Perawatan rutin dilakukan dengan
mengganti sikat arang yang memendek atau peas sikat arang yang lembek. Kontruksinya yang
sederhana, handal, mudah dioperasikan, daya yang kecil, torsinya yang cukup besar motor
universal dipakai untuk peralatan rumah tangga.

Gambar 5.49 : Stator dan


Rotor
Gambar 5.48 : Komutator
Motor Universal
pada
Motor Universal
MESIN ARUS SEARAH

Mesin arus searah dapat berupa generator DC atau motor DC. Untuk membedakan
sebagai generator atau motor dari mesin difungsikan sebagai apa. Generator DC alat
yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik DC. Motor DC alat yang
mengubah energi listrik DC menjadi energi mekanik putaran. Sebuah motor DC dapat
difungsikan sebagai generator, atau sebaliknya generator DC bisa difungsikan sebagai
motor DC.
Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah motor atau disebut
stator dibongkar terdapat kutub-kutub magnet bentuknya menonjol
gambar-6.1. Mesin DC yang sudah dipotong akan tampak beberapa
Kompounden yang mudah dikenali. Bagian yang berputar dan
berbentuk belitan kawat dan ditopang poros disebut sebagai rotor
atau jangkar
PRINSIP KERJA GENERATOR DC

Prinsip kerja generator DC berdasarkan pada kaidah tangan kanan. Sepasang


magnet permanen utara-selatan menghasilkan garis medan magnet , kawat
penghantar di atas telapak tangan kanan ditembus garis medan magnet .
Jika kawat digerakkan ke arah ibu jari, maka dalam kawat dihasilkan arus
listrik I yang searah dengan keempat arah jari tangan gambar-6.5. Bagaimana
kalau posisi utara- selatan magnet permanen dibalik ? Ke mana arah arah
arus listrik induksi yang dihasilkan ?

Gambar 6.5 : Kaidah


Tangan Kanan
GENERATOR PENGUAT TERPISAH
1) penguat elektromagnetik gambar-6.11a 2) magnet permanen gambar-6.11b.
Penguat elektromagnetik melalui belitan F1-F2 diberi sumber listrik DC dari luar
misalnya dengan baterai, dengan mengatur besarnya arus
eksitasi Ie, maka tegangan terminal rotor A1
A2 dapat dikendalikan. Generator penguat terpisah dipakai dalam pemakaian khusus,
misalnya pada Main Generator Lok Diesel Elektrik CC 201/CC203

Gambar 6.11 : a) Rangkaian Generator


DC Penguat terpisah dan b) Penguat
magnet permanen
GENERATOR BELITAN SHUNT
Generator belitan Shunt E1-E2 dipasangkan secara paralel dengan belitan
rotor A1-A2 gambar-6.13. Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa
yang terdapat pada medan magnet stator. Rotor berputar dalam medan
magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan memperkuat medan
magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya

Gambar 6.13 : Rangkaian


Generator Belitan Shunt
GENERATOR BELITAN KOMPOUND
memiliki belitan rotor A1-A2, memiliki dua penguat magnet yaitu medan Seri
notasi D1-D2 dan belitan penguat magnet Shunt notasi E1-E2 gambar-
6.15. Belitan seri D1-D2 disambungkan seri dengan rangkaian rotor A1-A2,
sehingga arus ke beban sekaligus sebagai penguat Seri. Belitan Shunt E1-E2
disambungkan paralel dengan rangkaian belitan rotor. Arus eksitasi magnet
Shunt Ie diperoleh dengan mengatur tahanan
geser.

Gambar 6.15 : Karakteristik


tegangan generator Shunt
KONSTRUKSI GENERATOR DC
Potongan melintang memperlihatkan konstruksi generator DC gambar-6.17.
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator bagian mesin DC yang diam, dan
bagian rotor bagian mesin DC yang berputar.Bagian stator terdiri atas : rangka
motor, belitan stator, sikat arang, bearing, terminal box. Bagian rotor terdiri :
komutator, belitan rotor, kipas rotor, poros rotor.

Bagian yang harus menjadi perhatian untuk


perawatan secara rutin adalah sikat arang
yang akan memendek dan harus diganti
secara periodik.

Komutator harus dibersihkan dari kotoran


sisa sikat arang yang menempel dan serbuk
arang yang mengisi celah-celah komutator,
gunakan amplas halus untuk
membersihkan noda bekas sikat arang.
Gambar 6.17 : Bentuk Fisik Generator DC
REAKSI JANGKAR
Medan magnet untuk generator DC berasal dari kutub elektromagnet, berupa belitan
kawat yang diberikan listrik DC, diperoleh kutub Utara (North)- Selatan (South). Medan
magnet melewati rotor seperti ditunjukkan arah panah gambar-6.18. Dengan mengatur
besarnya arus eksitasi yang melewati belitan magnet, makin besar kuat medan magnet
yang dihasilkan. Posisi garis netral tegak lurus dengan medan magnet.

Gambar,1.18 Gambar 6.19 : Gambar 6.20 : Pergeseran Garis


Netral Reaksi Jangkar Garis medan Magnet jangkar Netral akibat Reaksi jangkar
PRINSIP KERJA MOTOR DC
Prinsip motor listrik berdasarkan pada kaidah tangan kiri. Sepasang magnet
permanen utara - selatan menghasilkan garis medan magnet , kawat penghantar
diatas telapak tangan kiri ditembus garis medan magnet . Jika kawat dialirkan arus
listrik DC sebesar I searah keempat jari tangan, maka kawat mendapatkan gaya
sebesar F searah ibu jari gambar-26. Bagaimana kalau posisi utara-selatan magnet
permanen dibalik ? Ke mana arah gaya yang dirasakan batang kawat ? lakukan
peragaan dengan tangan kiri anda.

Gambar 6.26 : Aturan Tangan Kiri untuk


Prinsip Kerja Motor DC
GENERATOR BELITAN SHUNT

Generator belitan Shunt E1-E2 dipasangkan secara paralel dengan belitan rotor A1-A2 gambar-
6.13. Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan magnet
stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan yang akan
memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya

Pengaturan arus eksitasi yang melewati


belitan Shunt E1-E2 diatur oleh tahanan
geser. Makin besar arus eksitasi Shunt
makin besar medan penguat Shunt dan
tegangan terminal meningkat sampai pada
tegangan nominalnya. Karakteristik
tegangan U terhadap peningkatan arus
relatif stabil, tegangan akan cenderung
Gambar 6.13 : menurun ketika arus I mendekati harga
Rangkaian nominalnya
Generator Belitan Shunt
GENERATOR BELITAN KOMPOUND
Generator belitan Kompound disamping memiliki belitan rotor A1-A2, memiliki dua penguat
magnet yaitu medan Seri notasi D1-D2 dan belitan penguat magnet Shunt notasi E1-E2
Belitan seri D1-D2 disambungkan seri dengan rangkaian rotor A1-A2, sehingga arus ke beban
sekaligus sebagai penguat Seri. Belitan Shunt E1-E2 disambungkan paralel dengan rangkaian
belitan rotor. Arus eksitasi magnet Shunt Ie diperoleh dengan mengatur tahanangeser.

Generator penguat kompound adalah


kombinasi generator penguat Shunt dan
generator seri. Karakteristik tegangan
sebagai fungsi arus beban menghasilkan
tegangan terminal yang konstan meskipun
arus beban I mencapai harga nominalnya
BELITAN JANGKAR
Belitan jangkar berfungsi sebagai tempat terbentuknya ggl imbas. Belitan jangkar terdiri atas
beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar. Tiap-tiap kumparan dapat tediri atas
belitan kawat atau belitan batang.

Tiap-tiap kumparan mempunyai dua sisi kumparan dan jumlahnya harus


genap. Pada tiap-tiap alur bisa dipasang dua sisi kumparan atau lebih dalam dua
lapisan bertumpuk Dalam tiap-tiap alur terdapat 2U sisi kumparan, maka jumlah
alur G adalah :
BELITAN

Prinsip Belitan
Gelombang
Belitan Gelung Tunggal
Hubungan Sisi Kumparan dengan Lamel Belitan Gelombang

LAMEL SISI KUMPARAN LAMEL


1 1 - 12 11
11 21 - 32 21
21 41 - 10 10
10 19 - 30 20
20 39 - 8 9
9 17 - 28 19
19 37 - 6 8
8 15 - 26 18
18 35 - 4 7
7 13 - 24 17
17 33 - 2 6
6 11 - 22 16
16 31 - 42 5
5 9 - 20 15
15 29 - 40 4
4 7 - 18 14
14 27 - 38 3
3 5 - 16 13
13 25 - 36 2
2 3 - 14 12
12 23 - 34 1

Pada belitan gelombang tunggal banyaknya sikat yang dibutuhkan


hanya dua buah, tidak tergantung pada jumlah kutubnya.
BELITAN GELOMBANG MAJEMUK

Apabila nilai arus atau tegangan yang diperlukan tidak bisa dipenuhi dengan belitan
gelung atau gelombang tunggal, maka diatasi dengan belitan gelombang
majemuk.Belitan gelombang majemuk terdiri dari dua belitan gelombang tunggal atau
lebih. Tiap-tiap belitan gelombang tunggal terdiri dari dua cabang paralel, untuk
gelombang majemuk a = 2 . m

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dilihat


perbedaan-perbedaan yang terdapat pada belitan
gelung dan gelombang yaitu :
Belitan Gelung
1. Untuk generator bertegangan rendah, arus besar.
2. Ujung-ujung kumparan disambung pada lamel yang berdekatan.
3. Pada belitan gelung tunggal, arus yang mengalir pada jangkar terbagi sesuai dengan
jumlah kutub.
4. Pada belitan gelung majemuk, arus yang mengalir terbagi sesuai dengan rumusan a =
m . p.
5. Sisi kumparan terbagi pada dua bagian, yaitu terletak dihadapan kutub utara dan kutub
selatan.
Belitan Gelombang
1. Untuk generator bertegangan tinggi, arus rendah.
2. Pada belitan gelombang tunggal ujung-ujung kumparan dihubungkan pada lamel
komutator dengan jarak mendekati 3600 Listrik.
3. Jumlah cabang paralel pada belitan gelombang tunggal adalah 2 (dua), walaupun
jumlah kutubnya > 2.
4. Pada belitan gelombang tunggal penghantar-penghantar pada masing- masing
cabang, diletakkan terbagi rata pada seluruh permu-kaan kutub-
kutubnya.
5. Belitan gelombang majemuk digu-nakan jika dengan belitan gelung atau gelombang
tunggal arus atau tegangan yang diperlukan tidak tercapai.
SISTEM PENGENDALIAN
Dalam sistem kelistrikan dikenal dua istilah yaitu sistem pengendalian dan sistem
pengaturan. Sistem pengendalian yang akan dibahas yang menggunakan perangkat kontaktor dan
alat kendali saklar ON, saklar OFF, timer, dsb.
Setrika Listrik atau Rice Cooker adalah contoh sistem pengaturan loop tertutup temperatur
dengan Bimetal
Kondisi awal bimetal pada kondisi masih dingin akan menutup sehingga kontak tertutup sehingga
arus listrik mengalir ke
elemen pemanas. Sampai temperatur setting dicapai, maka bimetal akan terputus dan arus
listrik terputus pula. Bila temperatur kembali dingin bimetal terhubung kembali dan
kembali pemanas akan bekerja lagi, kejadian berulang-ulang kondisi ON dan OFF secara
otomatatis

Kontrol
ON-OFF dengan bimetal
KOMPONEN SISTEM PENGENDALIAN
Kontak Normally Open (NO), saat koil dalam kondisi tidak energized kontak dalam
posisi terbuka (open, OFF) dan saat koil diberikan arus listrik dan 1 maka kontak
dalam posisi menutup ON

Kontak Single pole double trough, memiliki satu kontak


utama dan dua kontak cabang, saat koil tidak energized
Jenis-jenis kontak kontak utama terhubung dengan cabang atas, dan saat
koil energized justru kontak utama terhubung dengan
kontak cabang bawah.
Kontak bantu,
Dikenal dua jenis ujung kontak, jenis pertama kontak dengan dua kontak
hubung dijumpai pada kontak rel Jenis kedua adalah kontak dengan empat kontak
hubung, ada bagian yang diam dan ada kontak yang bergerak ke bawah jenis kedua ini
terpasang pada kontaktor.
Komponen relay ini bekerja secara elektromagnetis, ketika koil K terminal
PENGENDALIAN HUBUNGAN LANGSUNG
Pengendalian hubungan langsung dikenal dengan istilah Direct On Line (DOL) dipakai
untuk mengontrol motor induksi dengan kontaktor Q1. Rangkaian daya memperlihatkan
ada lima kawat penghantar, yaitu L1, L2, L3, N dan PE, ada tiga buah fuse F1 yang
gunanya sebagai pengaman hubung singkat jika ada gangguan pada rangkaian daya.
Sebuah kontaktor memiliki enam kontak, sisi supply terminal 1, 3 dan 5, sedangkan
disisi beban terhubung ke motor terminal 2, 4 dan 6. notasi ini tidak boleh
dibolakbalikkan
PENGENDALI DUA MOTOR BEKERJA
BERGANTIAN
Dalam proses diperlukan kerja dua atau beberapa motor
induksi bekerja secara bergantian sesuai kebutuhan.
Berikut ini dua motor induksi dirancang untuk bekerja
secara bergantian, dengan interval waktu
tertentu.Rangkaian daya dua motor bekerja bergantian,
fuse F1 berfungsi sebagai pengaman jika terjadi
gangguan hubung singkat rangkaian daya baik motor-1
dan motor-2 Kontaktor Q1 mengendalikan motor-1 dan
kontaktor Q2 mengendalikan motor-2. Masing-masing
motor dipasang thermal overload F3 dan F4. Kontaktor
Q1 dan kontaktor Q2 dirancang interlocking, artinya
mereka akan bekerja secara bergantian.
Q1; Q2; Kontaktor
F1 Fuse Daya
F2 Fuse Kontrol
F3, F4 Thermal overload relay
B1 Tombol Proximity Switch
S2 Tombol ON
S3 Tombol OFF
A1,A2 Koil kontaktor
M1 M2 Motor induksi 3 phasa
ALAT UKUR LISTRIK
Untuk mengetahui besaran listrik DC maupun AC seperti tegangan, arus, resistansi, daya,
faktor kerja, frekuensi kita menggunakan alat ukur listrik.

Meter listrik Analog

Tampilan meter Digital


SISTEM SATUAN
Besaran Sistem Internasional
Panjang meter M
Massa kilogram Kg
Waktu detik S
Arus listrik amper A
0
Temperatur thermodinamika derajat kelvin K
Intensitas cahaya candela Cd

Besaran dan Simbol Kelistrikan

Besaran dan simbol Nama dan simbol Persamaan


Arus listrik, I amper A -
Gaya gerak listrik, E volt, V V -
Tegangan, V volt,V V -
Resistansi, R ohm, R = V/I
Muatan listrik, Q coulomb C Q = It
Kapasitansi, C farad F C = Q/V
Kuat medan listrik, E - V/m E = V/l
Kerapatan fluk listrik, D - C/m2 D = Q/I2
Permittivity, - F/m = D/E
Kuat medan magnet, H - A/m Hdl nI
Fluk magnet, weber Wb E =d/dt
Kerapatan medan magnet,B tesla T B = /I2
Induktansi, L, M henry H M = /I
Permeability, - H/m = B/H
ALAT UKUR LISTRIK ANALOG
Alat ukur listrik analog merupakan alat ukur generasi awal dan sampai saat ini
masih digunakan. Bagiannya banyak komponen listrik dan mekanik yang
saling berhubungan. Bagian listrik yang penting adalah, magnet permanen,
tahanan meter dan kumparan putar. Bagian mekanik meliputi jarum penunjuk,
skala dan sekrup pengatur jarum penunjuk

Dudukan poros jarum penunjuk


MULTIMETER ANALOG
Multimeter memiliki tiga fungsi pengukuran, yaitu
1. Voltmeter untuk tegangan AC dengan batas ukur 0-500 V, pengukuran
tegangan DC dengan batas ukur 0-0,5V dan 0-500V.
2. Ampermeter untuk arus listrik DC dengan batas ukur 0-50A dan 0-15A,
pengukuran arus listrik AC 0-15A.
3. Ohmmeter dengan batas ukur dari
1-1M.
ALAT UKUR ANALOG KUMPARAN PUTAR

Konstruksi alat ukur kumparan putar terdiri dari permanen magnet, kumparan putar dengan inti
besi bulat, jarum penunjuk terikat dengan poros dan inti besi putar, skala linear, dan pegas spiral
rambut, serta pengatur posisi nol Torsi yang dihasilkan dari interaksi elektromagnetik sesuai
persamaan

T Torsi (Nm)
B kerapatan fluk magnet (Wb/m2)
A luas efektik koil (m2) I arus ke kumparan
putar (A) N jumlah belitan
ALAT UKUR BESI PUTAR
Alat ukur besi putar memiliki anatomi yang berbeda dengan kumparan putar. Sebuah belitan
kawat dengan rongga tabung untuk menghasilkan medan
Elektromagnetik
Didalam rongga tabung dipasang sirip besi yang dihubungkan dengan poros dan jarum penunjuk
skala meter. Jika arus melalui belitan kawat, timbul elektromag netik dan sirip besi akan
bergerak mengikuti hukum tarik menarik medan magnet

Besarnya simpangan jarum sebanding dengan


kuadrat arus yang melewati belitan. skala
meter bukan linear tetapi jaraknya angka non-
linier. Alat ukur besi putar sederhana
bentuknya dan cukup
handal.
ALAT UKUR ELEKTRODINAMIK
Alat ukur elektrodinamik memiliki dua jenis belitan kawat, yaitu belitan kawat arus yang
dipasang diam dua buah pada magnet permanen, dan belitan kawat tegangan sebagai kumparan
putar terhubung dengan poros dan jarum penunjuk
Interaksi medan magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan
jarum penunjuk sebanding dengan daya yang dipakai beban

Pemakaian alat ukur elektrodinamik adalah


sebagai pengukur daya listrik atau Wattmeter
PENGUKURAN TEGANGAN DC
Pengukur tegangan Voltmeter memiliki tahanan meter Rm Tahanan dalam meter juga
menunjukkan kepekaan meter, disebut Ifsd (full scale deflection) arus yang diperlukan untuk
menggerakkan jarum meter pada skala penuh. Untuk menaikkan batas ukur Voltmeter harus
dipasang tahanan seri sebesar RV.

Rv {n 1) Rm
Rv Tahanan seri meter
Rm Tahanan dalam meter
U Tegangan
Um Tegangan meter
Im Arus meter
n Faktor perkalian
PENGUKURAN ARUS DC

Pengukur arus listrik Ampermeter memiliki keterbatasan untuk dapat mengukur arus, tahanan dalam meter Rm
membatasi kemampuan batas ukur. Menaikkan batas ukur dilakukan dengan memasang tahanan paralel Rp
dengan Ampermeter Tahanan Rp akan dialiri arus sebesar Ip, arus yang melalui meter Rm sebesar Im

Rp Tahanan paralel
U Tegangan
I Arus yang diukur
Im Arus melewati meter
Ip Arus melewati tahanan paralel
Rm Tahanan dalam meter
PENGUKURAN TAHANAN
Pengukuran tahanan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengukur langsung nilai
tahanan dan pengukuran tidak langsung dengan metode jembatan Pengukuran
tahanan secara langsung bisa menggunakan multimeter, dengan menempatkan
selektor pemilih mode pada pengukuran tahanan. Resistor yang diukur dihubungkan
dengan kedua kabel meter dan nilai tahanan terbaca pada skala meter. Pengukuran
tidak langsung, menggunakan alat meter tahanan khusus dengan prinsip kerja
seperti jembatan Wheatstone.
OSILOSKOP

Osiloskop termasuk alat ukur elektronik, digunakan untuk melihat bentuk gelombang,
menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian elektronika gambar 8.31.
Dengan osiloskop dapat melihat amplitudo tegangan dan gelombang kotak, oleh karena
itu harga rata rata, puncak, RMS( root mean square), maupun harga puncak kepuncak
atau Vp-p dari tegangan dapat kita ukur. Selain itu juga hubungan antara frekuensi dan
phasa antara dua gelombang juga dapat dibandingkan. Ada dua jenis osiloskop, yaitu
osiloskop analog dan osiloskop digital.
DATA TEKNIK OSILOSKOP
x Arah Vertikal:
Menampilkan Kanal-1 (K-1) atau Kanal-2 (K-2), Kanal-1 dan Kanal-2 AC
atau chop Menjumlah atau Mengurangkan nilai Kanal-1 dan
Kanal-2
Tampilan X-Y : Melalui K-1 dan K-2 (K-2 dapat dibalik/ diinvers) Lebar-Pita : 2 x 0.....40 MHz (-
3dB)
Kenaikan waktu : 7 ns, simpangan: < 1% Koefisien : di set 1 mV/cm...20V/cm 3%
Impedansi Input : 1 M: II 20 pF
Kopel Input : DC-AC-GND (Ground) Tegangan Input maks: 400 V

x Arah Horisontal:
Koefisien waktu: 21 x 0,5 s sampai 100 ns/cm 3% (1-2-5 bagian), Lebar-pita penguat-X: 02,5
MHz (-3dB)

x Pembeda
Ukuran layar : 8 x 10 cm, raster dalam
Tegangan akselarasi : 2000 V
Kalibrator : generator kotak 1 kHz atau 1 MHz
Output : 0,2 V 1%
OSILOSKOP DUA KANAL

Seringkali orang perlu melakukan pengukuran dua sinyal AC yang berbeda dalam waktu yang
sama. Misalnya kanal-1 mengukur sinyal input dan kanal-2 mengukur sinyal output secara
bersamaan, maka osiloskop dua kanal mampu menampilkan dua sinyal dalam waktu bersamaan
dalam satu layar.

Blok diagram osiloskop dua kanal


mempunyai sebuah sistem pembangkit sinar
(electron gun). Dua sinyal input dapat
dimasukkan melalui kanal-1 dan kanal-2
(masing-masing penguat-Y). Pengaktifan
kedua penguat-Y tsb dipilih secara
elektronik, melalui frekuensi yang berbeda
untuk tiap kanal. Kedua sinyal input tsb akan
masuk melalui satu elektron-gun secara
bergantian lalu ditampilkan pada CRT.
STRUKTUR ATOM SEMIKONDUKTOR
Atom menurut Bohr dimodelkan sebagai inti yang dikelilingi oleh elektron
elektron yang mengorbit. Inti atom memiliki muatan positif, sedangkan elektron
bermuatan negatif. Inti atom cenderung menarik elektron yang berputar dalam orbitnya.
Makin besar daya tarik dari inti, kecepatan orbit elektron akan meningkat.atom silikon
dan germanium diperlihatkan dalam gambar. Atom silikon memiliki 14 proton dalam
intinya, orbit elektron yang mengisi tiga pita orbit Orbit terdalam diisi oleh dua elektron,
orbit kedua dari dalam diisi oleh 8 elektron dan orbit terluar diisi oleh empat elektron,
kita sebut silikon memiliki konfigurasi 2 8 - 4. Empat belas elektron yang mengorbit
pada inti silikon berputar menetralkan muatan dari inti atom dari luar (secara listrik)
adalah netral.
DIODE

Diode banyak dipakai sebagai penyearah dari listrik AC menjadi DC dan banyak aplikasi
dalam teknik listrik dan elektronika. Diode memiliki dua kaki, yaitu Anoda dan Katoda
Untuk mengetahui cara kerja Diode sebagai penyearah kita lihat dua rangkaian Diode
yang dihubungkan dengan sumber tegangan DC

Rangkaian Diode dengan sumber tegangan


DC memperlihatkan tegangan DC positif
terhubung dengan kaki Anoda, pada kondisi
ini Diode mengalirkan arus DC dapat dilihat
dari penunjukan ampermeter dengan arus If,
untuk tegangan disebut tegangan maju Uf
(forward). Diode silikon akan mulai forward
ketika telah dicapai tegangan cut-in sebesar
0,7 Volt, untuk Diode germanium tegangan
cut-in 0,3 Volt
DIODE ZENER

Diode zener dipakai sebagai penstabil tegangan dalam beberapa konfigurasi.


Misalkan tegangan input U1 = 9 Volt, tegangan output Zener U2 = 5,6 Volt,
maka tegangan yang harus di kompensasi oleh resistor sebesar 9 V 5,6 V =
3,4 Volt.
TRANSISTOR DALAM PRAKTEK
Transistor banyak digunakan dalam rangkaian elektronika untuk berbagai kebutuhan,
misalnya rangkaian flip flop, rangkaian pengatur nyala lampu, pengatur kecepatan
motor, pengatur tegangan power supply, dsb.

Batasan Nilai Transistor


2N3055 BC 107 BD 237
UCE mak (V) 60 45 80
IC mak (A) 15 0,1 2
Ptot (W) 115 0,3 25
Model TO 3 TO 18 TO 126
FLIP FLOP
Rangkaian bistable multivibrator menghasilkan keluaran Q = 0 dan Q = 1. Dua buah
Transistor BC 237 dan enam buah resistor membentuk rangkaian multivib- rator Setiap
S (set) diberi sinyal = 1 maka pada kaki Q akan menghasilkan output 1, untuk
mematikan Q, sinyal R (reset) di beri sinyal = 1. Harga Q selalu kebalikan dari nilai
output Q, jika Q = 1 maka Q=0, sebaliknya ketika Q=0, maka Q = 1
PENGUAT AMPLIFIER
Amplifier adalah perangkat yang memperkuat sinyal input yang ditangkap oleh
mikropon, tegangan input U1 dan arus I1 diperkuat oleh penguat amplifier dan hasil
keluarannya berupa tegangan output U2 dan arus output I2 yang di reproduksi
lagi sesuai aslinya oleh speaker Penguat amplifier memiliki faktor penguatan, meliputi
penguat tegangan, penguat arus dan penguat daya. Transistor memiliki kemampuan
untuk menjadi penguat amplifier dengan melihat pada karakteristik output.
Karakteristik output Transistor BC107 memperlihatkan empat kuadrat Pada kuadran 1
terdapat impedansi output arus AC rCE. Pada kuadrant II terdapat faktor penguatan
arus . Kuadran III, terdapat impedansi input arus AC rBE.
LAMBANG HURUF UNTUK INSTRUMEN UKUR
Lambang Huruf Untuk Instrumen Ukur

No. Lambang Keterangan


1 A ampere
2 V volt
3 VA voltampere
4 Var var
5 W watt
6 Wh watt-jam
7 Vah voltampere-jam
8 varh var-jam
9 ohm
10 Hz hertz
11 h jam
12 min menit
13 s detik
14 n jumlah putaran premenit
15 cos faktor daya
16 sudut fase
17 panjang gelombang
18 f frekuensi
19 t waktu
20 to suhu
21 z impedans
AWAL PADA SATUAN SI
No. Lambang Keterangan
1 T tera = 1 012
2 G giga = 1 09
Contoh Penggunaan Awalan Pada Satuan SI
3 M mega = 1 06 No. Lambang Keterangan
4 K kilo = 1 03 1 T 1 teraohm = 1 012 ohm
5 m mili = 1 03 2 GW 1 gigawatt = 1 09 W
3 MW 1 megawatt = 1 06 W
6 mikro = 1 06 4 kW 1 kilowatt = 1 03 W
7 n nano = 1 09 5 mV 1 milivolt = 1 03 V
8 p piko = 1 012 6 A 1 mikroampere = 1 06 A
7 nF 1 nanofarad = 1 09 farad
8 pF 1 pikofarad = 1 012 farad
LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM SALURAN
ARUS KUAT
No Lambang keterangan

1 Arus searah
Catatan :
Tegangan dapat ditunjukkan di sebelah
kanan lambang dan jenis sistem di sebelah
kiri.
2 2M 220/110V
Contoh :
Arus searah, tiga penghantar termasuk
kawat tengah, 220V (110V antara setiap
penghantar sisi dan kawat tengah).
2 M dapat diganti dengan 2 + M.

3 ~ Arus bolak-balik
Catatan :
a) Nilai frekuensi dapat ditambahkan di
sebelah kanan lambang.
b) Tegangan dapat juga ditunjukan di
sebelah kanan lambang.
c) Jumlah fase dan adanya netral dapat
ditunjukan sebelah kiri lambang.

Contoh :
4 ~ 50 Hz Arus bolak balik, 50 Hz.

5 3 N~ 50Hz 400/230 V Arus bolak balik, fase tiga, dengan netral,


50Hz, 400V (230V tegangan antara fase
dengan netral) 3N dapat diganti dengan 3 +
N.
No Lambang keterangan

Arus bolak-balik, fase tiga, 50Hz sistem


6 3 N~ 50Hz / TN-S mempunyai satu titik dibumikan langsung
dan netral serta penghantar pengaman
terpisah sepanjang jaringan.

Penghantar
7 Kelompok Penghantar
Saluran
Kabel
Sirkit

Catatan :
8 a) Jika sebuah garis melambangkan
sekelompok penghantar, maka jumlah
penghantarnya ditunjukan dengan
menambah garis-garis pendekatau
dengan satu garis pendek dan sebuah
bilangan.
Contoh :
Tiga Penghantar (No.8 dan No.9)

b) Penjelasan tambahan dapat ditunjukan


9 sebagai berikut :
1) di atas garis: jenis arus, sistem
distribusi, frekuensi dan tegangan.
2) Di bawah garis: jumlah penghantar
sirkit diikuti dengan tanda kali dan
luas penampang setiap penghantar.

Contoh :
10 Sirkit arus searah, 110V, dua penhantar
alumunium ver penampang 120 mm2.

Sirkit arus searah, 220V (antara penghantar


11 sisi dan kawat tengah 110V), dua
penghantar sisi berpenampang 50 mm2 dan
kawat tengah 25 mm2.

12 Sirkit fase tiga, 50Hz, 400 V, tiga


penghantar berpenampang 120 mm2,
dengan netral berpenampang 50 mm2.

Вам также может понравиться