ILMU HAMA, PENYAKIT,

DAN GULMA
AGR 48 (2/1)
WAJIB

BAMBANGNUGROHO
DIAN ASTRIANI
 DESKRIPSI MATA KULIAH
(COURSE CONTENTS)

BAGIAN PENYAKIT

Etiologi patogen dan interaksinya dengan tanaman

Penaksiran kehilangan hasil akibat penyakit tanaman
Strategi pengendalian penyakit berdasarkan etiologi
dan ekologi
 BAGIAN GULMA
Peran gulma dalam pertanian
Ekologi gulma
Pengendalian gulma
 BAGIAN HAMA

Proses timbulnya hama dan kolonisasi

Kehilangan hasil akibat hama
Pengendalian hama
EVALUASI
UJIAN TENGAH SEMESTER 35%
UJIAH AKHIR 35%
TUGAS 20%
PRESENSI 10%
PUSTAKA

Agrios, G.N. 1988. Plant Pathology. 3rd ed. Academic Press Inc. San Diego,
California.

Leonard, K.J. and William E. Fry. 1986. Plant Disease Epidemiology. Macmillan
Publishing Company. New York. 372p.

Semangun, H. 1996. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Persley, G.J. 1996. Biotechnology & Integrated Pest Management. CAB

International. UK. 475p.
Price, P.W. 1984. Insect Ecology. Willey-Interscience Publication. 607p

Endah, J. & Novizan. 2002. Mengendalikan Hama dan Penyakit Tanaman. PT Agro
Media Pustaka. Derpok. 98h.

Matthews, G.A. 1979. Pesticide Application Methods. Longman Inc. New York.
334p.

Nayor, KK., T.N. Ananta Krishnan, & B.V. David. 1979. General & Applied
Entomology. Tata McGraw-Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi. 460p.

Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.

94h.
KEHILANGAN HASIL AKIBAT ORGANISME
PENGGANGGU

Estimated annual crop losses worldwide

31-42%
Lower in the more developed countries
Higher in the developing countries

Average of total losses, 36.5%

14.1% caused by diseases ($ 220 billion)
Should be added 6-12% losses of crops after harvest
Not yet include losses caused by environmental factors
Freezes, droughts, air pollutants, nutrient deficiencies, and toxicities
10.2% caused by insects
12.2% caused by weeds
PENYAKIT TUMBUHAN
PLANT DISEASE
 PENYAKIT TUMBUHAN
(PLANT DISEASE)

SECARA BIOLOGIS
Proses fisiologis yang abnormal yang
berlangsung secara kontinyu akibat
adanya penyebab primer dan muncul
sebagai suatu gejala

SECARA EKONOMIS
Ketidakmampuan tanaman untuk
memberikan produksi yang normal
KONSEP MUNCULNYA
PENYAKIT TANAMAN

SEGITIGA PENYAKIT (DISEASE

TRIANGLE)
 DISEASE SQUARE

PATHOGEN HOST

AMOUNT OF DISEASE

ENVIRONMENT MAN
 DISEASE PYRAMID

TIME

PATHOGEN HOST

ENVIRONMENT MAN
 JENIS-JENIS PENYAKIT
Pathogenic disease

Non-pathogenic disease
PATHOGENIC DISEASE

Penyakit patogenik
Penyakit Menular (infectious disease)
Penyebab : agens biotik (makhluk
hidup/living organisms) = patogen
 PATOGEN
Fungi (jamur) 80%

Bakteri 15%

Nematoda <5%

Virus <5%
 Patterns of Biotic Damage

Symptoms usually
localized or scattered.
Pattern is random.
Symptoms develop
gradually and get
Fusarium wilt of tomato
worse over time.
R. Billings

Damage spreads to
plants of same or
related species.

Loblolly pine killed by southern pine beetle

ABIOTIC DESEASE
Tidak menular (non-infectious disease)

Akibat faktor fisik (abiotik): cuaca, masalah

nutrisi, air, tanah, kultur teknis
 Patterns of Abiotic Damage
Damage occurs suddenly.
Many species of plants
affected.
Symptoms often
distributed in a large
area.
Damage is uniform even if
Cotton field with chemical damage in small area.
 Laboratory tests
Diagnostic tests for abiotic causes
Soil, water
pH testing
Nutrient analysis
Soluble salts analysis
Analysis for chemicals
Plant tissue tests
Nutrient analysis
Analysis for chemicals
 Arti Penyakit Tumbuhan Bagi
Masyarakat.

Penyakit tumbuhan telah ada sejak dahulu kala, sejak

munculnya tumbuh-tumbuhan di atas bumi, dapat
dilihat pada fosil-fosil dan kitab-kitab suci.

Beberapa penyakit tumbuhan yang memberikan

pengaruh besar terhadap kehidupan manusia.
 Tahun 1000 di Eropa penyakit pada manusia yang disebabkan
oleh jamur Claviceps purpurea. Terjadi sampai Th 1885.

Tahun 1844 penyakit hawar daun kentang yang disebabkan

oleh jamur Phytophthora infestans.Terjadi sampai tahun
1917.

Penyakit sereh pada tebu yang disebabkan oleh virus.

Penyakit karat daun kopi yang disebabkan oleh jamur

Hemileia vastatrix, masuk ke Indonesia mulai Th 1880.

Penyakit akar bengkak yang disebabkan oleh jamur

Plasmodiophora brassicae, masuk Indonesia mulai tahun
1975.
Claviceps purpurea
Gejala serangan Phytophthora infestans pada
umbi dan daun kentang
 Urediospora Gejala karat
Hemileia vastatrix daun kopi
Gejala penyakit akar gada pada kubis yang
disebabkan oleh
Plasmodiophora brassicae
 Kerugian akibat penyakit tumbuhan
pada manusia

1. Penyakit tumbuhan dapat mengurangi kuantitas hasil

2. Penyakit tumbuhan dapat menurunkan kualitas hasil
3. Untuk mengelola penyakit dibutuhkan biaya.
4. Kerusakan hasil-hasil tanaman selama pasca panen.
5. Penyakit tumbuhan dapat menimbulkan gangguan
kesehatan pada hewan dan manusia yang memekannya.
Plant Disease
Development
 PATOGENESIS

PENETRASI

INFEKSI
INOKULASI

KOLONISASI
 SIKLUS PENYAKIT

INFEKSI SEKONDER

INFEKSI
FASE AKTIF
PRIMER (FASE PATOGENESIS)

FASE INAKTIF
(FASE SAPROGENESIS)
 HOW PATHOGENS ATTACK PLANTS
Butuh senyawa/nutrisi yang disediakan oleh tumbuhan
Tergantung senyawa tersebut untuk survival
Banyak senyawa berada di dalam sitoplasma sel inang
Patogen harus dapat mengakses penetrasi sel
Mengubah bentuk senyewa menjadi bentuk yang dapat
diserap dan diasimilasi
Jadi patogen
harus mampu:

melakukan penetrasi
memperoleh nutrisi
menetralisir reaksi pertahanan tumbuhan
 HOW PATHOGENS ATTACK PLANTS
1. Kekuatan Mekanik Patogen
Jamur, tumbuhan parasitik, nematoda
Besar tekanan bervariasi tergantung dari
presoftening sekresi enzimatik
Jamur membentuk apresorium dan pasak
penetrasi (penetration pag)
Nematoda dengan stilet
Uromyces fabae Spore with
appressorium
The spore (S) forms a short germ tube, which differentiates into an appressorium (A). The
penetration hypha (PE) develops, transforming internal pressure into mechanical force to
pierce the cuticle and the cell wall. The penetration hypha swells to form a vesicle (V) and
broad primary hyphae (PH), which are surrounded by the invaginated plant plasma
membrane. The host protoplast remains alive during the biotrophic stage (1) and an
interfacial matrix separates the protoplasts of fungus and host (yellow). One or two days after
penetration, plant plasma membrane disintegration starts (2). As new host cells are colonized
by primary hyphae, the sequence of a transient biotrophic phase followed by cell killing is
repeated (3) (from Mendgen, K. W., and Hahn, M. (2002) TiPS 7:352-356)
2. Dengan Senjata Kimiawi (Chemical
weapons of pathogens)

Enzim
lapisan lilin belum ada enzim, dengan
kekuatan mekanis
Memecah kutin enzim kutinase (jamur dan
bakteri Streptomyces scabies)
- produksi kutinase oleh patogen diinisiasi oleh
adanya asam-asam lemak di lapisan lilin
- Fusarium memproduksi kitinase lebih
virulen, Botrytis cinerea, Fusarium spp
 Memecah dinding sel (selulosa, pektin,
hemiselulosa)
 PEKTIN
penyusun lamella tengah
penyusun dinding sel primer
tersusun atas poliskarida yang merupakan rantai
molekul galakturonan
 Patogen : Erwinia carotovora, Pseudomonas
syringae, Xantomonas campestris,
 SELULOSA
polisakarida rantai molekul glukosa dengan
ikatan hidrogen
komponen utama dinding sel
dipecah secara berseri oleh beberapa enzim
selulase
Patogen : Fusarium oxysporum, E. carotovora,
Aspergillus niger

Cellulose - a polysaccharide
composed of 1,4-linked -D-
glucose residues
 HEMISELULOSA
penyusun dinding sel primer, lamela tengah,
dan dinding sel sekunder
polimer xyloglucan terbuat dari rantai
glucosa

Hemicellulose - branched polysaccharides that are structurally homolgous to cellulose

because they have a backbone composed of 1,4-linked -D-hexosyl residues. The
predominant hemicellulose in many primary walls is xyloglucan. Other hemicelluloses
found in primary and secondary walls include glucuronoxylan, arabinoxylan,
glucomannan, and galactomannan.
 LIGNIN
ditemukan di lamella tengah
kadang ditemukan di bagian epidermis sel
amorf, polimer tiga dimensi dari fenilpropanoid
sekitar 500 spesies jamur mampu mendegradasi
lignin (sebagian besar Basidiomycetes)
enzim ligninase
 RACUN
(Microbial Toxin)
Toxins are
metabolites that are produced by invading
microorganisms and act directly
on living host protoplast, seriously damaging
or killing the cells of the plant.

C22H30N4O4
Tentoksin
 bekerja sebagai racun protoplasma secara
umum dan berpengaruh thd banyak spesies

ada yang berpengaruh terhadap tanaman

tertentu

beberapa toksin berada dalam berbagai

bentuk dengan potensi yang berbeda-beda
 Non-host specific toxin
(Toksin yang mempengaruhi banyak
inang/tumbuhan)

menyebabkan gejala penyakit (sindrom) tidak hanya pada

inang tetapi juga pada spesies lain yang secara normal/alami
tidak terserang/bukan inang

meningkatkan keparahan penyakit

Tabtoxin, Phaseolotoxin, Tentoxin, Fusicoccin

 TABTOXIN
Diproduksi oleh bakteri Pseudomonas syringae pv
tabaci patogen wildfire pada tembakau

inang lain kacang buncis, kedelei

pv lain jagung, kopi

meningaktivasi enzim
glutamin sintetase
 PHASEOLOTOXIN
dihasilkan oleh bakteri Pseudomonas syringae pv.
phaseolicola, patogen penyakit halo blight pada
buncis dan tanaman legum lainnya
3)
Tentoxin
-
is produced by the fungus
Alternaria alternata
which causes spots and
chlorosis in plants by many species.
(4) Cercosporin
-
is produced by the fungus
Cercospora
and by several other fungi. It
causes damaging leaf spot and blight di
seases of many crop plants such as
Cercospora
leaf spot of Zinnia and gray leaf spot of corn
.
b)
Host specific or host
-
selective toxins
This is
a substance produced by a pathogenic microorganism that physiological
concentrations, is toxic only to the hosts o
f that pathogen and shows little or no
toxicity against non
-
susceptible plants.
(1)
Victorin or HV toxin

is produced by the fungus

Cochliobolus Victoriae.
This
fungus infects the basal portions of susceptible oat plants and produces a toxin that is
carried t
o the leaves,causes a leaf blight and destroys the entire plant.
(2)
T-toxin is produced by race T of
Cochliobolus heterostrophus,
the cause of
southern corn leaf blight. Race T is indistinguishable from other all other
C
.
heterostrophus
races except for its
ability to produce the T toxin.
(3)
HC
-
toxin
-
is produced by Race 1 of
C. carbonum
causing northern leaf spot and ear
rot disease in maize.
KETAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGAN PATOGEN
Ketahanan mekanik atau struktural
Ketahanan kimiawi

Ketahanan mekanik: Pembentukan kutikula yang tebal

Dinding sel yang tebal
Stomata yang sempit
waktu dan lamanya membuka stomata
Pembentukan lapisan lignin/jaringan gabus
Pembentukan lapisan absisi, shg daun yang ter-
infeksi cepat gugur dan tdk terjadi penyebaran
penyakit
Pertahanan kimiia: dapat berasal dari awal dimiliki oleh tanaman (mis
chatechol yang dihasilkan oleh kulit bawang
bombay sehingga resisten terhadap serangan
Colletotrichum circinans, dihidrofenol yang
dimiliki oleh kentang sehingga tahan terhadap
Verticillium albo-atrumpatogen layu ).

Pertahanan kimia yang timbul akibat adanya se-

rangan patogen contoh fitoaleksin.contoh
fitoaleksin adalah phaseollin dan phaseollidin
yang dihasilkan oleh Phaseolus vulgris ; rhisitin
dan lubimin dihasilkan oleh Solanum tuberosum;
pisatin yang dihasilkan oleh Pisum sativum dan
ipomeamarone yang dihasilkan oleh Ipomea
batatas