Вы находитесь на странице: 1из 27

Akuntansi Modal

Bank
KELOMPOK 1:
INDAH AURELIA
CHAIRANI
M.AGUNG
Definisi modal bank
2

Modal bank adalah dana yg diinvestasikan oleh


pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yg
dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank
disamping untuk memenuhi regulasi yg ditetapkan
oleh otoritas moneter.
Menurut Peraturan BI No.9/16/PBI/2007 mengenai
modal inti Minimum bank umum bahwa wajib
memenhi jumlah modal inti paling kurang Rp.100
milyar tgl 31 Desember 2010.
Klasifikasi Modal Bank
3

Modal inti (Tier 1):

Cadangan
Modal
umum; Cadangan Laba tahun
Modal inti sumbanga Laba
cadangan yg tujuan, Laba tahun berjalan;
yaitu modal n; modal yg ditahan;
dibentuk dr bagian laba lalu; laba2 setelah
yg telah diperoleh saldo laba
cadangan yg dikurangi tahun lalu dikurangi
disetor kembali dr bersih yg
laba ditahan pajak yg setelah taksiran
secara efektif sumbangan telah
atau laba disisihkan dikurang hutang pajak
oleh saham dikurangi
bersih untuk tujuan pajak. (hanya
pemiliknya. (modal pajak.
setelah tertentu. 50%).
donasi)
pajak.
Pencatatan modal saham sebesar harga nominal.
Agio saham; bila ada selisih harga jual saham diatas nilai
nominal.
Disagio saham; bila ada selisih harga jual saham dibawah
nilai nominal.
Agio saham akan diamortisasi setiap akhir periode, dan
Disagio saham akan diakumulasi setiap akhir periode.
Harga saham atau nilai modal disetor (paid in capital)
adalah total yg harus dibayar pemegang saham kpd bank
emiten untuk ditukar dg saham.
Contoh:
5

a) Tanggal 2 januari 2012 telah diterima setoran awal


dana dari Bapak Surya Darma untuk modal bank
berupa uang tunai Rp 500.000.000, aktiva tetap
berupa tanah senilai Rp 600.000.000, kendaraan baru
dan belum disusut senilai Rp 200.000.000, inventaris
kantor senilai Rp 200.000.000. setoran ini dicatat
dalam bentuk saham biasa untuk 150.000 lembar
dengan nilai nominal Rp 10.000 per lembar, kurs
103%.
b) Tanggal 10 januari 2012 dijual saham biasa 10.000
lembar dengan nominal Rp 5000, kurs 97%.
Pembayaran diterima tunai.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Kas
6 545.000.000

Dr. AT. Tanah


600.000.000

Dr. AT. Kendaraan


200.000.000
2/1/201
2 Dr. AT. inventaris kantor
200.000.000

Cr. Modal disetor saham biasa


1.500.000.000

Cr. Agio saham


45.000.000

Dr. Kas
48.500.000

Dr. Disagio saham


10/1/2012 1.500.000

Cr. Modal disetor saham biasa


50.000.000
Contoh transaksi pemesanan saham
7

a) Tanggal 15 juni 2012 Bank Mitra Buana


menerima pesanan saham 100.000 lembar
saham biasa dari PT Mirana dengan kurs
102. Harga nominal per lembar Rp 10.000.
uang muka pesanan saham diterima 60%
tunai.
b) Tanggal 30 juni 2012 pesanan saham
tersebut dilunasi secara tunai.
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Kas
8
612.000.000

Dr. Piutang- PT Mirana


408.000.000
15-6-2012
Cr. Modal saham dipesan
1.000.000.000

Cr. Agio saham


20.000.000

Dr. Kas
408.000.000

Dr. Modal saham dipesan


1.000.000.000
30-6-2012 Cr. Piutang PT Mirana
408.000.000

Cr. Modal disetor-saham biasa


1.000.000.000
Bila pesanan saham yang dilakukan oleh PT Mirana tidak dilunasi, dan bank Mitra
Buana mengembalikannya sebesar 80% dari nilai yang telah dibayar, maka
jurnalnya:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Agio saham 20.000.000
Dr. modal saham yang dipesan 1.000.000.00
0
15/6-2012 Cr. Piutang PT Mirana 408.000.000
Cr. Kas 489.000.000
Cr. Pendapatan lain-lain 122.400.000

Keterangan :
Telah Diterima Tunai = Rp 612.000.000
Dikembalikan 80% = Rp 489.600.000
Pendapatan lain-lain = Rp 122.400.000
Pembelian Kembali Saham
10

Saham yang dibeli kembali dari


peredaran disebut Saham treasuri.
Tujuan pembelian kembali saham :

-mempertahankan struktur kepemilikan modal

-menghindari hostile takeover

-memenuhi tuntutan regulasi


11

#Selisih harga
Perlakuan akuntansi atas saham jual dg harga
treasuri ada 2 : perolehannya
tidak diakui
sebagai laba
atau rugi.
#Penyajiannya
di neraca
1. Dicatat 2. dicatat dikurangkan
sebagai harga sebesar harga dari modal
perolehan nominal saham.
Contoh:

12

a) a. Tanggal 1 juni 2012 Bank ABC melakukan emisi


saham biasa 100.000 lembar dengan nominal Rp
5000 per lembar. Kurs 106.
b) b. Tanggal 30 juni 2012 Bank ABC membeli kembali
10.000 lembar sahamnya dengan kurs 103.
c) c. Tanggal 30 juli 2012 Bank ABC menjual kembali
saham treasuri sebanyak 10.000 lembar dengan kurs
104.
d) d. Tanggal 1 agustus 2012 Bank ABC menjual kembali
10.000 lembar saham treasuri dengan kurs 96.
Metode harga perolehan
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
13
Dr. Kas
530.000.000

Cr. Modal saham


1/6-2012 500.000.000

Cr. Agio saham


30.000.000

Dr. saham treasuri


51.500.000
30/6-2012
Cr. kas
51.500.000

Dr. kas
52.000.000

Cr. Saham treasuri


30/7-2012 51.500.000

Cr. Tambahan modal- ST


500.000

Dr. kas
48.000.000
1/8-2012 Dr. tambahan modal - ST
3.500.000

Cr. Saham treasuri


51.500.000
Metode harga nominal
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
14
Dr. Kas 530.000.000
1/6-2012 Cr. Modal saham 500.000.000
Cr. Agio saham 30.000.000

Dr. saham treasuri 50.000.000


30/6-2012 Dr. agio saham 1.500.000
Cr. kas 51.500.000

Dr. kas 52.000.000


30/7-2012 Cr. Saham treasuri 50.000.000
Cr. Agio modal saham 2.000.000

Dr. kas 48.000.000


1/8-2012
Dr. agio modal saham 2.000.000
Cr. Saham treasuri 50.000.000
Penarikan kembali saham treasuri
15
Contoh :
Misalkan setelah terjadi transaksi pembelian kembali saham treasuri di
Bank ABC pada tanggal 30 juni 2012, Bank ABC menyatakan menarik
10.000 lembar saham treasuri tersebut pada tanggal 15 juli 2012. Maka
pencatatannya adalah :
Berdasarkan metode harga perolehan
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
15/6-2012 Dr. modal saham 50.000.000
Dr. agio saham 3.000.000
Cr. Tambahan modal Sh. treasuri 1.500.000
Cr. Saham treasuri 51.500.000

Berdasarkan metode harga nominal


Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
15/7-2012 Dr. modal saham 50.000.000
Cr. Saham treasuri 50.000.000
Modal pelengkap (Tier 2):
16

Modal Pelengkap terdiri dari;


Cadangan revaluasi AT; cadangan yang dibentuk
dari selisih penilaian kembali AT setelah disetujui
Direktorat Jenderal Pajak
PPAP; penyisihan yang dibentuk untuk menampung
kerugian yang timbul akibat tidak diterimanya
kembali Aktiva Produktifnya.
Modal pinjaman; Modal yang mempunyai sifat tidak
dijamin oleh bank ybs, tidak dapat ditarik atau
dilunasi sebelum mendapat persetujuan
BI,pembayaran bunga dapat ditangguhkan
Akuntansi pinjaman subordinasi
17

Akuntansi untuk pos ini prinsipnya sama dengan akuntansi pinjaman diterima.
Pencatatan dimulai dari komitmen disepakati, kemudian pada saat realisasi, dan
pencatatan selama periode pinjaman subordinasi berupa angsuran pokok dan bunga.
Tanggal/keterangan Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Dr. fasilitas pinjaman subordinasi
Komitmen ditanda
Disetujui dan belum direalisasi
tangani

Cr. Fasilitas pinjaman


Subordinasi disetujui dan belum
direalisasi
Saat pinjaman
direalisasi
Dr. giro BI
Cr. Pinjaman subordinasi

Penyesuaian bunga Dr. biaya bunga


Cr. Bunga yang masih harus dibayar
Akhir setiap akhir periode

Dr. bunga yang masih harus dibayar


Pembayaran bunga setelah
penyesuaian Cr. Giro BI /bank-bank -lain

Dr. pinjaman subordinasi


Saat pelunasan Cr. Giro BI/Bank-bank lain
Modal pelengkap tambahan (Tier 3)
18

1. Bank dapat memperhitungkan modal pelengkap tambahan untuk tujuan perhitungan


Kebutuhan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR)
secara individu dan/atau secara konsolidasi dengan perusahaan anak.
2. Modal pelengkap tambahan dalam perhitungan KPMM hanya dapat digunakan untuk
memperhitungkan risiko pasar.
3. pos yang dapat diperhitungkan sebagai modal pelengkap tambahan adalah pinjaman
subordinasi jangka pendek yang memenuhi criteria yg ditetapkan.
4. Modal pelengkap tambahan untuk memperhitungkan risiko pasar hanya dapat digunakan
dengan memenuhi criteria :
a. Tidak melebihi 25% dari bagian modal inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan
risiko pasar
b. Jumlah modal pelengkap dan modal pelengkap tambahan paling tinggi sebesar 100%
dari modal inti
5. Modal pelengkap yang tidak digunakan dapat ditambahkan untuk modal pelengkap
tambahan dengan memenuhi persyaratan pada poin 4 ini.
6. Pinjaman subordinasi sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan melebihi 50%
modal ini, dapat digunakan sebagai komponen modal pelengkap tambahan dengan tetap
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada poin 4 ini.
Rasio kecukupan modal BPR
19

Tata cara perhitungan kecukupan modal bank


perkreditan rakyat dapat dilakukan dengan cara:
1. Dalam menghitung ATMR, pos pos aktiva
diberikan bobot risiko yang besarnya didasarkan
pada risiko yang terkandung pada aktiva itu sendiri
atau risiko yang didasarkan pada jenis aktiva,
golongan debitur, penjamin atau sifat barang
jaminan.
2. Dengan memperhatikan prinsip pada angka 1 maka
rincian bobot risiko adalah:
0% a) Kas
b) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
c) Kredit dengan agunan berupa SBI, tabungan dan deposito yang diblokir pada BPR yang bersangkutan
disertai dengan surat kuasa pencairan emas dan logam mulia, sebesar nilai terendah antara agunan
dan baki debet. 20
d) Kredit kepada Pemerintah Pusat.
20% a. Giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan serta tagihan lainnya kepada bank lain.
b. Kredit kepada atau yang dijamin oleh bank lain atau Pemerintah Daerah.
40% Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dijamin oleh hak tanggungan pertama dengan tujuan untuk dihuni.

50% a) Kredit kepada atau yang dijamin oleh BUMN atau BUMD. Yang dimaksud dengan BUMN
sebagai penjamin adalah lembaga penjamin kredit milik Pemerintah Pusat. Yang dimaksud
dengan BUMD sebagai penjamin adalah BUMD yang melakukan usaha sebagai perusahaan
penjamin dan melakukan perjanjian kerjasama penjaminan kredit dengan lembaga penjamin
kredit milik Pemerintah Pusat.
b) Kredit kepada pegawai/pensiunan, yang memenuhi persyaratan sbb:
1. Pegawai/pensiunan yang menerima kredit adalah:
a.Pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI/POLRI, pegawai lembaga
negara atau pegawai BUMN/BUMD;
b.Pensiunan PNS, pensiunan anggota TNI/POLRI, pensiunan
pegawai lembaga negara atau pensiunan pegawai BUMN/BUMD;
2.Pegawai/pensiunan dijamin dengan asuransi jiwa dari perusahaan
asuransi yang memiliki kriteria:
a. Memiliki izin usaha dari instansi yang berwenang;
b.Laporan keuangan terakhir telah diaudit oleh akuntan publik dan
memenuhi ketentuan tingkat solvabilitas minimun sesuai dengan
ketentuan perundang undangan yang berlaku; dan
c.Tidak merupakan pihak terkait dengan BPR
3. Pembayaran angsuran/pelunasan kredit bersumber daru
gaji/pensiun berdasarkan 21Surat Kuasa Memotong
Gaji/Pensiun kepada BPR. Dalam hal pembayaran
gaji/pensiun dilakukan melalui bank lain atau BUMN lain,
maka BPR harus memiliki perjanjian kerjasama dengan bank
50% lain atau BUMN lain pembayar gaji/pensiun untuk melakukan
pemotongan gaj/pensiun dalam rangka pembayaran
angsuran/pelunasan kredit; dan
4. BPR manyimpan asli surat pengangkatan pegawai atau surat
keputusan pensiun atau Kartu Registrasi Induk Pensiun
(KARIP) dan polis pertanggungan asuransi jiwa debitur.
Kredit kepada usaha mikro dan kecil. Kredit kepada usaha mikro
adalah kredit dengan plafon sampai dengan Rp. 50.000.000,00
85%
(Lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00
(Lima ratus juta rupiah)
a. Kredit kepada atau yang dijamin oleh perorangan, koperasi
atau kelompok dengan perusahaan lainnya.
100%
b. Aktiva tetap dan inventaris (nilai buku).
c. Aktiva lainnya selain tersebut diatas.
22

3. Aktiva produktif dengan kualitas Kurang Lancar,


Diragukan atau Macet dalam perhitungan ATMR
dinilai sebesar nilai buku yaitu setelah dikurangi
dengan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif
(PPAP) khusus dari aktiva produktif dengan kualitas
Kurang Lancar, Diragukan dan Macet. Penilaian
kualitas aktiva produktif (KAP) dan PPAP mengacu
pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku
mengenai KAP dan PPAP BPR
TATA CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN MODAL
MINIMUM
23

perhitungan kebutuhan modal didasarkan pada ATMR yang dihitung dengan cara
mengalikan nilai nominal pos-pos aktiva produktif dengan kualitas Kurang Lancar,
Diragukan atau Macet dilakukan dengan cara mengalikan nilai buku dengan bobot risiko
masing-masing. Dalam hal ini ATMR mengacu pada SE no. 8/28/DPBI/2006 dan untuk
Kualitas Aktiva Produktif mengacu pada PBI no. 8/19/PBI/2006.

Menjumlahkan ATMR dari masing-masing pos aktiva.

Menjumlahkan modal inti dan modal pelengkap untuk mengetahui jumlah modal BPR

Menghitung modal minimum dengan cara mengalikan jumlah ATMR dengan 8% (delapan
perseratus).

Menghitung kekurangan modal dengan cara membandingkan jumlah modal minimum


pada angka 4 dengan jumlah modal pada angka 3.

Menghitung KPMM dengan cara membandingkan jumlah modal BPR pada angka 3
dengan ATMR pada angka 2.
Rasio kecukupan modal bank umum
24

Perhitungan rasio kecukupan modal pada bank umum


memiliki perbedaan dengan tata cara perhitungan
rasio kecukupan modal pada BPR. Pada bank umum,
untuk menentukan kecukupan modal perlu
memasukkan risiko pasar.
Penggunaan metode standar dalam Perhitungan
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum
dengan Memperhitungkan Risiko Pasar dituangkan
dalam SE BI No. 9/33/DPNP tanggal 18 desember
2007.
Penggunaan metode standar dalam perhitungan kewajiban penyediaan
modal minimum bank umum dengan memperhitungkan risiko pasar
dituangkan dalam surat edaran BI no.9/33/DPNP tanggal 18 desember
25
2007. Pada intinya pendekatan ini adalah:

Pendekatan KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar


dilakukan dengan formula sebagai berikut:

KPMM = (Tier 1 + Tier 2 + Tier 3) Pernyertaan


= 8%(minimum)
ATMR (risiko kredit) + 12.5 x Beban modal untuk risiko pasar

Sebelum mengalokasikan beban modal untuk risiko pasar sebagaimana


dimaksud pada angka 1, bank wajib memenuhi KPMM untuk risiko kredit yaitu
minimal sebesar 8% sesuai ketentuan yang berlaku dengan formula:
KPMM = (Tier 1 + Tier 2) Pernyertaan
= 8%(minimum)
AMTR (risiko kredit)
3. Dalam perhitungan KPMM secara konsolidasi, perhitungan
modal, risiko kredit dan risiko pasar dilakukan terhadap
data/posisi secara konsolidasi.
26
4. Dalam melakukan perhitungan sebagaimana dimaksud dalam
angka 1, bank harus melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
Menghitung aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) untuk risiko
kredit sesuai ketentuan yang berlaku.
Menghitung jumlah beban modal untuk seluruh jenis risiko pasar.
Untuk menghindari duplikasi perhitungan risiko terhadap surat
berharga, eksposur yang termasuk dalam trading book yang telah
diperhitungkan risiko spesifik untuk risiko suku bunga, seperti obligasi
yang diterbitkan oleh BUMN/Swasta dikeluarkan dari perhitungan
ATMR berdasarkan risiko kredit.
Menghitung eksposur tertimbang menurut risiko pasar (market risk
weighted exposures), dengan cara mengkonversikan jumlah beban
modal untuk seluruh jenis pasar sebagaimana dimaksud pada huruf b
menjadi ekuivalen dengan ATMR (dikalikan dengan angka 12,5, yaitu
100/8).
Menjumlahkan ATMR untuk risiko kredit dengan eksposur tertimbang
menurut risiko pasar.
Menghitung modal bank yang terdiri atas modal inti (tier 1), modal
pelengkap (tier 2), dan modal pelengkap tambahan (tier 3) yang
dialokasikan untuk menutup risiko pasar setelah dikurangi penyertaan.
Dalam perhitungan KPMM secara27konsolidasi, penyertaan yang menjadi
pengurang modal adalah penyertaan bank kepada perusahaan anak yang
tidak wajib dikonsolidasikan sesuai ketentuan yang berlaku.
Membagi total modal sebagaimana dimaksud pada huruf f dengan
jumlah ATMR dan eksposur tertimbang sebagaimana dimaksud pada
huruf e, yang hasilnya dinyatakan dalam persentase.

5. Modal pelengkap tambahan (tier 3) yang digunakan dalam perhitungan


rasio KPMM adalah sebesar modal yang dibutuhkan untuk menutup risiko
pasar.
6. Modal pelengkap tambahan (tier 3) yang memenuhi persyaratan
namun tidak digunakan dalam perhitungan rasio KPMM sebagaimana
dimaksud pada angka 4, dihitung sebagai rasio kelebihan modal
pelengkap tambahan (excess tier 3 capital ratio), dengan formula:Rasio
kelebihan modal pelengkap tambahan = Kelebihan modal pelengkap tambahan

ATMR (risiko kredit) + ATMR (risiko pasar)

Вам также может понравиться