Вы находитесь на странице: 1из 25

Askep Demam Berdarah Dengue

(DBD)
Ns. Maria Tarisia Rini, M.Kep
Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran
diharapkan mahasiswa mampu:
Memahami konsep DBD
Memberikan asuhan keperawatan pada
pasien DBD
Memberikan edukasi kepada pasien dengan
DBD
Definisi
Demam berdarah dengue adalah demam yang
disebabkan oleh infeksi virus dengue dan
disertai perdarahan bawah kulit (ptekie)
Klasifikasi DBD menurut WHO (2009)
Etiologi
Virus Dengue (serotype DEN 1-4) termasuk
dalam genus Flavivirus dan Famili Flaviridae.
Mempunyai untaian DNA tunggal
Mempunyai 3 struktur protein: (capsid, C,
prM, prekursor membran, M, protein dan
envelope, E) dan tujuh protein nonstruktural
(NS).
Cara penularan
Virus dengue ditularkan kemanusia dengan
perantaraan nyamuk Aedes aegypti yang
terinveksi virus
Nyamuk ini hidup didaerah tropis dan
subtropis
Hidup digenangan air hujan
Telur nyamuk dapat hidup tanpa air selama
berbulan-bulan
Fase BDB
Fase DBD
Fase demam
Umumnya terjadi 2-7 hari disertai dengan
eritema kulit, pusing, mialgia, atralgia dan
sakit seluruh badan.
Beberapa orang ada yang mengalami sakit
tenggorokan, nyeri pharyx dan konjungtiva
Gejala lain yg muncul pd fase demam adalah
mual, muntah, dan anoreksia
Ptekie positif
Manifestasi perdarahan ringan (ptekie),
hepatomegali setelah beberapa hari demam
Penurunan leukosit
Fase kritis
Suhu menurun, kondisi pasien sudah tampak
membaik
Hematokrit meningkat
Terjadi kebocoran plasma
Kerusakan organ akibat hipoperfusi organ
Fase Penyembuhan
Jika pasien mampu melewati fase kritis 24-48
jam akan terjadi reabsorbsi cairan oleh
kompartemen extraseluler yang berlangsung
selama 48-72 jam
Nafsu makan membaik, gangguan
gastrointestinal berkurang, hemodinamik
stabil
Hematokrit stabil atau rendah sebagai akibat
reabsorbsi cairan
Manifestasi klinik
Demam
Anoreksia
Nausea vomiting
Mialgia
Atralgia
Pemeriksaan diagnostik
Hitung Darah lengkap
Hematokrit
Antidengue IgG & IgM
NS1
PENGKAJIAN
Step IPENGKAJIAN KESELURUHAN
RIWAYAT KESEHATAN
pengkajian riwayat kesehatan meliputi:
mulai demam/sakit;
jumlah intake oral;
kaji adanya tanda-tanda bahaya;
riwayat diare;
perubahan tingkat kesadaran/kejang/pusing;
urine output (frekuensi, volume dan terakhir
berkemih);
lingkungan, spt apakah ada kelurga atau
tetangga yg DBD, apakah bepergian ke daerah
endemik DBD, kondisi tertentu (spt. infan,
hamil, obesitas, diabetes melitus, hipertensi),
jungle trekking dan berenang di air terjun
(kemungkinan leptospirosis, typhus, malaria),
adanya riwayat seks bebas atau penggunaan
obat-obatan kemungkinan HIV akut
Pemeriksaan fisik
kaji tingkat kesadaran;
kaji status hidrasi;
kaji status hemodinamik;
periksa adanya takipnea/asidosis
respiratorik/efusi pleura;
periksa adanya nyeri tekan
abdomen/hepatomegaly/ ascites;
kaji adanya rash dan tanda-tanda perdarahan;
tourniquet test (repeat if previously negative or if
there is no bleeding manifestation).
Masalah keperawatan
Kekurangan volume cairan
Risiko perdarahan
Risiko syok
Mual
Diagnosis NOC NIC

Kekurangan volume Fluid balance: Fluid management:


cairan b.d kehilangan - Blood pressure - Monitoring BB dan
cairan aktif - Nadi trend BB
- MAP - Catat intake & output
- Intake-outut balance 24 secara akurat
jam - Monitoring status
- BB stabil hidrasi
- Turgor kulit - Monitor hasil
- Kelembaban membran laboratorium
mukosa - Monitor status
- Eletrolit serum hemodinamik termasuk
- Hematokrit CVP dan MAP
Hydration: - Monitor TTV
- Turgor kulit - Monitor intake kalori
- Kelembaban membran - Berikan terapi IV
mukosa - Monitor status nutrisi
- Intake cairan - Berikan cairan oral
- Serum sodium
- Perfusi jaringan
Diagnosis NOC NIC
keperawatan
Risiko Keparahan kehilangan darah Pencegahan perdarahan:
perdarahan dipertahankan pada skala 3 1. Monitor dg ketat risiko
ditingkatkan pada skala 4 dengan terjadinya perdarahan pd
indikator sbb: pasien
Hematuria 2. Catat nilai hb dan Ht
Darah keluar dari anus 3. Monitor tanda dan gejala
Perdarahan paska pembedahan perdarahan menetap
Penurunan tekanan darah 4. Monitor komponen koagulasi
diastolik darah
Penurunan tekanan darah sistolik 5. Berikan produk-produk
Peningkatan denyut nadi apikal penggantian darah
Kehilangan panas tubuh 6. Lindungi pasien dari trauma
Penurunan hemoglobin 7. Hindarkan pemberian injeksi
Penurunan hamatokrit 8. Gunakan sikat gigi yg berbulu
lembut
Diagnosis NOC NIC
Risiko Keparahan syok: hipovolemik dipertahankan Pencegahan syok:
syok pada skala 2 ditingkatkan pada skala 4 dengan 1. Monitor terhadap adanya
indikator sbb: respon kompensasi awal syok
penurunan tekanan nadi perifer (nadi perifer, udem, pengisian
penurunan tekanan arteri rata-rata kapiler)
Penurunan tekanan darah diastolik 2. Monitor kemungkinan
melambatnya waktu pengisisan kapiler penyebab kehilangan cairan
nadi lemah dan halus 3. Monitor status sirkulasi
Aritmia 4. Monitor suhu dan status
pernapasan dangkal respiratori
ronki pd paru 5. Monitor ekg
Penurunan oksigen arteri 6. Monitor BB, masukan dan
Meningkatnya karbondioksida arteri pengeluaran setiap hari
akral dingin
pucat
bising usus menurun
Output urin menurun
Diagnosis keperawatan NOC NIC

Mual b.d penyakit pankreas Appetite Nausea management


Nausea and vominting Medication management
control
Nausea and vomiting:
disruptive effect
Nausea and vomiting
severity
Selamat belajar

Вам также может понравиться