Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata Hormao, yang berarti pembangkit aktivitas adalah sebuah zat kimia organik.
Zat yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin
disebut hormon. Sifat dan kekhususan dari hormon
A. zat ini merupakan pengaturan fisiologis
terhadap kelangsungan hidup sesutau organ atau suatu sistem. Sistem pengadaan gula didalam darah misalnya diatur oleh beberapa hormon.
Diantaranya hormon insulin dan glukagon. Insulin
akan mempertinggi aktivitas dari permeabilitas membran sel terhadap gula darah. Akibatnya produksi insulin yang berlebihan akan mengakibatkan menurunya kadar gula daiam darah. B. Kekhususan lainnya dapat dikaitkan dengan hormon adalah bahwa hormon adalah zat kimia organik. Zat ini mempunyai efektifitas yang tinggi meskipun hanya diberikan dalam jumlah yang sangat sedikit. Selanjutnya hormon dihasilkan oleh sel hidup yang sehat dari sebuah kelenjar endokrin. C. Kriteria lainnya yang harus dipenuhi bagi suatu zat untuk dapat dikategorikan sebagai hormon ialah bahwa zat itu dalam jumlah yang sangat sedikit harus sudah efektif dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengatur fisiologis.
Ada hormon yang efektif jka jumlahnya mencapai milligram
atat mikrcgram. Hormon yang lain seprti hormon perangsang kelenjar Tyroid yang dihasilkan oleh hipofisa (SH) akan efektif bila mendapat rangasangan dari hormon yang ciasi kan oleh hipothalamusiiyi uid stimulating hormone releasing hormone) atau TSHRH yang mencapai peringkat pikogram(10^12 gram) D. Hormon haruslah dihasilkan oleh sel hidup yang juga sehat.
E. Hormon haruslah dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Batasan bahwa hormon setelah disekresikan oleh kelenjar endokrin langsung masuk kedalam pembuluh darah untuk membedakan dengan zat-zat lainnya yang mempunyai fungsi untuk merangsang sesuatu kegiatan atau sesuatu proses secara kimiawi juga merupakan zat yang dikategorihan dalam zat kimia Organik. Klasifikasi Hormon
Tergantung dari pandangan seseorang hormon
dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok atau kelas, yaitu dari sudut susunan atau struktur kimia alamiahnya dan yang kedua dari segi fungsi atau kerjanya.
Bila ditilik dari struktur kimianya maka hormon dapat
dikategorikan sebagai berikut : Protein hormon tumbuh atau Growth hormone t hormon protein yang terbesar yang mengandung 191 asam amino(pada manusia) Jumlah asam amino pada hormon tumbuh bervariasi tergantung pada spesias. Hormon parathyroid mempunyai sekitar 80-85 asam amino. sedangkan insulin. yang terdiri dari rantai A dan rantai B mengandung asam amino sebanyak 49-52 asam amino. Susunan asam amino rada insulin ini adalah 20-21 asam amino pada rantai A dan sejumlah 29-31 asam amino pada rantai B. Peptida, yang termasuk peptida antaranya adalah beberapa hormon yang dihasilkan oleh hipothalamus yaitu TRF dalam bentuk trpeptida. Vasopresin dan Oxytocin yang secara struktur kimianya termasuk octapeptida. Hormon gastrin mempunyai komponen asam amino sebanyak 17 buah. Hormon perangsang alpha melanosit (Alpha melanocyte Stimulating hormone) mempunyai kompnen asam amino sejumlah 13 buah sedangkan yang beta (Beta melanocytes stimulating hormone) mengandung 18 atau 22 asam amino. Glucagon mempunyai komponen asam amino sebanyak 29 buah, calcitonin 32 buah dan ACTH 39 buah. Asam amino, yang termasuk kelompok ini adalah hormon- hormon amine yaitu yang berasal daria asam amino yang mengalami modifikasi. Diantara yang termasuk kedalam hormon anine adalah epinephrine dan norepineprhine yang me.upakan hasil niodifikasi dari asam amibno Tyrosin. Modifikasi dari asam aminc, Tryptofan dapat menghasilkan serotinin dan melatonin. Hommon thyroxind (4) juga termasuk hormon amine sebagai hasil yodinasi dan kondensasi dari dua molekul asam amino tyrosine. Steroid, hormon steroid diluasilkan dari metabolisme dan proses konvensi dari kolesterol yang mengandung 27 buah atom karbon C (C-27). Hormon steroid larut dalam lemak dan dihasilkan oleh kelenjar adrenal, testes ovarium, dan plasenta. Hormon-hormon itu diantaranya adalah esterogen (C-18), androgen. (C-19), corticoid (C- 21) dan progesteron (C-21) Asam lemak, hormon prostaglandin adalah satu-satunya hormon yang masuk kategori ini. Prostaglandin dihasilkan oleh beragam sel hewan yang merupakan biosintesis dari dua asam lemak yaitu asam lemak arachidonic dan d homo- gamma linolenic (arachidonic acid; di-homo-m- linolenic acid)
Sebagai dikemukakan diatas hormon-hormons dapat pula
dibedakari berdasarkan kerja mereka klasifikasi secara fungsional)
Berdasarkan klasifikasi ini, hormon-hormon dapat
kelompokan sebagai berikut : Hormon perkembangan (development hormon yang dimasukkan kedalam kelompok ini adalah hormon- hormon yang memegang peranan didalam perkembangan dari pertumbuhan serta peranannya dalam biologi reproduksi. baik ketika individu masih dalam kandungan maupun berada diluar kandungan sampai mencapai usia remaja (pubertas) pada manusia atau dewasa kelamin pada hewan. Ternasuk kedalamhormon-hormon ini diantaranya adalah hormon- hormon yang dihasilkan oleh kelenjar gonad. Hormon metabolisme (metabolic Hormone konservasi atau proses homeostasis gula (glokosa) dalan tubuh diatur oleh beragam hormun, diantaranya glucocorticoid, glocagon, dan catecholamine. Sepaliknya insulin, somatomedin dan nonsuppresible insulin-like activity (NSILA) mempunyai efek yang berlawanan dengan glucocorticoid maupun dengan glucagon ataupun catecholamine. Hormon tumbuh (Growth hormone) dan thyroxinememegang peranan pula didalam metabolisme, disamping peranan kedua macam hormon dalam proses pertumbuhan. Hormon-hormon androgen, esterogen dan progesteron meskipun mempunyai peranan tama dalam perkembanganindividu atau hewan, ketiga macam hormon ini juga mempunyai peranan dalam proses metabolisme dan pertumbuhan. Hormon trofik (Trophic hormone), didalam proses evolusi dan perkembangan spesies sampai mencapai peringkat vertebrata terbentuklah suatu struktur dari organ tubuh yang mempunyai peranan yang khusus. Didalam pengaturan fungsi kelenjar. endokrin terbentuk suatu Sistem yang menghasilkan hormon yang merangsang kelenjar endokrin agar pada gilirannya kelenjar endokrin ini menghasilkan hormon pula. Hormon yang dihasilkan oleh struktur yang khusus ini yaitu hipofisa adalah hormon- hormon yang dikategorikan sebagai "vormionnemon trofik. Hormon hormon tersebut adalah hormon pcrangsang kelenjar thyroid (SH); hormon perangsang felikel (FSH) yang merangsang pertumbuhan folikel rada. ovarium dar. proses spermatogenesis; hormon penguning (Luteinizing hormone (LH) yang mengatur produksi progesteron pada hewan betina dan testesteron pada hewan jantan hormon adrenokortikotrofik (ACTH) yang merangsang korteks kelenjar adrenal untuk menghasilkan hormon glucocoticoid dan hormon-hormon yang dihasilkan oleh hopothalamus hypothalamic releasing hormone atau hypothalamic releasing factor. Dua hormon yang bersifat trofik tetapi dihasilkan diluar hipofisa adalah chorionic gonadotropin manusia (Human chorionic gonadotropin) dan chorionic thyrotropin manusia
(Human chorionic thyrotropin) yang dihasilkan oleh
plasenta. HCG mempunyai fungsi atau efek yang sama dengan LH sedangkan HCTH mempunyai peranan yang mirip dengan TSH dari hipofisa meskipun belum umum yang diterima telah bertahun-tanun(sejak 1975) disarankan bahwa plasenta juga menghasilkan hormon ACTH. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral. Calcitonin yang dihasilkan oleh kelenjar thyroid (sel c atau sel-sel parafolikuler mempunyai peranan untuk mengatur metabolisme calcium dan fosfor. Meningkatrya produkais calcitonin akan menyebabkan menurunnya calcium dan fosfor dalam darah dan meningkat kan ekresi caldum, fosfor natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal. hormon parathyroid yang dihasilkan oleh kelenjar parathyroid mengatur homeostasis mineral terutama kalsium dan fosor. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler. Epinephrince dihasilkan oleh bagian medula dari kelenjar adrenal. Efek dari hornon ini tergantung dari reseptor dari setiap organ tujuannya yaitu adrebergic receptor. Pada jantung yang mempunyai beta reseptor epinephrine akan mengakibatkan peningkatan konduksi dan kontraksi jantung.
Pada arteiol yang mempunyai reseptor beta ephineprine
akan menyebabkan vasodilatasi sedangkan arteriol yang mempunyai reseptor alpha apinephrine akan menyebabkan vasokontraksi. Dengan jalan demikian keseimbangan hemodinamika oleh epineprhine dicoba untuk disekresikan. Sintesa Hormon
Salah satu organela yang terdapat didalam sel tubuh
yaitu retikulum endoplasma adalah tempat atau lokasi sintesa hormon polypeptida dan hormon protein. Bagian dari retikulum endoplasma yang berpeluang untuk mensintesis hormon-hormon ini adalah ribosom .
Pembentukan hasil akhir didalam sintesa hormon ini,
pada awalnya ditentukan oleh perintah yang berasal dari gen( DNA) yang terdapat didalam kromosom didalam inti sel. Proses pembentukannya dapat dibagi lagi dalam empat langkah yaitu: 1. Transkripsi (transcription).
Langkah ini adalah proses pembentukan asain
Tibonukleat (RNA) dari templet asam deoxy ribonukleat (DNA). FNA yang terbentuk akan menjadi bahan baku dalam proses selanjutnya
2. Modifikasi masa transkipsi.
Pada langkah ini akan terjadi pengaturan moditikasi RNA
yaiti dari RNA precursor untuk membentuk RNA pembawa informasi. Proses ini dapat dicapai dan dilaksanakan dengan jalan melakukan pemotongan RNA dan Memudian menggabung gabungkan kembali segmen-egmennya serta melakukan modifikasi dengan adenylisis ragam ganda. 3. Translasi (translation).
Dalam langkah ketiga ini RNA pembawa informasi akan
meninggalkan inti sel dengan menembus membran dari inti sel dan masuk kedalam sitoplasma. Proses berikutnya akan terjadi penyusunan asamamino dengan jalan pembentukan pasangan yang spesifik antara basa dari anticodon yang terdapat datam RNA penghantar dengan codon yang sesuai yang terdapat didalam mRNA yang ada dalam polyribosom. Akhir langkah ketiga ini adalah terjadinya polimerisasi asam amin untuk membntuk rantai polipeptida. 4. Modifikasi pasca-translas.
Langkah keempat ini terjadi ditempat dimana
polypeptida disintesa yaitu pada reticulum endoplasma yang kasar. Polypeptida disini mengalami beberapa kombinasi reakis yaitu penguraian ikatan oleh kerja enzim protease sehingga menghasilkan hasil akhir yang dikehendaki ataupun dengan proses biosintesis sehingga terlebih dahulu menghasilkan hasil antara. Reakis lainnya adalah terjadinya glycosilasi, fosforilasi dengan proses derivatisasi dari asam-asam amino. Antigen
Yang disebut sebagai antigen adalah bahan, yang
asing untuk badan, yang didalam manusia atau organisme multiseluler lain dapat menimbulkan pembentukan antibodi terhadapnya dan dengan antibodi itu antigen dapat bereaksi secara khas. Determinan antigen
Pada suatu molekul antigen yang besar mungkin
terdapat beberapa tempat dipermukaannya yang dapat bereaksi secara khas dengan antibodi. Tempat itu disebut sebagai determinan antigen. Bahan yang mempunyai betar molekul rendah sehingga tidak dapat bersifat sebagai antigen dan hanya dapat menimbulkan produksi antibodi bila bahan itu tergabung dengan protein lain, kemudian dapat bereaksi secara khas dengan antibodi itu, disebut sebgai hapten. Protein yang membantu hapten untuk dapat bersifat sebagai antigen penuh disebut carrier. Determinan antigen tidak hanya ditentukan oleh komposisi kimia tetapi juga oleh konfigurasi molekulnya. Misalnya aminobenzena sulfonat didalam molekul pada posisi orto-meta-, atau para- akan mempengaruhi sifatnya sebagai hapten. Sifat sebagai imunogen kecuali ditentukan oleh sifat asing dan berat molekul dari determinan antigen, masih dipengaruhi oleh beberepa faktor : Spesies : misalnya zat dekstran, suatu polimer dari glukosa, bersifat antigen pada manusia dan tikus tetapi tidak bersifat antigen pada kelinci dan marmot.
Jenis : didalam suatu spesies binatang percobaan
ditentukan perbedaan antara beberapa jenis spesies itu ditinjau dari sudut kemampuan untuk mengertai suatu bahan sebagai antigen.
Cara dan dosis : cara memberikan suntikan dan waktu
yang berlalu diantara dua suntikan dapat mempengaruhi pembentukan antibodi selain jumlah antigen itu sendiri. Adjuvan : bahan yang berupa emulsi yang mampu memperkuat antigen dalam kemampuannya merangsang terbentuknya antibodi. Dasar kerjanya tidak diketahui, tetapi diperkirakan sifat adjuvan memberi proteksi pada antigen terhadap eliminasi tidak spesifikdari bahan dan dapat menyebabkan pembentukan antibodi dalam jangka panjang karena pelepasan antigen secara bertahap. Contoh adjuvant adalah : emulsi air-minyak presipitat aluminium, emulsi partikel bentonit, freunds complete adjuvant ditambah dengan kuman mikrobakterium yang dimatikan dengan pemanasan. Pembagian dan pemberian nama pada berbagai macam antigen :
1. Menurut sifat kimiawi : seperti antigen protein, antigen
polipeptida sintetik, antigen karbohidrat dan sebagainya.
2. Menurut hubungan genetik dari asalnya antigen dan
penerima antigen : Antigen histokompalibilitas adalah antigen yang menimbulkan reaksi pada transplantasi jaringan. Auto-antigen adalah antigen yang dimiliki oleh seseorang akan tetapi karena sesuatu sebab menimbulkan pembentukan antibodi terhadapnya. Iso-antigen adalah antigen yang terdapat dalam individu lain dalam spesies yang sama namun secara genetik dapat dikenal oleh penerima, misalnya antigen yang menentukan golongan darah.
Allo-antigen adalah antigen yang terdapat pada
individu tertentu dan ternyata dapat menimbulkan antibodi pada individu lain dalam satu spesies, karena secara genetik antigen ini tidak dikenal oleh si penerima. ANTIBODI (IMUNOGLOBULIN)
Jika kita pelajari serum dengan elektroforesis maka akan
terlihat beberapa fraksi protein dalam serum yang mempunyai kecepatan berlainan. Berturut-turut akan dapat dibedakan puncak dari albumin, alpha 1, alpha 2, beta dan gamma, misalnya polisakarida dari kuman pneumokokus, maka pada elektroforesis serum akan tampak meningkatnya puncak globulin terutama dari fraksi gamma globulin. Struktur Dasar Immunoglobulin.
Porter telah menemukan struktur dasar imunoglobulin yang
terdiri dari 4 rantai polipeptida, terdiri dari 2 rantai berat dan 2 rantai ringan yang tersususn secara sistematis dan dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida. Molekul igG dapat dipecah oleh enzim papain menjadi 3 fragmen. Dua fragmen ternyata identik dan dapat mengikat antigen membentuk kompleks yang larut yang menunjukkan bahwa fragmen itu univalen atau mempunyai valensi satu. Fragmen ini disebut Fab (fragmen antigen binding). Fragmen yang ketiga tidak dapat mengikat antigen dan karena dapat membentuk kristal disebut Fc (fragmen Crytallizable). Rantai L (light chain)
Dari hasil pemeriksaan protein bence-jones dalam air
kemih penderita myeloma, ditentukan 2 macam rantai L yang disebut rantai k (kapa) dan rantai lamda. Pada setiap orang sehat dapat ditemukan kedua macam rantai L itu dengan perbandingan rantai k 65% dan rantai lamda 35%, atau ratio k : lamda adalah 2:1. Rantai H
Seperti disebut diatas dapat dibedakan 5 kelas
imunoglobulin dan ternyata perbedaannya antara lain terletak pada rantai H tertentu, tetapi semua kelas imunoglobulin mempunyai rantai k atau lamda (didalam satu molekul selalu hanya satu macam saja).
Rantai H dan igG disebut rantai (gamma)
Rantai H dan igA disebut rantai (alpha) Rantai H dan igM disebut rantai (mu) Rantai H dan igD disebut rantai (delta) Rantai H dari igE disebut rantai (epsilon)
Telah disebut diatas bahwa bagian variabel dari molekul
imunoglobulin menentukan sifatnya yang khas terhadap antigen. Bagian yang konstan sama sekali tidak berpengaruh langsung terhadap antigen, tetapi kemungkinan besar bagian Fc dari imunoglobulin menentukan aktivitas biologis dari antibodi itu, misalnya Fc dari igG memungkinkan molekul itu menembus jaringan plasenta dan Fc dari igA ikut menentukan sifat molekul itu dikeluarkan pada sekret. Imunoglobulin G (igG)
Pada reaksi imun sekunder yang diroduki terbanyak adalah
igG. Karena igG mampu menembus jaringan plasenta, ia memberikan proteksi utama pada bayi terhadap infeksi selama beberapa minggu pertama setelah lahir. igG yang dikeluarkan melalui cairan kolostrum dapat menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan. IgG lebih mudah menyebar ke dalam celah-celah ekstravaskuler dan mempunyai peranan utama menetralisir toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagositosis. Imunoglobulin A (IgA)
Terdapat didalam serum terutama sebagai monomer 7S
tetapi cenderung membentuk polimer dengan perantaraan polipeptida yang disebut rantai J, dapat dikeluarkan secara selektif didalam sekresi seperti air ludah, keringat, air mata, lendir, hidung, kolostrum, sekresi saluran pencernaan (yang terakhir dikenal juga sebagai copro antibodies). Pada sekresi ini IgA ditemukan dalam bentuk dimer yang tahan terhadap proteolisis berkat kombinasi dengan suatu zat protein khusus, disebut secretory component, yang disintesa oleh sel epitel lokaln(BM 60.000). IgA yang keluar dengan sekret juga direproduksi secara lokal oleh sel plasma. Fungsi IgA setelah bergabung dengan antigen pada mikroorganisme mungkin dalam pencegahan melekatnya mikroorganisme pada sel mukosa. Telah ditemukan adanya sinergisme antara IgA dengan lizozim dan komplemen untuk mematikan kuman koliform. Juga kemampuannya IgA untuk melekat pada sel polimorf dan kemudian melancarkan reaksi komplemen melalui jalan metabolisme alternatif. Imunoglobulin M (IgM)
IgM terdapat dalam bentuk polimer terdiri dari 5 sub unit
molekul 4-peptida, dihubungkan dengan rantai J seperti terdapat pada IgA.
Struktur polimer menurut Hilschman adalah sebagai berikut
: Polimer IgM dalam bentuk bebas diperkirakan berbentuk seperti bintang, akan tetapi terkait pada permukaan sel ia akan berbentuk seperti kepiting. Imunoglubulin D (IgD)
Fungsi keseluruhannya belum jelas. Telah ditemukan IgD
sebagai antibodi terhadap inti sel juga telah dapat dibuktikan adanya IgD pada permukaan sel limfosit dalam tali pusar dimungkinkan IgD ini merupakan reseptor yang pertama dalam permukaan kehidupan sebelum diambil alih fungsinya oleh IgM dan imunoglobulin lain setelah sel tubuh berdifesensiasi lebih jauh. Imunoglubulin D (IgD)
Fungsi keseluruhannya belum jelas. Telah ditemukan IgD
sebagai antibodi terhadap inti sel juga telah dapat dibuktikan adanya IgD pada permukaan sel limfosit dalam tali pusar dimungkinkan IgD ini merupakan reseptor yang pertama dalam permukaan kehidupan sebelum diambil alih fungsinya oleh IgM dan imunoglobulin lain setelah sel tubuh berdifesensiasi lebih jauh. Imunoglobulin E (IgE)]
Didalam serum hanya ditemukan dalam konsentrasi sangat
rendah. IgE bila disuntikkan kedalam kulit akan terikat pada mast cells. Kontak dengan pengeluaran zat amin yang vaso- aktif. Peranan biologi IgE belum jelas, tetapi kadar didalam serum akan naik pada infeksi parasit tertentu, terutama infeksi oleh cacing.