Вы находитесь на странице: 1из 17

Merancang Evaluasi Hasil Belajar

KELOMPOK 9
Juliana Mulia Sari (3415150362)
Ida Lestari (3415150611)
Gayu Indri S (3415150769)
EVALUASI HASIL BELAJAR
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam membuat soal ujian
(evaluasi hasil belajar) :
1. Memberikan ukuran yang dipakai
2. Mendiskusikan tentang fungsi penilaian sehingga memahami
hal-hal apa saja yang dapat dinilai melalui pelaksanaan suatu
ujian
3. Melaksanakan standar penilaian ujian
4. Merancang soal-soal ujian
5. Mengingat derajat kesukaran soal
6. Setelah proses membuat, menstrukturkan, dan menetukan
bobot soal, barulah soal-soal tsb dapat disajikan melalui ujian
7. Pengambilan keputusan berdasarkan hasil evaluasi ujian.
Pokok Bahasan dalam merancang
Evaluasi Hasil Belajar
a. Mengukur, menilai, mengevaluasi
b. Menetapkan fungsi penilaian
c. Merancang soal bermutu :
1. kriteria soal bermutu,
2. struktur soal,
3. bobot soal
d. Melakukan pengukuran dan penilaian hasil
ujian
e. Melakukan pengambilan keputusan
A. Pengukuran, Penilaian, dan
Pengevaluasian Hasil Belajar
Pengukuran adalah proses mengukur dengan
menggunakan alat ukur yang sama.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan
ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu
dengan ukuran subjektif dan bersifat kualitatif.
Hasil penilaian dapat berbeda antara masing-masing
penilai tergantung alasan masing-masing.
Mengevaluasi adalah proses mengukur dan memulai.
Alat ukur adalah instrumen pengukuran yang konkret,
tetapi dapat juga berupa ukuran abstrak.
Fungsi Ujian Sebagai Instrumen
Evaluasi
Ujian mempunyai 3 fungsi : mengukur, menilai, dan
mengevaluasi.
Desain ujian tergantung pada fungsi ujian apa yang
diinginkan dosen.
Suatu ujian dikatakan bermutu baik apabila ujian
tersebut:
1. menguji apa yang hendak di uji
2. terdiri atas serangkaian soal ujian yang
baik. Soal yang baik adalah soal yang
berkualitas baik, yaitu soal yang valid, relevan,
spesifik, representatif, dan seimbang,
Contoh soal yang valid
Suatu soal dikatakan relevan apabila soal tersebut
diukur sesuai dengan tingkat kemampuan yang
ditentukan dalam sasaran belajar.
6 tingkat kemampuan kognitif dari terendah sampai
tertinggi (Bloom,1963) :
C1= Mengetahui
C2= Menjelaskan
C3= Menerapkan
C4= Menganalisis
C5= Mensintesis
C6= Mengevaluasi
Contoh soal yang valid dan relevan
Contoh soal yang spesifik
Struktur Soal Ujian
Suatu ujian dikatakan bermutu apabila ujian
tersebut terdiri dari serangkaian soal yang telah
diorganisasikan dalam suatu struktur soal
Materi Must Know (harus diketahui/materi
terpenting)
Materi Nice to Know (sebaiknya
diketahui/memperjelas materi)
Materi Just Know (tambahan pengetahuan)
Tujuan utama dalam menyelenggarakan ujian
adalah mengukur dan menilai seberapa jauh
mahasiswa mencapai sasaran belajar yang
ditetapkan.
Setiap soal mempunyai derajat kesukaran untuk
menjawabnya
Bobot yang lebih tinggi diberikan kepada soal
yang derajat kesukarannya lebih tinggi dan bobot
rendah jika derajat kesukarannya rendah.
Jumlah bobot dari suatu ujian adalah hasil
pengukuran yang dinyatakan secara objektif dan
kuantitatif. Hasil pengukuran ini merupakan
angka.
Transformasi angka ke nilai disebut processing.
Kriteria Evaluasi
Tujuan :
1. membedakan secara jelas mahasiswa yang
lulus dan yang tidak lulus
2. Mengurangi daerah ketidakpastian (apabila
seorang dosen memberikan nilai karena rasa
kasihan atau merasa perlu memberi
penghargaan tertentu atau karena subjektif
lainnya)
Acuan penilaian
1. Penilaian acuan patokan (PAP)
pengambilan keputusan mengacu pada nilai baku.
Nilai baku merupakan kriteria kelulusan.
Nilai baku dapat berupa persyaratan jumlah nilai (lebih
60% dinyatakan lulus).
Nilai baku dapat berupa persyaratan jumlah sasaran
belajar (misalnya 3 dan 5 sasaran belajar : yang dapat
mencapai 3 & 5 sasaran belajar dinyatakan lulus
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
cara pengambilan keputusan dengan
menggunakan norma kelas atau norma elompok
sebagai acuan.
Norma kelas atau kelompok merupakan standar
kelulusan => jumlah kelulusan menjadi tinggi
karena hasil tidak terikat pada nilai baku yang
telah ditentukan lebih dahulu.
PAN sulit digunakan untuk mengevaluasi standar
mutu pendidikan, kuran memotivasi mahasiswa
dalam berpacu meraih prestasi tinggi.
Penggunaannya lebih tepat sebagai alat
diagnostik dalam menggambarkan kemampuan
umum mahasiswa.
Validitas Instrumen
Menurut Scarvia B. Anderson A test is valid if it
measures what a purpose to measure
Valid = Sahih
Fungsi : untuk menentukan kesahihan instrumen
sehingga tidak diragukan lagi hasil yang
diperoleh dari instrumen tersebut
Analilis validitas butir soal persamaan korelasi
Pearson atau Product Moment
Jenis Validitas
1. Validitas isi (validitas kurikuler / sejajar dengan
isi pelajaran)
2. Validitas konstruksi (mengukur setiap aspek
berpikir)
3. Validitas ada sekarang (validitas empiris /
sesuai dengan pengalaman)
4. Validitas prediksi (mempunyai kemampuan
untuk meramalkan apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang)
Realibilitas Instrumen
Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika dapat
memberikan hasil yang tetap.
Menurut Scarvia B. Anderson Validitas lebih
penting dan realibitas itu perlu => Sebuah tes
mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya,
sebuah tes yang valid biasanya reliabel.
Analisis reliabilitas menggunakan rumus
KR-20
Jenis jenis Realibilitas Instrumen
1. Jenis parallel (equivalent)
Dua buah tes yang mempunyai kesamaan
tujuan, tingkat kesukaran dan susunan, tetapi
bulir-bulir soalnya berbeda.
2. Jenis tes ulang (test-retest method)
Tujuannya untuk menghindari penyusunan
dua seri tes. Pengetes hanya memiliki satu seri
tes tetapi dicobakan dua kali.
3. Jenis belah dua (split-half method)
Pegetes hanya menggunakan sebuah tes dan
dicobakan sekali.
Fungsi Realibilitas Instrumen
1. Fungsi dari panjangnya instrumen
Semakin panjang sebuah tes (semakin banyak
soal yang dimasukkan ke dalam tes) akan semakin
besar pula realibilitasnnya. Semakin besar ukuran
sample semakin representatif reliabilitas sel.
2. Fungsi dari heterogenitas kelompok
Reliabilitas bertambah seiring dengan bertambah
besarnya penyebaran atau heterogenitas subjek
yang mengerjakan tes tersebut. Semakin homogen
kelompok itu semakin rendah reliabilitasnya.
3. Fungsi dari kemampuan individu
suatu instrumen mungkin reliabel pada satu
tingkat kemampuan tapi tidak reliabel untuk
tingkat lain.
4. Fungsi dari sifat variabel yang sedang diukur
beberapa variabel yang menjadi sasaran
penelitian ada yang memberikan konsisten lebih
sering jika dengan variabel lainnya.
Berapakah realibitas minimum yang dapat
diterima dalam suatu instrumen? => realibilitas
yang baik adalah realibilitas yang sama baiknya
atau lebih baik daripada realibilitas ukuran-
ukuran lain yang bersaing.

Вам также может понравиться