Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEMENSIA NURAGUSTIN
DEFINISI
Demensia Primer
Alzheimer Disease -> mengganggu hub antar sel sehingga
saraf tidak berfungsi dan kehilangan kontak dan mati
DRUGS
INFEKSI METABOLIK
EMOSI /
AUTOIMUN ETIOLOGI DEPRESI
DEFSIENSI
TUMOR
TIAMIN
TRAUMA
DEMENSIA REVERSIBLE
Drugs
Antidepresi, Antiansietas, Sedatif, Antiaritmia,
Antihipertensi, Antikonvulsan, Obat-obat jantung
termasuk digitalis, Obat-obat Antikolmergik.
Emosi/depresi
Depresi, Shizofrenia, Psikosis.
Metabolik
Penyakit tiroid, hipoglikemi, hipernatremi dan
hiponatremi, hiperklasemi, gagal ginjal, gagal hati,
penyakit cushing, penyakit wilso
difensiasi tiamin,
difensiasi vitamin B12 (anemia pernisiosa),
Difensiasi asam fosfat, difensiasi vitamin B6
(pellagra).
Trauma
Tauma kranioserebal, hematon subdural akut dan
kronis.
Tumor
glioma, meningioma, tumor metastatis.
Infeksi
Meningitis dan ensefalitis bakterialis, meningitis
dan ensefalitis Akibat jamur, meningitis akibat
kriptokokus, meningitis dan ensefalitis viral, abses
otak, neurosifilis, AIDS.
Autoimun
Lupus eritematosus diseminata, multiple sklerosis.
Dan di samping itu ada juga arterioseklerosis dan
alkohol.
DEMENSIA IRREVERSIBLE
DEGENERATIF
TRAUMA
Penyakit degeneratif
penyakit alzaimer, dementia frontotemporal,
penyakit huntington, penyakit parkinson,
penyakit lewy bodies, atrofi
olivopontoserebelar, amiotropik lateral
sklerosis/dementia parkinsonism kompleks.
Penyakit vaskular
Infrak multipel, emboli serebral, arteritis,
anoksia skunder akibat henti jantung, gagal
jantung atau keracunan karbon monoksida.
Kapita selekta Neurologi
harsono, 2007
Trauma
Trauma kranioserebral berat
Infeksi
Sub akut spongiform ensefalopati (creutzfeldt-
jacob disease), post ensefalitis,
leukoensefalopati multifokal progresif.
APRAKSIA
ktdk mampuan mlakukan gerakan meskipun kmampuan
motorik , fungsi sensorik, & pngertian yg dperlukan ttp baik.
Dpt mngalami ksulitan dlm mnggunakan benda ttentu
(mnyisir rmbt) atau mlakukan grakan yg tlah dikenali
(mlambaikan tangan)
AFASIA
ksulitan mnyebut nama org atau benda.pd thp lanjut.
bisu atau mngalami ekolalia (mniru yg didengar) atau
palilalia (mngulang suara atau kata trs)
AGNOSIA
tdk mampu mngenali/midentifikasi benda meskipun fungsi
sensoriknya utuh. Penderita tdk mngenali kursi, pena,
meskipun visusnya baik.
Diagnosis difokuskan pada:
Pembedaan antara delirium dan demensia
Bagian otak yang terkena
Penyebab yang potensial reversibel
Pemeriksaan laboratonium, pemeriksaan EEC
Pencitraan otak amat penting CT atau MRI
Pada pemeriksaan fisik :
diperlukan wawancara meliputi onset dan perjalanan
penyakit,
usia,
riwayat medis umum, dan neurologis,
perubahan neurobehaviour,
riwayat psikiatri,
riwayat keluarga,
dan riwayat yang berhubungan dengan etiologi
misalnya infeksi, gangguan nutrisi, intoksikasi, dan
penggunaan obat.
DIAGNOSIS BANDING
Delirium
Gangguan memori jg terjadi pd delirium &
demensia. Delirium jg dicirikan o/
menurunnya kemampuan u/
mempertahankan & memindahkan perhatian
secara wajar.
gejala delirium bersifat fluktuatif, sementara
demensia bersifat relatif stabil.
Gangguan kognitif yg bertahan tanpa
perubahan selama beberapa bulan lebih
mengarah ke demensia.
Amnesia
dicirikan o/ gangguan memori yg berat tanpa
gangguan fungsi kognitif lainnya (afasia,
apraksia, agnosia dan gangguan fungsi
eksekutif/daya abstraksi)
Retardasi Mental
dicirikan oleh fungsi intelektual di bwh rata2
diiringi oleh gangguan dlm pnyesuaian diri,
terjadi di bwh umur 18 thn.
Skizofrenia
pd skizofrenia mungkin terjadi gangguan
kognitif multipleks. Tetapi pd skizofrenia
biasanya terjadi pd usia muda. Gangguan kognitif
skizofrenia lebih parah drpd demensia
Depresi
disertai keluhan tentang gangguan memori, sulit
berpikir, dan berkonsentrasi, & menurunnya
kemampuan intelektual secara menyeluruh.
PEMERIKSAAN KLINIK
1. Pemeriksaan memori
dpt dilakukan dgn meminta pasien u/ mencatat,
menyimpan, mengingat & mengenal informasi.
2. Pemeriksaan Kemampuan berbahasa
penderita diminta u/ menyebutkan nama benda
didalam ruangan, mengikuti perintah/aba-aba,
atau mengulang ungkapan.
3. Pemeriksaan Apraksia
keterampilan motorik dpt diperiksa dgn cara
meminta pasien u/ melakukan gerakan tertentu.
Misal: cara menggosok gigi, memasang sesuatu.
4. Pemeriksaan daya Abstraksi
meminta pasien u/ menghitung 1-10, menyebut
seluruh alfabet, menyebut nama binatang
sebanyak2nya dlm 1menit, menghitung dgn
kelipatan 7.
Terapi Farmakologi
Terapi Kausal: hipertensi, diabetes, penyakit jantung,
dyslipidemia
Terapi Simptomatik: kolinesterase inhibitor
a. Donepecil hidrochlorida
Dosis tunggal 5-10 mg/hari tanpa titrasi, diberikan pada
malam hari
b.Rivastigmin
Perbaikan fungsi ADL didapatkan pada dosis 6-12 mg/hari
c. Galantamine
Diberikan dalam dosis terbagi dimulai dengan dosis dua kali
4 mg dosis terapeutik 24 mg/hari
Terapi Non-Farmakologi
Bertujuan untuk memaksimalkan /
mempertahankan fungsi kognisi yang masih
ada.
a. Perilaku hidup sehat
b. Terapi rehabilitasi
c. Intervensi lingkungan
PROGNOSIS