Вы находитесь на странице: 1из 37

Asuhan Keperawatan

Pasien Dengan Gastritis


Oleh: N. Nina Putri C, S.Kep,.Ners.,M.Kep
DEFINISI

Gastritis merupakan peradangan mukosa lambung yang


bersifat akut, kronik difus atau lokal dengan
karakteristik anoreksia, perasaan penuh diperut (begah),
tidak nyaman pada epigastrium, mual dan muntah.
Gastritis adalah imflamasi mukosa lambung sering
akibat diet yang sembarangan. Biasanya individu ini
makan terlalu banyak, terlalu cepat, atau makan
makanan mengandung mikroorganisme penyebab
penyakit.
ETIOLOGI

Zat Internal
merupakan pengeluaran asam lambung yang berlebihan
dan tidak teratur
Zat Eksternal
zat dari luar tubuh yang menyebabkan korosif atau iritasi
lambung. Stress yang berkepanjangan merupakan salah
satu faktor pemicu karena menyebabkan peningkatan
produksi asam lambung.
Penyebab zat internal yang menyebabkan pengeluaran asam
lambung berlebihan antara lain:
kebiasaan makan yang tidak teratur, sering makan asam, pedas
dan lada, kondisi psikologis stress mental dan frustasi, muntah
kronis.
Penyebab eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi
obat-obatan (asetaminofen/aspirin, steroid kortikosteroid).
Asetaminofen dan kortikosteroid dapat mengakibatkan iritasi pada
mukosa lambung, NSAIDS (Non steroid anti inflamasi drugs) dan
kortikosteroid menghambat sintesa prostaglandin, sehingga sekresi
HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat
asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.
Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
Bahan korosif (cuka, lada) dapat menimbulkan
kerusakan mukosa lambung, edema serta perdarahan.
Infeksi bakteri atau virus (E.Coli, Salmonella,
Helicobacter Pilori)
Keracunan
KLASIFIKASI BERDASARKAN
TINGKAT KEPARAHAN

a. Gastritis Akut
Inflamasi akut dari lambung, menyebabkan
perdarahan pada mukosa lambung setelah terpapar oleh
zat iritan.
b. Gastritis Kronis
Suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung
yang sifatnya menahun dan berulang.
Peradangan tersebut terjadi dibagian permukaan mukosa lambung
dan berkepanjangan, yang bisa disebabkan karena ulkus lambung
jinak maupun ulkus lambung ganas, bisa juga karena bakteri
Helicobacter pylori.
Gastritis ini dapat pula terkait dengan atropi mukosa gastrik,
sehingga produksi HCL menurun dan menimbulkan kondisi
ulserasi peptic (tukak pada saluran pencernaan).
MANIFESTASI KLINIS

Gastritis Akut
Anoreksia
Nyeri pada epigastrium
Mual dan Muntah
Perdarahan saluran cerna (hematemesis
melena)
Anemia (tanda lebih lanjut)
Gastritis Kronis
Mengeluh nyeri ulu hati
Anoreksia,
Nausea
PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Farmakologi
Antasida untuk mengatasi perasaan begah (penuh) dan
tidak enak diabdomen serta untuk menetralisir lambung.
Ranitidin atau simetidin untuk menurunkan sekresi
asam lambung.
Antibiotik diberikan bila dicurigai adanya infeksi oleh
Helicobacter pylori.
2. Non Farmakologi
Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, yakni
diet makan lunak yang diberikan dalam porsi sedikit tapi
lebih sering.
Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
KOMPLIKASI

1. Gastritis akut
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
Hematemesis dan melena
Syok hemoragik
Ulkus
2. Gastritis kronik
Gangguan penyerapan vitamin B12,
Akibat kurangnya penyerapan vitamin B12, menyebabkan
timbulnya anemia pernesiosa, gangguan penyerapan zat besi dan
penyempitan daerah pilorus (pelepasan dari lambung ke usus 12
jari).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan darah lengkap: untuk mengetahui adanya anemia


Pemeriksaan serum vitamin B12: untuk mengetahui adanya
defisiensi vitamin B12
Analisis feses: adanya dalam feses
Analisis gaster: kandungan HCL dalam lambung
Achlorhidria (kurang/tidak adanya produksi asam lambung):
menunjukkan adanya gastritis atropi
Uji serum: mengetahui adanya antibodi sel parietal dan faktor
intrinsik lambung
Endoscopy, biopsi dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila
ada kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum.
Sitologi: mengetahui adanya keganasan sel lambung
ASUHAN KEPERAWATAN

Biodata Pasien
Keluhan Utama : Nyeri ulu hati, mual, muntah
Riwayat Penyakit sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
Pemeriksaan Fisik : baik head to toe maupun persistem
Faktor Pencetus: makanan, alkohol, stress psikologis, dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
MUNGKIN MUNCUL

Kekurangan volume cairan b.d keluar/hilangnya cairan tubuh


secara berlebihan (muntah, perdarahan) ditambah dengan asupan
cairan yang tidak memadai.
Nyeri b.d iritasi mukosa lambung
Resti mengalami kekurangan nutrisi b.d tindakan pembatasan
asupan nutrisi (makanan) atau karena puasa.
Kecemasan b.d perubahan status kesehatan, ancaman kematian,
dan timbulnya nyeri.
PERENCANAAN KEPERAWATAN

DX 1
Kriteria Hasil
Pengeluaran urine yang memadai/adekuat
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Membran mukosa lembab
Turgor kulit baik
CRT < 3 detik
Intervensi

Catat karakteristik muntah dan drainase


Rasional: untuk membedakannya dengan distress gaster
Observasi ttv setiap 2 jam
Rasional: perubahan tekanan darah dan nadi sebagai indikator
terjadinya dehidrasi
Pertahankan tirah baring
Rasional: untuk menurunkan kerja gaster, sehingga mencegah
terjadinya muntah
Berikan cairan peroral dua liter/hari
Rasional: untuk menetralisir asam lambung
Jelaskan pada pasien untuk menghindari kafein
Rasional: kafein dapat merangsang produksi asam lambung
Kolaborasi pemberian antibiotik, antasida, dan vitamin K sesuai
program medis
Rasional: untuk mengatasi masalah gastritis dan hematemesis.
DX 2

Tujuan: Nyeri teratasi


Kriteria Hasil: pasien rileks, pasien dapat tidur, skala nyeri 0-2
Intervensi
Kaji dan catat keluhan nyeri termasuk lokasi, lamanya, dan
intensitasnya (dengan skala nyeri 0-10)
Rasionalnya: untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek
terapi
Berikan makan dalam porsi sedikit tapi sering
Rasional: makanan sebagai penetralisir asam lambung
Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat
merangsang lambung, seperti makanan yang asam dan pedas
Rasional: makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa
lambung
Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien
Rasional: posisi yang nyaman dapat menurunkan nyeri
Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi, seperti
menarik napas dalam, mendengarkan musik, menonton tv dan
membaca
Rasional: teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian pasien
sehingga dapat menurunkan nyeri.
Kolaborasi terapi obat analgesik dan antasida
Rasional: untuk menghilangkan nyeri lambung
DX 3

Tujuan: memenuhi asupan gizi seseuai dengan


kebutuhan tubuh
Kriteria hasil: pasien bisa menghabiskan satu
porsi makanan, berat badan meningkat, hasil
laboratorium menunjukkan kadar albumin dan Hb
normal.
Intervensi
Kaji status nutrisi dan pola makan
Rasional: sebagai dasar untuk menentukan
intervensi
Puasakan pasien selama fase akut
Rasional: menurunkan rangsangan lambung sehingga mencegah
muntah
Timbang berat badan pasien setiap hari dengan alat ukur yang
sama
Rasional: untuk mengetahui status nutrisi pasien
Kolaborasi pemberian terapi multivitamin dan antasida sesuai
program medis
Rasional: untuk meningkatkan nafsu makan dan menghilangkan
mual.
DX 4

Tujuan: mengatasi rasa cemas


Kriteria hasil: kecemasan (ansietas) berkurang
Intervensi :
Awasi respon pasien, misalnya takipnea, palpitasi, pusing, sakit
kepala, sensasi kesemutan.
Rasional: dapat menjadi indikator untuk menilai derajat takut yang
dialami pasien, tetapi respons ini dapat juga berhubungan dengan
kondisi fisik/status syok.
Dorong pasien untuk mau menyatakan perasaan takut dan
kecemasan yang ia hadapi dengan memebrikan umpan balik
Rasional: membuat sebuah hubungan teurapetik
Berikan informasi yang akurat
Rasional: melibatkan pasien dalam rencana asuhan keperawatan dan
menurunkan kecemasan yang tak perlu akibat ketidaktahuan pasien.
Berikan lingkungan tenang untuk pasien beristirahat
Rasional: memindahkan pasien dari stressor luar, meningkatkan
relaksasi
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться