karakteristik formasi dan kandungan lumpur adalah faktor-faktor dasar yang mempengaruhi laju penetrasi pada bit. Fokus penilitian ini adalah pada densitas yang mana adalah sebuah sifat rheological dari fluida pemboran. Data diperoleh dari 8 sumur dianalisa untuk memastikan pengaruh densitas pada laju penetrasi. Pada formasi sandstone/shale dibor dengan water dan oil based mud lalu di plot antara ROP dengan berat lumpur. Key Words
Lumpur pemboran, laju penetrasi
(ROP), water based mud, oil based mud, densitas Dasar Teori 1. Densitas lumpur dan solid content Berat lumpur yang mana ditentukan sebagai densitas ( massa per volume ), dengan satuan ppg. Banyak macam variasi lumpur dengan solid content. Walaupun padatan memperlambat laju pemboran namun kondisimengharuskan penambahan bentonite dan material pemberat seperti barite, ilmenite dll. Untuk menaikkan densitas lumpur dan menjamin kestabilan lumpur untuk mentransportasikan cutting ke permukaan. Padatan dikontrol dengan alat removal di rig dan juga dengan penambahan bahan polimer, seperti CMC. Data-data Sumur
Data 8 sumur diambil dari pengeboran di Niger
Delta of Nigeria. Tipe bit yg digunakan PCD (Poly Cristaline Diamond) bit Plastic viscosity dan yield poit konstan Laju aliran pompa bervariasi kedalam range 2 gpm Wob dijaga konstan Variasi pemberat lumpur terutama pada kedalaman 4.500ft-10.000ft Data-data Sumur
Digunakan dua tipe lumpur (OBM & WBM) yg
mengandung 50000-75000 ppm klorida. Fluida loss dari lumpur dikontrol dengan modifite lignite Ditambahkan pre-hydrated bentonite untuk mengontrol viskositas Data-data Sumur Data-data Sumur Grafik ROP vs pada WBM Grafik ROP vs pada OBM Analisis dan diskusi Pada grafik 1 ditampilkan hasil dari penggunaan water base mud dengan densitas berkisar dari 8.9 ppg sampai - 11.8 ppg Tabel 1 berisi tentang properti dari water base mud. Dari hasil pengamatan untuk densitas rata- rata 9.7 ppg, saat densitas lumpur meningkat, ROP-nya turun, berbanding terbalik. Penurunan tajam pada kurva menunjukan ROP menurun drastis, seiring dengan variasi densitas lumpur. Viskositas fluida dan parameter lumpur dan pemboran lainnya memiliki dampak kecil ataupun tidak berdampak sama sekali pada performan keseluruhan dari aktivitas lumpur pemboran. Analisis dan diskusi Analisa dari data sumur yang didapatkan dari sebuah formasi batuan pasir yang dibor dengan densitas lumpur rata- rata 10.3 ppg dan 25 lbs BOW juga ditunjukan pada grafik 1. Dapat diamati hasil dari variasi densitas lumpur pemboran memiliki dampak yang sama pada ROP sesuai dengan hasil yang didapatkan pada densitas lumpur rata- rata 9.7 ppg. Lubang sedalam 4297 ft dibor selama 155 jam dengan densitas rata-rata 10.3 ppg. Dari hasil yang didapatkan, bisa dilihat penurunan ROP sangat jelas dipengaruhi oleh kenaikan densitas lumpur. ROP diawal sebesar 33ft/hr berubah menjadi 18ft/hr. Analisis dan diskusi
Hasil dari densitas lumpur rata-rata 11.5 ppg dan
11.8 ppg , saat WOB dan RPM tetap, menunjukan bahwa peningkatan densitas lumpur berpengaruh besar pada laju penetrasi Dari hasil keseluruhan tersebut yang mengikuti pola yang sama yaitu semakin ringan densitas lumpur, semakin cepat ROPnya, saat variabel lainnya dijaga konstan. Kesimpulan
Pemilihan lumpur pemboran yang tepat
merupakan faktor kunci untuk tercapainya pemboran yang yang efektif dan mengindari masalah lubang bor. Densitas lumpur yang terlalu kecil dapat menyebabkan collapse dan fill problems, dan densitas yang terlalu besar dapat menyebabkan loss ataupun pipe sticking. Namun, terlalu banyak variasi pada densitas lumpur dapat menyebabkan borehole failure, jadi densitas lumpur yang lebih konstan harus diutamakan.