Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
limpa
0 1 3 4 5 6 7 8 9 10 bln
Sumsum Tulang
Sumsum tulang lingkungan yang cocok untuk
perkembangan stem sel.
Hematopoesis terjadi di kompartemen extravaskularsel
lemak
Sumsum tulang mengeluarkan sel darah matur yaitu 2,5
juta eritrosit, 2,5 juta platelet, dan 50-100 juta granulosit
per harinya
B. Mekanisme Granulopoesis
C. Kinetika Granulosit
D. Gambaran Darah Tepi
1. Neutrofil
Fungsi :
Khemotaksis
Fagositosis
Membunuh dan mencerna
2. Eosinofil
2 lobus
Granula sitoplasma lebih kasar
berwarna lebih merah gelap
Fungsi :
Eksudat peradangan dan respon
alergi.
Pertahanan melawan parasit
Pengeluaran fibrin selama
peradangan
3. Basofil
Nukleus yang berlobus
Granul sitoplasma yang menutupi inti
Benang kromatin yang menghubungkan
kedua lobus tidak begitu tampak
Fungsi :
reaksi inflamasi histamin, prostaglandin
fagosit dan faktor pembekuan
E. Nilai Normal
>1,5 Normal
Penyebab Agent
Infeksi Virus, bakteri, jamur, protozoa, ricketsia
Induksi obat Fenotiazine, sulfonamid, anticonvulsan, penicilin,
aminopirin
Gangguan imun Autoimune, isoimune
Sequestrasi retikuloendotelial Hipersplenisme
Perubahan sumsum tulang Keganasan (leukimia, limfoma, metastase tumor solid),
granulom,fibrosis
Kemoterapi kanker dan radiasi Penekanan produksi sel mieloid
Mielopoesis yang tidak efektif Malnutrisi (marasmus, anoreksia nervosa), defisiensi
vitamin B12, defisiensi asam folat
Mekanisme
1. Penurunan proliferasi dan produksi sumsum tulang yang
tidak efektif
Infeksi akut
Induksi obat
Agregasi neutrofil
Hipersplenisme mengakibatkan hiperaktivitas lien untuk
mendestruksi sel darah putih.
leukoferesis
3. Neutropenia redistribusi
Perubahan hemodinamik
Viremia
Hipersensitivitas
hemolisis
Gambaran Klinis
Bakteri patogen Staphylococcus aureus dan bakteri gram
negatif (Pseudomonas Aeruginosa)
Infeksi akibat organisme gram negatif terutama P. Aeruginosa
pada neutropenia dapat menyebabkan sakit yang berat dan
membunuh lebih dari setengah pasien dalam 48 jam.
Selama dekade terakhir ini, telah terjadi perubahan pola
bakteri patogen yaitu menjadi bakteri gram positif
Penelitian lain menunjukkan bahwa 5% dari pasien dengan
demam neutropenia terinfeksi oleh jamur.
Gejala klinis neutropeni demam (101 F), selulitis,
furunkulosis, menggigil, malaise, lemas dan lesu. Serangan
berulang stomatitis, gingivitis, inflamasi perirektal, colitis,
sinusitis, dan otitis media.
Granulositopenia beratgambaran khas.
Terapi
Pada neutropeni kronik berat penatalaksanaan didasarkan
pada manifestasi klinis.
Penatalaksanaan kasus infeksi superfisial pada penderita
neutropeni ringan sampai sedang : antibiotik oral
Kondisi yang mengancam nyawa : antibiotik spektrum luas
intravena.
B. Basopenia
Basopenia dapat terjadi pada penyakit hipertiroidisme,
infeksi akut, penggunaan terapi steroid jangka panjang
ataupun kondi lain, seperti faktor fisiologis yaitu pada
saat ovulasi, kehamilan dan stres dan faktor endokrin yaitu
penyakit grave disease.
C. Eosinopenia
adalah penurunan kadar eosinofil di dalam sirkulasi yang
secara umum disebabkan oleh migrasi eosinofil menuju
tempat inflamasi
Etiologi :
Respon stres, yaitu shock, trauma, luka bakar, operasi,
gangguan mental
Obat-obatan, yaitu sindrom Cushing (steroid), glukokortikoid
Mekanisme
Infeksi akut reaksi stress yang pelepasan hormon
kortikosteroidmenginduksi eosinopeni.
Berbagai mekanisme yg dicurigai memperantarainya :
penurunan pelepasan eosinofil dari sumsum tulang
lisis intravaskular
peningkatan migrasi ke jaringan
penyimpanan reversibel dalam organ yang kaya sistem
mononuklear fagosit.
KESIMPULAN
Granulositopeni : berkurangnya jumlah granulosit darah
(neutrofil, eosinofil dan basofil).
Jumlah sel darah putih dalam sirkulasi menurun akibat
berbagai macam kelainan.
Manifestasi : peningkatan risiko terjadinya infeksi.
Terapi :
infeksi superfisial neutropeni ringan sedang: antibiotik oral,
kondisi berat : antibiotik spektrum luas intravena.