Вы находитесь на странице: 1из 7

pengertian kewarganegaraan adalah suatu hal yang berhubungan

dengan warga negara serta keanggotaan sebagai warga negara.


Seorang warga negara memiliki hak untuk mempunyai paspor dari
negara yang dianggotainya.
Kewarganegaraan adalah bagian dari konsep kewargaan. Warga
suatu kota atau kabupaten dapat disebut sebagai warga kota atau
warga kabupaten, karena keduanya adalah satuan politik. Dalam
otonomi daerah, kewargaan ini menjadi sebuah hal yang penting,
hal ini karena masing-masing dari satuan politik tersebut akan
memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi setiap
warganya.
Kewarganegaraan mempunyai kemiripan dengan kebangsaan. Yang membedakan
antara keduanya adalah hak-hak untuk aktif dalam dunia politik. Terdapat
kemungkinan dalam memperoleh kebangsaan tanpa menjadi warga negara
(contoh : secara hukum merupakan subyek suatu negara serta berhak
mendapatkan perlindungan tanpa mempunyai hak dalam berpartisipasi politik).
Juga dimungkinkan untuk mempunyai hak politik tanpa menjadi suatu anggota
bangsa dari negara tersebut.
Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan mempunyai implikasi hak
serta kewajiban. Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", warga negara disyaratkan
dapat menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas dengan cara
melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, dan berbagai kegiatan positif lainnya
untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini,
sekarang muncul mata pelajaran Kewarganegaraan yang merupakan salah satu
pelajaran di sekolah.
PEWARGANEGARAAN
Pengertian pewarganegaraan yaitu proses dan berbagai cara dalam
mendapatkan mewarganegarakan. Menurut UU, pengertian
pewarganegaraan adalah suatu tata cara bagi orang asing guna mendapatkan
kewarganegaraan Republik Indonesia dengan melalui permohonan.
Kewarganegaraan Republik Indonesia telah diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 mengenai
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU tersebut, orang yang dapat menjadi Warga
Negara Indonesia antara lain :

1. Bagi setiap orang yang sebelum berlakunya Undang-Undang tersebut telah menjadi warga
negara Indonesia (WNI).

2. Anak yang lahir dari suatu perkawinan yang sah dari ayah dan ibu warga negara Indonesia.

3. Anak yang lahir dari suatu perkawinan yang sah dari ayah WNI serta ibu WNA, ataupun
sebaliknya.

4. Anak yang lahir dari suatu perkawinan yang sah dari ibu WNI serta ayah yang tidak mempunyai
status kewarganegaraan atau hukum negara asal dari si ayah tidak memberikan kewarganegaraan
terhadap anak tersebut.

5. Anak yang lahir dalam masa tenggang waktu hingga 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari suatu perkawinan yang sah, serta ayahnya tersebut WNI.

6. Anak yang lahir di luar suatu perkawinan yang sah dari ibu warga negara Indonesia.
7. Anak yang lahir di luar suatu perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang sudah diakui oleh
ayahnya yang WNI sebagai anaknya serta pengakuan tersebut sudah dilakukan sebelum anaknya
menginjak usia 18 tahun atau belum kawin.

8. Anak yang lahir di wilayah NKRI yang pada saat waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan
seorang ayah dan ibunya.

9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah Indonesia selama ayah dan ibunya belum diketahui.

10. Anak yang lahir di wilayah NKRI apabila ayah serta ibunya tidak mempunyai status kewarganegaraan
ataupun tidak diketahui keberadaan mereka.

11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah NKRI dari seorang ayah dan ibu WNI, yang dikarenakan
ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan status kewarganegaraan kepada
anak tersebut yang bersangkutan.

12. Anak dari ayah atau ibu yang telah diterima permohonan kewarganegaraannya, lalu seorang ayah
atau ibunya meninggal sebelum menyatakan janji setia atau mengucapkan sumpah.
Selain itu, seseorang dapat diakui pula sebagai WNI bagi :

1. Anak warga negara Indonesia yang lahir di luar suatu perkawinan yang sah dan
belum berusia 18 tahun serta belum kawin, diakui secara sah oleh seorang ayahnya
yang mempunyai kewarganegaraan asing.

2. Anak warga negara Indonesia yang belum menginjak usia 5 tahun, yang kemudian
diangkat secara sah sebagai seorang anak oleh WNA dengan berdasarkan penetapan
pengadilan.

3. Anak yang belum menginjak usia 18 tahun atau belum kawin, berada dan juga
bertempat tinggal di wilayah Indonesia, yang seorang ayah atau ibunya memperoleh
status kewarganegaraan Indonesia.

4. Anak warga negara asing yang belum berusia 5 tahun yang kemudian diangkat
menjadi seorang anak secara sah yang menurut penetapan pengadilan sebagai anak
oleh WNI.
Status kewarganegaraan Indonesia juga dapat diperoleh untuk seseorang yang termasuk dalam
beberapa situasi sebagai berikut:

1. Anak yang belum menginjak usia 18 tahun atau belum kawin, berada serta bertempat tinggal di
wilayah Indonesia, yang seorang ayah atau ibunya mendapatkan status kewarganegaraan Indonesia.

2. Anak seorang warga negara asing yang belum menginjak usia 5 tahun yang kemudian diangkat
sebagai anak secara sah menurut dari penetapan pengadilan sebagai seorang anak oleh WNI.

Di samping perolehan dalam mendapat status kewarganegaraan seperti di atas, dimungkinkan juga
perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia dengan melalui proses pewarganegaraan. Warga
Negara asing (WNA) yang kawin secara sah dengan WNI dan telah tinggal Indonesia sedikitnya 5 tahun
berturut-turut atau paling tidak 10 tidak berturut-turut dapat menyampaikan pernyataan untuk menjadi
WNI di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan ia tidak mengakibatkan mempunyai kewarganegaraan
ganda.

Berbeda dari UU Kewarganegaraan yang terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 dapat


memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, ialah bagi anak yang belum menginjak usia 18
tahun serta belum kawin sampai usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut mengenai warga negara
dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.

Вам также может понравиться