Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENGERTIAN
Anak
Mencegah pendertiaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian
Keluarga
Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit
Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan, serta menciptakan
generasi penerus yang sehat
JENIS JENIS IMUNISASI
Imunisasi aktif
Imunisasi pasif
IMUNISASI AKTIF
Menggunakan:
Seluruh organisme (hidup atau mati)
Komponen organisme (vaksin subunit, vaksin
polisakarida)
Modifikasi produk organisme infeksi (vaksin toxoid)
Manufaktur komponen organisme (vaksin
rekombinan)
Contoh:
Polio
Campak
IMUNISASI PASIF
Fungsi:
Untuk mencegah penularan penyakit tuberkulosis
(TBC) yang disebabkan oleh bakteri
myrcobaceterium tuberculosis complex
Vaksin BCG merupakan bakteri tuberculosis bacillus
yang telah dilemahkan
Fungsi
Untuk mencegah infeksi organ hati yang disebabkan
oleh virus Hepatitis B. Juga mencegah berbagai
akibat yang dapat menimbulkan infeksi hepatitis B
seperti kanker hati dan sirosis.
Pemberian sebanyak 3 kali pada usia 0 11 bulan
melalui injeksi intramuskular
Fungsi
Untuk mencegah 3 penyakit sekaligus yaitu difteri
(yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diphtheria), perutsis (yang disebabkan oleh kuman
Bordetella Pertussis), dan tetanus (yang disebabkan
oleh Clostridium tetani)
Pemberian melalui injeksi intramuskular pada paha
tengah luar
Dosis 0,5cc
Efek samping
Ringan --> pembengkakan dan nyeri di tempat
penyuntikan disertai demam
Berat nyeri hebat, kesadaran menurun, kejang,
ensefalopati, dan syok
Kontra indikasi Efek Samping
Absolut Ringan
riw. rekasi anafilaksis pembengkakan dan
dan ensefalopati nyeri di tempat
penyuntikan disertai
demam
Berat nyeri hebat,
kesadaran menurun,
kejang, ensefalopati,
dan syok
CAMPAK
Fungsi
Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit campak yang disebabkan oleh virus
campak
Hanya diberikan satu kali, pada usia 9 -11 bulan,
dengan dosis 0,5cc
Fungsi
Bertujuan untuk mencegah penyakit poliomyelitis
2 macam vaksin polio
1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung
virus polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui
suntikan
2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung
vaksin hidup uamg telah dilemahkan dan diberikan dalam
bentuk cairan
Pemberian sebanyak 4 kali (polio I, II, III, dan IV)
dengan interval tidak kurang dari 4 minggu
Related programme
Berkaitan dengan kegiatan imunisasi, contoh: bengkak
bahkan abses pada bekas suntikan
Reaction related to properties of vaccine
Reaksi terhadap sifat yang dimiliki oleh vaksin tersebut,
contoh: rekasi terhadap bahan campuran vaksin
(pembengkakan, kemerahan, demam)
Coincidental
Dua kejadian secara bersama tanpa ada hubungan satu
sama lain, contoh: anak sedang dalam masa perjalanan
penyakit yang sama atau penyakit lain yang tidak ada
hubungannya dengan vaksin yang bersangkutan
GEJALA KLINIS KIPI
Jenis Vaksin Gejala Klinis KIPI Saat timbul KIPI
Toksoid Tetanus Syok anafilaksis 4 jam
(DPT, DT, TT) Neuritis brakhial 2 18 hari
Komplikasi akut Tidak tercatat
termasuk kecacatan
dan kematian
Pertusis whole cell Syok anafilaksis 4 jam
(DPwT) Ensefalopati 72 jam
Komplikasi akut Tidak tercatat
termasuk kecacatan
dan kematian
Trombositopenia 7 30 hari
Klinis campak pada 6 bulan
resipien
imunokompromais
Komplikasi akut Tidak tecatat
termasuk kecacatan
dan kematian
Limfadenitis
Biasa diberikan obat anti TB (Isoniazid), meskipun
hasilnya kurang memuaskan
Limfadenitis non-supuratif tidak perlu eksisi
Limfadenitis supuratif eksisi bila dengan aspirasi tidak
memberikan hasil yang baik
BCG-itis
Cukup dibersihkan/kompres air hangat atau larutan
NaCl bila timbul nanah
Luka besar anjurkan ke dokter
Demam
Berikan antipiretik
Artralgia
Bila mengganggu berikan analgesik sejenis
paracetamol atau NSAID lainnya
Neuritis brakhial
Beri vitamin neurotropik, bila mengganngu beri
antipiretik atau analgesik
Syok anafilaksis
Adalah sindrom klinis yang ditandai dengan hipotensi,
takikardi, kulit dingin, pucat basah, hiperventilasi,
perubahan status mental, penurunan produksi urin yang
diakibatkan oleh reaksi anafilaksis
Penganganan:
1. Baringkan penderita dengan posisi tidur terlentang,
tungkai leboh tinggi dari kepala pada alas yang keras,
2. Bebaskan jalan nafas,
3. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya bahan
alergen,
4. Bila masuk melalui ekstremitas pasang torniquette,
5. Berikan adrenalin 1:1000 sebanyak 0,25ml subkutan,
6. Monitor pernafasan dan hemodinamika,
7. Berikan oksigen,
8. Untuk kasus sedang berikan adrenalin 1:1000
sebanyak 0,25ml intramuskular,
9. Bila kasus berat berikan adrenalin 1:100 sebanyak
2,5-5ml intravena.
10. Bila vena colaps berikan aderanlin sublingual
atau trans tracheal,
11. Berikan aminophilin 5-6 mg.kgBB IV bolus diikuti
0,4-0,9 mg/kgBB/menit per drip (utk bronchospasme
yg persisten),
12. Berikan cairan infus berpedoman pada kadar
hematokrit,
13. Monitor hemodinamika dan pernafasan,
14. Rujuk bila tidak mebaik
Reaksi Alergi
Urtikaria, dermatitis, edema
Cukup berikan antihistamin, tidak perlu kortikosteroid
Biasanya ada faktor pencetus utama, jika pada
imunisasi berkepanjangan maka hanya kebetulan saja
Neuritis brakhial
Beri vitamin neurotropik, bila mengganggu beri
analgesik