Вы находитесь на странице: 1из 49

NERACA BAHAN MAKANAN (NBM)

TAHUN 2017

DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN


PROVINSI JAWA TIMUR
1
I. KONSEPSI NBM
II. METODE PENGHITUNGAN NBM
III. HASIL NBM
IV. PENYEMPURNAAN NBM
 Di mulai pada tahun 1963 oleh BPS dengan FAO bersifat 3
tahun (1964 – 1966); secara periodik tahun 1971
 1975 dibentuk Tim Penyusun NBM nasional untuk
menyusun Buku Pedoman Penyusunan NBM dan
mempublikasi NBM secara tahunan
 Tahun 1999 – saat ini publikasi NBM oleh Badan Bimas
Ketahanan Pangan (BBKP), menjadi Badan Ketahanan
Pangan (BKP)

Dasar hukum :
 UU No.32 Thn 2004 ttg Pemerintahan Daerah
 UU No.18 Thn 2012 ttg Pangan
 PP No.68 Thn 2002 ttg Ketahanan Pangan
 Perpres RI No.83 Thn 2006 ttg Dewan Ketahanan Pangan
 Perpres No.24 Thn 2010 ttg Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi
 Permentan No.61 Thn 2010 ttg Organisasi dan Tata Kerja
Kementan
 Inpres No. 20 Tahun 1979 ttg Perbaikan Menu Makanan
Rakyat (PPMR)
 Inpres No. 11 Tahun 1980 ttg Perubahan dan Penambahan
Atas Inpres No. 20 Tahun 1979 ttg PPMR
 Instruksi Mentan No.12/INS/UM/6/1975 ttg Penyusunan
Food Balance Sheet Nasional
 Instruksi Mentan No.92/B/1979 ttg Penyusunan NBM
Regional/Provinsi
 Instruksi Mentan No.RC.220/487/B/II/1985 ttg
Mengembangkan Penyusunan NBM Regional/ Provinsi
Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010

Ketersediaan bahan makanan per kapita dalam


bentuk kandungan gizi energi dan protein

NBM

7
NERACA BAHAN MAKANAN (NBM) :
Tabel yang memberikan gambaran menyeluruh tentang
penyediaan/pengadaan dan penggunaan/pemanfaatan
pangan di suatu wilayah (negara/provinsi/kabupaten/kota)
dalam kurun waktu tertentu.

NBM menyajikan angka jumlah pangan yang tersedia


untuk dikonsumsi penduduk per kapita dalam kg/thn atau
gr/hr serta dalam bentuk zat gizi tertentu yaitu kalori
(kkal/hr)), protein (gram/hr), lemak (gram/hr)
WNPG VIII Thn 2004
AKG Tk. Ketersediaan
Energi : 2.200
kkal/kap/hr
Protein : 57 gr/kap/hr

AKG Tk. Konsumsi


Energi :2000 kkal/kap/hr
Protein: 52 gr/kap/hr

Ketersediaan Energi (kkal/kap/hr) WNPGX Thn 2012*


Ketersediaan Protein (gr/kap/hr) AKG Tk. Ketersediaan
Ketersediaan Lemak (gr/kap/hr) Energi : 2.400 kkal/kap/hr
Protein : 63 gr/kap/hr
Keterangan: AKG Tk. Konsumsi
AKG Tk. Konsumsi sudah dipublikasikan
dalam Permenkes No.75 Tahun 2013 Energi : 2.150 kkal/kap/hr
Protein: 57 gr/kap/hr
7
1. Mengetahui jumlah penyediaan pangan, penggunaan
pangan dan ketersediaan pangan per kapita untuk
konsumsi penduduk
2. Mengevaluasi pengadaan dan penggunaan pangan.
3. Mengevaluasi tingkat ketersediaan pangan
berdasarkan rekomendasi Angka Kecukupan Gizi
(AKG) dan komposisinya berdasarkan Pola Pangan
Harapan (PPH)
4. Bahan acuan dalam perencanaan produksi/pengadaan
pangan
5. Bahan perumusan kebijakan pangan dan gizi
PERMASALAHAN UPAYA PENYELESAIAN
Tidak tersedia data spt: - Berkoordinasi lintas sektor terkait
- produksi - Melakukan survey
- perubahan stok - Melakukan kajian , ex: kajian I-O
- ekspor dan impor dengan
- Industri , dll BPS
Data ekspor/impor belum Perlu menyusun angka konversi
termasuk data bagi produk olahan yang saat ini
produk olahan belum memiliki angka konversi
Terdapat komoditas Memasukan komoditas tsb dalam
potensial namun belum NBM, zat gizinya melihat dari
masuk dalam tabel NBM Tabel Komposisi Pangan Indonesia,
Daftar Komposisi Bahan Makanan
(DKBM), atau menggunakan zat
gizi komoditas terdekat.
PERMASALAHAN UPAYA PENYELESAIAN
Tabel NBM belum Menjelaskan manfaat NBM
dimanfaatkan sebagai kepada kepala
dasar pengambil kebijakan daerah/pengambil kebijakan
Besarnya konversi (bibit, Konversi yg digunakan
pakan dan tercecer) tidak sebagian besar hasil studi
sesuai lagi dengan kondisi tahun 1970-an shg perlu
sekarang konversi baru dengan
dilakukan kajian ulang yang
sesuai dgn kondisi saat ini.
Belum optimalnya TIM NBM Mengoptimalkan TIM NBM
dengan di SK-kan oleh kepala
daerah untuk memudahkan
koordinasi
Keterbatasan SDM Melakukan pelatihan
Penyediaan (supply)

TS = O - ∆St + M – X
Dimana:
TS = Total penyediaan dalam negeri (total supply)
O = Produksi
∆St = Stok akhir – Stok awal
M = Impor
X = Ekspor
Penggunaan (utilization)

TU = F + S + I + W + Fd
Dimana :
TU= Total Penggunaan (Total utilization)
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri
W = Tercecer
Fd = Ketersediaan Bahan Makanan

Prinsip Neraca :∑ TS = ∑ TU
Ketersediaan Pangan (untuk dikonsumsi)

Fd = O – (∆St) + M – X – (F + S + I + W)

Dimana :
Fd = ketersediaan pangan utk dikonsumsi penduduk
O = Produksi (input/output)
∆St = Perubahan stok
M = Impor
X = Ekspor
F = Pakan
S = Bibit
I = Industri (makanan dan bukan makanan)
W = Tercecer

Ketersediaan Pangan Per Kapita= Fd: ∑ Penduduk Tengah Tahun


Tabel NBM terdiri atas 19 kolom :
Kolom 1 : Jenis Bahan Makanan
Kolom 2 : Produksi (Masukan)
Kolom 3 : Produksi (Keluaran)
Kolom 4 : Perubahan Stok Penyediaan
Kolom 5 : Impor
Kolom 6 : Persediaan Dalam Negeri
Sebelum Ekspor
Kolom 7 : Ekspor
Kolom 8 : Persediaan Dalam Negeri
Kolom 9 : Pakan
Kolom 10 : Bibit/Benih
Kolom 11 : Diolah untuk Makanan Penggunaan
Kolom 12 : Diolah untuk Bukan Makanan
Kolom 13 : Tercecer
Kolom14 : Bahan Makanan
Kolom 15 : Ketersediaan pangan per kapita (kg/tahun)
Kolom 16 : Ketersediaan pangan per kapita (gram/hari)
Kolom 17 : Ketersediaan pangan per kapita
dlm bentuk energi (kkal/hari)
Kolom 18 : Ketersediaan pangan per kapita
dlm bentuk protein (gram/hari)
Kolom 19 : Ketersediaan pangan per kapita
dlm bentuk lemak (gram/hari)
Jenis Bahan Makanan (Kolom 1)
Meliputi bahan makanan yang bersumber dari nabati maupun hewani
dan lazim dikonsumsi oleh penduduk. Bahan makanan tersebut
dikelompokkan menjadi 11 kelompok menurut jenisnya.

Tabel 1. Cakupan Kelompok Bahan Makanan


Kelompok
Keterangan/Jenis Bahan
No. Bahan
Makanan
Makanan
1. Padi–padian Padi–padian terdiri atas gandum beserta produksi
turunannya tepung gandum (tepung terigu), gabah
(gabah kering giling) beserta produksi turunannya
beras, jagung (pipilan), dan jagung basah
2. Makanan Makanan berpati adalah bahan makanan yang
berpati mengandung pati yang berasal dari akar/umbi dan
lain–lain bagian tanaman yang merupakan bahan
makanan pokok lainnya. Kelompok ini terdiri atas ubi
jalar, ubi kayu dengan produksi turunannya yaitu
gaplek dan tapioka, tepung, sagu yang merupakan
produksi turunan dari sagu.
Lanjutan
Kelompok
Keterangan/Jenis Bahan
No. Bahan
Makanan
Makanan
3. Gula Kelompok ini terdiri atas gula pasir dan gula
mangkok (gula merah, gulaaren,
gula nipah, gula siwalan dan kelapa deres),
baik yang merupakan hasil olahan pabrik
maupun rumah tangga.
4. Buah/bijiber Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan
minyak makanan yang mengandung
minyak yang berasal dari buah dan biji–bijian.
Bahan makanan dalam kelompok ini adalah
kacang tanah berkulit beserta produksi
turunannya kacang tanah lepas kulit, kedelai,
kacang hijau, kelapa daging (produksi turunan
dari kelapa berkulit), dan kopra (turunan dari
kelapa daging)
Lanjutan

Kelompok
Keterangan/Jenis Bahan
No. Bahan
Makanan
Makanan
5. Buah-buahan Kelompok ini terdiri atas alpokat, jeruk, duku,
durian, jambu, mangga, nenas, pepaya, pisang,
rambutan, salak, sawo, dan lainnya

6. Sayur–
sayuran Kelompok ini terdiri atas bawang merah, ketimun,
kacang merah, kacang panjang, kentang, kubis,
tomat, wortel, cabe, terong, kangkung
petsai/sawi, bawang daun , kangkung,
lobak,labusiam,buncis,bayam,bawangputih, dan
lainnya.
Lanjutan

Kelompok
No. Bahan Keterangan/Jenis Bahan Makanan
Makanan
7. Daging Kelompok ini terdiri atas daging sapi, daging
kerbau, daging kambing, daging domba,
daging kuda/lainnya, daging babi, daging
ayam buras, daging ayam ras,daging itik, dan
jeroan semua jenis.

8. Telur Kelompok ini terdiri atas yaitu telur ayam


buras, telur ayam ras, telur itik, dan telur
unggas lainnya.
Lanjutan

Kelompok
Keterangan/Jenis Bahan
No. Bahan
Makanan
Makanan
9. Susu Kelompok ini terdiri atas susu sapi termasuk
susu olahan impor yang disetarakan susu
segar.

10. Ikan Kelompok ini terdiri atas komoditas yang


berupa binatang air dan biota perairan
lainnya. Pada awalnya penyajian untuk
kelompok ini hanya meliputi Jenis ikan darat
dan ikan laut, namun sekarang berkembang
menjadi 22 jenis binatang air.
Lanjutan

Kelompok
No. Bahan Keterangan/Jenis Bahan Makanan
Makanan

11. Minyak& Kelompok ini terdiri atas minyak nabati :


Lemak minyak kacang tanah, minyak goreng kelapa,
minyak goreng sawit; dan lemak dari hewani:
lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing,
lemak domba, lemak babi.
Produksi (Kolom 2 dan 3)

Jumlah keseluruhan masing – masing bahan makanan yg


dihasilkan, baikyg belum mengalami proses pengolahan
maupun yg sudah mengalami proses pengolahan, terdiri atas :
 Produksi Masukan (Input) (Kolom 2): produksi masih dalam
bentuk asli maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan
mengalami proses pengolahan lebih lanjut

 Produksi Keluaran (Output) (Kolom 3): produksi


keseluruhan hasil turunan yang diperoleh dari kegiatan
produksi masukan (input), maupun hasil utama yang
langsung diperoleh dari kegiatan berproduksi yang belum
mengalami perubahan.
Perubahan Stok (Kolom 4)

Stok adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai


oleh pemerintah atau swasta (di pabrik, gudang, depo,
lumbung petani/rumah tangga dan pasar/pedagang) yang
dimaksudkan sebagai cadangan dan akan digunakan apabila
sewaktu-waktu diperlukan

Perubahan stok adalah selisih antara stok akhir periode


dengan stok awal periode :
(+) bila stok meningkat  ketersediaan turun
(-) bila stok turun  ketersediaan meningkat

Impor (Kolom 5)
Sejumlah bahan makanan yang didatangkan/masuk dari luar
negara/wilayah administratif ke dalam negara/wilayah
administratif
Penyediaan Dalam Negeri Sebelum Ekpor (Kolom 6)
Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi keluaran
(output) dikurangi perubahan stok ditambah impor

Ekspor (Kolom 7)
Sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan/keluar dari
negara/wilayah administratif ke negara/wilayah administratif
lain

Penyediaan Dalam Negeri (Kolom 8)


Sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi keluaran
(output) dikurangi perubahan stok ditambah impor dikurangi
ekspor

Pakan (Kolom 9)
Sejumlah bahan makanan yang langsung diberikan kepada
ternak peliharaan
Bibit/benih (Kolom 10)
Sejumlah bahan makanan yg digunakan utk keperluan reproduksi

Diolah Untuk Makanan (Kolom 11)


Sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses
pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan dan hasilnya
dimanfaatkan untuk makanan manusia dalam bentuk lain

Diolah Untuk Bukan Makanan (Kolom 12)


Sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses
pengolahan lebih lanjut & dimafaatkan untuk kebutuhan industri
bukan untuk makanan manusia, termasuk untuk industri pakan

Tercecer (Kolom 13)


Sejumlah bahan makanan yang hilang/rusak sehingga tidak dapat
dimakan oleh manusia yang terjadi secara tidak sengaja, mulai
dari panen, pengolahan pasca panen, penyimpanan,
pendistribusian hingga tersedia di pasar
Bahan Makanan (Kolom 14)
Sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi oleh
penduduk suatu negara atau daerah, pada tingkat pedagang
pengecer dalam suatu kurun waktu tertentu. Bahan makanan
yang dimaksud dapat dikonsumsi dalam bentuk asal maupun
turunan/olahan. Misalnya beras dapat dikonsumsi dalam
wujud nasi maupun olahannya seperti tepung beras, bihun dan
makanan olahan lain berbahan baku beras

Ketersediaan per kapita (Kolom 15 - 19)


Sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi
setiap penduduk suatu negara atau daerah dalam suatu kurun
waktu tertentu, baik dalam bentuk natura (dinyatakan dalam
bentuk kg/kap/thn dan gr/kap/hr) maupun dalam bentuk zat
gizinya yaitu energi (kal/kap/hr), protein (gr/kap/hr) dan lemak
(gr/kap/hr)
Cara Perhitungan Kolom 15 - 19

Kolom 15 = Kolom (14) x 1000


Jumlah penduduk

Kolom 16 = Kolom (15) x 1000


365

Kolom 17 = {Kolom (16) x Energi x BDD}


100

Kolom 18 = {Kolom (16) x Protein x BDD}


100

Kolom 19 = {Kolom (16) x Lemak x BDD}


100
Jenis Produksi Peru Impo Penyedi Eksp Peny Pemakaian Dalam Negeri Ketersediaan per kapita
Baha Production baha r aan or ediaa Domestic Utilization Per capita availability
n n Impo dalam Expo n
Mak stok rts negeri rts dala Pak Bibi Diolah Terc Baha Kg/t Gr/h Kalor Prot Lema
anan Mas Kelu Chan sebelum m an t untuk ecer n h r i/Cal ein/P k/Fat
Com ukan aran ges ekspor nege Fee See Manucfatur Wast maka Kg/y Gra ories rotei s
odity Input Outp in Supply ri d d ed for e nan ear ms/d Kkal/ ns Gr/h
ut stock available Dom Food ay hr Gr/h r
for estic Kcal/ r Gra
domestic suppl day Gra ms/d
utilizatio y ms/d ay
n before Ma Buka ay
exports kan n
an maka
Foo nan
d Non
food

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1. Jenis Data

 Produksi
 Pakan Bibit Tercecer Perubahan stok (stok awal
& akhir tahun)
 Impor – Ekspor
 Penggunaan untuk industri makanan dan non
makanan
 Jumlah penduduk
 Konsumsi Pangan (bila diperlukan untuk
proksi)
 Input-Output (bila diperlukan untuk proksi)
2. Persyaratan Data

 Jenis bahan makanan :


Bahan makanan yang lazim dikonsumsi masyarakat dan
data produksinya tersedia secara kontinyu dan resmi
 Data penduduk :
Data penduduk tengah tahun

3. Besaran dan Angka Konversi


 Ditetapkan oleh Tim NBM Nasional
 Jika didaerah tersedia dan memenuhi syarat (misal :
hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan),
maka dapat digunakan konversi daerah dengan
menyebut sumbernya
 Jika didaerah tidak tersedia, makan digunakan konversi
nasional
4. Faktor Konversi

 Komposisi gizi bahan makanan :


besarnya nilai kandungan gizi bahan makanan yang
dapat dimakan dalam bentuk kalori, protein dan lemak
 Produksi input ke produksi output
 Pakan
 Bibit
 Tercecer

5. Penyajian Angka
 Satuan :
- Nasional : 000 ton
- Regional : ton
 Penyajian angka
- Jika data tidak tersedia : ditulis (-)
- Jika data : < 500 ton : ditulis 0 (nasional)
> 500 kg : ditulis 0 (regional)
 Kolom 2-14 dan 17 : bilangan bulat
 Kolom 15, 16, 18, 19 : bilangan pecahan (dua desimal)

 Pembulatan
- Bilangan dibelakang koma yang nilainya kurang dari
setengahnya dibulatkan ke bawah
- Bilangan dibelakang koma yang nilainya lebih dari
setengahnya dibulatkan ke atas
KETERSEDIAAN PANGAN JAWA TIMUR 2015
Energi Protein Lemak
No. Uraian
(kkal/kap/hr) % (gr/kap/hr) (%) (gr/kap/hr) (%)

1. Kontribusi Energi Kelompok TU = F+S+I+W+Fd


Bahan Makanan
- Padi-padian 1.925 53,75 46,58 49,64 9,93 16,66
- Makanan berpati 265 7,39 1,21 1,29 0,97 1,63
- Gula 372 10,40 - - - -
- Buah/biji berminyak 340 9,50 26,27 27,99 20,80 34,89
- Buah-buahan 109 3,03 1,20 1,28 0,71 1,19
- Sayuran 75 2,10 7,03 7,50 0,71 1,18
- Daging 41 1,15 3,08 3,28 3,12 5,24
- Telur 28 0,77 2,14 2,28 1,98 3,31
- Susu 17 0,48 0,90 0,96 0,98 1,65
- Ikan 157 4,38 5,31 5,66 1,19 2,00
- Minyak dan lemak : 252 7,04 0,11 0,12 19 32,24
* Nabati 247 6,91 0,10 0,11 18,69 31,35
* Hewani 5 0,13 0,01 0,01 0,53 0,89
- - -
2. Total 3.582 100,00 93,83 100,00 59,61 100,00
- Proporsi nabati 3.334 93,08 82,39 87,81 51,81 86,91
- Proporsi hewani 248 6,92 11,44 12,19 7,80 13,09
Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak
Per Kapita Per Hari Tahun 2015

4,000

3,000

2,000

1,000

-
Total Nabati Hewani
Energi (kkal) 3,582 3,334 248
Protein (gr) 93.83 82.39 11.44
Lemak (gr) 59.61 51.81 7.80
Ketersediaan Energi Tahun 2015

Ikan
Daging Telur Susu 4% Minyak & Lemak
1% 1%
Sayuran 1% 7%
2%
Buah-buahan
3% Padi-padian
Buah/Biji 54%
berminyak
10%

Gula
10%

Makanan Berpati
7%
Ketersediaan Protein Tahun 2015
Daging Telur Susu Ikan
3% 2% 1% 6% Minyak &
Sayuran
8% Lemak
0%

Buah-buahan
1% Padi-padian
50%

Buah/Biji
berminyak
28%

Gula Makanan
0% Berpati
1%
Ketersediaan Lemak Tahun 2015
Padi-padian
Minyak & 17% Makanan
Lemak Berpati
32% 2%

Gula
0%

Buah/Biji
berminyak
Ikan 35%
2%

Susu
2%
Telur
3%
Daging
5% Sayuran Buah-buahan
1% 1%
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Jawa Timur
Tahun 2015
30.0

25.0

20.0

15.0

10.0

5.0

-
Padi- Umbi- Pangan Minyak & Buah/biji Kacang- Gula Buah & Lain-lain
padian umbian Hewani lemak berminya kacanga Sayur
k n
Skor Maks 25.0 2.5 24.0 5.0 1.0 10.0 2.5 30.0 -
Skor PPH 25.0 2.5 19.9 5.0 1.0 10.0 2.5 30.0 -
Sub Tahun Komoditas Penyempurnaan
Sektor
Tanaman Gabah/ Konversi GKG ke Beras:
Pangan -2001 – 2008 Beras -63,20%
-2009 – 2013 -62,74%

-2013 Jagung Perubahan nama


Muda menjadi
Jagung Basah
Sub Sektor Thn Komo Penyempurnaan
ditas
Perkebunan 2010 Gula Pengisian tidak lagi diawali dari kolom
Mangko 15 (menggunakan angka konsumsi),tetapi
k dan dimulai dari kolom 3 karena sudah
Sagu tersedia data produksi

2011 Kelapa Perubahan angka konversi untuk kelapa


Berkulit/ daging yang diolah untuk industri
Daging makanan dari 53,12% menjadi 63,29%

Kelapa Perubahan konversi masukan ke keluaran


Daging/ dari 45% menjadi 25%
Kopra

Sagu/ Perubahan konversi masukan ke keluaran


Tepung dari 40% menjadi 20%
Sagu
Sub Sektor Tahun Komoditas Penyempurnaan
Perikanan 2008 Semua Ikan Perubahan konversi
tercecerdari 15% menjadi
3% berikut penyesuaian
BDD-nya

2012 Lele,Gurame, Ditambahkan dalam tabel


(Sementara) Kerapu, Patin NBM
dan Nila

2012 Rumput Laut Ditambahkan dalam tabel


NBM

Kerang Perubahan nama menjadi


Darah kekerangan

Cumi-cumi & Perubahan nama menjadi


sotong Cumi-cumi, sotong dan
gurita
Sub Sektor Tahun Komoditas Penyempurnaan
Peternakan 2012 Daging Unggas Tidak lagi mengkonversi
karkas ke daging murni
sehingga pengisian data
produksi (karkas) langsung di
kolom 3 (keluaran) dan
menyesuaikan BDD yang ada

Daging Domba Perubahan konversi masukan


ke keluaran dari 68,38%
menjadi 72,32%

Jeroan dan Mengunakan konversi


Lemak (Sapi, (persentase jeroan dan lemak
Kerbau, Kuda, terhadap karkas) hasil studi
Kambing, karkas tahun 2002
Domba, Babi)
Pendekatan NBM untuk beberapa kasus:

1. Jika ketersediaan (NBM) kurang dari kebutuhan konsumsi


(Susenas), maka:
 Angka Susenas ditambah dengan 10% atau 15%
 Hitung selisih antara Susenas dan NBM
 Hasil perhitungan yang masih dalam bentuk gram/kap/hr atau
kg/kap/thn dijadikan ton dengan cara:
(Kg/kap/th x jumlah penduduk)/1000
 Hasil perhitungan yang sudah dalam bentuk ton dapat kita
masukkan dikolom impor dengan mempertimbangkan kondisi
wilayah.
2. Jika ketersediaan di NBM overestimate yang disebabkan tidak
tercatatnya data ekspor atau industri, maka:
 Angka Susenas ditambah dengan 10% atau 15%
 Hitung selisih antara NBM dan Susenas
 Hasil perhitungan yang masih dalam bentuk gram/kap/hr atau
kg/kap/thn dijadikan ton dengan cara:
(Kg/kap/th x jumlah penduduk)/1000
 Hasil perhitungan yang sudah dalam bentuk ton dapat kita
masukkan dikolom ekspor/ industri dengan mempertimbangkan
kondisi wilayah. (berapa persen yang di ekspor dan berapa
persen yang digunakan untuk industri)

Вам также может понравиться