Вы находитесь на странице: 1из 23

INDENTITAS NASIONAL DAN

DEMOKRASI
ZULFIKAR
PENGERTIAN
Istilah “identitas nasional” secara terminologis
adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa
yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain.
Identitas nasional (national identity) adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa
satu dengan bangsa yang lain.
Maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat
dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut sebagai kepribadian bangsa.
Kepribadian bagai suatu identitas. Kepribadian sebagai
suatu identitas merupakan keseluruhan atau totalitas dari
faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang
mendasari tingkah laku individu. Oleh karena itu
kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah
laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.
Jika kepribadian sebagai suatu identitas dari suatu bangsa
maka bangsa pada hakekatnya adalah sekelompok besar
manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses
sejarahnya, sehingga mempunyai persamaan watak atau
karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama
serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu
“kesatuan nasional”.
Maka kepribadian sebagai suatu identitas nasional suatu
bangsa adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian
individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa
tersebut.
Identitas Nasional dalam konteks bangsa
(masyarakat Indonesia) cenderung mengacu pada
kebudayaan atau kharakter khas. Sedangkan
identitas nasional dalam konteks negara tercermin
dalam sombol-simbol kenegaraan. Kedua unsur
identitas ini secara nyata terangkum dalam
Pancasila. Pancasila dengan demikian merupakan
identitas nasional kita dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Karena bangsa adalah kumpulan manusia-manusia
yang senantiasa berinteraksi dengan bangsa lain
didunia dengan segala hasil budayanya.
1. Secara statis
Identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan
dengan pengertian “Peoples Character”, “National
Character”, atau “National Identity”. Hal ini mengingat
bangsa indonesia itu terdiri atas berbagai macam unsur
etnis, ras, suku, kebudayaan, agama serta karakter yang
sejak asalnya memang memiliki perbedaan.

2. Secara dinasmis
Bahwa selain faktor etnisitas, teritorial, bahasa, agama
serta budaya juga faktor dinamika suatu bangsa dalam
proses pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagaimana bangsa indonesia melakukan akselerasi dalam
pembangunan termasuk proses interaksinya secara global
dengan bangsa-bangsa lain didunia internasional
Faktor Pendukung Kelahiran Identitas
Nasional
1. Faktor objektif, yang meliputi faktor
geografis, ekologi dan demografis.

2. Faktor subjektif, yang meliputi faktor historis,


sosial, politik dan kebudayaan yang dimiliki
bangsa indonesia
Kondisi geografis-ekologi yang membentuk
indonesia sebagai wilayah kepalauan yang beriklim
tropis dan terletak dipersimpangan jalan
komunikasi antarwilayah dunia di Asia Tenggara ikut
mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomi, sosial dan cultur bangsa
indonesia.
Selain itu, faktor historis yang dimiliki indonesia ikut
mempengaruhi proses pembentukan masyarakat
dan bangsa indoensia beserta identitasnya melalui
interaksi berbagai faktor yang ada didalamnya.
Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut
melahirkan proses pembentukan masyarakat,
bangsa dan negara beserta identitas bangsa
indonesia.
Menurut Robert de Ventos dalam bukunya The Power of
Identity, mengemukakan teori tentang munculnya identitas
nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara
empat faktor penting yaitu faktor primer, faktor pendorong,
faktor penarik dan faktor reaktif.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam
proses pembentukan identitas nasional bangsa indonesia yang
telah berkembang dari masa sebelum bangsa indonesia
mencapai kemerdekaan dari penjajahan.
Pencarian identitas nasional bangsa indonesia pada dasarnya
melekat erat dengan perjuangan bangsa indonesia untuk
membangun bangsa dan negara dengan konsep nama
indonesia.
Bangsa dan negara indonesia dibangun dari unsur-unsur
masyarakat lama dan dibangun menjadi suatu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme.
Oleh karena itu, pembentukan identitas nasional indeonesia
melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial,
ekonomi, budaya,etnis, agama serta geografis yang saling
berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup
panjang.
Pancasila Sebagai Kepribadian dan
Identitas Nasional
Bangsa indonesia sebagai suatu bangsa dari
masyarakat internasional memiliki sejarah serta
prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan
bangsa-bangsa lain didunia.
Prinsip dasar tersebut ditemukan oleh para
pendiri bangsa yang diangkat dari filsafat hidup
atau pandangan hidup bangsa indonesia yang
kemudian diabstraksikan menjadi suatu prinsip
dasar filsafat negara yaitu pancasila.
Bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
indonesia pada hakikatnya bersumber kepada
nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki
oleh bangsa indonesia sebagai kepribadian
bangsa.
Pancasila sebelum dirumuskan secara formal
yuridis dalam pembukaan UUD 1945 sebagai
dasar filsafat negara, nilai-nilainya telah ada
pada bangsa indonesia dalam kehidupan sehari-
hari sebagai suatu pandangan hidup sehingga
materi pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut
tidak lain adalah dari bangsa indonesia sendiri.
Sejarah Budaya Bangsa Sebagai Akar
Identitas Nasional
Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang. Berdasarkan kenyataan objektif tersebut maka
untuk memahami jati diri bangsa indonesia serta identitas
nasional indonesia maka tidak dapat dilepaskan dengan akar-
akar budaya yang mendasari identitas nasional indonesia.
Kepribadian, jati diri serta identitas nasionalo indonesia yang
terumuskan dalam filsafat pancasila harus dipahami melalui
sejarah terbentuknya bangsa indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila yaitu
Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta
Keadilan secara objektif telah dimiliki oleh bangsa indonesia
sejak zaman dahulu sebelum mendirikan negara.
Oleh karena itu, akar-akar nasionalisme indonesia yang
berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga
merupakan unsur-unsur identitas nasional yaitu nilai-nilai
yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya
bangsa indonsia.
• Kata "demokrasi" berasal dari dua kata,
demos = rakyat, dan kratos/cratein = pemerintahan.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan
kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara
untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

• Diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih


kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat.

• Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang


membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif,
yudikatif dan legislatif).
“Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan
negara atau masyarakat di mana warganegara
dewasa turut berpartisipasi dalam
pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih,
pemerintahanya mendorong dan menjamin
kemerdekaan berbicara, beragama,
berpendapat, berserikat, menegakkan rule of
low, adanya pemerintahan mayoritas yang
menghormati hak kel. Minoritas, dan
masyarakat yg warganegaranya saling memberi
perlakuan yang sama”
KONSEP DASAR DEMOKRASI, Abraham lincoln

FOR

FROM
THE PEOPLE

BY
Demokrasi : pemerintahan yg memiliki paradigma
otocentricity yakni rakyat (people) yg harus menjadi
kriteria dasar demokrasi.

Konsep Demokrasi : seperangkat gagasan dan prinsip


tentang kebebasan, yg juga mencakup seperangkat
praktek dan prosedur yg terbentuk melalui sejarah
panjang dan sering berliku-liku. Pendeknya Demokrasi :
PELEMBAGAAN DARI KEBEBASAN (Usis, 1995)
DEMOKRASI dipandang sbg konsep yg
MULTIDEMENSIONAL yaitu

1. FILOSOFIS : demokrasi sbg ide, norma, prinsip


2. SOSIOLOGIS : sistem sosial
3. PSIKOLOGIS : wawasan, sikap dan perilaku dlm
hidup bermasyarakat

“Demokrasi dipandang sebagai kerangka berpikir dlm melakukan


pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk
rakyat diterima baik sbg idea, norma dan sistem sosial maupun sbg
wawasan, sikap dan perilaku individual yg secara konstektual
diwujudkan, dipelihara dan dikembangkan”
Sebagai sistem kenegaraan DEMOKRASI sbg
sistem yg memiliki 11 pilar yaitu
1. Kedaulatan rakyat
2. Pemerintahan berdasar persetujuan dari yg diperintah
3. Kekuasaan mayoritas
4. Hak-hak minoritas
5. Jaminan HAM
6. Pemelihan yg bebas dan jujur
7. Persamaan didepan hukum
8. Proses hukum yg wajar
9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
10. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
11. Nilai nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama dan mufakat
Sanusi (1998) mengidentifikasi 10 pilar DEMOKRASI
konstitusional menurut UUD 45

1. Demokrasi yg berketuhanan yang maha esa (Udin S)


2. Demokrasi dg kecerdasan
3. Demokrasi yg berkedaulatan rakyat
4. Demokrasi dg rule of low
5. Demokrasi dg pembagian kekuasaan negara
6. Demokrasi dg HAM
7. Demokrasi dg pengadilan yg merdeka
8. Demokrasi dg otonomi daerah
9. Demokrasi dg kemakmuran
10. Demokrasi yg berkeadilan sosial
DEMOKRASI dapat dilihat dari 3 tradisi
pemikiran politik :

1. Classical Aristotelian theory : demokrasi merupakan


salah satu bentuk pemerintahan, yakni pemerintahan
oleh seluruh warganegara yg memenuhi syarat
kewarganegaraan.
2. Medieval theory : landasan pelaksanaan tertinggi di
tangan rakyat
3. Contemporary doctrine of democracy : konsep
republik dipandang sebagai bentuk pemerintahan
rakyat yang murni
DEMOKRASI dilihat dalam 2 aspek :

1. Formal democracy : demokrasi dalam arti


sistem pemerintahan
2. Substantive democracy : merujuk proses
demokrasi, diidentifikasi dlm 4 bentuk
demokrasi
4 bentuk demokrasi :
1. Konsep protective democracy : kekuasaan ekonomi pasar, dimana proses
pemilu dilakukan secara reguler sebagai upaya memajukan kepentingan
pasar dan melindunginya dari tirai negara
2. Developmental democracy : model manusia sbg individu yg posesif, yakni
manusia sbg conflicting, self-interested consummers and appropriators, yg
dikompromikan dg konsep manusia sbg a being capable of developing his
power or capacity atau mahluk yg mampu mengembangkan kekuasaan atau
kemampuannya.
3. Equilibrium democracy atau pluralist democracy : perlunya penyeimbangan
nilai partisipasi dan pentingnya apatisme, dg alasan bahwa apatisme
dikalangan mayoritas warganegara menjadi fungsional bagi demokrasi
karena partisipasi yg intensif sesungguhnya dipandang tdk efisien bagi
individu yg rasional. Atau partisipasi membangkitkan otoritarianisme yg laten
dlm masa & memberikan beban yg berat dg tuntutan yg tdk bisa dipenuhi.
4. Participatory democracy : kita tdk dapat mencapai partisipasi yg demokratis
tanpa perubahan lebih dulu dalam ketidakseimbangan sosial dan kesadaran
sosial, tetapi juga kita tdk dapat mencapai perubahan dalam
ketakseimbangan sosial dan kesadaran sosial tanpa peningkatan partisipasi
lebih dulu.
ATAU
perubahan sosial dan partisipasi demokrasi perlu dikembangkan secara
bersamaan karena satu sama lain saling memiliki ketergantungan.
Perkembangan demokrasi di negara Indonsia

Mengacu Konstitusi yg pernah dan sedang berlaku :

1. UUD 45  Pembukaan UUD 1945


2. Konstitusi RIS 1949 Mukadimah Konstitusi RIS
3. UUDS 1950  Mukadimah UUDS RI 1950

Cita-cita, nilai dan konsep demokrasi secara formal konstitusional


dianut oleh ketiga konstitusi tersebut
Di indonesia sekarang timbul berbagai wacana
demokrasi seperti demokrasi yg dikaitkan dg
masyarakat madani

Komitmen terhadap upaya peningkatan berkehidupan


demorasi di Indonesia sedang memuncak. Dg kata lain
dimasa yg akan datang instrumentasi dan praksis
berkehidupan demokrasi di Indonesia akan mengalami
penyempurnaan yg terus menerus sejalan dg dinamika
partisipasi seluruh warganegara sesuai dg kedudukan
dan perannya di masyarakat

Вам также может понравиться