Вы находитесь на странице: 1из 41

PSIKOANALISA

IRMA FINURINA MUSTIKAWATI,


S.PSI,M.PSI.PSIKOLOG
PSIKOANALISIS

Tokoh

Sigismund Schlomo Freud atau biasa dikenal


dengan Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6
Mei 1856 – meninggal di London, 23
September 1939) .
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Teori psikoanalisis struktur kepribadian manusia terdiri
dari id, ego dan superego. Id adalah struktur paling
mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari
dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya
pemenuhan kepuasan yang segera. Ego
berkembang dari id, struktur kepribadian yang
mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan
atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari
ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan
moral. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila
terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego
dengan menimbulkan rasa salah.
ID
• Id dimiliki pertamakali ketika terlahir kedunia, berisikan
semua potensi bawaan, termasuk naluri-naluri yang
umumnya tidak kita sadari.
• merupakan sumber energi aktifitas psikis dan fisik , dan
energi ini diperoleh dari tubuh.
• terdapat dorongan-dorongan instinktif (naluriah) yang
cenderung primitif dan menimbulkan ketegangan
karena menuntut untuk dipuaskan/dipenuhi.
• Id tidak memiliki organisasi, buta, dan banyak tuntutan
dengan selalu memaksakan kehendaknya.
• aktivitas Id dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan
proses primer.
ID

Dorongan naluriah dibedakan menjadi 2 yakni:


a) Naluriah hidup (libido) → nafsu seks
b) Naluriah mati atau merusak (tanatos) → agresi
Untuk memuaskan atau memenuhi dorongan-
dorongan, id menggunakan 2 mekanisme yakni:
a)Tindakan refleks(tindakan-tindakan otomatis)
→ mengedipkan mata, batuk menarik tangan
ketika menyentuh benda panas.
b) Proses primer ( tindakan kompleks)
→ impian, khayalan, lamuna atau fantasi
EGO
• aspek kepribadian yang beada didalam kesadaran
• ego merupakan aspek rasional dari kepribadian yang
bertanggung jawab untuk mengarahkan dan mengendalikan
instink atau dorongan-dorongan.
• bertindak sebagai penengah antara insting dengan dunia di
sekelilingnya.
• berfungsi untuk membantu id memenuhi dorongan-
dorongannya secara nyata dan bukan hanya sekedar
membayangkan atau melamun.
• merupakan aspek eksekutif (pengendali atau pengatur) dari
struktur kepribadian.
• Ego ini muncul disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan dari
suatu organisme, seperti manusia lapar butuh makan.
• Misal: ketika anak mulai disapih ibunya. Jadi lapar adalah
kerja Id dan yang memutuskan untuk mencari dan
mendapatkan serta melaksanakan itu adalah kerja ego
SUPEREGO

• memegang keadilan atau sebagai filter dari kedua


sistem kepribadian, sehingga tahu benar-salah, baik-
buruk, boleh-tidak dan sebagainya.
• superego bertindak sebagai sesuatu yang ideal, yang
sesuai dengan norma-norma moral masyarakat.
• berfungsi membatasi dorongan-dorongan id dan
mengendalikan ego agar tidak melakukan tindakan
yang bertentangan dengan kode moral atau norma
masyarakat.
• Misalnya pesan-pesan orangtua,guru dan masyarakat
disamping tradisi ras, budaya dan nasional memberikan
sokongan penting bagi perkembangan superego
anak. Melalui superego ini anak dapat membedakan
antara yang baik dan yang buruk dan antara yang
benar dan mana yang salah.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
TAHAP ORAL (0-1 TAHUN)

• Kepuasan seksual(kesenangan) pada saat ini


diperoleh melalui mulut, yakni melalui berbagai
aktivitas mulut seperti makan, minum, dan
menghisap atau menggigit
• Fiksasi pada tahap ini menyebabkan orang
mengembangkan kepribadian oral, yakni menjadi
orang yang tergantung dan lebih senang untuk
bertindak pasif dan menerima bantuan dari orang
lain.
TUGAS PERKEMBANGAN UTAMA
FASE ORAL
• memperoleh rasa percaya, baik kepada diri sendiri, dan
orang lain.
• Cinta adalah perlindungan terbaik terhadap ketakutan
dan ketidakamanan. Anak-anak yang dicintai tidak
akan banyak menemui kesulitan dalam menerima
dirinya, sebaliknya anak-anak yang merasa tidak
diinginkan, tidak diterima, dan tidak dicintai cenderung
mengalami kesulitan dalam menerima dirinya sendiri,
dan belajar untuk tidak mempercayai orang lain, serta
memandang dunia sebagai tempat yang mengancam.
• Efek penolakan pada fase oral akan membentuk anak
menjadi pribadi yang penakut, tidak aman, haus akan
perhatian, iri, agresif, benci, dan kesepian.
TAHAP ANAL(1-3 TAHUN)

• Interaksi melalui fungsi pembuangan isi perut(anal)


dan memperoleh kesenangan melalui aktivitas-
aktivitas pembuangan
• anak banyak berhadapan dengan tuntutan-
tuntutan orangtua, terutama yang berhubungan
dengan toilet training, dimana anak memperoleh
pengalaman pertama dalam hal kedisiplinan.
• Fiksasi pada tahapan ini menyebabkan anak
mengembangkan kepribadian anal, yakni menjadi
orang yang sangat menekankan kepatuhan,
konformitas, keteraturan, menjadi kikir, dan suka
melawan atau memberontak.
TUGAS PERKEMBANGAN

• anak harus belajar mandiri, dan belajar mengakui


dan menangani perasaan-perasaan negatif.
• Banyak sikap terhadap fungsi tubuh sendiri yang
dipelajari anak dari orangtuanya.
• Selama fase anal anak akan mengalami perasaan-
perasaan negatif seperti benci, hasrat merusak,
marah, dan sebagainya, namun mereka harus
belajar bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa
diterima.
• Hal penting lain yang harus dipelajari anak adalah
bahwa mereka memiliki kekuatan, kemandirian,
dan otonomi
TAHAP PALIS (3-5 TAHUN)

• Pada fase ini anak laki-laki dan perempuan senang


menyentuh (mengeksploitasi) organ kelaminnya
untuk memperoleh kesenangan sambil melakukan
fantasi-fantasi seksual.
• Anak laki-laki mengembangkan fantasi seksual
dengan ibunya disebut oedipus complex dan
• anak perempuan mengembangkan fantasi seksual
dengan ayahnya disebut electra complex.
• Jika konflik oedipal ini tak terpecahkan, anak laki-
laki aka berkembang menjadi homoseksual atau
heteroseksual sedangka anak perempuan akan
menjadi wanita genit penggoda pria atau lesbian
• Fase Phalic juga merupakan periode
perkembangan hati nurani, dimana anak belajar
mengenai standar-standar moral.
• Selama fase ini anak perlu belajar menerima
perasaan seksualnya sebagai hal yang alamiah
dan belajar memandang tubuhnya sendiri secara
sehat. Mereka membutuhkan contoh yang
memadai bagi identifikasi peran seksual, untuk
mengetahui apa yang benar dan salah, serta apa
yang maskulin dan feminin, sehingga mereka
memperoleh perspektif yang benar tentang peran
mereka sebagai anak laki-laki atau anak
perempuan.
TAHAP LATEN (6-12 TAHUN)

• anak laki-laki dan anak perempuan menekankan


semua isu-isu oedipal dan kehilangan minat
seksualnya.
• mereka mulai melibatkan dirinya ke dalam
kelompok bermain yang terdiri atas anak-anak lain
dari jenis kelamin yang sama, baik kelompok yang
kelompok yang bersifat full male atau full female
• Namun berkurangnya perhatian pada masalah
seksual itu bersifat laten dan masih akan terus
memberikan pengaruh pada tahap
perkembangan kepribadian berikutnya
TAHAP GENITAL (12 TAHUN KEATAS)

• dimulai pada usia 12 tahun, yaitu pada masa


remaja awal dan berlanjut terus sepanjang hidup
• energi seksual anak mulai terarah kepada lawan
jenis bukan lagi pada kepuasan diri melalui
masturbasi, dan anak mulai mengenal cinta
kepada lawan jenis.
• Ketika memasuki masa pubertas anak-anak mulai
tertarik satu sama lain dengan lawan jenisnya dan
menjadi manusia yang lebih matang. Mereka saling
mengembangkan afeksi (hubungan) dan minat-
minat seksual, cinta, dan bentuk-bentuk keterikatan
yang lain.
DEFENCE MECHANISM
• Freud berpendapat apabila kebutuhan seseorang
tidak terpenuhi maka dia akan mempertahankan
dirinya.

• Freud yang merupakan seorang Austria pendiri


aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi ini
menggunakan istilah Mekanisme Pertahanan Diri
(Defence Mechanism) untuk menunjukkan proses
tak sadar yang melindungi si individu dari
kecemasan melalui pemutarbalikan kenyataan.
• Mekanisme tersebut menjadi patologis bila
penggunaannya secara terus menerus membuat
seseorang berperilaku maladaptive/tidak mampu
beradaptasi dengan baik, sehingga kesehatan fisik
dan/atau mental orang itu turut terpengaruh.

• Kegunaan mekanisme pertahan ego adalah untuk


melindungi pikiran/diri/ego dari kecemasan, sanksi
sosial atau untuk menjadi tempat “mengungsi” dari
situasi yang tidak sanggup untuk dihadapi.

• Pada dasarnya strategi-strategi ini tidak mengubah


kondisi objektif bahaya dan hanya mengubah cara
individu mempersepsi atau memikirkan masalah itu.
Jadi, mekanisme pertahanan diri merupakan
bentuk penipuan diri.
TUJUAN DEFENCE MECHANISM

1. memperlunak atau mengurangi risiko kegagalan;


2. mengurangi kecemasan (anxiety);
3. mengurangi perasaan yang menyakitkan; dan
4. mempertahankan perasaan layak (aman) dan
harga diri.
SIFAT KARAKTERISTIK DEFENCE
MECHANISM
1. kurang realistik,
2. tidak berorientasi kepada tugas,
3. mengandung penipuan diri, dan
4. sebagian besar bekerja secara tidak disadari
sehingga sukar untuk dinilai dan dievaluasi secara
sadar.
BENTUK-BENTUK DEFENCE MECHANISM
1. Represi
2. Kompensasi (compensation)
3. Konversi (conversion)
4. Penyangkalan (denial)
5. Memindahkan (displacement)
6. Disosiasi (dissociation)
7. Fantasi (fantasy) atau khayalan (image)
8. Identifikasi (identification)
9. Introyeksi
10. Negativisme
11. Proyeksi
12. Rasionalisasi
13. Pembentukan reaksi (reaction formation)
14. Regresi
15. Sublimasi
16. Menghapuskan (undoing)
17. Simpatisme
REPRESI (REPRESSION)

Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-


keinginan, impuls-impuls pikiran, kehendak-kehendak
yang tidak sesuai dan mengganggu
kebutuhan/motivasinya, disingkirkan dari alam sadar dan
ditekan ke dalam alam bawah sadar.

Repression yang terus menerus akan menjadi tumpukan


kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”

Contoh :
Seorang pemuda melihat kematian temannya waktu
kecelakaan, kemudian “lupa” tentang kejadian tersebut.
(lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa
karena gegar otak maka disebut amnesia organik).
KOMPENSASI (COMPENSATION)

Mekanisme dimana seseorang mengabdikan dirinya


kepada mengejar suatu tujuan, dengan usaha yang lebih
giat ke dalam usahanya itu untuk mengatasi rasa
kekurangan yang sebenarnya atau yang hanya
dirasakan saja.

Menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang


baik atau karena frustrasi dalam suatu bidang, lalu dicari
kepuasan secara berlebihan dalam bidang yang lain
(kompensasi berlebihan). Kompensasi dilakukan terhadap
perasaan kurang mampu (inferior).

Contoh :
anak yang tidak pandai di sekolah, menjadi anak jagoan
atau ditakuti oleh teman-temannya.
KONVERSI (CONVERSION)

Mekanisme dimana konflik emosional memperoleh


ekspresi luar melalui manifestasi motorik, sensoris,
somatik.

Contoh :
saat stress menjadi mudah marah, teriak-teriak, atau
berolahraga
PENYANGKALAN (DENIAL)

Proses mekanisme dimana seseorang


menghindarkan kenyataan yang menimbulkan sakit
dan rasa cemas, dengan secara tidak sadar
menyangkal adanya kenyataan, yang disangkal itu
mungkin berupa suatu pikiran, keinginan, atau suatu
keadaan dan benda. Menyangkal realitas yang
menimbulkan rasa takut, sakit, malu, atau cemas.

Contoh :
seorang ibu tidak mau menerima bahwa anaknya
terbelakang mental sehingga anak tersebut
dititipkan pada saudaranya yang jauh
MEMINDAHKAN (DISPLACEMENT)

Proses mekanisme dimana emosi-emosi yang


tertahan diberikan tujuan yang lain ke arah ideide,
objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber
primer emosi. Luapan emosi terhadap seseorang
atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek
yang lain.

Contoh :
seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia
memukul adiknya atau menendang kucingnya.
DISOSIASI (DISSOCIATION)

Beban emosi dalam suaatu keadaan yang


menyakitkan diputus atau diubah. Mekanisme
dimana suatu kumpulan proses-proses mental
dipisahkan atau diasingkan dari kesadaran dengan
bekerja secara merdeka atau otomatis, afek dan
emosi terpisah, dan terlepas dari ide, situasi, objek,
misalnya pada selektif amnesia.

Contoh :
rasa sedih karena kematian seorang kekasih
dikurangi dengan mengatakan “sudah nasibnya”
atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”.
FANTASI (FANTASY) ATAU
KHAYALAN (IMAGE)
Suatu proses melamun (menerawang) atau tindakan
berkhayal untuk memberikan pelarian dari
kenyataan, dengan kepuasan diperoleh dan
pencapaianpencapaian kenikmatan yang bersifat
khayal atau mati sebagai pahlawan yang tidak
berdosa.

Contoh :
seorang anak yang kurang pandai lalu berkhayal
dirinya menjadi bintang pelajar.
IDENTIFIKASI (IDENTIFICATION)

Suatu mekanisme dimana seseorang mempertinggi


harga dirinya dengan mempolakan dirinya serupa
dengan orang lain (tabiat-tabiatnya meniru orang
lain). Menambah rasa harga diri dengan
menyamakan harga dirinya seperti seorang atau
suatu hal yang dikaguminya.

Contoh :
seorang anak yang bersolek atau berdandan seperti
ibunya, atau malah bersolek seperti bintang iklan.
INTROYEKSI (INTROJECTION)

Proses dimana seseorang mengambil ke dalam


struktur egonya sendiri, semua atau sebagian dari
kepribadiannya sendiri.

Contoh :
seorang anak yang membenci seseorang tapi
“memasukkan” ke dirinya sendiri, hingga jika ia kesal
ke orang tersebut ia akan memukuli dirinya sendiri.
NEGATIVISME (NEGATIVISM)

Proses perlawanan yang aktif atau pasif terhadap


permintaan-permintaan yang ditujukan kepada
seseorang. Negativisme aktif kalau seseorang
berbuat kebalikan dari apa yang diminta darinya.
Negativisme pasif kalau ia menghindarkan apa yang
diharapkan dari padanya.

Contoh: seorang anak yang disekolahkan tidak


sesuai dengan minatnya maka ia sering bolos
sehingga prestasinya menjadi kurang.
PROYEKSI (PROJECTION)

mekanisme dengan apa seseorang melindungi


dirinya dari kesadaran akan tabiat-tabiatnya sendiri
yang tidak baik, atau perasaan-perasaan dengan
menuduhkannya kepada orang lain. Menyalahkan
orang lain mengenai kesulitannya sendiri yang tidak
baik.

Contoh :
seorang murid tidak lulus lalu mengatakan gurunya
sentimen kepada dia.
RASIONALISME (RATIONALIZATION)

Mekanisme dimana seseorang membenarkan tingkah


lakunya yang tidak konsekuen dan tidak baik. Termasuk
membenarkan kepercayaan, keterangan, alasan-alasan
(motivasi) dengan memberikan penjelasan dan
keterangan baginya. Berusaha untuk membuktikan
bahwa perbuatannya (yang sebenarnya tidak baik)
dianggap rasional adanya, dapat dibenarkan, dan
dapat diterima.

Contoh:
seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan
temannya karena “kurang enak badan” atau “besok ada
ulangan” (padahal takut kalah).
PEMBENTUKAN REAKSI
(REACTION FORMATION)
Proses dimana seseorang mengambil kedalam
struktur egonya sendiri, semua atau sebagian dari
suatu objek, yang kemudian dianggap sebagai
suatu unsur dari kepribadiannya sendiri. Supaya tidak
menuruti keinginannya yang jelek, maka sebagai
penghalang diambil sikap atau perilaku yang
sebaliknya.

Contoh:
seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara
berlebihan terhadap dosen yang sebenarnya tidak
ia suka.
REGRESI (REGRESSION)

Keadaan dimana seseorang kembali ke tingkat yang


lebih awal dan kurang matang dalam adaptasi.
Bentuknya yang ekstrim adalah tingkah laku infantile
(kekanak-kanakan). Keadaan seorang yang kembali ke
tingkat perkembangan yang sebelumya dan kurang
matang dalam adaptasi.

Contoh :
seorang anak yang sudah tidak ngompol, mendadak
ngompol lagi karena cemas mau masuk sekolah atau
mulai menghisap jempol lagi setelah ia memiliki
adik.karena merasa perhatian ibunya terhadap dirinya
berkurang.
SUBLIMASI (SUBLIMATION)

Proses dengan apa kehendak-kehendak tidak sadar


dan tidak dapat diterima, disalurkan menjadi
aktivitas yang memiliki nilai sosial yang tinggi.
Dorongan atau kehendak2 yang tidak dapat
disalurkan menjadi aktivitas yang memiliki nilai sosial.

Contoh :
seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi
atlet petinju.
MENGHAPUSKAN (UNDOING)

Mekanisme dimana seseorang secara simbolis


melakukan kebalikan sesuatu yang telah
dikerjakannya, atau pikiran yang tidak dapat
diterima oleh egonya dan masyarakat. Dia secara
simbolis menghapus pikiran, perasaan, atau
keinginan yang tidak dapat diterima egonya atau
masyarakat.

Contoh :
seorang suami yang berselingkuh lalu ia memberi
bermacam-macam hadiah kepada istrinya.
SIMPATISME

Berusaha mendapatkan simpati dengan jalan


menceritakan berbagai kesukarannya, misalnya
penyakit atau kesulitan-kesulitan lainnya. Bila ada
yang menyatakan simpati kepadanya maka rasa
harga dirinya diperkuat, biarpun ada kegagalan.

Contoh:
seorang siswa yang mengeluh bahwa dia tidak
mempunyai buku2 pelajaran karena orangtuanya
miskin dan tidak bisa membelikannya, lagipula
ibunya sakit-sakitan.
REFERENSI

1. Freud, A. (1937). The Ego and the Mechanisms of


Defense, London: Hogarth Press and Institute of
Psycho-Analysis.
2. Freud, S. (1894). The neuro-psychoses of defence. SE, 3:
41-61.
3. Freud, S. (1896). Further remarks on the neuro-
psychoses of defence. SE, 3: 157-185.
4. Freud, S. (1933). New Introductory Lectures on Psycho-
Analysis. London: Hogarth Press and Institute of Psycho-
Analysis. Pp. xi + 240.
5. http://id.wikipedia.org/Sigmund_Freud
6. Alwisol. (2009). Psikologi Kepribadian. UMM Press.
Malang

Вам также может понравиться