Вы находитесь на странице: 1из 27

KERACUNAN

Pretty Angelia
Sari Artauli
Nedy Herdiansyah
Bagus
Eko Wahyudi
Nur Fitriani
Yustin
Yuke Fitrilia
LATAR BELAKANG

Keracunan Toksikologi Forensik

analisis racun
Zat bersifat racun

tubuh menerjemahkan hasil analisis

gejala klinis sebagai bukti di pengadilan


TOKSIKOLOGI KLINIS

Efek toksisitas yang ditimbulkan oleh keracunan dapat


bersifat akut atau kronis

 Keracunan akut ditimbulkan racun toksisitas yang tinggi


 keracunan kronis efek toksisitasnya dapat terlihat dalam
waktu yang lama
 Dosis pemakaian: dosis normal yang dipakai seseorang
untuk menjaga kesehatan tubuh.
 Dosis terapi: dosis yang cukup memberikan daya
penyembuhan yang optimal
 Dosis minimal: dosis terkecil yang masih dapat
memberikan efek terapi
 Dosis maksimal: dosis terbesar untuk sekali pemakaian
atau untuk 24 jam tanpa memperlihatkan efek toksik
 Dosis toksik: dosis yang sedemikian besarnya dapat
menunjukkan efek toksik
 Dosis letal: dosis yang sedemikian besarnya dapat
menyebabkan kematian pada hewan percobaan
CARA MASUK RACUN KE DALAM TUBUH
Keracunan paling cepat terjadi jika masuknya racun secara
inhalasi. Cara masuk lain, berturut-turut ialah intravena,
intramuskular, intraperitoneal, subkutan, peroral dan paling
lambat ialah bila melalui kulit yang sehat.
CARA KERJA RACUN DI DALAM TUBUH

Racun bersifat korosif: lisol, asam dan basa kuat


Racun bersifat iritan: arsen, HgCl 2 Racun yang
Racun bersifat anastetik: kokain, asam karbol bekerja lokal

Racun yang bekerja


sistemik
Asam oksalat
Asam karbol

Narkotik, barbiturate,
dan alkohol Racun yang bekerja lokal
dan sistemik
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA
RACUN
 Cara pemberian

 Keadaan tubuh : usia, kesehatan, kebiasaan,


hipersensitivitas

 Racunnya sendiri : dosis, konsentrasi, bentuk dan kombinasi


fisik, Adiksi dan sinergisme, susunan kimia, Antagonisme

 Kecelakaan
MOTIF  Bunuh diri
KERACUNAN
 Pembunuhan
PRINSIP PENGOBATAN PADA KERACUNAN

 Resusitasi
 Eliminasi
 Terapi penyangga (suportif)
 Antidotum
CARA DIAGNOSA KERACUNAN

 Anamnesa kontak antara korban dengan racun


 Adanya tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan
tanda dan gejala dari keracunan racun yang diduga
 Dari sisa benda bukti, harus dapat dibuktikan bahwa
benda bukti tersebut, memang racun yang dimaksud
 Dari bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan
atau kelainan yang sesuai dengan keracunan dari racun
yang diduga; serta dari bedah mayat tidak dapat
ditemukan adanya penyebab kematian lain
 Analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi, harus dapat
dibuktikan adanya racun serta metabolitnya, dalam tubuh
atau cairan tubuh korban, secara sistemik
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI
sampel yang harus diambil adalah :
1. Lambung dengan isinya.
2. Seluruh usus dengan isinya
3. Darah yang berasal dari sentral (jantung), dan yang berasal dari
perifer (v.jugularis, a. femoralis dan sebagainya)
4. Hati
5. Ginjal, diambil keduanya,
6. Otak
7. Urin diambil seluruhnya
8. Empedu
9. Pada kasus khusus dapat diambil :
a. Jaringan sekitar suntikan dalam radius 5-10 sentimeter.
b. Jaringan otot,
c. Lemak
d. Rambut yang dicabut sebanyak 10 gram.
e. Kuku yang dipotong sebanyak 10 gram
f. Cairan otak sebanyak-banyaknya.
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI

Bahan Pengawet
Jumlah bahan pengawet untuk sampel padat minimal 2x volume
sampel,
bahan pengawet yang dianjurkan :
a. Alcohol absolute.
b. Larutan garam jenuh

Bahan Pengawet sampel cair :


a. Natrium fluoride 1%
b. Na fluoride + Na sitrat (75mg + 50mg, untuk setiap 10ml sampel)
c. Natrium Benzoat dan phenyl mercury nitrate khusus urin.

Wadah Bahan Pemeriksaan Toksikologi


a. 2 buah toples masing-masing 2 liter untuk hati dan usus.
b. 3 buah toples masing-masing 1 liter untuk lambung beserta
isinya, otak dan ginjal.
c. 4 buah botol masing-masing 25 ml untuk darah (2 buah) urine
dan empedu.
PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI

a. Kristalografi. b. Kromatografi lapisan tipis (TLC).

Bahan muntahan Kaca 20cmx20cm, dilapisi

Gelas kimia dipanaskan dalam oven 110° C, 1 jam

Filtrate hasil ekstraksi dan standar,


dipanasakan sampai kering
diteteskan pada kaca

dilarutkan dalam aceton dan Ujung kaca dicelupkan ke dalam pelarut,


disaring
kaca TLC dikeringkan , disemprot dengan
Filtrate di amati di bawah Paladum klorida 0,5% dalam HCL pekat
mikroskop dan Difenilamin 0,5% dalam alcohol

Interprestasi : dibandingkan standar


hidrokarbon terklorisasi : : hidrokarbon terklorinasi
Kristal-kristal seperti sapu : golongan organofosfat.
Apabila pemeriksaan toksikologi dilakukan di institusi lain,
maka pengiriman bahan pemeriksaan harus memenuhi kriteria :

 Satu tempat hanya berisi satu sampel.


 Contoh bahan pengawet harus disertakan untuk control.
 Tiap tempat disegel dan diberi label yang berisi informasi tempat
pengambilan bahan, nama korban, bahan pengawet dan isinya.
 Disertakan hasil pemeriksaan otopsi secara singkat
 Surat permintaan pemeriksaan dari penyidik harus disertakan dan
memuat identitas korban dengan lengkap dan dugaan racun.
 Hasil otopsi dikemas dalam kotak dan harus dijaga agar botol
tertutup rapat
 Penyegelan dilakukan oleh Polisi
 Pada pengambilan sampel dari korban digunakan sublimate 1% atau
mercuri klorida 1% untuk desinfektan lokal.
SIANIDA

Cara masuk ke dalam tubuh dapat melalui :


 inhalasi
 oral, Takaran toksik per oral :
HCN : 60-90 mg
KCN atau NaCN : 200 mg
CN : 200-400 ppm akan menyebabkan kematian dalam 30 menit
CN : 20000 ppm akan menyebabkan meninggal seketika.

Pemeriksaan luar jenazah tercium bau amandel yang


merupakan tanda patognomonik untuk keracunan CN,
Pemeriksaan
Selain itu didapatkan sianosis pada wajah dan bibir,
Forensik
busa keluar dari mulut, dan lebam jenazah berwarna
merah terang, karena darah kaya akan oksi hemoglobin
dan ditemukannya cyanmethemoglobin.
KARBONMONOKSIDA

Saturasi Gejala
COHb
10 % Tidak ada
10% - 20% Rasa berat pada kening, sakit kepala ringan
20% - 30% Sakit kepala, berdenyut pada pelipis
30% - 40% Sakit kepala keras, lemah, pusing,penglihatan buram, mual dan
muntah, kolaps
40% - 50% Sama dengan gejala di atas tetapi dengan kemungkinan besar kolaps
atau sinkop. Pernapasan dan nadi cepat, ataksia.

50% - 60% Sinkop, pernapasan dan nadi bertambah cepat, koma dengan kejang
intermitten, pernapasan Cheyne-Stokes
60% - 70% Koma dengan kejang, depresi jantung dan pernapasan, mungkin
meninggal
70% - 80% Nadi lemah, pernapasan lambat, gagal napas dan meninggal.
KARBONMONOKSIDA

Pemeriksaan Laboratorium

Uji Kualitatif
Uji Dilusi Alkali
Uji Formalin

Uji Kuantitatif
Menggunakan cara Gettler-Freimuth dengan prinsip:
Pd + CO2 + HCl CO + PdCl2 + H2O
Paladium (Pd) ion akan diendapkan pada kertas saring berupa
endapan berwarna hitam.
INSEKTISIDA
 golongan fosfat organik : malation, paration, paraxon,
diazinon
 golongan karbamat : carbaryl, baygon
 golongan hidrokarbon yang diklorkan : DDT, lindane

GOLONGAN INHIBITOR KOLINESTERASE


Inhibisi mengakibatkan terjadinya akumulasi asetilkolin,
rangsangan pada saraf kolinergik diperpanjang. Kematian
terjadi karena gagal napas dan henti jantung.

GOLONGAN HIDROKARBON TERKHLORINASI


Kematian terjadi akibat depresi pernafasan atau akibat
fibrilasi ventrikel
LOGAM

1. Acute Paralytic
2. Gastrointestinal Type Tanda dan Gejala
3. Subacute Type Keracunan
4. Chronic Type

Pemeriksaan Forensik
Keracunan Akut :
• Pemeriksaan luar ditemukan tanda-tanda dehidrasi
• Pemeriksaan dalam ditemukan tanda iritasi lambung, mukosa
berwarna merah, kadang-kadang dengan perdarahan
Keracunan Kronik :
Pemeriksaan luar tampak keadaan gizi buruk. Pada kulit terdapat
pigmentasi coklat, keratosis telapak tangan dan kaki, Kuku
memperlihatkan garis-garis putih, pada bagian kuku yang tumbuh
dan dasar kuku.
LOGAM

2. TIMAH

Tanda dan Gejala Keracunan

Keracunan Akut :
Korban merasa sepat (rasa logam), muntah-muntah berwarna
putih karena adanya Pb Klorida, dan juga diare dengan feses
hitam akibat adanya PbS, dehidrasi.

Keracunan Kronik :
korban tampak pucat yang tak sesuai dengan derajat anemi,
karena pucat timbul sebagai akibat spasme arteriol di bawah
kulit. Rasa logam pada mulut, anoreksia, obstipasi, kadang diare.
ALKOHOL
KERACUNAN ALKOHOL AKUT
Terdiri atas 3 tahap:
1. Tahap merasa dalam keadaan senang
2. Tahap kebingungan
3. Tahap koma

Pemeriksaan Forensik

1.Pemeriksaan luar
• Kaku mayat dan pembusukan lebih lambat terjadi. Mayat
penderita bisa bertahan lebih lama.

2. Pemeriksaan dalam
• Bau alkohol bisa tercium dari isi lambung dan organ tubuh lainnya
• Dinding lambung hiperemis, berwarna merah dan isi lambung
berwarna coklat
• Organ tubuh lainnya mengalami kongesti
• Edema otak sangat jelas terlihat dari jarak antara gyrus otak
yang semakin sempit
ALKOHOL

KERACUNAN ALKOHOL KRONIS

Kelainan pada keracunan kronis alkohol:


1. Pada saluran pencernaan : kelainan pada selaput lendir mulut,
kerongkongan dan lambung berupa gastritis kronis.
2. Pada hati akan terjadi penimbunan lemak dalam sel hati,
SGOT dan SGPT, trigliserida dan asam urat meningkat.
3. Pada jantung dapat terjadi kardiomiopati alkoholik dengan
payah jantung kiri dan kanan
4. Pada otot akan ditemukan miopati alkoholik dan histologis di
jumpai atrofi serat dan perlemakan jaringan otot.
KERACUNAN ALKOHOL KRONIS
Pemeriksaan Forensik
1. Pada orang yang masih hidup bau alkohol dari pernafasan.
2. Pemeriksaan kadar alkohol darah
3. Kelainan pada orang yang sudah meninggal tidak khas ditemukan
gejala yang sesuai dengan asfiksia. Seluruh organ menunjukkan tanda
perbendungan, darah lebih encer, berwarna merah gelap.
4. Mukosa lambung tanda perbendungan, kemerahan dan tanda
inflamasi
5. Otak dan darah berbau alkohol.
6. Pada pemeriksan histologis dapat dijumpai edema dan pelebaran
pembuluh darah dan selaput otak, degenerasi bengkak keruh, pada
bagian parenkim organ inflamasi mukosa saluran cerna.
7. Pada jantung, gambaran serat lintang otot jantung menghilang,
hialinisasi, edema dan vakuolisasi serabut otot jantung.
NARKOBA

 Narkotika golongan I
 Narkotika golongan II
 Narkotika golongan III
Tanda dan Gejala
• eksitasi susuan saraf , narkosis
Pemeriksaan Laboratorium
• Penderita merasa ngantuk sampai
Bahan urin, cairan
keadaan koma
empedu dan jaringan sekitar
• terdapat relaksasi otot-otot sehingga
suntikan. Untuk pemeriksaan
lidah dapat menutupi saluran nafas,
toksikologi dilakukan :
nadi kecil dan lemah, pernafasan sukar
• Uji Marquis
• suhu badan turun, muka pucat
• Uji Mikrokristal
• tekanan darah menurun hingga syok.
NARKOBA

 Golongan I Tanda dan Gejala Keracunan


 Golongan II gejala akutnya adalah ataksia, vertigo,
 Golongan III.
pembicaraan kacau, nyeri kepala, parestesi,
 Golongan IV
halusinasi, gelisan dan delirium. Bila sudah kronis
(adiksi), dapat berupa kelainan psikiatrik seperti
depresi melankolik, regresi psikik, wajah kusut,
emosi tidak stabil.
Pemeriksaan Forensik
Pada pembedahan jenazah, mukosa saluran cerna dna seluruh
organ dalam menunjukkan tanda perbendungan. Esophagus menebal
, berwarna merah coklat gelap dan kongestif.
NARKOBA

3. ZAT ADIKTIF LAINNYA

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan


psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada
pemakainya, diantaranya adalah :
a) Rokok
b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan
menimbulkan ketagihan.
c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan
aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan
CONTOH KASUS

Jenis
Kematian pada kebakaran
Kasus

Apakah ada unsur penghilangan


Pertanyaan jejak pembunuhan?
yang Apa penyebab kematian: CO,
muncul racun, kecelakaan, atau
pembunuhan?

Litigasi Kriminal: pembunuhan


Sipil: klaim tanggungan asuransi
SESI PERTANYAAN

Вам также может понравиться