Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TETANUS Preseptor:
Lisda Amalia, dr., Sp.S.
DEFINISI
• Penyakit sistem saraf yang perlangsungannya akut
PERDOSSI dengan karakteristik spasme tonik persisten dan
eksaserbasi singkat
Cleaves vesicle-associated
Carboxy terminal binds membrane protein 2
with presynaptic α-motor (VAMP2/synaptobrevin)
nerve terminals (to
polysialogangliosides and
membrane protein) Prevent transmitter release
2. Sefalik
Luka pada wajah dan kepala
Inkubasi singkat (1-2 hari)
Otot yang terganggu (biasanya wajah) menjadi lemah atau paralisis, namun jika terjadi
tetanic spasm, otot ini ikut berkontraksi.
Spasme melibatkan lidah dan tenggorokan dengan disartria, disfonia, dan disfagia.
Oftalmoparesis dapat terjadi, namun sulit dinilai akibat blefarospasme berat.
3. generalisata
MANIFESTASI KLINIS
Terdapat 3 tipe klinis tetanus, yaitu:
3. Generalisata
Manifestasi awal: trismus
Menyebar ke leher, batang tubuh, dan ekstremitas
Unremitting rigidity:
a. Board like abdomen
b. Ekstensi rigid tungkai
c. Pursed lip or retracted (risus sardonicus)
d. Mata tertutup sebagian akibat kontraksi orbicularis oculi
e. Alis terangkat akibat spasme otot frontalis
Dapat pula terjadi paroxysms of tonic contraction or spasm of muscles (tetanic
seizure), baik spontan maupun dengan rangsang, tanpa kehilangan kesadaran
(painful) opistotonus (forward flexion of trunk, flexion and adduction of arm,
clenching of fist, extension of legs)
KLASIFIKASI (UDWADIA)
Tingkat Trismus Kaku Kejang Respirasi Disfagia
Umum
Tingkat I Ringan- (+) (-) Normal (-)/ringan
(ringan) sedang
Tingkat II sedang (+) Ringan- >30-35 Ringan
(sedang) sedang x/menit
(singkat)
Tingkat III Berat (+) Lama >45 x/menit, berat Takikardia >120
(berat). apnea x/menit,
↑otonom
moderat dan
menetap
Tingkat IV Berat (+) Lama >45 x/menit, berat autonomic storm
(sangat apnea
berat)
KLASIFIKASI (PATEL JOAG)
Kriteria I: rahang kaku, spasme terbatas, disfagia dan
kekakuan otot tulang belakang
Kriteria II: spasme saja tanpa melihat frekuensi dan
derajatnya
Kriteria III: periode inkubasi ≤7 hari
Kriteria IV: periode onset ≤48 jam
Kriteria V: kenaikan suhu rektal sampai 100°F dan
aksilla sampai 99°F (=37,6 derajat Celcius).
KLASIFIKASI (PATEL JOAG)
Tingkat I (ringan): minimal 1 kriteria (K I atau K II) ,
mortalitas 0%.
Tingkat II (sedang): minimal 2 kriteria (K I dan K II)
dengan masa inkubasi > 7 hari dan onset > 2 hari,
mortalitas 10%.
Tingkat III (berat): minimal 3 kriteria dengan inkubasi < 7
hari dan onset < 2 hari, mortalitas 32%.
Tingkat IV (sangat berat): minimal 4 kriteria dengan
mortalitas 60%.
Tingkat V: biasanya mortalitas 80% dengan 5 kriteria
termasuk didalamnya adalah tetanus neonatorum maupun
tetanus puerperium.
KLASIFIKASI (ABBLET)
Tingkat Trismus Spastis Kejang Respirasi Disfagia
itas
umum
Grade I Ringan- (+) (-) Normal (-)/ringan
(mld) sedang
Tingkat II sedang (+) Ringan- Sedang- Ringan
(moderate) sedang takipnea
(singkat)
Tingkat III Berat (+) Spontan Serangan berat Takipnea,
(berat). lama apnea takikardia,
↑otonom sedang
dan meningkat
Tingkat IV Berat (+) Spontan Serangan berat autonomic storm
(sangat lama apnea
berat)
TATA LAKSANA
1. Eradikasi bakteri
2. Manajemen luka
3. Netralisasi toksin
4. Terapi suportif selama akut
5. Rehabilitasi
6. Imunisasi
1. ERADIKASI BAKTERI
Metronidazol 4x500mg (PO/IV) selama 7-10 hari