Вы находитесь на странице: 1из 42

HISTOLOGI JARINGAN PENGIKAT

1. Komponen JP : Sel dan


bahan antar sel
2. Pembagian Jaringan
Pengikat

Oleh:
Moch. Arief Taufiqurochman.
KOMPONEN JARINGAN PENGIKAT

Sel : mesenkim, fibroblas, makrofag, sel mast, lekosit, sel pigmen

J. Pengikat
Amorf : as.hialuronat dan
kondroitin sulfat
Substansi Interseluler

Fibrous : kolagen, elastis, retikuler


SEL JARINGAN
PENGIKAT

1. mesenkim,
2. fibroblas,
3. makrofag,
4. sel mast,
5. lekosit,
6. sel pigmen

Figure 5—1. Simplified representation of


the connective tissue cell lineage derived
from the multipotential embryonic
mesenchyme cell. Dotted arrows indicate
that intermediate cell types exist between
the examples illustrated. Note that the cells
are not drawn in proportion to actual sizes,
eg, adipocyte, megakaryocyte, and
osteoclast cells are significantly larger than
the other cells illustrated.
1. Sel Mesenkim : sel embrional yang
dipertahankan sampai dewasa, mirip
fibroblas, berbentuk stelata dapat
berdeferenasiasi akibat rangasangan
tertentu,
2. Fibroblas : Pembentuk matriks amorf
(glokosaminoglikan) , inti lonjomg, 1-2 anak
inti , membran inti halus, sitoplasma pucat
homogen. Fibroblas muda sitoplasma sedikit
basofil ( er.granuler)

Figure 5—4. Active (left) and quiescent (right)


fibroblasts. External morphologic characteristics and
ultrastructure of each cell are shown. Fibroblasts that are
actively engaged in synthesis are richer in mitochondria,
lipid droplets, Golgi complex, and rough endoplasmic
reticulum than are quiescent fibroblasts (fibrocytes).
3. Makrofag (histiosit): bentuk tak teratur mirip
fibroblas, ada pseudopodi, inti lebih bulat
agak gelap. Dengan penegecatan khusus
(trypan blue) dapat dibedakan dengan
fibroblas.

Figure 5—6. Section of pancreas from a rat injected with the


vital dye trypan blue. Note that 3 macrophages (arrows) have
engulfed and accumulated the dye in the form of granules.
H&E stain. Low magnification.

4. Sel Mast (Basofil jaringan): sel besar bulat, inti


pucat. Dalam situplasma terdapat granula
kasar dapat diwarnai toluidine blue. Granula
mengandung heparin, histamin, dan
serotonin.

Figure 5—10. Section of rat tongue. Several mast


cells in the connective tissue surround muscle cells
and blood vessels. PT stain. Medium magnification.
5. Lekosist Jaringan (limfosit,
eosinofil, basofil, netrofil).
Limfosit sel paling kecil di
sel bebas jp. Intinya bulat,
gelap hampir memnuhi
sel.sitoplasmanya
besofilik(re)
6. Sel Plasma : mirip limfosit
sitoplasmanya relatif lebih
banyak, biru kemerahan
intinya eksentris
mengandung kromatin yang
tersusun seperti roda
pedati.
7. Eosinofil : intinya berlobi,
sitoplasmanya mengandung
granula eosinofilik (merah)
Figure 5—13. Portion of a chronically inflamed intestinal villus. The
8. Basofil : granula sitoplasma
plasma cells are characterized by their size and abundant basophilic
cytoplasm (rough endoplasmic reticulum) and are involved in the basofilik (biru)
synthesis of antibodies. A large Golgi complex (arrows) is where the
terminal glycosylation of the antibodies (glycoproteins) occurs.
Plasma cells produce antibodies of importance in immune reactions.
PT stain. Medium magnification.
SUBSTANTIA INTERSELULER FIBROUS

1. Serat Kolagen :
Ukuran serat bervariasi sekitar 12 mikron., tersusun atas fibril kolagen yang arahnya sejajar
dan terjadi anastomose dengan yang lain. Dibentuk oleh fibroblas.
Diamter tiap fibril sekitar 0,3-0,5 mikron, terdiri mikrofibril diamter 45-100 nm rata-rata 65nm.
Dengan m.e akan tampak garis-garis melintang secara periodik dengan jarak 64 nm.

Banyak mengandung protein glisin,


hidroksiprolin , hidroksilin.
Dengan pengecatan Malory Azan (MA) :
kolagen berwarna biru tua dan pengecatan
VVG warna merah bukan pengecatan
khusus.
Pengecatan periodic acid schiff reaction
(PAS) berwarna merah ringan (PAS
negatif)
2. Serat Retikuler :
Merupakan serat kolagen yang lebih halus berwarna kuning atu coklat, dan mengadakan
percabangan luas membentuk jala-jala (network). Dengan pengecatan HE tidak mudah dilihat.
Dengan impregnasi Ag tampak berwarna hitam tipis (argirofil).
Mempunyai periodisitas 64 nm seperti serat kolagen . Pengecatan PAS berwarna merah
(PAS positip) merupakan pengecatan khusus untuk serat retikuler.
Sebagai anyaman stroma jaringan limfoid, hemopoetik, dinding sinusoid hati dll.

3. Serat Elastis:
Tidak ditemukan fibril-fibril seperti pada serat hialin dan retikuler sehingga tampak homogen.
Ukurannya bervariasi : 0,2-1 mikron pada jp longgar dan 10-12 mikron pada ligamentum
elastis.
Tersusun atas elastin albuminoid tahan terhadap berbagai zat pelarut tapi dapat dilisi oleh
enzim elastase pankreas.
Mengadakan percabangan luas membentuk membran yang berlubang-lubang. (membrana
fenestrata). Banyak ditemukan pada tunika media pd besar, tunika elastika arteri sedang, dan
tulang rawan elastis.
PENGGOLONGAN JARINGAN PENGIKAT

Mesenkimal

J. Pengikat
Embrional
Mukosa

Longgar
JP Sejati Kolagen
teratur
elastis
Padat

tak teratur

J. Pengitat retikuler
Dewasa Khusus lemak
berpigmen

Tulang rawan dan Tulang

Darah dan limfe


JARINGAN PENGIKAT EMBRIONAL

1. Jp Mesenkim : sel-sel bentuk tak


teratur terbenam dalam bahan
antar sel viskous homogen.
Tonjolan protoplasma saling
bersinggungan dan dapat bergerak
secara amuboid.
2. Jp Mukos : jaringan sementara
selama perkembangan jaringan
pengikat tetapi ada yang menetap
(Wharton’s Jelly )pada tali pusat.
Selnya fibrobals yang saling
berhubungan . Bahan antar sel ;
serat-serat kolagen halus terbenam
dalam bahan amorf lebih pekat dari
mesenkim. Kadang-kadang
Figure 5—49. Mucous tissue of an embryo makrofag dan limfosit
showing fibroblasts immersed in a very loose
extracellular matrix composed mainly of
molecules of the ground substances. H&E stain.
Medium magnification.
JARINGAN PENGIKAT DEWASA

1. Jp Longgar : susunan dan arah serat tidak teratur. Serat kolagen paling dominan.
Subatansia amorf relatif cair. Lokalisasi: al. fasia, subkutis, mesenterium.

Figure 5—42. Section of loose connective tissue. Many


fibroblast nuclei are interspersed with irregularly
distributed collagen fibers. Small blood vessels are
indicated by arrows. H&E stain. Medium magnification.
2. Jp Padat :
Seratnya tersusun rapat sedikit bahan antar sel amorf.sel lebih sedikt daripada jp longgar.
Unsur utamanya serat kolagen . Pada ligamen nukhae serat elastis lebih dominan.

1. Jp Padat tidak teratur :


terutama mengandung serat
kolagen paling dominan.
Membantuk anyaman tak teratur.
Sel uatamnya fibroblas dan
makrofag .
Merupakan kompenen utama
dermis, periosteum, perikondrium,
tunika albugenia , kapsula
beberapa organ

Figure 5—23. Dense irregular connective tissue from


human dermis contains thick bundles of collagen fibers,
fibroblast nuclei (arrowheads), and a few small blood
vessels (bv). H&E stain. Medium magnification.
2. Jp Padat teratur :
serat-serat sejajar saling berimpitan .pada
tendo hampir semuanya kolagen sel satu-
satunya adalah fibroblas (sel tendo)
jumlahnya tidak banyak. Pada potongan
melintang fibroblas terjepit diantara berkas
kolagen tampak berbentuk bintang

Figure 5—45. Longitudinal section of dense regular


connective tissue (tendon). Bundles of collagen fibers fill
the spaces between the elongated fibroblasts. H&E stain.
Medium magnification.
2. Jp Khusus :
Terdiri atas : (1) JP Retikuler, (2) JP Lemak dan (3) JP Berpigmen.

1. Jp Retikukler :
Terdiri atas serat dan sel retikuler. Seratnya
bercabang-cabang dan beranastomose
satu sama lain. Sel retikuler berbentuk
bintang (stelate) dengan tonjolan
sitoplasma saling bersentuhan dengan
yang lain.
Sel retikulum mirip mesenkim, intinya
besar dengan banyak sitoplasma tercat
basofil. Ditemukan pada stroma jr
limfoid dan sumsum tulang Sel retikuler
terdapat pada persimpanagn serat-
serat retikuler.`
2. Jp Lemak :
Sel-sel lemak terdapat diantara jaringan pengikat longgar dalam susunan tersebar atau
bergerombol. Sel lemak sitoplasmuan dipenuhi vakuola lemak sitoplasma dan intinya
terdesak ke tepi. Pada sediaan rutin lemaknya larut dan hanya berupa ruang kosong
dengan sitoplasma tipis di tepi.

3. Jp Berpigmen :
Ditemukan pada khoroid dan iris bola mata . Sitoplasma selnya terisi pigman yang berwarna
coklat atao hitam dari melanin.
Figure 5—46. Longitudinal section
of dense regular connective tissue
from a tendon.

A: Thick bundles of parallel


collagen fibers fill the intercellular
spaces between fibroblasts. Low
magnification.

B: Higher magnification view of a


tendon of a young animal. Note
active fibroblasts with prominent
Golgi regions and dark cytoplasm
rich in RNA. PT stain.
Figure 5—17. Electron micrograph of human collagen fibrils in
cross and longitudinal sections. Each fibril consists of regular
alternating dark and light bands that are further divided by
cross-striations. Ground substance completely surrounds the
fibrils. x100,000.
1. Noduli Limfatisi

1. Struiktur bulat 0.2-1 mm dibagian tengah (pucat)


sentrum germinativum, bagian tepi (korteks) lebih
gelap.
2. Lokasi : jaringan pengikat longgar : l.propria saluran
GI, Respirasi bagian atas dan uropoetika. Tidak
permanen
3. Sentrum germinatvum lebih banyak limfosit besar,
aktif.
4. Sel dalam noduli limfatisi : terutama limfoblas,
limfosit kecil, sedang dan sel plasma .
5. Munculnya Sentrum germinativum menunjukkan
aktivitas pembentukan limfosit. Misalnya pada
keradangan.
2. Kelenjar Limfe (Nodus Limfatikus)
1. Organ berkapsul, bulat,
terdiri jaringan limfoid
tersebar di sepanjang
pembuluh limfe,
2. Fungsi : untuk filtrasi cairan
tubuh berupa cairan limfe
sebelum kembali ke sirkulasi.

1. Kerangka : j.p. retikuler


2. Kapsula: Jp.Padat , sedikit otot.polos.
3. Korteks : noduli limfatisi, sinus subkapsularis, sinus peritrabekularis, zona para
korteks (sel T). Sel : sel retikuler, limfosit, makrofag bebas
4. Medula : medulary cords, jr.limfoid padat, sel plasma , sinus medularis
5. Pembuluh Aferen : masuk permukaan konfek, pemb efefren, keluar ; hilus. Valvula
pemb. Limfe.
Irisan Nodus limfatikus; Korteks dan medula, sinus medularis, medullary
cords, limfonudulus dan kapsula. PT stain. Low magnification .
Irisan Nodus limfatikus; Korteks : kapsula, sinus subkapsularis, bagian
luar korteks , j. lemak diluar kapsula. PT stain. Low magnification .
Histofisilogi Kelenjar Limfe

Fungsi : Filter cairan limfe sebelum kembali ke sistem sirkulasi.


Cairan limfe

p.l. aferen (permukaan konvek)

sinus subkapsularis
Ag dan debris disingkirkan
oleh makrofag dan sel
retikuler.
sinus peritrabekularis .

p.l. eferen (hilus)

Ductus thorasicus
. Ductus limphaticus dexter
Limfosit
LimfositBB Antigen

Limf. B Aktif Pembentukan


menuju Antibodi
Sentrum germinativum

membelah

Imunoblas
Medullary
cord
mensitesis sirkulasi
Limfosit B sel Plasma
Antibodi
migrasi spesifik
Sel Memori
Sel B Sel Memori
diferensiasi

Sel inaktif , tetapi siap memberikan


respons menjadi aktif ketika berhadapan
dengan antigen yang sama
TONSILA

1. Organ limfoid berkapsul tidak sempurna . Tidak terletak disepanjang


pembuluh limfe tidak mempunyai p.l. aferen.
2. Bedasarkan Lokasinya :
Rongga mulut : T. Palatina, faringea, lingua
Usus : Plaque Peyeri , apendiks
3. Fungsi : pembentukan limfosit dan melindungi dari serangan bakteri , virus
, protein asing.
Struktur Histologis Tonsila

1. Tonsila Palatina
Jaringan limfoid padat di pars oralis farings, dibawah epitil skuamus
kompleks , mengandung noduli limfatisi .
Membentuk kripte : invaginasi epitel kedalam parenkim , lumennya
mengandung: diskuamasi sel epitel, limfosit mati dan hidup, bakteri.
Kapsul : jp padat memisahkan dengan jaringan sekitarnya.

2. Tonsila Faringea
Jaringan limfoid difuse dan noduli limfatisi di media-posterior
nasofarings, tidak ada kripte, epitel; pseudokomleks kolumner bersilia.
Kapsula tonsil lebih tipis.

3. Tonsila Lingua
Pangkal lidah dibelakang papila sirkumvalata.
Merupakan lipatan epitel tunggal (sumur) dikelilingi selapis lomfonodulus.
TIMUS

• Organ limfoid primer di mediastinum terdiri : lobulus-lobulus dengan


diameter 0,5-2 mm dipisahkan oleh septa j.p. interlobuler.
• Tidak memiliki p.l. aferen dan noduli limfatisi.

1. Zona Korteks ; kelompok sel limfosit T


(timost) padat . tercat lebih gelap, tidak
membentuk nodulus. Merupakan tempat
aktif pembentukan limfosit dan
fagositosis sel mati oleh makrofag.

2. Zona medula : jaringan limfoid longgar


yang mengandung limfodsit muda, sel
retikuler dan Korpuskulum Hassall :
terdiri dari 2 atau lebih sel epitel pipih
yang tersusun konsentris berwarna
asidofil , kadang mengalami kalsifikasi.
Mikrofoto Timus

Z. Korteks ; sel retikuler inti


terang. Dikelilingi sel T
Z. Medula lebih terang (kiri). Korpuskulum
limfosit dengan inti lebih
Hassall tampak terang di bagian medulla.
gelap pada berbagai stadium
perkembangan
Fungsi Timus

1. Limfopoesis : masa fetal dan masa awal setelah lahir.


2. Pada orang dewasa sebaga sumber limfosit kecil
3. Mempengaruhi jr. limfoid lain untuk stimulasi produksi limfosit dan
perkembangan kemampuan imunologik.
4. Mengandung sel induk untuk diferensiasi sel mast dan eosinofil.
LIMPA (Lien)

1. Organ limfoid terbesar berfungsi untuk menyaring darah


2. Tidak mempunyai p.l. aferen . Sinusoid bersisi darah
3. Kerangka kolagen dengan j.p. retikuler
4. Memiliki kapsula dan dilapisi peritoneum
5. Kapsul membentuk trabekula-trabekula di dalam organ.
6. Hilus merupakan tempat masuk keluarnya arteria-vena
7. Parenkim : (1) Pulpa Putih dan (2) Pulpa Merah
Pulpa Limpa

Pulpa Putih : J.limfoid Pulpa Merah : terdiri


mengelilingi dan dari sinusoid berisi
mengikuti arteri, pada darah, dan membentuk
beberapa tempat lempeng-lempeng
membentuk nodulus (pulp cord)
(Korpus Malphigi)
1. Pulpa Putih

Membentuk selubung limfosit sekitar arteri (PALS = Peri Arterial


Lymphatic Sheath). Sel-selnya terutama limfosit kecil, monosit dan
sel Plasma.
Nodulus limpa (Korpus Malphigi) : pengumpulan limfosit lebih padat
sepanjang pulpa putih , di dalamyna terdapat arteria sentralis (tipe
arteriole, eksentris)
Zona marginal : antara pulpa putih dan merah ; sedikit limfosit
banyak makrofag,
Gambar : Pulpa putih ; PALS dan Korpus Malphigi Limpa ditembus oleh arteria
sentralis
2. Pulpa Merah

Pupa merah : bagian yang tidak terisi oleh puipa putih,


mangandung banyak sinus venosus yang berisi semua elemen
darah.
Diantara sinus venosus diisi oleh korda limpa (Cord of Billroth)
membentuk jaringan limfatik yang berlobang-lubang seperti bunga
karang.
Kerangka : jp. Retikuler terdapat di dalamnya sel limfosit, makrofag
bebas, sel palsma dan semua elemen darah. Limfosit besar sedang
dan kecil dari pulpa putih menyebar ke pulpa merah.
E.m . Pulpa merah ; sinusoid (s) dan korda limpa (Cord of Bilroth). 350x Arch
Histol Jpn 1971;33:225.)
a. Lienalis Sirkulasi darah Limpa
a. Interlobularis/ Trabekula
Trabekularis

a.a. Sentralis PALS/ Korpus


Malphigi

aa. Penicilus

aa. Elipsoid Pulpa


Schweiger Seidel Merah

aa. Terminal (kapiler


endotel kontinum)

Sirkulasi Terbuka Sirkulasi tertutup

Pulpa retikuler Sinus venosus

Sinus venosus
Fungsi Limpa

1. Membentuk limfosit terutama di pulpa putih (nodulus).


2. Menyimpan dan melepaskan sel-sel darah (reservoar) terutama di pulpa
merah.
3. Fungsi fagositik ; banyak ditemukan perubahan monosit menjadi
makrofag
4. Mengaktifkan limfosit B dan T dengan cara menangkap antigen dalam
sirkulasi dan dipaparkan untuk berinteraksi dengan limfosit.
ATAS PERHATIANNYA
Stimulation of T helper cell by
an antigen presenting cell.
CD4 ligand can also be seen in
the vicinity of TCR

Вам также может понравиться