Вы находитесь на странице: 1из 16

KEBERATAN

PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN PBB – P2


Pengajuan Keberatan
1. Sebelum mengajukan keberatan, wajib pajak dapat meminta keterangan secara tertulis terkait hal-hal
yang menjadi dasar pengenaan pajak, pemotongan atau pemungutan pajak kepada kepala daerah melalui
Dinas Pendapatan Daerah/ DPPKAD atau tempat lain yang ditunjuk, dan kepala daerah wajib memberikan
keterangan yang diminta oleh wajib pajak tersebut. Pemberian keterangan oleh kepala daerah atas
permintaan wajib pajak tidak menambah jangka waktu pengajuan keberatan yang harus dipatuhi oleh
wajib pajak.
2. Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk atas
suatu SPPT, SKPD, SKPDLB, Pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah
3. Wajib pajak hanya dapat mengajukan keberatan terhadap materi atau isi dari surat ketetapan pajak, yang
meliputi luas objek pajak bumi dan/atau bangunan atau nilai jual objek pajak bumi dan/atau bangunan
tidak sebagaimana mestinya; dan/atau terdapat perbedaan penafsiran peraturan perundang-undangan.
4. Dalam hal terdapat alasan keberatan selain mengenai materi atau isi dari surat ketetapan pajak atau
pemotongan atau pemungutan pajak, alasan tersebut tidak dipertimbangkan dalam penyelesaian
keberatan
.
.
5. Keberatan dapat diajukan secara perseorangan atau kolektif untuk SPPT dan secara perseorangan untuk
SKPD PBB-P2.
6. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.
7. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat, tanggal
pemotongan atau pemungutan, kecuali jika wajib pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak
dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
8. Keberatan dapat diajukan apabila wajib pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui
wajib pajak.
9. Keberatan disampaikan dengan surat keberatan dan ditandatangani oleh wajibpajak. Dalam hal Surat
Keberatan ditandatangani oleh bukan wajib pajak, Surat Keberatan tersebut harus dilampiri dengan surat
kuasa
10. Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan, tidak dipertimbangkan dan tidak diterbitkan Surat
Keputusan Keberatan. Surat Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak diterbitkan Surat
Keputusan Keberatan, diberitahukan secara tertulis kepada wajib pajak melalui penyampaian surat
pemberitahuan. Surat pemberitahuan bukan merupakan Surat Keputusan Keberatan sehingga tidak dapat
diajukan banding ke badan peradilan pajak
Penyelesaian Keberatan
1. Dalam proses penyelesaian keberatan, kepala daerah berwenang untuk:
a. melihat dan/atau meminjam buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek pajak yang
terutang;
b. memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan mendapatkan
bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
c. meminta keterangan yang diperlukan.
2. Dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan atas suatu pemotongan atau
pemungutan pajak, wajib pajak harus menyerahkan asli bukti pemotongan atau
pemungutan pajak.
3. Kepala daerah dalam jangka waktu paling lama 12 bulan, sejak tanggal Surat
Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan. Apabila
jangka waktu tersebut telah lewat dan kepala daerah tidak memberi suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
• Keputusan kepala daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya
atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang
• Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan
pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%
sebulan untuk paling lama 24 bulan. Imbalan bunga dimaksud dihitung sejak
bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.
• Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak
dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak
berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar
sebelum mengajukan keberatan.
• Sanksi administrasi berupa denda sebesar 50% tidak dikenakan dalam hal wajib
pajak mengajukan permohonan banding atas Surat Keputusan Keberatan.
BANDING
Pengajuan Permohonan Banding
1. Pengajuan Permohonan Banding
2. Banding dapat diajukan oleh wajib pajak, ahli warisnya, seorang pengurus, atau
kuasa hukumnya.
3. Wajib pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan
Pajak terhadap keputusan keberatan yang ditetapkan oleh kepala daerah.
4. Permohonan banding mengajukan banding dengan surat banding secara
tertulis dalam bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu
3 (tiga) bulan sejak keputusan keberatan diterima, dilampiri salinan dari surat
keputusan keberatan tersebut.
5. Terhadap 1 (satu) Keputusan keberatan diajukan 1 (satu) Surat Banding.
6. Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak
sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.
Penyelesaian Banding
1. Jika permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya,
kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah
imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama
24 (dua puluh empat) bulan. Imbalan bunga dihitung sejak bulan
pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.
Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian,
wajib pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100%
(seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding
dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum
mengajukan keberatan.
Pemerisaan PBB-P2
PERWAL BANJAR NO 53 TAHUN 2012 TATACARA PEMERIKSAAN PBB – P2
Pemeriksaan PBB – P2
Pasal 2
(1) Pemeriksaan Kantor dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2
(dua) bulan yang dihitung sejak tanggal SP2PBB sampai dengan
tanggal LHP PBB.
(2) Pemeriksaan Lapangan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 3
(tiga) bulan yang dihitung sejak tanggal SP2PBB sampai dengan
tanggal LHP PBB.
Proses

Pasal 7
(1) Pemeriksaan dilakukan pada SKPKD oleh tim Pemeriksa.
(2) Tim Pemeriksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari 1 (satu) orang ketua tim dan
1(satu) orang atau lebih anggota tim.
(3) Penugasan tim Pemeriksa ditetapkan dengan SP2PBB yang ditandatangani oleh Kepala SKPKD.
(4) Dalam hal terdapat perubahan susunan tim Pemeriksa, Kepala SKPKD menerbitkan Surat Tugas
Pemeriksaan PBB, tidak perlu memperbaharui SP2PBB.
Proses
Pasal 8
(1) Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam bentuk LHP PBB.
(2) (2) Kegiatan Pemeriksaan didokumentasikan dalam Kertas Kerja Pemeriksaan, sebagai dasar pembuatan
LHP PBB.
(3) LHP PBB digunakan untuk membuat Nota Penghitungan sebagai dasar penerbitan:
a. Surat Ketetapan Pajak, apabila ternyata jumlah pajak yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang
dihitung berdasarkan SPOP yang disampaikan oleh Wajib Pajak;
b. keputusan atas permohonan pengembalian kelebihan pembayaran PBB yang berupa:
1. Surat Keputusan Kelebihan Pembayaran, apabila jumlah PBB yang dibayar ternyata lebih besar dari
yang seharusnya terutang;
2. Surat Pemberitahuan, apabila jumlah PBB yang dibayar sama dengan jumlah PBB yang seharusnya
terutang;
3. Surat Ketetapan Pajak, apabila jumlah PBB yang dibayar ternyata kurang dari jumlah PBB yang
seharusnya terutang.
Pengurangan PBB-P2
Pemda dapat membuat Perkada dengan mengacu pada PMK No.110/
PMK.03/2009.
Pengurangan PBB-P2 sebagaimana telah diubah dengan PMK No. 82/ PMK.03/2013
dapat diberikan kepada wajib pajak karena kondisi tertentu, yaitu:
I. Objek pajak yang ada hubungannya dengan subjek pajak dan/atau karena sebab-sebab
tertentu lainnya, yaitu:
A. Wajib pajak orang pribadi meliputi:
1. orang pribadi veteran pejuang kemerdekaan, veteran pembela kemerdekaan,
penerima tanda jasa bintang gerilya, atau janda/ dudanya;
2. objek pajak berupa lahan pertanian/ perikanan/ peternakan yang hasilnya sangat
terbatas yang wajib pajak-nya orang pribadi yang berpenghasilan rendah;
3. objek pajak yang wajib pajak merupakan orang pribadi yang penghasilannya semata-
mata berasal dari pensiunan, sehingga kewajiban PBB-P2 nya sulit dipenuhi;
4. objek pajak yang wajib pajak merupakan orang pribadi yang berpenghasilan rendah,
sehingga kewajiban PBB-P2 nya sulit dipenuhi;
5. objek pajak yang wajib pajak merupakan orang pribadi yang berpenghasilan rendah
yang Nilai Jual Objek Pajak per meter perseginya meningkat akibat perubahan
lingkungan dan dampak positif pembangunan.
B. Wajib pajak badan meliputi:
Wajib pajak badan yang mengalami kerugian dan kesulitan likuiditas pada Tahun Pajak
sebelumnya sehingga tidak dapat memenuhi kewajiban rutin.
II. Objek pajak terkena bencana alam atau sebab lain yang luar
biasa.
Bencana alam sebagaimana dimaksud adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Sedangkan sebab lain yang luar biasa meliputi kebakaran, wabah
penyakit tanaman, dan/ atau wabah hama tanaman.
Pengurangan diberikan kepada wajib pajak atas PBB-P2 yang terutang yang
tercantum dalam SPPT dan/atau SKPD. PBB-P2 terutang yang tercantum
dalam SKPD adalah pokok pajak ditambah dengan denda administrasi dan
SKPD yang telah diberikan pengurangan tidak dapat dimintakan pengurangan
denda administrasi.

Вам также может понравиться