Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TIM
BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT (BPRS) PROVINSI NTB
2
MASALAH PERUMAH SAKITAN
HUBUNGAN ANTARA PEMILIK-PENGELOLA-PROVIDER – USER ( PASIEN )
PEMILIK RS
SUPLIER BPJS
5
1
2
PENGELOLA-MANAJEMEN RS 4
6
KEBIJAKAN NEGARA
(DLP-UJI
KOMPETENSI-BPJS)
4
POTENSI MASALAH HUKUM
DI RUMAH SAKIT
PEMILIK/PENYANDANG DANA
PEMERINTAH
DOKTER
POTENSIAL
PERUBAHAN KEBIJAKAN
PROBLEMS
BPJS
KARYAWAN
CLIENT / PX
SUPLIERS SERVICES
Contoh
BEBERAPA KEJADIAN DI RS
YANG MEMERLUKAN KETERLIBATAN
BPRSI - BPRSP UTK INVESTIGASI
6
Pengaduan Layanan Rumah Sakit
CONTOH
• LAPORAN:
7
TEGURAN/SUPERVISI PEMILIK RS
8
Masalah Paling Dikeluhkan dalam Pelayanan BPJS Kesehatan
9
BPJS: Banyak Keluhan Masyarakat Soal Pelayanan Rumah Sakit
10
SURVEI
11
Senin, 2 Maret 2015 | 23:15 WIB
12
13
9 Orang Anggota DPR Komisi 9 melakukan
kunjungan kerja ke sebuah RS. Siloam, Karawaci -
Tangerang
14
“Demostran dari Solidaritas Perempuan Anti Korupsi Aceh (SPAK-Aceh)
melakukan aksi di halaman Kantor Dinas Kesehatan Aceh, Banda Aceh,
Jumat (1/4/2016). Mereka mendesak Pemerintah Aceh untuk mengambil
tindakan tegas dan memberikan kepastian hukum kepada rumah sakit yang
berkinerja buruk khususnya RSIA”. SERAMBI/M ANSHAR
15
Dituduh Diskriminatif, Ini Reaksi BPJS Kesehatan
16
Ketua Komisi IX DPR RI beserta Anggota Dewan
lainnya melakukan kunjungan kerja ke RSMH
Pringsewu – Lampung Tgl. 11 April 2016
17
SAM berdiskusi dengan Kareskrim Polda Lampung ( Dicky Padmanegara )
tentang Kasus Pasien di RSHM Pringsewu – Lampung.
18
Kasus Kematian Beruntun 3 Pasien Kejang-kejang Usai Operasi
lalu Meninggal, Benarkah Malapraktik?
Kamis, 7 April 2016 10:26
19
Pada Senin 14 Maret 2016,
Insiden kebakaran melanda tabung chamber hiperbarik Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT), RSAL Mintohardjo,
20
Minggu, 19 Juni 2016
Sebanyak 12 orang terluka, 1 orang di antaranya terpaksa menjalani perawatan intensif karena mengalami keretakan
di tulang kakinya akibat insiden lift jatuh
di RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
21
Kamis (14/7/2016).
"Enam tersangka sebagai produsen, 5 orang tersangka sebagai distributor, 3 tersangka penjual, 2
tersangka pengepul botol vaksin, 1 tersangka pencetak label dan bungkus, 1 tersangka sebagai bidan, 2
tersangka sebagai dokter," kata Ari dalam rapat kerja Komisi IX bersama Menteri Kesehatan Nila F
Moeloek dan Bareskrim Polri untuk membahas
Vaksin Palsu.
22
MENGAPA PENGAWASAN RS PENTING?
PERAN PENGAWAS
DLM PEMBINAAN & PENGAWASAN RS 23
Pengawasan dan Pembinaan
Rumah Sakit
24
Bagan Pengawasan dan Pembinaan berdasarkan
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit :
BADAN PENGAWAS
DEWAN PENGAWAS
RUMAH SAKIT
SPI 25
PENGAWAS RUMAH SAKIT
PENGAWAS KEMENTERIAN/PEMDA
ITJEN
INSPEKTORAT
PENEGAK HUKUM
INTERNAL RS EKSTERNAL RS
DEWAN PENGAWAS RS BADAN PENGAWAS:
TENAGA PENGAWAS BPRS INDONESIA
SPI BPRS PROVINSI
KOMITE KOMITE • DOKTER
• PERAWAT-BIDAN
• FARMASIS
• NUTRISIONIS
• PROFESI LAIN
OMBUDSMEN MAKERSI
MKEK
YLKI MKDKI
DLL KKPRS
26
Aspek PengawasaN RS
LEGAL
FORMAL
29
Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi NTB
• bersifat independen.
30
DASAR HUKUM
1. Undang-undang 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PP. No. 49 tahun 2013 tentang Badan Pengawas RS.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 10 tahun 2014 tentang Dewan Pengawas RS.
4. Perrmenkes no. 17 tahun 2014,tentang Keanggotaan, pengangkatan dan pemberhentian
Anggota badan pengawas rumah sakit indonesia
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :HK 02.02 / Menkes / 346 / 2014
Tentang Badan Pengawas Rumah Sakit Indonesia
6. Permenkes no 88 Tahun 2015.ttg Pedoman Pengawasan dan Pelaporan&Informasi BPRS
Provinsi
7. PerGub NTB no 21 tahun 2016 tentang Keanggotaan, pengangkatan dan pemberhentian
Anggota Badan Pengawas Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat
31
ROAD MAP BPRS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
PROSES
PENDAMPINGAN PEMBENTUKAN BPRS PROVINSI PENGUKUHAN
WORKSHOP NTB BPRS PROVINSI
PEMBENTUKAN
PEMBENTUKAN PERGUB PENGANGKATAN& NTB
BPRS PROVINSI
BPRS PROVINSI NTB PEMBERHENTIAN BPRS-P ( 25 FEBRUARI 2017)
NTB
KPTSN GUB TTG PANSEL BPRS
KPTSN GUB TTG
KEANGGOTAANBPRS-P NTB
+ KERJA..KERJA..
DAN KERJA!!!
PMK 17/2014
PMK 88/2015
PEDOMAN PENGAWASAN, PENYUSUNAN
PELAPORAN&INFORMASI BPRS-P PROGRAM KERJA
PERMENKES TTG PENCEGAHAN FRAUD
DLL 32
Keanggotaan BPRSP NTB
Berjumlah 5 orang terdiri dari 1 orang Ketua merangkap anggota dan 4 orang anggota
KETUA
34
Tugas BPRS-P NTB
1. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban pasien di Provinsi NTB;
2. Mengawasi dan menjaga hak dan kewajiban rumah sakit di Provinsi NTB;
3. Mengawasi penerapan etika rumah sakIt, etika profesi dan peraturan
perundang-undangan;
4. Melakukan pelaporan hasil pengawasan kepada Badan Pengawas Rumah
Sakit Indonesia;
5. Melakukan analisis hasil pengawasan dan memberikan rekomendasi kepada
pemerintah daerah untuk digunakan sebagai bahan pembinaan;
6. Menerima pengaduan dan melakukan upaya penyelesaian sengketa dengan
cara mediasi.
7. Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur NTB
35
Wewenang BPRS-P NTB
a. Melakukan inspeksi penegakan hak dan kewajiban pasien dan Rumah Sakit di Provinsi NTB;
b. Meminta informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pasien dan Rumah
Sakit di Provinsi NTB kepada semua pihak yang terkait;
c. Meminta informasi tentang penerapan etika Rumah Sakit, etika profesi , dan peraturan perundang-
undangan kepada Rumah Sakit
d. Memberikan rekomendasi kepada BPRSI dan Gubernur NTB mengenai pola pembinaan dan
pengawasan Rumah Sakit berdasarkan analisis hasil pembinaan dan pengawasan;
e. Menindaklanjuti pengaduan dalam rangka upaya penyelesaian sengketa melalui mediasi; dan
f. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah Provinsi NTB untuk mengambil tindakan
administratif terhadap Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran.
36
PERAN BPRS-P NTB
I. PEMBINAAN
II. PENGAWASAN
III. INVESTIGASI / TINDAKAN
37
I. PEMBINAAN
PEMBINAAN DAN PENCEGAHAN TERJADINYA PENYIMPANGAN DI RS
a. KOORDINASI DG INSTANSI TERKAIT (DINKES,PEMDA,PENEGAK HUKUM);
SOSIALISASI KEBERADAAN BPRS-P
PENCEGAHAN AGAR TDK TERJADI PENYIMPANGAN DI RS
ADVOKASI,MONEV THD KINERJA RS
39
PENGAWASAN BPRSP TERHADAP PELAKSANAAN KEWAJIBAN RS
c. Memberikan Pelayanan gawat Identifikasi terhadap ketersediaan Unit Akreditasi, laporan RS / Masyarakat,
darurat kepada pasien seuai dengan Gawat darurat tinjauan lapangan
kemampuan pelayanannya;
d. Berperan akatif dalam memberikan Pengawasan atas peran serta dalam Laporan RS, Dinas Kesehatan Kota/
pelayanan kesehatan pada bencana, keadaan bencana provensi atas peran serta RS pada
sesuai dengan kemampuan bencana
pelayanannya;
40 Lanjutan
Kewajiban RS. Berdasarkan UU. No. 44, Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
Tentang RS
e. Menyediakan sarana dan pelayanan Pengawasan terhadap jumlah tempat Laporan RS/ Dinas Kes Kota atas bantuan /
bagi masyarakat tidak mampu & tidur kelas III pembebasan biaya terhadap masyarakat
miskin miskin / tidak mampu, laporan masyarakat
, akreditasi, penyetaraan kelas RS
f. Melaksanakan fungsi sosial anatara Pengawasan atas fungsi sosial RS, Melalui akreditasi , laporan rumah sakit /
lain dengan memberikan fasilitas Pelayanan gawat darurat ( tanpa uang masyarakat / dinas kesehatan, program CSR
pelayanan pasien tidak mampu / muka ) ambulan KLB / Bakti Sosial / Bakti Sosial / Peran serta dalam bencana
miskin, pelayanan gawat darurat tanpa dll.
uang muka, ambulan gratis,
pelayanan korban bencana dan
kejadian luar biasa , atau bakti sosial
bagi misi kemanusiaan
g. Membuat , melaksanakan, dan menjaga Identifikasi keluhan masyarakat atas Akreditasi, Ada Tim Mutu, Komite Medis RS,
standar mutu pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan Dewan Pengawas RS, KERSI
RS sebagai acuan dalam melayani
pasien
41 Lanjutan
Kewajiban RS. Berdasarkan Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
UU. No. 44, Tentang RS
h. Menyelenggarakan rekam Medis ; Identifikasi penyelenggaraan Rekam Akreditasi, Laporan Review Rekam
Medis Medis.
i. Menyediakan sarana dan Identifikasi adanya sarana umum di RS Tinjauan RS, AKREDITASI, DLL
prasarana umum yang layak
antara lain sarana ibadah, parkir ,
ruang tunggu, sarana untuk orang
cacat, wanita menyusui, anak-
anak, lanjut usia;
j. Melaksanakan sistem rujukan ; Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Laporan rujukan RS , Laporan Dinas
Sistem Rujukan RS Kesehatan, Akreditasi
k. Menolak keiinginan pasien yang Pengawasan terhadap penyimpangan& Laporan komite Etik RS/Komite Medis
bertentangan dengan standar pemenuhan atas kode etik Profesi
profesi dan etika serta peraturan
perundang-undangan;
42
Lanjutan
Kewajiban RS. Berdasarkan UU. No. 44, Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
Tentang RS
m. Menghormati & melindungi hak-hak Pengawasan atas pelaksanaan hak hak Akreditasi, Laporan Masyarakat, Tinjauan
pasien pasien lapangan
n. melaksanakan etika Rumah Sakit; Pemantauan pelaksanaan etika RS Laporan KERSI, KOMITE MEDIS, Laporan
masyarakat
p. melaksanakan program pemerintah di Pemantauan pelaksanaan program Laporan BKKBN, Dinas Kesekatan,
bidang kesehatan baik secara regional kesehatan yg mendukung program Puskesmas, Akreditasi
maupun nasional; pemerintah bidang kesehatan
43 Lanjutan
Kewajiban RS. Berdasarkan UU. No. 44, Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
Tentang RS
q. membuat daftar tenaga medis yang PENGAWASAN TERHADAP pengadaan Informasi kepada masyarakat RS &
melakukan praktik kedokteran atau informasi /daftar tenaga medis & kes UMUM ( Papan informasi, web, brosur,
kedokteran gigi dan tenaga lainnya kios informasi, dll), Tinjauan lapangan,
kesehatan lainnya ; Akreditasi
s. melindungi dan memberikan Pengawasan terhadap penanganan kasus Ada Ahli/konsultan hukum RS, Asuransi
bantuan hukum bagi semua petugas gugatan hukum Profesi & Corporasi.PKS, Laporan
RS. Dalam melaksanakan tugas RS/MKEK
44
PENGAWASAN BPRSP TERHADAP HAK RUMAH SAKIT
HAK RS. BERDASAR Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
UU. No. 44 Tentang RUMAH SAKIT
( Ada 8 , a s/d h )
a. menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi Pemenuhan Jumlah, jenis, dan kualifikasi SDM Laporan tahunan, penyetaraan kelas, akreditasi,
sumber daya manusia sesuai dengan sesuai klasifikasi RS audit/kunjungan rumah sakit
klasifikasi RS
b. menerima imbalan jasa pelayanan serta Transparansi Tarif layanan RS, Jasa medis Ada standar tarif RS. Swasta berdasar INA -
menentukan remunerasi, insentif, dan DRG/CBGs Buku Tarif layanan RS
penghargaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan ;
c. melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam kerjasama antar rumah sakit (regional, nasional, Laporan ke BPRS atas kerjasama/system rujukan yg
rangka mengembangkan pelayanan ; luar negeri), synergy antara RS swasta, sistem ada, Akreditasi
rujukan
d. menerima bantuan dari pihak lain sesuai Identifikasi bantuan dari pihak lain Laporan atas semua bantuan yg diterima RS sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang dengan yg diatur oleh UU/PM
undangan;
45 Lanjutan
HAK RS. BERDASAR Pengawasan Pelaksanaan TOOLS
UU. No. 44 Tentang RUMAH SAKIT
1
PEDOMAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
OLEH BPRS PROVINSI
2
PEDOMAN UTK MENERIMA PENGADUAN DAN MELAKUKAN
UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI
3
PELAPORAN DAN ANALISIS
HASIL PENGAWASAN KEPADA BPRS 47
1
PEDOMAN PENGAWASAN RUMAH SAKIT
OLEH BPRS PROVINSI NTB
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Pasien
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Rumah Sakit
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Etika Rumah Sakit
Pedoman Pengawasan Penerapan Etika Profesi
Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Peraturan
Perundang-undangan
48
A. Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak & Kewajiban Pasien
BPRS Provinsi melakukan Pengawasan Pemenuhan hak & Kewajiban pasien dengan cara :
1. Meminta Rumah Sakit mengisi laporan penilaian mandiri (self assessment) pemenuhan hak dan
kewajiban pasien secara on-line di website BPRS (formulir penilaian mandiri terlampir)
2. Meminta laporan tahunan Dewan Pengawas Rumah Sakit setiap tahun yang harus memuat laporan
mengenai pemenuhan hak dan kewajiban pasien
3. Meminta laporan hasil survey dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang terkait dengan standar akreditasi
rumah sakit pada bab Hak Pasien dan Keluarga (HPK)
4. Meminta laporan Komite Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (KNKPRS) yang terkait dengan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) dan yang terkait dengan pelanggaran pemenuhan hak pasien (tetap
dengan prinsip anonim)
5. Melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit apabila ada pengaduan yang terkait dengan pelanggaran
hak pasien
6. Menerima pengaduan langsung dari masyarakat/LSM di kantor BPRS setempat
49
B. Pedoman Pengawasan Pelaksanaan Hak & Kewajiban Rumah Sakit
BPRS Provinsi melakukan Pengawasan Pemenuhan hak & Kewajiban Rumah Sakit dengan cara :
1. Meminta Rumah Sakit mengisi laporan penilaian mandiri (self assessment) pemenuhan hak dan
kewajiban Rumah Sakit secara on-line di website BPRS (formulir penilaian mandiri terlampir)
2. Meminta laporan tahunan Dewan Pengawas Rumah Sakit setiap tahun yang harus memuat
laporan mengenai pemenuhan hak dan kewajiban Rumah Sakit
3. Meminta laporan hasil survey dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit yang terkait dengan
pemenuhan kewajiban Rumah Sakit
4. Meminta laporan Komite Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (KNKPRS) yang terkait
dengan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terkait dengan pelanggaran pemenuhan
kewajiban Rumah Sakit (tetap dengan prinsip anonim)
5. Melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit apabila ada pengaduan yang terkait dengan
pelanggaran kewajiban Rumah Sakit
50
C. Pedoman Pengawasan Penerapan Etika Rumah Sakit
BPRS Provinsi melakukan Pengawasan Pemenuhan Kode Etik Rumah Sakit dengan cara :
1. Meminta Rumah Sakit mengisi laporan penilaian mandiri (self assessment) pemenuhan kode etik
Rumah Sakit secara on-line di website BPRS (form penilaian mandiri terlampir);
2. Meminta tembusan laporan tahunan Komite Etik Rumah Sakit (KERS) kepada Majelis Kehormatan
Etik Rumah Sakit Indonesia (MAKERSI) Daerah yang harus memuat laporan mengenai pemenuhan
KODERSI (sesuai pasal 4 ayat 6 Pedoman Pengorganisasian Komite Etik Rumah Sakit dan Majelis
Kehormatan Etik Rumah Sakit Indonesia);
3. Meminta laporan Komite Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (KNKPRS) yang terkait dengan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terkait dengan pelanggaran KODERSI (tetap dengan prinsip
anonim); dan
4. Melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit apabila ada pengaduan yang terkait dengan
pelanggaran KODERSI
51
D. Pedoman Pengawasan Penerpan Etika Profesi
BPRS Provinsi melakukan Pengawasan Pemenuhan Etika Profesi
dengan cara :
1. Meminta Rumah Sakit mengisi laporan penilaian mandiri (self assessment) pemenuhan etika profesi
kedokteran dan penilaian mandiri (self assessment) pemenuhan etika profesi keperawatan secara on-
line di website BPRS (formulir penilaian mandiri terlampir)
2. Meminta laporan tahunan Dewan Pengawas Rumah Sakit setiap tahun yang harus memuat laporan
mengenai pemenuhan etika profesi (termasuk laporan dari Komite Etik dan Hukum, Komite Medik
Rumah Sakit, Komite Keperawatan).
3. Berkoordinasi dengan IDI Wilayah dan PPNI Wilayah dan organisasi profesi lainnya di rumah sakit,
terkait pemenuhan etika profesi kedokteran dan etika profesi keperawatan dan etika profesi lainnya di
Rumah Sakit.
4. Meminta laporan Komite Nasional Keselamatan Pasien di Rumah Sakit (KNKPRS) yang terkait dengan
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang terkait dengan pelanggaran etika profesi (tetap dengan prinsip
anonim)
5. Melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit apabila ada pengaduan yang terkait dengan
pelanggaran etika profesi
52
E. Pedoman Pengawasan Penerapan Peraturan
Perundang-undangan
53
2.
MENERIMA PENGADUAN DAN MELAKUKAN UPAYA
PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI
54
A. PEDOMAN PENGAWASAN PENERIMAAN PENGADUAN :
1. Objektifitas
2. Koordinasi
3. Efektifitas & Effisiensi
4. Akuntabilitas
5. Kerahasiaan
6. Transparan
7. Presumtion Of Innosence
8. Seluruh Aktivitas Selalu Disertai Dokumen Tertulis
55
BPRS Provinsi melakukan Pengawasan penerimaan dan penanganan pengaduan dengan cara :
1. Meminta Rumah Sakit mengisi laporan penilaian mandiri (self assessment) penerimaan dan
penanganan pengaduan secara on-line di website BPRS (form penilaian mandiri terlampir)
2. Meminta laporan tahunan Dewan Pengawas Rumah Sakit setiap tahun yang harus memuat laporan
mengenai penerimaan dan penanganan pengaduan
3. Meminta laporan Unit Pelayanan Pengaduan Masyarakat (UPPM) Bidang Kesehatan tingkat Provinsi
4. Melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit apabila ada pengaduan yang ditujukan langsung ke
BPRS Provinsi
5. Melaporkan hasil penanganan pengaduan oleh BPRS Provinsi kepada BPRSI
56
B. PEDOMAN PENGAWASAN PENYELESAIAN SENGKETA DENGAN CARA MEDIASI
Prinsip Dasar Penyelesaian Sengketa / Kasus ( Mediasi )
1. Kesetaraan ( Equality )
2. Penyelesaian Sederhana dan Cepat
3. Tidak mencari Kesalahan ( No Blaming – No Shaming ) tetapi mencari Solusi
4. Kehendak Para Pihak Yang Bersengketa
5. Seluruh Aktivitas Selalu Disertai Dokumen Tertulis
Mekanisme Pengawasan
BPRS Provinsi melakukan Pengawasan Pelaksanaan Penyelesaian Sengketa melalui Mediasi dengan cara :
1. Meminta Rumah Sakit mengisi laporan penilaian mandiri (self assessment) penyelesaian sengketa melalui
mediasi secara on-line di website BPRS (form penilaian mandiri terlampir)
2. Meminta laporan mengenai pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui mediasi yang dilakukan oleh rumah
sakit
3. Melakukan mediasi apabila penyelesaian sengketa dengan mediasi oleh rumah sakit belum berhasil
4. Melakukan kunjungan langsung ke Rumah Sakit apabila ada sengketa yang sedang diselesaikan dengan cara
mediasi.
5. Melaporkan hasil mediasi kepada BPRSI
57
C. ALUR PENGADUAN
1. Pengaduan Masyarakat ke Rumah Sakit
TIM
PENGADUAN KRONOLOGI ADHOC
MASYARAKAT
KONFIRMASI
(PASIEN)
BIPARTIT
PENERIMAAN
DISPUTE MEDIASI
PENGADUAN
RESOLUTION
KLARIFIKASI
RUMAH SAKIT (DEWAN
PENGAWAS)
KRONOLOGI
INVESTIGASI
PENCATATAN SENGKETA
PELAPORAN SELESAI
SENGKETA
TIDAK
SELESAI
BPRSP/DINKES BPRSPI
PENCATATAN SENGKETA
PELAPORAN SELESAI
SENGKETA
TIDAK
BPRSI SELESAI
PENCATATAN SENGKETA
PELAPORAN SELESAI
SENGKETA
TIDAK
SELESAI
1. Apabila pengaduan masyarakat langsung kepada BPRSI, maka penyelesaian sengketa melalui
mediasi dilakukan oleh BPRSP atau dinas kesehatan bagi yang belum mempunyai BPRSP
2. Apabila penyelesaian sengketa melalui mediasi belum dapat diselesaikan oleh BPRSP atau dinas kesehatan
maka mediasi dilakukan bersama BPRSI bersama dengan dinas kesehatan Provinsi
3. Apabila kasus yang diadukan bukan merupakan tugas dan fungsi BPRSI, maka BPRSI melimpahkan
kepada Institusi/Lembaga terkait 60
3
PELAPORAN DAN ANALISIS HASIL PENGAWASAN KEPADA
BPRS
Pedoman Penyusunan dan Pengiriman Laporan
Kepada BPRS
Pedoman Penyusunan Rekomendasi Kepada
Pemerintah Daerah
Pedoman Penyusunan dan Pengiriman Umpan Balik
Kepada RS
Pembinaan
61
A. PEDOMAN PENYUSUNAN & PENGIRIMAN LAPORAN KEPADA BPRS
62
FORMAT LAPORAN BPRS PROVINSI :
Ikhtisar Eksekutif
I. Pendahuluan
II. Rencana Stratejik :
a. Rencana Stratejik :
Uraian Singkat tentang rencana stratejik BPRS Provinsi, mulai dari
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Kebijakan dan Program Provinsi.
b. Rencana Kinerja :
rencana kinerja pada tahun yang bersangkutan, terutama
menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran
sesuai dengan program pada tahun tersebut dan indikator
keberhasilan pencapaiannya.
III. Akuntabilitas Kinerja, terdiri dari :
a. Hasil Pengawasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Pasien
b. Hasil Pengawasan Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
c. Hasil Pengawasan Penerapan Etika Rumah Sakit
d. Hasil Pengawasan Penerapan Etika Profesi
e. Hasil Pengawasan Penerapan Peraturan Perundang-undangan
f. Hasil Pengawasan Penerimaan pengaduan
g. Hasil Pengawasan Penyelesaian Sengketa dengan Cara Mediasi
IV. Penutup 63
B. PEDOMAN PENYUSUNAN REKOMENDASI KEPADA PEMERINTAH DAERAH
Mekanisme Penyusunan
Menggunakan pendekatan Double SMART, yaitu :
S pecific ( bersifat khusus )
M easurable ( dapat diukur )
A chievable ( dapat dicapai )
R esult –oriented ( berorientasi terhadap hasil )
T ime-bound ( terikat waktu )
64
C. PEDOMAN PENYUSUNAN dan PENGIRIMAN UMPAN BALIK
kepada RUMAH SAKIT
1. Mencermati atas jawaban yang belum sesuai dengan regulasi dari isian formulir dan instrument self
assessment kemudian memberikan saran tentang solusinya.
2. Membentuk tim ad hoc untuk melakukan pengecekan langsung di lapangan/Rumah Sakit disertai
pemberian sosialisasi , advokasi & solusi.
3. BPRSP diharapkan aktif memberikan informasi atas regulasi baru maupun perubahan yang terjadi.
4. Mengadakan bedah kasus untuk pencegahan pengaduan masyarakat dari beberapa Rumah Sakit agar
hal tersebut tidak terjadi dimasa yang akan datang.
65
D. PEMBINAAN RS
Tindak lanjut Hasil Pengawasan & Rekomendasi yang telah dibahas & dihasilkan dalam Rapat
Koordinasi yaitu untuk :
66
Pembinaan dan Pengawasan
Dalam rangka pembinaan dan pengawasan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dapat mengambil tindakan administratif *) berupa:
1. Teguran;
2. Teguran tertulis; dan/atau
3. Denda dan pencabutan izin
67
III. INVESTIGASI / TINDAKAN
68
BPRS - P NETRAL
Kemana berpihak ?
Sisi
Regulator RS
Sisi Sisi
Konsumen Manajemen
RS RS
69
HUBUNGAN KERJA
BPRS INDONESIA- BPRSP NTB - DEWAN PENGAWAS RS - TENAGA PENGAWAS RS - SPI
RS
Badan Pengawas Rumah
Sakit Provinsi
DEWAN
(BPRSP)2 PENGAWAS 3
DIREKSI
KMRS KOMITE MEDIS 5
SPI
KOMITE
KKP - RS ETIKA / UU
KEPERAWATAN
TENAGA MUTU MANAJEMEN
PENGAWAS AKSES PASIEN – BIAYA RS (KEUANGAN)
4 70
APA DAN SIAPA
DEWAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ???
Dewan Pengawas Rumah Sakit
Pasal 56-UU 44/2009 TTG RS
(1)Pemilik Rumah Sakit dapat membentuk Dewan Rumah
Sakit.
(2) Dewan Pengawas Rumah Sakit
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan suatu Unit nonstruktural yang
bersifat independen Dan bertanggung
jawab kepada pemilik Rumah Sakit.
DEWAS..
(3) Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah Sakit terdiri
dari unsur pemilik Rumah Sakit, organisasi profesi,
asosiasi perumahsakitan, dan tokoh masyarakat.
(4) Keanggotaan Dewan Pengawas Rumah
Sakit berjumlah maksimal 5 (lima) terdiri
dari 1 (satu) orang ketua merangkap
anggota dan 4 (empat) orang anggota.
Dewan Pengawas RS
Sesuai Permenkes No. 10/ 2014 :
Pasal 2 ayat (1) :
Dewan Pengawas merupakan unit nonstruktural yang bersifat
independen , dibentuk dan bertanggung jawab kepada pemilik
Rumah Sakit
74
Lanjutan Sesuai Permenkes No. 10/ 2014 :
Pasal 12 ayat (1) :
Dewan Pengawas pada Rumah Sakit menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum dibentuk dengan Keputusan Menteri / Kepala Lembaga atas
persetujuan Menteri Keuangan.
75
Lanjutan Sesuai Permenkes No. 10/ 2014 :
Pasal 12 ayat (4) :
Dewan Pengawas pada Rumah Sakit yang berbadan hukum perseroan
terbatas, perkumpulan , atau yayasan dibentuk dengan keputusan Direktur
perseroan terbatas, ketua perkumpulan , atau ketua pengurus yayasan
Pasal 16 :
Seluruh Rumah Sakit harus menyesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini selambat-lambatnya 1(satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan.
76
Tugas Dewan Pengawas
Rumah Sakit
77
PENGAWAS INTERNAL –EXTERNAL
RUMAHSAKIT
78
PENINGKATAN MUTU DARI SISI PENGAWASAN (PEMBINAAN) RUMAH SAKIT
EFEKTIF APABILA:
PERANGKAT PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN MENDUKUNG.
BEKERJANYA SISTEM PENGAWASAN INTERNAL TERKOORDINASI PENGAWASAN
EKSTERNAL (MELALUI SISTEM LAPORAN DAN INFORMASI TERINTEGRASI)
BPRS PROVINSI DAN DEWAN PENGAWAS DIBENTUK DENGAN SEMANGAT
MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN DAN KESELAMATAN RS, YANG TERAKSES
DENGAN BAIK OLEH MASYARAKAT.
DIPERLUKAN KPI (Key Performance Index) INDIVIDUAL ANGGOTA DEWAS DAN BPRS PROV
SERTA PIHAK YANG MENGEVALUASI SAMPAI DENGAN REWARD DAN SANKSI.
79
indikator keberhasilan
PEMBINAAN&PENGAWASAN BPRSP
(INPUT – PROSES - OUTPUT)
Instrumen BPRSP
INPUT PROSES OUTPUT
81
Outcome BPRS-P
Bila BPRS-P berfungsi dengan baik dan benar diharapkan :
1. Kecukupan jumlah rumah sakit sesuai kebutuhan masyarakat.
2. Terstandarisasinya mutu pelayanan rumah sakit .
3. Keselamatan pasien makin terjamin.
4. Jangkauan pelayanan rumah sakit makin merata.
5. Meningkatnya kemampuan “kemandirian” rumah sakit.
6. Terpenuhinya hak-hak pasien dan rumah sakit.
82
BPRS-P NTB bukan seperti elang yang mencari mangsa,
tetapi …..
Sahabat yang berbagi tugas dalam Peningkatan Mutu
Pelayanan Rumah Sakit Provinsi / Kabupaten / Kota di NTB
83