Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
By:
Harley Septian
Gilbert Solomon Tantono
Febriantono Eddy Putranto
Harastha Khairi Afina
Annissa Audrea Aryani
DEFINISI
Eropa & Amerika utara : 1 kasus diantara 5000 bayi laki-laki yang
lahir hidup
DKI Jakarta : penduduk 10 juta, saat ini hanya terdapat sekitar 230
penderita yang mendapatkan perawatan di Pusat PelayananTerpadu
Hemofilia Nasional RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
ETIOLOGI
kelainan dari proses pembekuan darah turunan terkait-X
resesif, adanya kurangnya faktor VIII pada proses
pembekuan darah.
terjadi pada 1 dari 10.000 kelahiran
laki-laki > wanita yang seringnya hanya menjadi pembawa.
Clinical Classification of Hemophilia
Severity Factor VIII Clinical Features
(or IX ) level
Perdarahan post Sering dan fatal Risiko sedang butuh Jarang pada operasi
operasi hebat besar
Perdarahan oral ( Sering terjadi Dapat terjadi Kadang terjadi
trauma, cabut gigi)
Gejala Klinis
Hemarthrosis
Manifestasi Klinis
Intracranial hemorrhage
Penyebab Utama Kematian pada
hemofilia
Terjadi spontan maupun trauma
Subdural., epidural, intra cranial
Curigai bila pasien sering sakit
kepala
LP dilakukan bila replacement
FVIII > 50%
Manifestasi Klinis
Pseudotumors
Komplikasi yang jarang dan
berbahaya
Kista yang terisi darah dan
perlahan membesar
Pada jaringan lunak dan tulang
Seringnya di paha
Semakin membesar dan
merusak struktur sekitarnya.
Membutuhkan pembedahan
radikal dan seringnya
Terlihat pseudotumor pada bagian menyebabkan komplikasi infeksi.
kortex femur (panah)
Other ossified masses in the soft
tissues (arrowheads) are probably
soft-tissue pseudotumors.
Gejala Klinis
Diagnosa
Rehabilitasi Pertahankan
Medik kadar koagulan
Tatalaksan
a
Penggunaan Pendarahan
analgetik akut RICE
Kortikosteroid
Terapi Farmakologis
Konsentrat F VIII
Kriopresipitat AHF
Mengandung FVIII, 80-100 iu/ bag
ES: Alergi
Fibrinogen dan FWb Meningkatkan FVIII: 35%
Diberikan pada ringan sedang dan carrier ES: takikardia, flushing, trombosis
Anti fibrinolitik
Epsilon aminocarporic Asam Traneksamat
Lokasi Kadar aktivitas faktor Hemofilia A Hemofilia B Modalitas terapi lain
pembekuan
Sendi 40-80% 20-40 U/kgBB/hari 30-40 U/kgBB selang Istirahat/ mobilisasi/
sehari fisioterapi
Otot 40-80% 20-40 U/kgBB/hari 30-40 U/kgBB selang Istirahat/ mobilisasi/
sehari fisioterapi
50 U/kgBB
Mukosa mulut 50% dilanjutkan 25 U/kgBB 80-100 U/kgBB kemudian Antifibrionik ; Jangan
antifibrinolitik 70-80 U/kgBB selang gunakan PCCs
sehari
Epistaksis 80-100% dipertahankan 40-50 U/kgBB kemudian 80-100 U/kgBB kemudian Tampun/ kauterisasi
30% 30-40 U/ kgBB/hari 70-80 U/kgBB selang pleksus Kisselbach
sehari
Gastrointestinal 100%, dipertahankan 30% 40-50 U/kgBB kemudian 80-100 U/kgBB kemudian Antifibrinolitik ( dapat
30-40 U/ kgBB/hari 70-80 U/kgBB selang digunakan)
sehari
Genitourinaria 100%, dipertahankan 30% 40-50 U/kgBB kemudian 80-100 U/kgBB kemudian Prednison 1-2 mg/hari
30-40 U/ kgBB/hari 70-80 U/kgBB selang selama 5-7 hari mungkin
sehari berguna
SSp 100%, dipertahankan 30% 50 U/kgBB kemudian 25 100 U/kgBB kemudian Antikonsulvan; pungsi
U/kg 50 U/kgBB/hari atau per lumbal harus dilindungi F
infus pembekuan
Trauma/ operasi 100% kemudian 50% BB/12 jam per infus 50 100 U/kgBB kemudian Rencana pengelolaan pra
sampai luka menutup, U/kgBB/12 jam per infus 50 U/kgBB/hari atau per dan pasca operasi sangat
dipertahankan 30% infus menentukan
Tatalaksana Nyeri
Paracetamol/ Acethaminophen
Cox- 2 inhibitor
COX-2 inhibitor (e.g. celecoxib, meloxicam, nimesulide, and
others)
OR
Paracetamol/acetaminophen plus codeine (3-4 times/day)
OR
Paracetamol/acetaminophen plus tramadol (3-4 times/day)
Keadaan Gizi : Anemia (+). Ikterus (-). Dispnoe (-). Sianosis (-).
Udem (-). Purpura (-). Turgor kulit : baik
KEPALA
Mata : konjungtiva palpebra pucat (+/+), ikterus (-/-), pupil : isokor,
ukuran Ø 3mm.
Refleks cahaya direk (+/+) / indirek (+/+), kesan :
anemis
Lain-lain : -
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : Lidah : dalam batas normal
Gigi/geligi : dalam batas normal
Tonsil/faring : dalam batas normal
LEHER
Struma : tidak membesar, tingkat : -
Pembesaran kelenjar limfe (-)
Posisi trakea : Medial. TVJ : R-2 cmH2O
Kaku kuduk : (-), lain-lain : -
TORAKS DEPAN
Inspeksi
Bentuk : simetris
Pergerakan : simetris
Palpasi
Nyeri tekan :-
Fremitus suara : SF kanan = kiri, kesan melemah
Iktus : (+), teraba kuat angkat
Perkusi
Paru
Batas Paru – Hati R/A : R : ICS V ; A : ICS VI
Peranjakan :-
Jantung
Batas atas jantung : ICR II Linea Parasternalis Sinistra
Batas kiri jantung : 1 cm medial Linea Midclavicula Sinistra,
ICR V
Batas kanan jantung : ICR V Linea Sternalis dextra
Auskultasi
Paru
Suara pernafasan :Vesikuler
Suara tambahan :-
Jantung
M1 > M2, P2 > P1, A2 > A1, T2 > T1, desah sistolik (-), tingkat :
(-) desah diastolik (-), lain-lain : -
HR : 92 x/i, reguler, intensitas : cukup.
TORAKS BELAKANG
Inspeksi : simetris
Palpasi : SF kanan = kiri, kesan : melemah
Perkusi : sonor
Auskultasi : Suara pernafasan = vesikuler
Suara tambahan =-
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan lambung/usus : -
Vena kolateral : -
Caput medusae : -
Palpasi
Dinding abdomen : soepel
Hati
Pembesaran : tidak teraba
Permukaan : tidak teraba
Pinggir : tidak teraba
Nyeri tekan : -
Limpa
Pembesaran : -
Ginjal
Ballotement : - Lain-lain : -
Tumor : -
Perkusi
Pekak Hati : -
Pekak beralih : -
Auskultasi
Peristaltik usus : peristaltik (+), kesan :
normal
Lain-lain : -
Pinggang
Nyeri ketok sudut kostovertebra : -
ANGGOTA GERAK ATAS ANGGOTA GERAK BAWAH
Kiri Kanan
Deformitas sendi :- Udem - -
Lokasi :- A. femoralis + +
Jari tabuh :- A. tibialis posterior + +
Tremor ujung jari :- A. dorsalis pedis + +
Telapak tangan sembab : - Refleks APR + +
Sianosis :- Refleks KPR + +
Eritema palmaris :- Refleks fisiologis + +
Lain-lain :- Refleks patologis - -
Lain-lain - -
Darah Kemih Tinja
Hb : 5,4 g% Warna : kuning jernih Warna : hitam
Lekosit : 17000 Reduksi : - Konsistensi :N
/mm3 Protein : - Eritrosit :-
LED : tidak diperiksa Bilirubin : - Lekosit :-
Eritrosit : 1.970.000/ Urobilinogen : + Amuba/kista :-
mm3
Ht : 16,70% Sedimen Telur cacing
Hitung Jenis: Eritrosit : -/lpb Askaris : -
0/0/82/6/10 Lekosit : -/lpb Ankilostoma : -
Trombosit : 436000/ Silinder : - Trichuris : -
mm3 Epitel : -/lpb Kremi : -
RESUME
KU : Muka pucat
Telaah : Hal ini sudah dialami o.s. 2 bulan ini. Riwayat trauma (+), luka lama
ANAMNESE
menutup, sekarang terbentuk hematom pada bekas luka, luka sekarang diperban.
Melena (+) . Riwayat hemophilia (+)
Keadaan Umum : Baik / Sedang / Buruk
STATUS PRESENS Keadaan Penyakit : Ringan / Sedang / Berat
Keadaan Gizi : Kurang / Normal / Berlebih
Kepala : mata: anemis (+), sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R-2 cmH2O
Thoraks : Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : SF kanan=kiri
Perkusi : sonor pada kedua paru
Auskultasi : SP: vesikuler
Diagnosa Banding
2. Hemofilia B
Hemartrosis paling sering ditemukan (85%) Pada kasus ini, terdapat luka hemartrosis pada lutut
dengan lokasi berturut-turut sebagai berikut, pasien (bekas luka terjatuh yang menutup dan
sendi lutut, siku, pergelangan kaki, bahu, terbentuk hematom)
pergelangan tangan, dan lainnya.
TEORI KASUS
Kelainan laboratorium ditemukan pada Pada kasus ini, terjadi pemanjangan masa
gangguan uji hemostasis, seperti pembekuan (CT) > 5 menit, dan pemanjangan
pemanjangan masa pembekuan (CT) dan masa tromboplastin partial teraktivasi (aPTT)
masa tromboplastin partial teraktivasi aPTT: Kontrol : 33.8, Pasien: 59.8 (rasio 1.77)
(aPTT), abnormalitas uji thromboplastin dan masa protrombin (PT) yang normal, PT:
generation, dengan masa perdarahan dan Kontrol: 13.3, Pasien: 16.5 (rasio 1.24)
massa protrombin (PT) dalam batas
normal.
Diagnosis definitif dilakukan dengan Pada kasus ini, faktor VIII pada pasien menurun.
pemeriksaan faktor VIII Faktor VIII: 18.6 (55-150)
Terapi pengganti faktor pembekuan pada Pada kasus ini, pasien diberikan koate yaitu
kasus hemofilia dilakuan dengan pemberian AHF (anti hemolitik factor) yang
memberikan F VIII dan F IX, baik mengandung faktor VIII, dan pasien mengalami
rekombinan, konsentrat maupun kemajuan
komponen darah yang mengandung
For it was taught: if she circumcised her
first child and he died, and a second one
also died, she must not circumcise her
third child