Komunikasi terapeutik dalam

keperawatan jiwa
 Menjalin hubungan yang baik antara perawat
dan klien mutlak diperlukan dalam upaya
memperlancar pelaksanaan tugas perawat dan
klien (Asnindari, 2004 dalam Nurjanah 2004)
 Hubungan perawat klien tersebut di sebut
hubungan terapeutik
 Interaksi tersebut harus dilaksanakan dengan
tahapan baku interaksi terapeutik perawat
klien, karena setiap tahapan mempunyai tugas
yang harus diselesaikan oleh tiap perawat agar
hubungan optimal
Tahapan Komunikasi :
 Pra interaksi
 Tahap Orientasi
 Tahap kerja
 Tahap terminasi

Abraham (1997) dalam Nurjanah (2004)

menyatakan semua interaksi melibatkan
komunikasi
Stuart & Sundeen (1995) juga menyatakan bahwa
dalam menjalin hubungan terapeutik
(berinteraksi) dengan klien diperlukan komunikasi
BENTUK HUBUNGAN
 Hubungan sosial
 Hubungan Intim
 Hubungan Terapeutik
Perawat memaksimalkan ketrampilan
komunikasi, pemahaman tingkah laku
manusia dan kekuatan pribadi untuk
meningkatkan pertumbuhan pribadi klien.
Fokus Hubungan adalah ada pada ide klien,
pengalaman dan perasaan klien
 PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti

menghayati memahami dirinya sendiri serta yang dianut.
sikap saling menerima saling percaya dan saling
menghargai.
Perawat harus memahami menghayati nilai yang dianut
oleh pasien
Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien
baik fisik maupun mental.
Perawat harus menciptakan suasana yang
memungkinkan pasien memiliki motifasi untuk berubah.
Perawat harus mampu menguasai perasaan diri sendiri
secara bertahap
 Lanjutan.....
Mampu menentukan batas waktu
yang sesuai dan dapat
mempertahankan konsistensinya.
Memahami betul arti simpati dan
bukan simpati.
Kejujuran dan komunikasi
terbuka
Mampu berperan sebagai rol
model
Disarankan untuk
mengekspresikan perasaan yang
dianggap mengganggu.
Perawat harus menciptakan
suasana yang memungkinakan
pasien bebas berkembang tanpa
rasa takut.
Altruisme, mendapatkan kepuasan
dengan menolong orang lain.
Berpegang pada etika.
Bertanggung jawab dalam dua
dimensi.
Schultz dan fidebeck (1998) menyebutkan
beberapa petunjuk meningkatkan komunikasi :

 Menawarkan diri pada klien bahwa anda ingin

berbincang pada klien
 Panggil klien dengan namanya dan identifikasi
perawat dengan nama perawat
 Kontak mata sesuai toleransi klien
 Dengarkan klien (perhatikan verbal dan non
verbal)
 Gunakan diam dengan nyaman sebagai alat
komunikasi
 Bicara dengan klien tentang perasaan klien
bukan tentang diri perawat atau staff
 Gunakan pertanyaan terbuka
Lanjutan.....
 Ijinkan klien punya cukup waktu untuk bicara
 Jujur pada klien
 Tidak menilai/ menghakimi
 Dukung klien untuk mengeluarkan apa yang
dirasakan
 Refleksikan kembali apa yang dikatakan klien kepada
klien kembali
 Katakan pada klien jika perawat tidak memahami,
minta klien untuk klarifikasi
 Jangan gunakan kata-kata hampa/basi, hal itu tidak
menghargai perasaan klien
 Jangan memberi opini pribadi anda, kepercayaan
atau pengalaman yang berhubungan dengan masalah
klien
 Lanjutan.....
 Jangan memberi nasihat atau membuat
keputusan untuk klien
 Membantu klien dengan metode proses
pemecahan masalah (Clien teaching)
 Berikan klien kejujuran, umpan balik tidak
menghukum berdasarkan observasi perawat
 Jangan berdebat dengan klien
 Jangan mengambil kemarahan klien atau
ekspresi negatif secara pribadi
 Gunakan humor dengan bijaksana
FASE INTERAKSI TERAPEUTIK PERAWAT-KLIEN

Tahap Preinteraksi
• Perawat belum bertemu dengan klien
• Tugas perawat :
• Mendapatkan informasi tentang klien
• Mencari literatur yang berkaitan dengan masalah klien
• Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri
• Menganalisa kekuatan dan kelemahan profesional diri
• Membuat rencana pertemuan dengan klien (Kegiatan
yang akan dilakukan, metode, setting)
 Tahap Orientasi / perkenalan
Tahap pertama perawat bertemu dengan klien

Tugas perawat:
 Membangun iklim percaya, memahami penerimaan
dan komunikasi terbuka
 Memformulasikan kontrak dengan klien
isi kontrak : nama perawat atau klien, peran yang
diharapkan dari perawat dab klien, tanggung jawab
perawat dan klien, tujuan, kerahasiaan, harapan,
topik, waktu
 Tahap Kerja

Tahap memulai kegiatan.

Tugas perawat :
melaksanakan kegiatan yang telah dilakukan
perawat menolong klien untuk mengatasi cemas, meningkatkan
kemandirian dan tanggung jawab terhadap diri, mengembangkan
mekanisme koping konstruktif.
 Tahap Terminasi
tahap dimana perawat akan mengakhiri interaksi
baik sementara atau akhir.

Tugas perawat:
 mengevaluasi kegiatan kerja yang dilakukan
 merencanakan tindak lanjut
 melakukan kontrak
 Mengakhiri terminasi dengan cara yang baik
 APLIKASI INTERAKSI PERAWAT KLIEN

Pentingnya rasa percaya dalam interaksi

Cara membangun rasa percaya:
Fase orientasi/perkenalan
Fase testing
Fase terminasi

Kunci menjalin rasa percaya

Menjaga rasa percaya
Kejujuran
Selalu menepati
Cakap/Kompetence
Clinical interview/wawancara klinik
Bagaimana memulai interview:
Setting
Seating
introduction

Beberapa istilah/kata yang penting untuk tidak dilakukan

oleh perawat:
 “Kenapa” diganti dengan “ sebabnya apa/karena apa?”
 “ Jangan “ diganti alternatif “ di tunjukkan akibatnya
 Pilihan kata yang tidak terapeutik
Clien Teaching/Pengajaran
Pengkajian untuk pengajaran:
 tingkat pengetahuan yang sekarang
 perhatian utama pasien saat ini
Kebutuhan pendidikan
Tingkat kesadaran, orientasi, rentang perhatian, dan
rentang konsentrasi
Halusinasi atau gejala psikotik atau neurologik lain
Efek dari pengobatan
Ingatan jangka pendek atau penjang
Bahasa
Kerusakan pandangan, pendengaran, atau sensori lain
Metode pengajaran yang disukai
Faktor budaya
Motivasi belajar
Halangan untuk belajar
1
 The next meeting.........