Вы находитесь на странице: 1из 33

F40 – F48.

GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN


SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG
BERKAITAN DENGAN STRESS

Pembimbing: dr. Riza, Sp.KJ

Rose Tio Bunga – Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa / Periode 6 Nov 17 – 2 Des 17
030.12.241 RSJ. Dr. Soeharto Heerdjan - Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
F40 – F48.
 Agora fobia dengan/ tanpa panik
Gangguan Anxietas Fobik  Fobia sosial
 Fobia spesifik
 Gangguan panik
Gangguan Anxietas  Gangguan cemas menyeluruh
Lainnya  Gangguan campuran cemas
depresi
 Gangguan obsesif-kompulsif
 Reaksi terhadap stress yang berat
Reaksi terhadap stress berat dan gangguan penyesuaian
dan gangguan penyesuaian  Post traumatic stress disorder
 Gangguan disosiasi (konversi)
 Gangguan somatoform
F40- Gangguan Anxietas Fobik
• F40.0 – Agorafobia
.00 – Tanpa gangguan panik
.01 – Dengan gangguan panik
• F40.1 – Fobia sosial
• F40.2 – Fobia khas (terisolasi)
• F40.8 – Gangguan anxietas fobik lainnya
• F40.9 – Gangguan anxietas fobik YTT
F40 – Gangguan anxietas fobik
 Dicetuskan oleh adanya objek yang jelas dari luar
individu yang sebenarnya tidak berbahaya
 Gejala: palpitasi, perasaan mau pingsan, takut
mati, takut jadi gila, takut kehilangan
 Sering bersamaan dengan episode depresi
F40.0 - Agorafobia
• Ketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak
serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ke
tempat aman.
• Prevalensi: 2%-6%
• Wanita >>
• Onset pada usia dewasa muda
• Jenis:
Agorafobia tanpa gangguan panik
Agorafobia dengan gangguan panik
F40.0 - Agorafobia
Pedoman diagnostik:
(a) Gejala psikologis ataupun otonomik merupakan

manifestasi primer dari anxietas


(b) Anxietas yang timbul terbatas pada min. 2

situasi: banyak orang, tempat umum, bepergian


keluar rumah, bepergian sendiri
(c) Menghindari situasi fobik harus atau sudah
merupakan gambaran yang menonjol
F40.1 – Fobia sosial
• Rasa takut diperhatikan orang lain → penghindaran
terhadap situasi sosial
• Sering pada usia remaja. Laki-laki=wanita.

Pedoman diagnostik:
(a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik merupakan
manifestasi primer dari anxietas
(b) Anxietas harus terbatas dan menonjol pada situasi
sosial tertentu saja
(c) Menghindari situasi fobik harus merupakan
gambaran yang menonjol
F40.2 – Fobia spesifik
• Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan dan
tidak beralasan serta terbatas pada situasi yang sangat
spesifik.
• Contoh: kegelapan, tempat tinggi, naik pesawat, hewan,
meihat darah
• Mulai timbul pada usia anak atau dewasa muda

Pedoman diagnostik:
(a) Gejala psikologis, perilaku atau otonomik merupakan
manifestasi primer dari anxietas
(b) Anxietas harus terbatas pada adanya objek/situasi
fobik tertentu
(c) Situasi fobik sedapat mungkin dihindari
F40 – Gangguan anxietas fobik
Penatalaksanaan secara umum terapi fobia:
• Terapi psikologik

(a) Terapi perilaku


(b) Lain-lain: hypnotherapy, psikoterapi suportif, terapi
keluarga
(c) Terapi pemaparan (exposure therapy)

• Farmakoterapi
(a) Agorafobia: anti ansietas, antidepresan
(b) Fobia sosial: SSRI
(c) Fobia spesifik: anti ansietas
F41 – Gangguan anxietas lainnya
 F41.0 – Gangguan panik
 F41.1 – Gangguan anxietas menyeluruh
 F41.2 – Gangguan campuran anxietas dan
depresif
 F41.3 – Gangguan anxietas campuran lainnya
 F41.8 – Gangguan anxietas lainnya YDT
 F41.9 – Gangguan anxietas YTT
F41.0 – Gangguan panik
• Gejala anxietas/panik berat yang berulang, spontan, tidak terduga
• Tidak terbatas pada situasi/rangkaian kejadian tertentu
• Dimulai pada usia akhir masa remaja, awal masa dewasa atau usia
pertengahan
• Sering disertai depresi

Pedoman diagnostik:
(a) Pada keadaan dimana sebenarnya secara objektif tidak bahaya
(b) Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya
(c) Terdapat keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam periode
antara serangan panik
F41.0 – Gangguan panik
Penatalaksanaan:
 Farmakoterapi: SSRI, alprazolam

 Psikoterapi:

(a) terapi relaksasi


(b) terapi kognitif perilaku
(c) psikoterapi dinamik
F41.1 – Gangguan anxietas
menyeluruh
• Anxetas berlebihan, tidak rasional, menyeluruh dan
menetap (bertahan lama)
• Berlangsung min. 6 bulan
• Tidak tebatas/menonjol hanya pada setiap keadaan
lingkungan tertentu
• Gejala: iritabilitas, gelisah, ketegangan otot → gangguan
fungsi sosial & pekerjaan

Pedoman diagnostik:
(a) Kecemasan tentang masa depan
(b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran)
(c) Overaktivitas otonomik (takikardi, berkeringat)
F41.1 – Gangguan anxietas
menyeluruh
Penatalaksanaan:
 Farmakoterapi: benzodiazepin, buspiron, SSRI

 Psikoterapi:

(a) Terapi kognitif perilaku


(b) Terapi suportif
(c) Psikoterapi berorientasi tilikan
F41.2 – Gangguan campuran anxietas
dan depresif
 Bila terdapat gejala anxietas maupun depresi
 Gejala otonomik harus ditemukan (palpitasi, tremor,
dll)
F42 – Gangguan obsesif-kompulsif
 F42.0 – Predominan pikiran obsesional atau
pengulangan
 F42.1 – Predominan tindakan kompulsif
 F42.2 – Campuran tindakan dan pikiran obsesional
 F42.8 – Gangguan obsesif-kompulsif lainnya
 F42.9 – Gangguan obsesif-kompulsif YTT
F42 – Gangguan obsesif-kompulsif

• Pikiran obsesional: gagasan, bayangan pikiran atau


impuls yang timbul dalam pikiran individu secara
berulang dalam bentuk yang sama.

• Tindakan kompulsif: perilaku stereotipik,diulang


berkali-kali dan tidak menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat.

• Laki-laki=wanita
• Ciri kepribadian anankastik>>
• Onset pada masa kanak atau dewasa muda
F42 – Gangguan obsesif-kompulsif
 4 pola gejala utama gangguan obsesif-kompulsif:
1. Kontaminasi : perilaku mencuci, membersihkan
2. Sikap ragu-ragu yang patologik : perilaku
memeriksa/ mengecek situasi berbahaya (contoh:
mematikan kompor)
3. Pikiran intrusif : pikiran berulang mengenai
seksual, tindakan agresif
4. Simetri
F42 – Gangguan obsesif-kompulsif

Pedoman diagnostik:
(a) Harus dikenal/disadari sebagai pikiran atau
impuls dari diri individu sendiri
(b) Min. 1 pikiran/tindakan yang masih tidak
berhasil dilawan
(c) Pikiran untuk melakukan tindakan tsb bukan
merupakan hal yang memberikan kepuasan
(d) Pikiran, bayangan, atau impuls harus merupakan
pengulangan yang tidak menyenangkan
F43 – Reaksi terhadap stress berat dan
gangguan penyesuaian

 F43.0 – Reaksi stres akut


 F43.1 – Gangguan stres pasca trauma
 F43.2 – Gangguan penyesuaian
.20 – Reaksi depresif singkat
.21 – Reaksi depresif berkepanjangan
.22 – Reaksi campuran anxietas dan depresif
.23 – Dengan predominan gangguan emosi lainnya
.24 – Dengan predominan gangguan tingkah laku
.25 – Dengan gangguan campuran dari emosi dan tingkah laku
.28 – Dengan gejala predominan lainnya YTT
 F43.8 – Reaksi stres berat lainnya
 F43.9 – Reaksi stres berat YTT
F43.0 – Reaksi stres akut
• Respon terhadap stress fisik/mental yang luar biasa
• Ada kaitan waktu yang langsung dan jelas antara
terjadinya pengalaman stressor dengan onset dari
gejala
• Onset: beberapa menit atau segera setelah kejadian
• Menghilang dalam beberapa jam/hari
• Stressor berupa pengalaman traumatik, contoh:
kecelakaan, perkosaan, peperangan
• Gejala: reaksi terpaku/bengong, disorientasi,
penyempitan perhatian
F43.1 – Gangguan stres pasca trauma

 Respons yang berkepanjangan terhadap situasi yang


menimbulkan stress, bersifat menakutkan dan
menyebabkan distress.
 Gejala khas: bayangan traumatik terulang
kembali/flashback atau dalam mimpi
 Timbul dalam waktu 6 bulan sejak situasi traumatik
berat
 Tatalaksana: komprehensisif → medikasi, psikoterapi,
edukasi, dukungan psikosial, modifikasi pola hidup
F43.2 – Gangguan penyesuaian
 Keadaan stres yang subjektif dan gangguan emosional yang
mengganggu kinerja dan fungsi
 Manifestasi bervariasi:
 afek depresif (putus harapan, mudah menangis)
 Anxietas (gelisah, tidak tenang)

 Perasaan tidak mampu menghadapi & menyesuaikan,


merencakan masa depan,
 Disabilitas dalam kinerja kegiatan rutin sehari-hari,

 gangguan tingkah laku (membolos, mencuri)


 Onset: satu bulan setelah peristiwa terjadi, usia remaja>>
F44 – Gangguan disosiatif (konversi)
 F44.0 – Amnesia disosiatif
 F44.1 – Fugue disosiatif
 F44.2 – Stupor disosiatif
 F44.3 – Gangguan trans dan kesurupan
 F44.4 – Gangguan motorik disosiatif
 F44.6 – Anestesia dan kehilangan sensorik disosiatif
 F44.7 – Gangguan Disosiatif (Konversi) campuran
 F44.8 - Gangguan Disosiatif (Konversi) lainnya
 .80 – Sindrom Ganser
 .81 – Gangguan kepribadian multiple

 F44.9 – Gangguan Disosiatif (Konversi) YTT


F44 – Gangguan disosiatif

 Kehilangan sebagian/seluruh dari integrasi


normal, seperti: ingatan masa lalu, kesadaran
akan identitas,dan kendali terhadap gerakan
tubuh.
 Gangguan terhadap kemampuan untuk
mengendalikan secara sadar&selektif
F44.0 – Amnesia disosiatif
 Ketidakmampuan mengingat kembali informasi, biasanya
mengenai kejadian traumatik dan penuh stress
 Wanita>>, sering pada usia dewasa muda

Bentuk:
(a) Amnesia terlokalisir: peristiwa dalam waktu singkat
(beberapa jam/hari)
(b) Amnesia umum: hilangnya memori dari seluruh periode
amnesia
(c) Amnesia selektif: kegagalan mengingat beberapa bagian
dari peristiwa yang terjadi dalam waktu singkat
F44.1 – Fugue disosiatif
 Melakukan perjalanan dengan meninggalkan
rumah/ tempat kerja dan tidak mampu mengingat
masa lalunya
 Bingung/ gagal mengingat identitas personal
 Menyebabkan distress & hendaya dalam
pekerjaan, fungsi sosial
F45 – Gangguan somatoform
 F45.0 - Gangguan somatisasi
 F45.1 - Gangguan somatoform tak terinci
 F45.2 - Gangguan hipokondriasis
 F45.3 - Disfungsi otonomik somatoform
.30 - Jantung dan sistem kadiovaskular
.31 - Saluran pencernaan bagian atas
.32 - Saluran percernaan bagian bawah
.33 - Saluran pernafasan
.34 - Sistem genitourinaria
.38 - Sistem atau organ lainnya
 F45.4 - Gangguan nyeri somatoform menetap
 F45.8 - Gangguan somatoform lainnya
 F45.9 - Gangguan somatoform YTT
F45 – Gangguan somatoform
 Ciri utama: keluhan gejala fisik berulang, disertai
permintaan pemeriksaan medis, meskipun sudah
terbukti hasilnya negatif dan tidak ditemukan
kelainan fisik
F45.0 - Gangguan somatisasi
Ciri utama:
• gejala fisik multiple/bermacam-macam,

• berulang, sering berubah-ubah

• Berlangsung beberapa tahun sebelum datang ke

psikiater
• Riw. Pengoatan panjang, dgn hasil pemeriksaan negatif

• Keluhan dapat mengenai setiap sistem tubuh, paling

sering: keluhan gastrointestinal (mual, kembung)


• Wanita>> , pada usia dewasa muda
F45.0 - Gangguan somatisasi
Pedoman diagnostik:
(a) Ada banyak/ berbagai gejala fisik yang tidak

dapat dijelaskan dasar kelainan fisiknya, sudah


berlangsung min. 2 tahun
(b) Tidak mau menerima nasihat/penjelasan dokter

ahwa tidak ada kelainan fisik


(c) Terdapat hendaya dalam taraf tertentu dalam
berfungsinya di keluarga dan masyarakat
F45.2 - Gangguan hipokondriasis
 Ciri utama: preokupasi menetap dengan ketakutan/
keyakinan menderita penyakit yang serius.
 Sering pada usia 20-30 tahun
 Biasanya hanya terfokus pada satu atau dua organ
atau sistem tubuhnya
 Lama gangguan min. 6 bulan
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться