Вы находитесь на странице: 1из 7

Kriteria

Diagnosis
FA
Penegakan
Diagnosis
Skor simtom → skor EHRA (European Heart
Rhythm Association)

Camm AJ, et al. Guidelines for the management of atrial


fibrillation. ESC 2010;12:1360-420.
(PERKI. 2014)
Penegakan
Diagnosis
Anamnesis
Pertanyaan-pertanyaan yang relevan:
▪ Penilaian klasifikasi FA berdasarkan waktu presentasi,
Gejala Ringan FA: durasi, dan frekuensi gejala.
▪ Palpitasi. Umumnya ▪ Penilaian faktor-faktor presipitasi (misalnya aktivitas, tidur,
diekspresikan oleh pasien alkohol).
sebagai: pukulan genderang,
gemuruh guntur, atau kecipak ▪ Penilaian cara terminasi.
ikan di dalam dada. ▪ Riwayat penggunaan obat antiaritmia dan kendali laju
sebelumnya.
▪ Mudah lelah atau toleransi
rendah terhadap aktivitas fisik ▪ Penilaian adakah penyakit jantung struktural yang
mendasarinya.
▪ Presinkop atau sinkop ▪ Riwayat prosedur ablasi FA secara pembedahan (operasi
Maze) atau perkutan (dengan kateter).
▪ Kelemahan umum, pusing
▪ Evaluasi penyakit-penyakit komorbiditas yang memiliki
potensi untuk berkontribusi terhadap inisiasi FA (misalnya
HT, PJK, DM, hipertiroid, penyakit jantung valvular, & PPOK).
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2014. Pedoman Tata Laksana Fibrilasi Atrium. Edisi Pertama. Jakarta: Centra Communications.
Pemeriksaan Fisik

Tanda Vital
• Pengukuran laju nadi, tekanan darah, kecepatan nafas dan saturasi
oksigen
• Denyut nadi umumnya ireguler dan cepat, tetapi jarang melebihi 160-
170x/menit

Kepala dan Leher


• Dapat menunjukkan eksoftalmus, pembesaran tiroid, peningkatan
tekanan vena jugular atau sianosis
• Bruit pada arteri karotis  indikasi penyakit arteri perifer dan adanya
komorbiditas PJK

Paru
• Tanda-tanda gagal jantung (misalnya ronki, efusi pleura)
• Mengi atau pemanjangan ekspirasi  indikasi penyakit paru kronik yang
mungkin mendasari terjadinya FA (misalnya PPOK, asma)

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2014. Pedoman Tata Laksana Fibrilasi Atrium. Edisi Pertama. Jakarta: Centra Communications.
Jantung
• Evaluasi penyakit jantung katup atau kardiomiopati
• Pergeseran dari punctum maximum atau adanya BJ tambahan (S3)  pembesaran
ventrikel dan peningkatan tekanan ventrikel kiri
• Bunyi II (P2) mengeras  hipertensi pulmonal
• Pulsus defisit

Abdomen
• Adanya asites, hepatomegali atau kapsul hepar yang teraba mengencang  gagal
jantung kanan atau penyakit hati intrinsik
• Nyeri kuadran kiri atas  infark limpa akibat embolisasi perifer

Ekstremitas bawah
• Sianosis, jari tabuh atau edema
• Ekstremitas yang dingin dan tanpa nadi mungkin mengindikasikan embolisasi perifer
• Melemahnya nadi perifer  penyakit arterial perifer atau curah jantung yang menurun

Neurologis
• Tanda-tanda Transient Ischemic Attack (TIA) atau kejadian serebrovaskular kadang
ditemukan
• Peningkatan refleks  hipertiroidisme

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2014. Pedoman Tata Laksana Fibrilasi Atrium. Edisi Pertama. Jakarta: Centra Communications.
Kriteria Diagnosis

Pemeriksaan Foto
Anamnesis EKG
Fisik Thorax
• Palpitasi • Hemodinamik dapat • Laju ventrikel bersifat ireguler
• Mudah lelah stabil/tidak stabil • Tidak terdapat gelombang P yang jelas
• Presinkop/sinkop • Denyut nadi tidak teratur • Gel P digantikan oleh gelombang F yang
• Kelemahan umum • Denyut nadi dapat lambat, ireguler dan acak, diikuti oleh kompleks
jika disertai dengan kelainan QRS ireguler
irama block • Secara umum: Laju jantung umumnya
• Jika hemodinamik tidak berkisar 110-140x/menit, tetapi jarang
stabil dengan denyut yang melebihi 160-170x/menit.
cepat sebagai kompensasi, • Dapat ditemukan denyut dengan konduksi
maka terdapat tanda aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
hipoperfusi (akral dingin, RR panjang-pendek (fenomena Ashman)
pucat) • Preeksitasi • Hipertrofi ventrikel kiri • Blok
• berkas cabang • Tanda infark akut/lama
PERKI, 2016. PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) DAN CLINICAL PATHWAY (CP) PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH. Jakarta: Centra Communications.

Вам также может понравиться