Batu Kandung Empedu

Oleh: Bellina Sarsa Pamela

Widya Hidawati
Pembimbing: dr. Hj. Yanti Daryanti, Sp. B-KBD
 Anatomi
• Kandung empedu terletak
pada permukaan inferior
hepar  membatasi lobus
hepar kanan dan kiri.
• Dibagi atas 4 bagian yaitu
collum, infundibulum,
corpus, fundus.
• Percabangan dari ductus
cysticus dengan duktus
hepaticus comunis akan
bergabung menjadi duktus
koledokus .
 Arteri hepaticus a. Hepatic dextra
Supraduodenal CBD
melewati posterior
dan Duktus dextra dan arteri dari ductus hepatic
Hepaticus Comunis cysticus comunis

Bercabang menjadi
arteri cysticus Meleawati
menuju kandung triangle of Calot
empedu
 Fisiologi
Fisiologi
Sekresi Penyimp
Empedu anan
Empedu

Fungsi empedu
Pengoson
gan

Komposi Garam
si Cairan
Empedu
Empedu
 Fungsi Empedu
Asam empedu membantu mengemulsikan partikel-
partikel lemak yang besar menjadi partikel yang lebih
Pencernaan kecil dengan bantuan enzim lipase yang disekresikan
dalam getah pancreas

Asam empedu membantu transpor dan absorpsi

Absorbsi Lemak produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui
membran mukosa intestinal

Mengeluarkan Antara lain bilirubin, suatu produk akhir dari

beberapa produk dari penghancuran hemoglobin, dan kelebihan kolesterol
yang di bentuk oleh sel- sel hati
metobolisme darah
 Sekresi Empedu

Saluran ini Sebelum sampai di

Empedu Disalurkan ke kemudian keluar duodenum terdapat
dibentuk oleh duktus biliaris dari hati sebagai cabang ke kandung
terminalis yang duktus hepatikus empedu yaitu
sel-sel hati terletak di dalam kanan dan kiri. duktus sistikus
ditampung di septum Kemudian keduanya (tempat
dalam kanalikuli interlobaris membentuk duktus penyimpanan
biliaris komunis empedu)
 Penyimpanan Empedu
Diproduksi oleh sel
hepatosit sebanyak
500-1500 ml per
hari

Sekresi empedu Volume maksimal

selama 12 jam
(biasanya sekitar
Empedu kandung empedu
hanya 30-60 ml
450 ml)

Empedu secara
normal dipekatkan
sebanyak 5 kali lipat
 Pengosongan Kandung Empedu
Pengaliran cairan empedu
diatur oleh tiga faktor, yaitu
Masuknya makanan Lemak menyebabkan
1. sekresi empedu oleh hati
pengeluaran hormon
2. kontraksi kandung berlemak ke dalam
kolesistokinin dari
empedu duodenum mukosa duodenum
3. tahanan sfingter
koledokus

Zat lemak yang terdapat pada Masuk kedalam darah

makanan setelah sampai duodenum dan menyebabkan
akan merangsang mukosa sehingga kandung empedu
Hormonal berkontraksi
hormon kolesistokinin akan terlepas.
Gambar 2a. Kontraksi sfingter Oddi danMemungkinkan
pengisian empedu ke kandung empedu.
-> ↑ sekretin -> ↑ sekresi dan flow
2b. Relaksasi sfingter Oddi dan pengosongan
Koordinasi kandung
masuknya empedu.
empedu
dari bile
aktifitas yang kental ke Pada saat yang sama,
Stimulasi vagal -> ↑ sekresi . dalam duodenum otot polos yang terletak
pada ujung distal duktus
Stimulasi splanchnic
Neurogen nerve -> ↓ bile koledokus dan sfingter
flow Oddi mengalami
relaksasi
 Garam Empedu
• Menurunkan tegangan permukaan dari partikel lemak yang terdapat dalam
makanan, sehingga partikel lemak yang besar dapat dipecah menjadi partikel-
Fungsi partikel kecil untuk dapat dicerna lebih lanjut
• Membantu absorbsi asam lemak, monoglycerid, kolesterol dan vitamin yang
larut dalam lemak

• Prekursor dari garam empedu adalah kolesterol

• Garam empedu yang masuk ke dalam lumen usus oleh kerja kuman-kuman
Proses usus dirubah menjadi deoxycholat dan lithocholat. Sebagian besar (90%)
garam empedu dalam lumen usus akan diabsorbsi kembali oleh mukosa usus
sedangkan sisanya akan dikeluarkan bersama feses dalam bentuk lithocholat

• Absorbsi garam empedu tersebut terjadi disegmen distal dari ilium

Absorbsi • Bila ada gangguan pada daerah tersebut misalnya oleh karena radang atau
reseksi maka absorbsi garam empedu akan terganggu
 Komposisi Cairan Empedu
Komponen Dari Hati Dari Kandung Empedu

Air 97,5 gm % 95 gm %

Garam Empedu 1,1 gm % 6 gm %

Bilirubin 0,04 gm % 0,3 gm %

Kolesterol 0,1 gm % 0,3 – 0,9 gm %

Asam Lemak 0,12 gm % 0,3 – 1,2 gm %

Lecithin 0,04 gm % 0,3 gm %

Elektrolit - -
 Epidemiologi

Prevalensi diperkirakan 11-36%

kasus.
Usia > 40 tahun.

♂>♀=3:1
Insiden tertinggi pada Amerika,
Eropa, Asia, dan Afrika
 Faktor Risiko
 Jenis Kelamin
Wanita Hormon estrogen: ↑ ekskresi kolesterol
 Kehamilan
Estrogen ↑ : ekskresi kolesterol↑
 Penggunaan Pil
Estrogen ↑ : ekskresi kolesterol↑+ ↓ aktvitas pengosongan kandung empedu
 Usia
Bertambahnya usia  Ekskresi kolesterol↑ + empedu semakin litogenik
 BMI Tinggi
BMI↑  kadar kolesterol dalam kandung empedu ↑ + ↓ garam empedu + ↓
pengosongan kandung empedu
 Konsumsi Makanan
Tinggi lemak hewani  kolesterol komponen dari lemak  ↑ kolesterol
Rendah Klorida (↓ BB cepat) ↓ kontraksi kandung empedu
 Riwayat Keluarga
Memiliki risiko lebih
Patofisilogi
 Manifestasi Klinis
Rasa Nyeri

• Nyeri di daerah epigastrium, kuadran kanan atas

• Rasa nyeri lainnya adalah kolik bilier yang berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang
baru menghilang beberapa jam kemudian. Kolik biliaris, nyeri pasca prandial kuadran
kanan atas, biasanya dipresipitasi oleh makanan berlemak, terjadi 30-60 menit setelah
makan, berakhir setelah beberapa jam dan kemudian pulih

Mual dan muntah

Dispepsia Kembung, bersendawa

 Diagnosis

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN

• Murphy sign positif PENUNJANG
ANAMNESIS • Laboratorium
• X-ray
• USG
 Pemeriksaan Fisis
Pada pemeriksaan ditemukan nyeri tekan dengan
punktum maksimum didaerah letak anatomis kandung
empedu. Tanda Murphy positif apabila nyeri tekan
bertambahsewaktu penderita menarik nafas panjang
karena kandung empedu yang meradang tersentuh
ujung jari tangan pemeriksa dan pasien berhenti
menariknafas.
Baru saluran empedu tidak menimbulkan gejala dalam
fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik.
Perlu diktahui bahwa bila kadar bilirubin darahkurang
dari 3 mg/dl, gejal ikterik tidak jelas. Apabila sumbatan
saluranempedu bertambah berat, akan timbul ikterus
klini
 Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
Hyperbilirubinemia  peningkatan sintesis
bilirubin, penurunan uptake hepatosit
terhadap bilirubin tidak terkonjugasi,
penurunan konjugasi intrasel, penurunan
transport intrasel, dan ekskresi bilirubin
terkonjugasi (obstruksi pohon biliar).
Apabila terjadi peradangan akut, dapat terjadi
leukositosis
• Pemeriksaan X-Ray
XRAY  terbatas untuk eksklusi diagnosis lain
(duodenal ulcer, ileus obstructive, right lower
lobe pneumonia) dari nyeri RUQ
• Pemeriksaan USG
USG  transabdominal (sensitive, inexpensive,
reliable, reproducible)  untuk membedakan
surgical jaundice/medical jaundice  study of
choice untuk initial evaluation  dilatasi CBD 
obstruksi ductus akibat batu (nyeri) atau tumor
(tiidak nyeri); posterior shadowing
 Penatalaksanaan
• Konservatif
– Oral bile salt therapy (ursodiol, chenodiol)
– Contact dissolution (kanulasi gallbladder dengan infusi
pelarut organik)  50% recurrence
– Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)  20%
recurrence; single stone 0,5 – 2 cm
• Surgical:
– Laparoscopic Cholecystectomy
– Laparoscopic CBD exploration
– Open CBD exploration
Penatalaksaanaan
 Daftar Pustaka
• Sabiston. Textbook of Surgery, The Biological
Basis of Modern Surgical Practice. 19th edition.
Philadelphia. Saunders Elsevier, 2008; p. 1752-
1753.
• Schwartz’s. principle of surgery. Tenth Edition.
United States of America. Mc Graw Hill, 2015;
p. 906.
• Harrison’s Principles of Internal Medicine 19th
edition