CASE REPORT SESSION

Presentan : Preseptor :
Ali Amali Fauzi
Ghita Fazagania
Kipyatulizam
Rahayu marlita anesthesia
 IDENTITAS PASIEN
Nama : An. N
Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Derwati
Tgl pemeriksaan : 9 November 2017
KELUHAN UTAMA
 ANAMNESIS
Pasien datang ke poli gigi klinik RS Al-Islam
diantar oleh ibunya dengan keluhan gigi berlubang
pada rahang kanan bawah belakang sejak 1 tahun
yang lalu. Awalnya pasien tidak menyadari adanya
gigi berlubang karena tidak menimbulkan rasa nyeri.
Kemudian pasien menyadarinya karena lama
kelamaan lubang gigi tersebut terasa semakin
membesar
Keluhan disertai dengan adanya nyeri yang
berdenyut sejak 2 bulan yang lalu dan dirasakan
secara terus menerus. Pasien juga mengeluhkan
adanya rasa tidak nyaman yang terjadi terus menerus
pada gigi berlubang di rahang kanan bawah
belakang . Keluhan nyeri tersebut dirasakan sejak 2
bulan yang lalu, kemudian semakin lama keluhan
tersebut semakin dirasakan oleh pasien. Pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri yang bersifat hilang timbul
pada gigi rahang kiri bawah belakang
 Keluhan tidak disertai dengan pengeluaran
cairan yang berasal dari gusi secara spontan,
keluhan nyeri yang terjadi dan menyebar ke gigi
di sekitarnya juga disangkal, gigi berlubang
dengan tanpa adanya nyeri juga disangkal.
Pasien mengatakan sudah berobat ke
puskesmas sebanyak 3 kali untuk keluhan gigi
berlubangnya, kemudian dilakukan pemberian
obat anti nyeri oleh dokter. Keluhan yang serupa
juga pernah dialami pada gigi rahang kiri bawah
belakang, akan tetapi keluhan masih bersifat
hilang timbul. Pasien juga mengatakan nyeri
diperparah ketika sedang makan, terutama saat
sedang makan makanan yang bersifat keras,
asam, pedas dan konsumsi minuman yang
dingin.
 Pasien mengaku menggosok gigi 1-2 kali sehari, pada
saat mandi pagi dan saat sore hari dengan cara menggosok
gigi arah horizontal dan vertikal. Namun pasien jarang
menggosok gigi pada malam hari sebelum tidur. Jenis sikat
yang digunakan untuk menggosok gigi tidak terlalu
diperhatikan oleh pasien. Pasien juga memiliki kebiasaan
mengunyah pada satu sisi ke arah kiri jika sisi yang
berlawanan sedang mengalami nyeri. Sehingga kebiasaan
mengunyah pada satu sisi bergantung pada kondisi gigi
pasien pada saat itu. Pasien memiliki kebiasaan konsumsi
coklat, permen dan minuman bersoda. Pasien menyangkal
memiliki kebiasaan buruk berupa bernafas lewat mulut, tidur
pada arah satu sisi, pasien juga menyangkal pada saat tidur
dirinya sering menggertakan gigi, dan menggunakan tusuk
gigi. Pasien mengatakan memiliki kebiasaan berupa
menggigit kuku. Kebiasaan menggigit pensil,mengisap jari,
dan merokok juga disangkal oleh pasien
Saat ini pasien tidak sedang mengkonsumsi
obat-obatan dalam jangka waktu lama.
Diketahui bahwa pada saat usia 3 tahun
pasien pernah menjalani pengobatan 6 bulan.
Pasien memiliki riwayat penyakit gastritis.
Pasien bukan seorang penderita asma, pasien
juga tidak memiliki alergi terhadap obat atau
makanan lainnya. Pasien menyangkal riwayat
atau sedang pengobatan penyakit jantung,
darah tinggi, penyakit gula,
 GENERAL SURVEY
Kesadaran : Komposmentis
Tanda vital :
• TD : 120/80mmHg
• N : 80x/menit
• R : 20x/menit
EXTRA ORAL
 INTRA ORAL
a) Oral higiene :
– Terdapat kalkulus pada gigi 16, 17, 37
– Terdapat plak pada gigi 13, 14, 15,
27, 28, 47
b) Bibir : normotonus
c) Mukosa bukal : cheekbites (-)
d) Gingiva : merah muda, interdental papil
tajam, edema (-)
e) Lidah : normal
f) Dasar mulut : torus mandibularis (-),
stomatitis (-)
g) Palatum : torus palatinus (-),
kedalaman sedang
h) Tonsil : T1/T1 tidak hiperemis
 GIGI
GELIG
I

Kalkulus pada 16, 17, 37

Plak pada 13, 14, 15, 27, 28, 47
STATUS LOKALIS
DIAGNOSA
KERJA
 Terapi

Resep

• R/ asam mefenamat tab. 500 mg no x

S 3dd1 tab pc p.r.n
TERAPI
SURAT RUJUKAN
Yth drg setempat
di RS Al Islam

Mohon pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut pada penderita,

nama pasien: An. N
jenis kelamin: Perempuan
umur: 13 tahun
alamat: derwarti

anamnesis:
keluhan: nyeri gigi pada rahang kanan bawah belakang
diagnosa sementara: 46 periapikal abses
terapi/obat: -

demikian surat rujukan ini kami kirimkan, kami mohon balasan atas surat
rujukan ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,
dr.
 TERAPI
• Foto panoramic
 Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit,
cara penanganannya, serta akan dikonsulkan ke
dokter gigi.
 Menjaga kebersihan mulut (oral hygiene)
dengan cara menyikat gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur setiap hari. Cara menyikat gigi
yang baik dan benar. Pemilihan sikat gigi
dengan permukaan yang halus.
 Dental check up 6 bulan sekali (ada atau tidak
ada keluhan)
 Menjelaskan kepada pasien untuk tidak
mengunyah pada 1 sisi
PEMBAHASAN
ANATOMI
 PERIAPIKAL ABSES
Abses perapikal adalah suatu reaksi
inflamasi jaringan yang mengelilingi apeks
(apikal) gigi, disertai pengumpulan pus yang
terlokalisir akibat suatu infeksi atau lesi
karies yang menyebabkan nekrosis pulpa
dan atau periodontal.
 ETIOLOGI
• Karies dentis
• Pasien immunocompromised
• Posttraumatic infection atau postsurgical
infection
• Infeksi bakteri seperti Staphylococcus
aureus, Streptococcus, H. Influenza
 EPIDEMIOLOGI
• Kasus gawat darurat yang sering terjadi
• Lebih banyak ditemukan pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa
disebabkan higienitas oral yang buruk
• Dapat menyebabkan kematian
 Faktor Risiko
• Kebersihan gigi yang buruk
• Makan makanan yang terlalu banyak
mengandung gula
PATOGENESIS
 Diagnosis Banding

1. 46 Abses periapikalis
2. 46 Periodontitis apikalis
3. 46 Granuloma periapikal
4. 46 Kista periapikalis
Diagnosa banding
 Diagnosa

46 Abses periapikalis
 Diagnosa
Anamnesis
• Nyeri dan bengkak yang terlokalisasi (dapat terjadi sejak
beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya)
• Sensitif terhadap suhu panas, dingin
•Demam (mengigil)
•Gusi berdarah
•Rasa pahit di dalam mulut
•Nafas berbau
•Takikardi
•Sukar tidur
•Nafsu makan menurun
•(malaise)
Pemeriksaan Fisik
•Gingiva
– Bengkak
– Hangat
– Eritema/ hiperemi
– Fluktuasi massa
– Palatum : fistula (+)
•Gigi geligi: gigi terlibat
– Terjadi peningkatan mobilitas
– Nyeri pada penekanan atau perkusi
•Keterlibatan KGB regional
•Pada infeksi yang lebih parah dapat terjadi:
– trismus
– disfagia
– dispnea,
– necrotizing fascitis
•bengkak pada leher atau wajah
• Pemeriksaan imaging  tergantung pada keparahan
abses
– Periapical radiography
– Panoramic radiography (pantomography)  apical
radioluscent

• Pemeriksaan tambahan
– Pemeriksaan leukosit  leukositosis dengan neutrofil
predominan.
– Kultur darah (aerobik dan anaerobik).
– Needle aspiratepewarnaan gram dan kultur.
 Penatalaksanaan
• Prinsip : drainase abses
– Prosedur open bur: melakukan eksterpasi untuk
mengeluarkan jaringan nekrotik, oklusal grinding.
– Insisi
• Perawatan Saluran Akar
• Ekstraksi gigi : bila pulpa rusak parah
• Terapi Farmakologi
– NSAID
– Antibiotik ( empiris : Penisilin)
 Perawatan saluran akar
• Menyimpan dan mengembalikan rusak atau mati bagian
dalam gigi (pulpa).
• Open bur → dibersihkan → pulpa diisi dengan gutta
percha → atau dibuatkan crown
 Komplikasi
1. Gigi terlepas
2. Fokal infeksi
•Ke jaringan lunak (selulitis facial, Ludwig angina)
•Ke jaringan tulang (sinusitis, osteomiolitis mandibular)
•Kebagian tubuh lain menyebabkan abses cerebral,
endocarditis. Pneumonia dll.
•Sepsis
 Spasia

Ludwig angina
• Sublingual
Selulitis Fasialis
• Submental

• Submandibular
 OTAK

Meningitis

Abses Selebral
 Uveitis
Conjunctivitis

Mata

Otitis
Telinga dan Sinus Sinusitis
 Tulang Paru - paru

Kulit
Jantung
 Prognosis

• Quo ad vitam baik selama tidak terjadi

komplikasi ke organ vital
• Quo ad fungctionam baik selama melakukan
perawatan saluran akar gigi