Вы находитесь на странице: 1из 21

Perubahan Kecenderungan

Penanganan Epitaksis

George Dyland D.U.W


Wahyu Fitriawati

Pembimbing :
dr. Lusiana Herawati Yammin, Sp.THT-KL
PENDAHULUAN

Epistaksis adalah salah satu gejala paling umum


yang ada pada THT serta keluarga dan keadaan
darurat dokter

• mempengaruhi 10-12% populasi, 10%


diantaranya membutuhkan perhantian
penting medis.

Tujuan makalah  Meninjau ulang


modalitas penatalaksanaan yang tersedia
bagi manajemen dari epistaksis dan
mengusulkan algoritma modern
penatalaksanaan epitaksis yang
komprehensif namun sederhana.
Dekongestan topikal terapi lini pertama yang nyaman untuk pengobatan epistaksis

PENATALAKSANAAN

oxymetazoline topikal epistaksis posterior dalam keadaan darurat. Hati-hati penggunaan


obat dengan hipertensi.
MEDIS

Zahed et al, Membandingkan penerapan asam traneksamat topikal dengan tampon anterior 
obat tersebut lebih manjur dan bekerja lebih cepat untuk digunakan di bagian gawat darurat
dengan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dari pasien
Irigasi air hangat
INTERVENSI NON-

Kauterisasi via Rhinoskopi Anterior


BEDAH

Tampon nasal

Embolisasi
 Teknik ini melakukan penyisipan kateter yang akan
menyegel koana yang dilaluinya,  di irigasi air
dengan suhu 50 ° C menggunakan bantuan stimulator
kalori dan akan keluar melalui lubang proksimal kateter
ke bagian penggelembungan balon.
 Air hangat dipercaya dapat menyebabkan edema
mukosa nasal sehingga menekan pembuluh darah dan
akan merangsang koagulasi.
rhinoskopi anterior pada pasien epistaksis selalu
menunjukkan sumber pendarahan memang
berasal dari bagian anterior.

Pilihan kauter meliputi bahan kimia


(dengan AgNO3) dan kauterisasi
bipolar elektrik

Risiko utama prosedur ini adalah


perforasi septum
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=LINUbXDByCg
Tampon nasal adalah cara
yang efektif dan sederhana
untuk menghentikan
pendarahan hidung.

Beberapa komplikasi dapat berupa


yang ringan dan sembuh dengan
sendirinya seperti disfungsi tuba
eustachius, epiphora, dan reaksi
vasovagal selama tampon terpasang

infeksi rongga hidung dan vestibulum


atau dapat menjadi infeksi regional yang
lebih luas seperti sinusitis dan selulitis
orbital. Giant granuloma piogenik rongga
hidung juga telah dijelaskan dapat terjadi
akibat penyisipan tampon hidung
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=wnN2Q7Z-6-4
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=Ddj6PI8hxHw
Kesuksesannya dari prosedur ini telah dilaporkan mencapai 71-95%. Dalam sebuah studi baru-
baru ini terdiri dari 70 pasien yang menjalani embolisasi angiografi arteri sphenopalatine, 13%
mengalami perdarahan berulang dalam waktu 6 minggu setelah prosedur dan 14% lainnya pada
presentasi selanjutnya.

Komplikasi dari prosedur ini  hemiplegia, ophthalmoplegia, kelumpuhan


wajah / paresthesia, kebutaan, atau defisit neurologis lainnya disebabkan
oleh embolisasi yang tidak disengaja dari arteri serebral

Beberapa advokat yang menganjurkan pemakian embolisasi angiografi


hanya bila prosedur endoskopi telah gagal atau dikontraindikasikan.
INTERVENSI BEDAH

Ligasi Arteri Etmoid


Maxillary Artery Ligation
Anterior

Kauterisasi endoskopik Ligasi Endoskopi Arteri


hidung Sphenopalatine
Teknik ini dilakukan melalui pendekatan Caldwell-Luc
Pendekatan teknik ini telah dikaitkan dengan rasa sakit yang terus-
menerus di bagian atas gigi, neuralgia infraorbital, fistula oroantral,
sinusitis, potensial kerusakan ganglion sphenopalatine dan saraf
vidian, dan, kadang kebutaan

Kajian terbaru tentang kegagalan pada pelaksanaan teknik ini terjadi


pada tahun 1988 dan melaporkan 15 kegagalan dari 100 pasien 
ketidakmampuan untuk menempatkan IMA dan ketidakmampuan
untuk menjepit cabang-cabang arteri maksilaris internal ke fosa
pterygopalatine.

ligasi transatral arteri maksilaris telah kehilangan popularitasnya,


apalagi dengan kemunculan prosedur endoskopi.
Ligasi arteri karotid eksternal juga digunakan untuk mengani
epitaksis
Sebuah penelitian yang
dilakukan pada tahun
Ligasi dari arteri etmoid 2006 menyarankan
anterior pertama telah penggunaan ligasi
dijelaskan melalui insisi Lynch endoskopik arteri etmoid
pada tahun 1946 anterior hanya bila arteri
berada dalam
mesenterium dan terlihat
jelas

Komplikasi yang
dilaporkan jaringan
parut, edema, Arteri etmoid
ecchymosis wajah, anterior juga telah
dan kerusakan pada dianggap sebagai
themedial salah satu penanda
ligamentum chantal. dasar tengkorak
Kauterisasi pada mukosa nasal yang
berdarah tampaknya menjadi cara
yang sederhana dan efektif untuk
teknik ini bisa penanganan epistaksis
dilakukan di ruang
operasi, klinik atau
instalasi gawat
darurat yang
dilengkapi dengan
peralatan yang untuk mengendalikan epistaksis yang mungkin
memadai dapat hindari penyisipan tampon hidung yang
tidak nyaman dalam kasus perdarahan yang
belum diketahui
ESPAL pertama kali dijelaskan lebih Sebuah penelitian dari 67 pasien
dari 20 tahun yang lalu. Memutuskan oleh Nouraei dkk. menyimpulkan
aliran darah di daerah distal bahwa diathermy lebih baik daripada
memberikan keuntungan atas teknik ligasi dan tidak menggunakan
yang telah dijelaskan sebelumnya diathermy merupakan faktor risiko
dengan cara menghindari independen untuk kegagalan
kemungkinan revaskularisasi dari prosedur
arteri maksilaris internal

operator endoskopi harus memiliki SPA dapat membentuk dua,


pengetahuan yang baik tentang tiga, atau bahkan empat
teknik ini dan anatomi dari arteri cabang, arteri nasal posterior
sphenopalatine (SPA) serta variasi lateral dan cabang septal
anatomis yang mungkin untuk hidung.
dilakukan untuk mencapai operasi
yang sukses
Sebuah tinjauan sistematis oleh
Kumar dkk. menunjukkan bahwa ligasi
SPA adalah cabang akhir dari dari SPA dan kauterisasi masing-
arteri maksilaris internal dan masing memiliki tingkat
memasuki rongga hidung keberhasilan 98% dan 100%
melalui foramen sphenopalatine
di dinding hidung lateral
posterior
Gambar 1. Gambaran endoskopik a.
sphenopalatina kiri

Gambar 2. Klip endoskopi a.


sphenopalatina kiri
Membandingkan Pengefektifan Harga dari ESPAL
dengan Strategi Pengobatan Lainnya.

• Moshaver dkk, 2004  ESPAL : Tampon konvensional = $ 5.133 dan $ 12.213.

• Dedhia dkk, 2013  Teknik tradisional (penyisipan tampon awal untuk 3 hari) :

ESPAL (sebagai lini pertama) = $ 6.450 dan $ 8.246.

• Rudmik dan Leung, 2014  ESPAL : embolisasi= $ 12,484.14 : $ 22,324.70

• Banyak pasien hanya mengalaminya episode epistaksis yang tidak pernah kambuh

lagi, sementara yang lain hanya mengalami epistaksis anterior ringan yang

mungkin hanya membutuhkan intervensi definitif minimal.

• Pengelolaan pendarahan nasal posterior  tergantung ketersediaan ahli

endoskopi yang berpengalaman dan peralatan yang relevan.

• mengkombinasikan hasil analisis risiko  menganjurkan algoritme yang berjenjang


Manajemen epistaksis terdiri dari berbagai
strategi dan pilihan pengobatan.

Saat mengkombinasikan hasil analisis risiko ini


dengan data tentang efektivitas biaya, para
K penulis menganjurkan sebuah pendekatan
algoritme yang berjenjang penanganan epistaksis
E
yang sulit dikontrol dimulai dengan ESPAL.
S
I
M
P Melibatkan ahli endoskopi untuk
U menyesuaikan kapan akan melakukan
L
intervensi dengan kontrol endoskopi di
departemen gawat darurat atau dengan
A
ESPAL di ruang operasi
N

Вам также может понравиться