Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MATA MERAH
Chalid Kurniawan
Dyah Ayu P
Silvita F R
Afiat Berbudi
Pendahuluan
Mata merah merupakan keluhan utama yang paling
sering muncul pada penderita penyakit mata.
Keluhan mata merah ini bervariasi dari yang ringan
sampai yang disertai penurunan visus.
Mata merah disebabkan pelebaran pembuluh darah
konjungtiva yang terjadi pada peradangan akut.
Juga dapat terjadi akibat pecahnya salah satu dari
kedua pembuluh darah di konjungtiva,
Dalam beberapa kasus mungkin merupakan tanda
serius dari kemungkinan kondisi yang mengancam
penglihatan.
Penegakan diagnosis yang tepat dan evaluasi dini
merupakan hal yang sangat penting pada keluhan mata
merah agar pegangan yang diberikan efektif, tepat dan
efisien.
Pembuluh darah pada konjungtiva
A. konjungtiva posterior konjungtiva bulbi
A.siliar anterior atau episklera
A.sirkularmayor/a.pleksus siliar iris dan badan siliar
A. perikornea kornea
A. episklera di atas sklera perdarahan dalam bola
mata
Pelebaran pembuluh
darah atau pecahnya MATA MERAH
pembuluh2 darah tsb
Diagnosa Mata Merah
Mata merah dibagi atas dasar proses yang
mendasarinya:
Fisiologis
setelah menangis, bangun tidur
Patologis
Karena pecahnya pembuluh darah, iritasi, proses
inflamasi, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah
Mata Merah Patologis
Manifestasi Klinis
Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat
dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari,
pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak,
kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa
seperti ada benda asing, dan limfadenopati
preaurikular
Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis gonore
sekret yang purulen padat, perdarahan
subkonjungtiva dan kemosis
orang dewasa kelopak mata bengkak
sukar dibuka dan konjungtiva yang kaku
disertai sakit pada perabaan;
pseudomembran pada konjungtiva tarsal
superior; konjungtiva bulbi merah, kemosis,
dan menebal; gambaran hipertrofi papilar
besar; juga tanda-tanda infeksi umum.
Sekret serosa kuning kental
Pemeriksaan penunjang
sediaan langsung pewamaan Gram atau Giemsa
kuman penyebab dan uji sensitivitas.
D/ pasti konjungtivitis gonore sekret Metilen
Biru Diplokok di dalam selleukosit. Gram
Diplokok Gram negatif intra dan ekstraseluler.
Komplikasi
Stafilokok dapat menyebabkan
blefarokonjungtivitis, Gonokok menyebabkan
perforasi komea dan endoftalmitis, dan
Meningokok dapat menyebabkan septikemia atau
meningitis.
Konjungtivitis Viral
Etiologi
Adenovirus, Herpes simpleks, Herpes zoster, Klamidia,
New castle, Pikorna, Enterovirus, dan sebagainya.
Manifestasi Klinis
sedikit kotoran pada mata, lakrimasi, sedikit gatal,
injeksi, nodul preaurikular bisa nyeri atau tidak, serta
kadang disertai sakit tenggorok dan demam
Konjungtivitis herpes simpleks anak kecil, injeksi
unilateral, iritasi, sekret mukoid, nyeri, dan fotofobia
ringan
Konjungtivitis Viral
Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel
raksasa dengan pewarnaan Giemsa, kultur
virus, dan sel inklusi intranuklear.
Komplikasi
Keratitis. Virus herpetik dapat menyebabkan
parut pada kelopak; neuralgia; katarak;
glaukoma; kelumpuhan sarafIlI, IV, VI; atrofi
saraf optik; dan kebutaan.
Konjungtivitis Alergi
Etiologi
hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi
antibodi humoral terhadap alergen
bagian dari sindrom Steven Johnson
Manifestasi Klinis
Mata merah, sakit, bengkak, panas, berair, gatal, dan
silau
berulang dan menahun
riwayat atopi sendiri atau dalam keluarga
Pemfis : injeksi ringan pada konjungtiva palpebra dan
bulbi serta papil besar pada konjungtiva tarsal
Mild Allergic Reaction
Vernal
Keratoconjunctivitis
Penatalaksanaan
1. konjungtivitis bakterial
antibiotik tergantung hasil pemeriksaaan kuman
sambil menunggu hasil laboratorium, bisa dimulai
pengobatan topikal dengan sulfonamid atau
antibiotik berdasar gambaran klinis
pada konjungtivitis kataral akut, kantung
konjungtiva sebaiknya dibilas dengan larutan
garam fisiologis untuk melarutkan sekret
untuk mencegah penularan, diberi penyuluhan
higienis perorangan pada penderita dan keluarga
Untuk konjungtivitis gonore, pasien dirawat serta
diberi penisilin salep dan suntikan. Untuk bayi
dosisnya 50.000 unit/kg BB selama 7 hari. Sekret
dibersihkan dengan kapas yang dibasahi air
rebus bersih atau garam fisiologis setiap 15
menit dan diberi salep penisilin. Dapat diberikan
penisilin tetes mata dalam bentuk larutan
penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap menit
selama 30 menit, dilanjutkan setiap 5 menit
selama 30 menit berikut, kemudian diberikan
setiap I jam selama 3 hari. Antibiotika sistemik
diberikan sesuai dengan pengobatan gonokok.
Penatalaksanaan
2. Konjungtivitis virus
demam faringokonjungtiva : sembuh sendiri dalam 10
hari
keratokonjungtivitis epidemika : mencegah penularan
saat pemeriksaaan, berlangsung 3-4 minggu
konjungtivitsi virus herpes simpleks : sembuh sendiri,
debriment kornea atau diberi salep mata idosuridin
4x/hari selama 7-10 hari atau salep Acyclovir 3% 5x/hari
selama 10 hari
konjungtivitsi New Castle : sembuh sendiri kurang dari 7
hari
konjungtivitis hemoragik akut : sembuh dalam 5-7 hari
3. Konjungtivitis jamur
Amphotericin B (3-8 mg/mL) dalam air
(bukan larutan garam fisiologis)
Krem Nistatin (100000 U/gr) 4-6 x/hari
4. Konjungtivitis alergi
a. Konjungtivitis vernal
Sembuh sendiri. Pengobatan sistemik
merugikan untuk jangka panjang
b. Konjungtivitis flikten
Kortikosteroid topikal tuberkuloprotein
atau protein infeksi sistemik
Penatalaksanaan Trachoma
Tetrasiklin 1-1,5 gr/hari, peroral dalam 4
takaran yang sama selama 3-4 mingu
Doksisiklin 100 mg, 2 x/hari p.o selama 3
minggu
Eritromisin 1 gr/hari p.o dibagi dalam 4 takaran
selama 3-4 minggu
Salep mata atau tetes mata termasuk
sulfonamid, tetrasiklin, eritromisin dan
rifampisin 4x/hari selama 6 minggu
Tetrasiklin sistemik jangan diberikan pada
anak-anak dibawah 7 tahun atau wanita hamil
Chlamydial & Gonococcal Conjunctivitis
KERATITIS BAKTERIALIS
Signs and Symptoms