Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
7 APRIL 2016
Pengertian Obat
Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009
Tentang Kesehatan
Obat adalah bahan atau paduan bahan,
termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki
sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia.
Pemilihan Bentuk Sediaan Obat
berdasarkan :
1. Faktor Penyakit
2. Faktor Pasien
3. Faktor Obat
BENTUK SEDIAAN OBAT (BSO)
3. TABLET BUKAL
→ Tablet yang disisipkan disekitar selaput lendir pipi
Contoh : tablet progesteron
Macamnya:
* tablet salut biasa → biasanya disalut dengan gula
* tablet salut enterik → tujuannya menunda pelepasan obat sampai
melewati lambung → obat rusak karena cairan lambung atau obat
dapat mengiritasi lambung.
Contoh : Bisakodil (karena dapat mengiritasi lambung)
TABLET
7. TABLET VAGINAL (vaginal insert)
→ dimaksudkan untuk diletakkan dalam vagina dengan
alat penyisip khusus, di dalam vagina obat akan
dilepaskan dan umumnya untuk efek lokal.
a. Kapsul Keras
• Cangkang dibuat dari gelatin
• Isi : serbuk, butiran, granul, tablet kecil, bahan semi padat/cairan
b. Kapsul Lunak
• Cangkang dibuat dr campuran gelatin,gliserol,sorbitol/ metilselulosa
• Isi : cairan, suspensi, bahan bentuk pasta
Tujuan Dibuat Kapsul
1. Menghindari rasa pahit /tidak enak dari bahan
obat
2. Dapat membagi obat dalam dosis yang tepat
3. Melindungi obat dari pengaruh luar ( pengaruh
oksidasi dar O2 )
KAPLET
Bentuk tablet yang dibungkus dengan
lapisan gula dan biasanya diberi zat
warna yang menarik.
Contoh:
Caladine powder, enbatic serbuk tabur
PENGGUNAAN PULVIS
Guttae
Suspensi
(Obat tetes)
Emulsi
Merupakan sediaan berupa
campuran dari dua fase cairan dalam
sistem dispersi, fase cairan yang satu
terdispersi sangat halus dan merata
dalam fase cairan lainnya, umumnya
distabilkan oleh zat pengemulsi.
Guttae (Obat Tetes)
Krim
Bentuk sediaan setengah
padat mengandung satu
atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi
dalam bahan dasar yang
sesuai.
Cara Pemberian Obat
Parenteral
Dengan suntikan (intravena, intraarterial, intrakardiak);
intraspinal atau intra tekal (tulang punggung).
intraosseus (tulang); intra artikular (sendi);
Intrasinovial (daerah cairan sendi);
intrakutan, intradermal (kulit); subkutan (dibawah kulit)
Intramuscular (melalui otot);
Sediaan yang digunakan : Larutan ,suspensi.
Epikutan (topikal), transdermal (permukaan kulit)
Sediaan yang digunakan : Salep, krim, pasta, plester, bubuk, erosol, lotion, dll
Vaginal
Bentuk sediaan : Larutan, salep, busa emulsi, tablet, supositoria
Contoh :
Tanaman ganja
Heroina
Morfina
Ovium
Kodeina
Obat Psikotropika
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 :
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku.
Contoh :
v Lisergida
v Amphetamin
v Codein
v Diazepam
v Nitrazepam
v Fenobarbital
Pemilihan Bentuk Sediaan Obat
berdasarkan :
1. Faktor Penyakit
2. Faktor Pasien
3. Faktor Obat
OBAT ANTI HIPERTENSI
• Antihipertensi adalah obat – obatan yang digunakan
untuk mengobati hipertensi
• Klasifikasi :
• Diuretik
• Penyekat reseptor beta adrenergik (β-blocker),
• Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE-
inhibitor)
• Penghambat reseptor angiotensin (Angiotensin-receptor
blocker, ARB)
• Antagonis kalsium
OBAT ANTI DIABETIK
• OHO (Obat Hipoglikemik Oral) :
– Sulfoniurea (Glibenklamid)
– Biguanid (Metformin)
– Golongan Inhibitor α-Glukosidase (Acarbose)
– Thiazolidindion (Pioglitazon)
• INSULIN
– Rapid-acting
– Long-acting
– Mixed
ANTIBIOTIKA
• Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerjanya :
– Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan
Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin
– Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan
Quinolone
– Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik,
terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan
Tetracycline
– Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin,
valinomycin;
– Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau
Sulfonamida,
– Antimetabolit, misalnya azaserine.
• Penggolongan Antibiotik berdasarkan daya kerjanya
– Bakterisid :
Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.
Termasuk dalam golongan ini adalah penisilin,
sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol ,
polipeptida, rifampisin, isoniazid dll.
– Bakteriostatik :
Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau
menghambat pertumbuhan kuman, TIDAK
MEMBUNUHNYA, sehingga pembasmian kuman sangat
tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam
golongan ini adalah sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol,
eritromisin, trimetropim, linkomisin, makrolida,
klindamisin,
• Penggolongan antibiotik berdasarkan spektrum kerjanya :
– Spektrum luas (aktivitas luas) :
– Antibiotik yang bersifat aktif bekerja terhadap banyak jenis
mikroba yaitu bakteri gram positif dan gram negative. Contoh
antibiotik dalam kelompok ini adalah sulfonamid, ampisilin,
sefalosforin, kloramfenikol, tetrasiklin, dan rifampisin.