Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TB Diabetes
22 negara Cina 10 negara
dengan beban India dengan jumlah
TB tinggi Brazil penyandang
(WHO); Bangladesh DM terbanyak
meliputi 80% Indonesia
kasus TB di Pakistan
seluruh dunia Rusia
(2008)
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Dirjen BUK pada Jakarta Meeting in Family Medicine, Februari 2015
Deklarasi Alma Ata 1978,
“primary health care is the essential health care…”
“…calls for urgent and effective national and international action to
develop and implement primary health care throughout the world and
particularly in developing countries…”
WHO-World Health Report 2008: Primary
Health Care - Now More Than Ever,
Kesalahan primary care di negara berkembang:
• Hanya menangani masalah kesehatan yang menjadi
prioritas
• Berdiri sendiri, tidak merupakan bagian dari sistem
kesehatan
• Pelayanan bersifat satu arah
• Hanya memberi pengobatan terhadap penyakit-
penyakit tersering
• Sinonim dengan pelayanan yang kurang profesional
dan berteknologi rendah
• Pelayanan yang murah
World Health Assembly no. 62 in Geneva (2009) Resolution
• to train and retrain adequate numbers of health workers, with appropriate skill-
mix, including primary health care nurses, midwives, allied health professionals
and family physicians, able to work in a multidisciplinary context, in
cooperation with non-professional community health workers in order to respond
effectively to people’s health needs;
Penelitian-penelitian di dunia sudah membuktikan
bahwa layanan primer yang kuat menghasilkan…
• Derajat kesehatan yang lebih baik
• Biaya yang lebih rendah
• Kepuasan pasien meningkat
• Angka rawat rumah sakit menurun
• Kesetaraan dalam kesehatan meningkat
Barbara Starfield
Dokter layanan primer sebagai “spesialis” di dunia
Australia yes PGY 2 3 years yes yes yes Weak Government yes
New Zealand yes PGY 2 3 years yes yes No Weak Mixed yes
United Kingdom yes PGY 3 3 years yes yes yes Weak Government yes
Northern Europe yes PGY 2 3 -5 years yes yes No Weak Government Varies
Central & Southern Varies Varies Varies Varies Varies Varies Varies Varies Varies
Europe
Canada yes PGY 1 3 years yes yes yes Strong Government yes
United States yes PGY 1 3 years yes yes yes Strong Government yes
Hays, RB & Morgan S. Australian and overseas model of general practice training. MJA 2011; 194:S63-S66
DECLARATION OF THE ASEAN FAMILY
PHYSICIANS
GP/FP in ASEAN Region
DOKTER
POSTGRADUATE
EDUCATION (PGE)
• Dokter dengan • Long life learning
pengetahuan medis • Self-directed learning
• Setelah kualifikasi pendidikan • Tidak mempunyai kurun
dasar kedokteran dasar waktu tertentu
• dan keterampilan • Kurun waktu tertentu • Sesuai kebutuhan
klinis dasar (terstruktur) • Tidak di bawah supervisi
• Di bawah supervisi yang • Sertifikat
berwenang
BASIC MEDICAL • Ijazah CONTINUING
EDUCATION (BME) PROFESSIONAL
• PRE-REGISTRATION TRAINING
• INTERNSHIP DEVELOPMENT (CPD)
• VOCATIONAL TRAINING
• SPECIALIST/ SUB SPECIALIST
POSISI
PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER
DOKTER MATERI
SETARA
WAJIB
S1 S2 S3
MASA TRANSISI: UNTUK
LULUSAN DOKTER YANG Spesialis-1
Spesialis-2
TELAH PRAKTIK >5 TAHUN Sekunder
Magister DOKTOR
DOKTER
Pelatihan
Terstruktur
Spesialis-1
Spesialis-2
Primer
PENGAYAAN
MANAJEMEN
KASUS -
PRAKTIK
SIMTOM
TAHAP 50
MAGANG SKS
TAHAP
PRAKTIK
Sumber: KKI, 2006 - SPPDS (Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis), Standar 2.3 – 2.4
KKI no.12 thn 2013 – Penerapan KKNI dalam Pendidikan Kedokteran, Psl.6 (3)
DLP (KLINISI) INDONESIA SAAT INI
BUILDING BLOCKS
± 6.000 LULUSAN
CURRICULUM
PROGRAM
PER TAHUN
DLP
PRAKTIK
FULLTIME
< 5 TAHUN
DOKTER
PRAKTIK
PARTIME
> 5 TAHUN
± 80.000 DOKTER
PERBEDAAN KOMPETENSI DLP
+ Kompetensi Lanjut
kedokteran
6. Ketrampilan klinis
7. Pengelolaan masalah kesehatan } Kompetensi Dasar
2.
Etika, Hukum dan profesionalisme di
pelayanan primer
Komunikasi Holistik, Komprehensif dan
Kecakapan Budaya
}
• Landasan ilmiah ilmu berpusat pada individu dan keluarga
kedokteran
Kompetensi Dasar 4. Ketrampilan klinis
• Ketrampilan klinis
• Pengelolaan masalah kesehatan 5. Manajemen fasilitas pelayanan kesehatan primer
+ Kompetensi Lanjut
} 6. Pengelolaan kesehatan yang beorientasi pada
komunitas dan masyarakat
7. Kepemimpinan
SUBPOKJA KOMPETENSI - DV-NA 40
Area Kompetensi DLP
Manajemen
fasyankes primer
Kompetensi Umum Ketrampilan Klinik
Kompetensi Dasar
Komunikasi
Etika, hukum dan
holistik,
profesionalisme
Kompetensi Lanjut di layanan Kepemimpinan komprehensif
dan kecakapan
primer
budaya
K
Pengelolaan kesehatan Pengelolaan
yang berorientasi kesehatan yang
berpusat pada
pada komunitas dan Individu dan keluarga
masyarakat
Apakah perbedaan performa Dr. Sp.LP dengan
dokter
• Dokter (lulusan fakultas kedokteran) adalah dokter dengan
kemampuan dan ketrampilan (klinis) untuk bekerja sebagai individu
dokter di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP),
• Sedangkan,
• Dokter Sp.LP adalah dokter yang bekerja di FKTP dengan kemampuan,
ketrampilan dan kepemimpinan klinis dalam organisasi kesehatan,
mampu bekerjasama dan berkomunikasi dengan tim, masyarakat dan
pengandil, serta mampu mengembangkan pelayanan di FKTP
Bukankah etik, komunikasi, pengelolaan kesehatan
individu dan berorientasi komunitas sudah diajarkan
pada program studi dokter?
• Memang betul, sebagaimana ilmu kedokteran lainnya, seperti
mikrobiologi, penyakit dalam, bedah, obstetri dan ginekologi, dan
sebagainya, telah diajarkan pada program studi dokter. Namun untuk
menjadi ahli pada bidangnya, dokter perlu mengambil program
pendidikan spesialis yang diinginkannya setelah menjadi dokter dan
melewati internship.
• Begitu juga untuk bidang ilmu kedokteran layanan primer, dokter dapat
mengambil program studi dokter spesialis layanan primer untuk
menjadi seorang yang ahli dalam berpraktik di layanan primer dan
mewujudkan pelayanan kedokteran di tingkat primer yang berkualitas.
Rujukan:
Kutipan kuliah Prof. Michael Kidd – President of Wonca World (Perhimpunan Internasional Dokter Keluarga dan Dokter
Layanan Primer ), Dekan Fakultas Kedokteran Flinders University Australia, Presiden Royal College of Australian General
Practitioners RACGP, kuliah pada Pertemuan Pembentukan Konsorsium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia – HPEQ 2013.
MENGAPA PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS
DAN BUKAN MAGISTER?
• Dokter yang dibutuhkan menjadi spesialis dalam bidang ilmu layanan
primer bukan hanya memperdalam akademis, namun seorang dokter
yang ahli dalam melaksanakan peran sesuai profilnya di FKTP.
• Sehingga program pendidikan yang disediakan adalah program
pengembangan profesi terstruktur yang disebut sebagai Program
Pendidikan Dokter Spesialis Layanan Primer
Profil Dokter Spesialis Layanan Primer
COUNSELOR
EDUCATOR RESEARCHER
LIFELONG
LEARNER
HEALTH
CARE
PROVIDER
SOCIAL
LEADER MOBILIZER
MANAGER
• Dengan bertambahnya kompetensi dokter yang bekerja di layanan primer, maka diharapkan dapat melayani
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Apakah pengetahuan dan ketrampilan spesialis
layanan primer tidak cukup diberikan pada
pendidikan kedokteran berkelanjutan (CME) saja dan
bukan pendidikan formal terstruktur (PPDS)?
2030
Akhir
2017 masa
Pendidikan DLP transisi
2016 di FK
Pembukaan Prodi Program masa
DLP di FK transisi
2015 Program masa (pengakuan
Pembentukan transisi DLP)
Perhimpunan dan (pengakuan DLP) Pengembangan
Kolegium model
2014 Penetapan standar profesi pelayanan
Penyusunan (kompetensi, pendidikan,
Peraturan pelayanan)
Pemerintah
Pembentukan
Pokja DLP
Praktik di layanan Praktik di layanan Tidak berpraktik
primer sekunder dan tersier
Dokter Praktik
Umum
Program internship
1 tahun
SMA
“Being a General Practitioner is a
Destination NOT a Destiny”