Вы находитесь на странице: 1из 17

Sistem Utilitas

Dosen Pengampu : Prof. Edy Saputra, ST., MT., PhD

Oleh :
Kelompok I
Jufri Suanto Sitinjak (1607166897)
Rizki Agustina (1607166900)
Siti Rahmalia (1607167385)
Koagulasi & Flokulasi
 Koagulasi didefinisikan sebagai penambahan zat
kimia (koagulan) ke dalam air baku dengan
maksud mengurangi gaya tolak-menolak antar
partikel koloid, sehingga partikel –partikel
tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok halus
 Flokulasi adalah suatu proses aglomerasi
(penggumpalan) partikel-partikel terdestabilisasi
menjadi flok dengan ukuran yang memungkinkan
dapat dipisahkan oleh sedimentasi dan filtrasi
Latar Belakang Koagulasi pada Air
Koagulasi terhadap air dilaksanakan karena beberapa alasan.
Alasan utama adalah untuk menghilangkan :
1. Kekeruhan, bahan organik dan anorganik
2. Warna
3. Bakteri
4. Algae dan organisme lain sebagai plankton
5. Rasa dan bahan-bahan penyebab rasa
6. Fosfat, sebagai sumber makanan bagi algae
Clay dan Silika pada Air
Partikel clay dan silika serta pengotor lain didestablisasi sehingga
membentuk flok

1. Destabilisasi Clay dan silika dengan


menggunakan Garam-Logam
2. Destabilisasi Clay dan silika dengan
menggunakan Polimer
3. Destabilisasi Clay dan silika dengan
menggunakan PAC
Air Gambut (Brown Water)
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di
daerah berawa maupun dataran rendah, yang mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut :

Intensitas warna yang tinggi (berwarna merah-kecokelatan),


pH yang rendah,
Kandungan zat organik yang tinggi,
Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah,
Kandungan kation yang rendah.

 Destabilisasi Material Humus dengan Menggunakan


Garam-Logam
Pembentukan Flok pada Proses Koagulasi-
Flokulasi

 Proses ini berlangsung ketika destabilisasi terjadi, flok akan


terbentuk dengan dilakukannya pengadukan.
 Flokulasi diawali dengan pengadukan cepat  pengadukan
lambat. Proses ini berlangsung sekitar 10-30 menit.
 Ukuran intensitas pengadukan/nilai gradien kecepatan (G).
G = (P / (μ.V)) 1/2

Dimana :
P = Suplai energi ke air, kg m2 s-3
μ = Viskositas air, kg m-1 s-1
V = Volume reaktor, m3
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses
1. Suhu Air : Berpengaruh terhadap daya koagulasi
2. Derajat Keasaman/ pH : Koagulasi akan berjalan optimal pada
range pH optimumnya.
3. Tingkat kekeruhan : Jika turbiditas rendah, destabilisasi sulit
terjadi dan begitu sebaliknya
4. Bentuk Koagulan : Koagulan cair lebih effektif dibandingkan
koagulan berupa padatan.
5. Dosis Koagulan : Dosis optimum akan menghasilkan koagulasi
yang baik.
6. Kecepatan Pengadukan : Berkaitan dengan pembentukan flok-
flok pada proses.
Penentuan Dosis Optimum Koagulan
Pengolahan/ Perlakuan secara Kimia
Jenis-jenis koagulan yang digunakan untuk proses water treatment.
1. Aluminium sulfat : konsentrasi dalam liquid 8,3 %,
dalam padatan 17 %. Menghasilkan flok putih/coklat,
korosif.
2. Ferri Sulfat : Konsentrasi 135 g/L, menghasilkan flok
coklat dan sangat korosif.
3. Ferri Klorida : Sangat korosif, di aplikasikan untuk range
pH 7,5-8.
4. Sodium Aluminate : Konsentrasi 20 g/L, bersifat basa.
5. Kalsium Karbonat : Biasanya digunakan untuk metode
penjernihan air.
Koagulan Aid
Merupakan koagulan sekunder yang ditambahkan setelah koagulan
primer atau utama bertujuan untuk mempercepat pengendapan,
pembentukan dan pengerasan flok

1. Poly Aluminium Chloride (PAC)


2. Poly Electrolyte
3. Actived Silica
4. Sodium Carbonate (Soda Ash)
5. Sodium Hydroxide (Soda Kaustik)
Operasi dan Kontrol
 Jar test
Suatu percobaan yang berfungsi untuk
menentukan dosis optimal dari koagulan yang
digunakan pada proses pengolahan air bersih
 Peralatan untuk Jar Test
 Pengaduk/ multiple-bladed paddle (4-6) dengan
kecepatan 10 – 300 rpm
 pH meter
 Gelas kimia ukuran 600-1000 mL
 Pipet Volume 2, 5,10 dan 25 mL
 Tabung ukur 500 atau 1000 mL
 Turbidimeter
 Bahan Kimia untuk Jar Test
 Koagulan
 Alkali
 Prosedur
1. Siapkan 500 ml air pada tiap gelas kimia
2. Tambahkan tiap gelas koagulan
3. Aduk dengan 20 sampai 30 rpm tergantung ukuran
paddle, selama 15 sampai 20 menit
4. Selesai pengadukan, diamkan selama 30 menit hingga
mengendap
5. Setelah 30 menit, ukur kekeruhan, absorbsi UV (setelah
penyaringan)
6. Plot hasilnya dan pilih dosis/pH yang sesuai
Peralatan Lapangan
 Pengadukan cepat (Rapid Mixing)
 Dosing Weir
 Hydrolic
 High-speed Stirrer
 Ring Mixer dalam pipa
 Hydraulic Mixer
 Flokulator
 Completely stirred reactors
 Baffled channels
 Flokulator Spiral
 Kontrol Dosis Koagulasi
 Kontrol pH
 Pengumpan kapur
 Pengumpan Natrium Karbonat
Permasalahan yang mungkin Terjadi
dan penanganan
 Penyumbatan
 Umpan cair
→ Masalah : terdapat barang-barang seperti kain
(majun), kayu kecil, batu yang kecil, dll yang
seharusnya tidak ada
→ Penanganan : Pastikan kondisi tidak ada kotoran
sebelum dipindahan ke tangki pengumpan
 Umpan Padat
→ Masalah : arching di dalam pengumpan kapur
→ Penanganan : Pasang vibrator di tangki
pengumpan, atau pasang arch-breaker discharger
 Tidak ada Flok
 Periksa dosis, periksa ada atau tidak penyumbatan
pada jalur pengumpan koagulan hingga ke titik
penambahan ke dalam air
Terima Kasih

Вам также может понравиться