Вы находитесь на странице: 1из 13

Oleh

Erlinawati 1601300056
Ayudya Fadilla 1601300068
Dian Kustinnasari 1601300078
Alina Chandra Berliana 1601300089
 Endometriosis adalah kasus jaringan endometrium
(lapisan dinding rahim) yang tumbuh di luar rahim
(implan endometrium).
 Lokasi tumbuhnya berada di rongga perut, seperti
ovarium, tuba fallopi, jaringan yang menunjang
uterus, daerah di antara vagina dan rektum, juga di
kandung kemi
 Endometrium dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1. Endometriosis eksterna (endometriosis)
adalah implantasi jaringan endometrium
di luar kavum uterus.
2. Endometriosis interna (adenomiosis)
adalah implantasi jaringan endometrium
di dalam otot rahim.
Etiologi endometriosis belum diketahui tetapi ada
beberapa teori yang telah dikemukakan:
1. Secara kongenital sudah ada sel-sel endometrium di
luar uterus.
2. Pindahnya sel-sel endometrium melalui sirkulasi
darah atau sirkulasi limfe.
3. Refluks menstruasi yang mengandung sel-sel
endometrium ke tuba fallopi, sampai ke rongga pelvis.
4. Herediter karena insiden lebih tinggi pada wanita
yang ibunya juga mengalami endometriosis
Gejala yang paling sering terjadi, antara lain
1. Dismmenorea: nyeri abdomen sesuai dengan waktu
menstruasi, terdapat rasa kemeng terutama saat
menstruasi.
2. Dispareunia: nyeri saat hubungan seksual.
3. Nyeri saat defekasi: pada endometriosis dinding
rektosigmoid.
4. Perubahan menstruasi dalam bentuk polimenorea
atau hipermenorea (menoragia).
5. Infertilitas: gangguan saluran tuba fallopii sehingga
tidak berfungsi sebagai saluran ovum spermatozoa
dan tempat konsepsi; dan gangguan mobilitas tuba
saat melakukan penangkapan ovum karena
perlekatan.
Beberapa metode pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk melakukan
deteksi kanker ovarium sebagai berikut:
1. Radiologi: USG transvagnal, CT Scan, dan MRI
2. Laparoskopi (tndakan invasif menggunakan alat dan kamera kecil
yang dimasukkan melalui rongga perut untuk melihat organ yang
diinginkan)
3. Laparotomi (tindakan invasif dengan membuka perut untuk
mengetahui kelainan organ yang terkait)
4. Pemeriksaan untuk mengetahui perluasan kanker ovarium:
a. Pielografi intravena, sistoskopi, dan sigmoidoskopi
b. Foto rontgen dada dan tulang
c. Scan KGB (Kelenjar Getah Bening)
d. Scan saluran urinaria
 Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID/obat
antiinflamasi nonsteroid). NSAID tidak hanya mengurangi
nyeri, tetap dapat mengurangi perdarahan yang terjadi.
Pada kasus yang berat, diperkenankan penggunaan morfin.
 Progesteron atau progestin; progesteron dapat “melawan”
aktivitas estrogen dan mencegah terjadinya penebalan
pada endometrium. Progestin merupakan zat kimia
turunan progesteron
 Menghindari segala bentuk bahan yang bersifat estrogenik
 Kontrasepsi oral; terapi kontrasepsi oral dapat mengurangi
nyeri yang berhubungan dengan endometriosis.
 Danazole (sterod)yang bekerja dengan menciptakan
suasana androgenik, dapat menekan pertumbuhan
endometriosis.
 Lupron (GnRH agonis) bekerja dengan meningkatkan
kadar GnRH di darah sehingga kadar LH dan FSH
turun.
 Aromatase inhibtor merupakan pengobatan yang
memblok produksi dari estrogen.
1. Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena
endometriosis dekat kolon atau ureter.
2. Torsi ovarium atau ruptur ovarium sehingga terjadi
peritonitis karena endometrioma.
3. Infertilitas, ditemukan pada 30% – 40% kasus.
Endometriosis merupakan penyebab infertilitas
kedua terbanyak pada wanita.
Pencegahan Endometrosis
1. Tidak menunda kehamilan;
2. Tidak melakukan kerokan/kuret pada waktu haid;
3. Pemeriksaan ginekolog teratur


Вам также может понравиться