Вы находитесь на странице: 1из 31

BK: NASIONALISME DAN

PANCASILA

Oleh:
Hariyono
Guru Besar Sejarah Politik
Universitas Negeri Malang
Sosok Bung Karno
Wilayah Indonesia
Sosok Bung Karno
KUTIPAN 1

 “Indonesia will some day have to do


without Sukarno. But she can not do
without Sukarnoism. She needs Sukarnoism
plus practicable plans and the application
that is needed to build them into results”

 J.F. Cairns, Jurnalis dan Scholar Australia In his book


“Living with Asia” (1965)
KUTIPAN

 “Tidak ada dua bangsa yang cara berjoangnya sama. Tiap-


tiap bangsa mempunyai cara berjoang sendiri, mempunyai
karakteristik sendiri. Oleh karena pada hakekatnya, bangsa
sebagai individu mempunyai kepribadian sendiri. Kepribadian
yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kebudayaannya,
dalam perekonomiannya, dalam wataknya dan lain-lain
sebagainya”
 Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri
tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang lebih sesuai, sesuatu
yang lebih cocok. Sesuatu itu kami namakan PANCASILA.

 Ir. Soekarno
ALEGORI GUA PLATO
 Dalam bukunya “Politea” Plato menjelaskan “Alegori Gua”.
 Dikisahkan ada sekelompok orang yang dimasukkan dalam
sebuah gua sejak kecil. Mereka diikat untuk menghadap ke
belakang gua. Mereka hanya dapat melihat kebelakang yang
berupa bayang-bayang dengan adanya api di luar gua.
 Tatkala suatu hari salah seorang diantara mereka dipaksa
keluar sehingga dapat melihat api, matahari dan realitas
alam, mengalami silau, keterkejutan dan kesakitan. Namun
kemudian dia menyadari bahwa apa yang selama ini dilihat
dan diyakini berupa bayang-bayang itu tidak benar.
 Kemudian dia disuruh masuk ke gua kembali. Tatkala dia
masuk gua dia bercerita. Namun kisah tersebut disangkal oleh
teman-temannya. Bahkan kemudian dia dibunuh.
DESUKARNOISME
Membunuh ajaran BK melalui pengembangan wacana.
 BK bukan satu-satunya penggali Pancasila, 1 Juni tidak

lagi diperingati sebagai hari kelahiran Pancasila, wacana


yang mendeskriditkan BK semakin gencar (terlibat dalam
G30 S/PKI, suka perempuan, tidak dapat mengendalikan
inflasi)
 Naskah persiapan UUD 1945 karya Muhammad Yamin

dijadikan dasar Nugroho Notosusanto dan sekneg


membangun narasi sejarah Indonesia Modern yang sarat
dengan muatan deSoekarnoisasi.
Lanjutan
 Tiga buku terjemahan yang terbit hampir
bersamaan (2005), yaitu; Buku Lamberts Giebels
(Pembantaian yang Ditutup tutupi: Peristiwa Fatal di
Sekitar Kejatuhan BK),
 Buku Victor Fic (Kudeta 1 Oktober 1965; Sebuah
Studi tentang Konspirasi)
 Antonie CA Dake (Soekarno File: Berkas-Berkas
Soekarno Soekarno 1965-1967)
DAMPAKNYA JADI NEGARA LEMBEK?

 Karl Gunnar Myrdal: Indonesia negara lembek (soft state)


karena pemerintah dan warga tidak memiliki ketegaran
moral, khususnya moral sosial-politik yang kuat.
 Louis Kraar: Etos kerja yang lembek dan korupsi yang akut
bisa menyebabkan Indonesia menjadi halaman belakang
(back yard) Asia Timur.
 Tata kelola pemerintahan sering diwarnai oleh perilaku
yang koruptif dan kolutif  pemilik modal sangat
berkuasa.
 Warga yang disorientasi mudah lari dari realitas dan
menjadi konsumen narkoba.
Perang Epistemologi
TRINITAS KEKUASAAN

IDE/WACANA

DOMINASI/HEGEMONI REGULASI
REALITAS BANGSA INDONESIA
 Indonesia pada satu sisi masih menjadi daerah jajahan.
Pada sisi lain tersekat dalam pelbagai aspek antropologis
(ras dan etnis) dan sosiologis (agama, ideologi, budaya,
bahasa)
 Diperlukan common denominator (titik temu & persetujuan)
konstruksi Indonesia sebagai suatu bangsa yang inklusif
dengan dasar negara Pancasila.
 Landasan akademis: Ernest Renant  pengalaman
sejarah/riwayat bersama; dan kemauan & keinginan
hidup menjadi satu bangsa.
 Otto Bauer  Memiliki satu perangai/kepribadian &
Kemauan serta keinsyafan sebagai suatu bangsa
Pancasala Ideologi Progresif Humanis
 Mengembalikan posisi Pancasila sebagai dasar negara
yang menjadi landasan regulasi kehidupan berbangsa
dan bernegara
 Menempatkan Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa
 Pancasila sebagai kritik kebijakan negara
 Memposisikan Pancasila sebagai ilmu
 Menghidupkan kembali Panacasila sebagai gerakan dan
landasan kehidupan bermasyarakat (revolusi mental)
 Pancasila sebagai landasan kekuasaan yang berorientasi
pada “power with” bukan “power over”.
PROGRESIVITAS PANCASILA
 Liberasi  membebaskan manusia dan bangsa Indonesia
dari kemiskinan, kebodohan & inferioritas  imperialisme,
kolonialisme, feodalisme dihapus
 Humanisasi  mengembalikan harkat & martabat
manusia & bangsa Indonesia sebagai pribadi & bangsa
yang berdaulat. Berdiri sejajar dengan rakyat dan
negara maju lainnya.
 Transendensi  keluar dari imanensi pikiran, kebudayaan
dan sistem yang tidak adil & hegemonik serta landasan
religiusitas yang membebaskan.
PENIPU SUDAH MENGAKU
Mereka yang ditipu tidak mengaku?
KEDAULATAN DAN REFORMASI
 Mengapa harus mencontoh sistem politik ala
Amerika?
 Bagaimana peran Nationa Democratic Institute?
 Politik Pintu Terbuka Ketiga?
 Konsolidasi Kekuasaan masih rapuh.
 Menguatnya radikalisme pasar dan agama.
 Power Over lebih dominan dibanding Power With.
 Keadaban publik makin minim
PERLU MENENGOK SEJARAH
 Jangan mudah dipisahkan dari sejarah, kebudayaan dan
bahasa bangsa Indonesia.
 Musuh nasionalisme menurut pendiri bangsa:
 1. Imperialisme  eksploitasi
 2. Kolonalisme  dominasi
 3. Feudalisme  Askripsi  ketidakadilan
 Diperlukan suatu kebebasan yang sarat dengan nilai
solidaritas dan egalitarian, yaitu suatu nasionalisme yang
inklusif.
DIPERLUKAN DUNIA BARU
1. Persatuan bangsa  pandangan dunia
(Lebensanschauung) baru.
2. Persatuan Bahasa  lahirnya dunia makna
(Lebenswelt) baru,
3. Persatuan tanah air  ruang hidup (Lebensraum)
baru
Dilakukanlah pemerdekaan diri dan bangsa 
individu/bangsa belajar menjadi merdeka  keluar
dari mental Inlander.
REJUVINASI DAN REGENERASI
 Realitas sosial-politik-budaya (global, nasional hingga
lokal) terus berubah  Maling Kundang atau Dewa Ruci?
 Makna nasionalisme bersifat dinamis
 Setiap lapis generasi memiliki pengalaman dan makna
sejarah yang berbeda (Generasi perintis kemerdekaan,
45, 65 hingga Z)
 Kreativitas yang memungkinkan berkembangnya prestasi
memiliki makna “lebih” dibanding kisah heroik masa lalu.
DIPERLUKAN PEMIKIRAN BESAR
 Kehidupan sosial politik bukanlah sesuatu yang ada
dengan sendirinya  diperlukan konstruksi & perjuangan.
 Sudah bukan saatnya kita menyalahkan penjajahan.
 Perlu damai dengan sejarah dan bangsa (Kita tidak perlu
saling salahkan sesama elemen bangsa).
 Kita perlu membangun ide besar untuk kepentingan
bangsa dan negara (revolusi berpikir)
 Pancasila diperlukan sebagai basis sekaligus orientasi
berpikir dan bertindak dengan membiasakan dan
menggelorakan kedaulatan berpikir, kedaulatan gaya
hidup menuju kedaulatan politik, ekonomi dan budaya.
PERLUNYA PIKIRAN PROGRESIF
1. Mengembalikan martabat dan harga diri pribadi dan
bangsa, khususnya semangat penyelenggara negara/
pemimpin pemerintahan.
2. Kekurangan dan kesalahan dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara tidak terlalu dibebankan pada bangsa
lain (kita adalah pribadi dan bangsa yang berdaulat)
3. Diperlukan terobosan, kreativitas dan kolaborasi antar
komponen bangsa untuk mengurangi ketergantungan
modal, teknologi, kognitif, gaya hidup dan keamanan.
4. Memanfaatkan silang budaya sebagai candradimuka
yang memungkinkan munculnya local genius.
BUKU BK YANG INSPIRATIF DAN
REVOLUSIONER
BUKU BK YANG INSPIRATIF DAN
REVOLUSIONER
BUKU PROPAGANDA DESUKARNOISASI
BUKU PROPAGANDA DESUKARNOISASI
BUKU PROPAGANDA DESUKARNOISASI
MENAPAK JALAN TINGGI & RADIKAL
 Perubahan jiwa dan semangat revolusioner merupakan
perubahan yang tidak kasat mata (intangible), yaitu
perubahan yang bersifat interior, perubahan cara
berpikir tentang diri sendiri & semesta.
 Jalan rendah, sirkuit otak yang beroperasi dibawah
pengetahuan secara otomatis, spontan dan cepat perlu
diubah menuju jalan tiggi yang bekerja lebih metodis
yang mengirim masukan ke ekskusi otak untuk melakuka
intensionalitas.
 Menjelaskan, mengembangkan dan mengamalkan ajaran
BK sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться