Вы находитесь на странице: 1из 16

TEORI LAJU REAKSI

Oleh :
1. DESTY AKIRTHASARY (160302340006)
2. MARDHANTI RIZKY AMALIYA
(16030234038)

PRODI S1 KIMIA
Pengertian Teori

• Kerlinger (1973) berpendapat bahwa suatu teori adalah seperangkat


pengertian (konsepsi) definisi dan proposisi yang saling berkaitan yang
menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari berbagai fenomena
dengan mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel,
dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena
tersebut.
• Hubungan yang spesifik antar variabel adl hukum. Jadi teori adalah
penjelasan atas hukum.
Hawking (1988) yang dikutip oleh Collette dan
Chiappetta (1994) menyatakan bahwa “kita tidak dapat
membuktikan kebenaran suatu teori meskipun banyak hasil
eksperimen mendukung teori tersebut, karena kita tidak pernah
yakin bahwa pada waktu yang akan datang hasilnya tidak akan
kontradiksi dengan teori tersebut, sedangkan kita dapat
membuktikan ketidakbenaran suatu teori cukup dengan hanya
satu bukti yang menyimpang.
• Teori merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, data-data,
konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan.
• Teori dapat berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori
tersebut.
• Contoh:
– Teori Atom John Dalton
– Teori Atom J. J. Thomson
– Teori Atom Rutherford
– Teori Atom Bohr
– Teori Atom Modern (Mekanika Kuantum)
Teori untuk laju reaksi
laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau hasil
reaksi per satuan waktu. Ada reaksi yang cepat, reaksi dengan besaran laju
reaksi yang besar dan ada reaksi yang lambat, reaksi dengan besaran laju
reaksi yang kecil. Besar atau kecil besaran laju reaksi berhubungan dengan
sifat–sifat dasar daripada molekul– molekul pereaksi. Sifat–sifat dasar itu di
antaranya adalah massa dan diameter (ukuran) molekul. Ada dua pendekatan
teoritik dalam menjelaskan laju reaksi, yaitu teori tumbukan (collision theory)
dan teori laju reaksi absolut atau teori keadaan transisi.
Teori untuk laju reaksi

LAJU REAKSI

Teori Tumbukan Teori Keadaan


Transisi
Teori Tumbukan

Didasarkan

Teori Kinetika Gas

laju reaksi per satuan


waktu antara dua jenis
molekul, A dan B, sama
dngan jumlah tumbukan
yang terjadi per satuan
waktu antara kedua jenis
molekul tersebut
Teori Tumbukan
Teori Tumbukan
Dapat disimpulkan hal–hal berikut :
a. Laju reaksi bergantung pada konsentrasi reaksi, karena jumlah
tumbukan per detik bertambah jika konsentrasi bertambah.
b. Laju reaksi bergantung pada sifat pereaksi karena energi
pengaktifan yang berbeda.
c. Laju reaksi bergantung pada suhu (T) karena jumlah molekul
berenergi cukupuntukbereaksi merupakan fungsi suhu.
Teori Tumbukan
Memiliki beberapa kelemahan yaitu :
• Tidak semua tumbukan menghasilkan reaksi karena hanya
tumbukan efektif yang terjadi pada reaktan yang dapat
menghasilkan reaksi.
• Reaksi hanya akan terjadi apabila energi tumbukannya lebih
besar atau sama dengan energi pengaktifan.
• Molekul yang rumit struktur ruangnya menghasilkan
tumbukan yang tidak sama jumlahnya dibandingkan dengan
molekul yang sederhana struktur ruangnya.
Teori Keadaan Transisi
dikenal sebagai
teori keadaan
perelihan atau
teori laju
absolute.

Teori ini dikembangkan


oleh H. Eyring pada tahun
1935.
Teori Keadaan Transisi
Teori Keadaan Transisi
• Mekanisme reaksinya adalah :

A + B → T* → C + D

Dimana :
A dan B = molekul-molekul reaktan
T* = molekul-molekul dalam keadaan transisi
C dan D = molekul-molekul hasil reaksi
Teori Keadaan Transisi
SECARA DIAGRAM KEADAAN TRANSISI INI DAPAT DINYATAKAN SESUAI KURVA
BERIKUT :
Teori Keadaan Transisi
Dari diagram terlibat bahwa :
a. energi pengaktifan (Ea) merupakan energi yang diperlukan dari
keadaan awal sampai dengan keadaan transisi.
b. molekul-molekul pereaksi harus memiliki energi paling sedikit
sebesar energi pengaktifan (Ea) agar dapat mencapai keadaan
transisi (T*) dan kemudian menjadi hasil reaksi (C + D).
5th February 2008 NCCR 16

Вам также может понравиться